Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum
sum tulang yang ditandai oleh proliferasi sel sel darah putih dengan manifestasi
adanya sel sel abnormal dalam darah tepi. Pada leukemia ada gangguan dalam
pengaturan sel leokosit. Leukosit dalam darah berfloreferasi secara tidak teratur dan
tidak terkendali dan fungsinya pun menjadi normal. Oleh karena proses tersebut
fungsi fungsi lain dari sel darah merah normal terganggu hingga menimbulkan
gejala leukemia yang dikenal dalam klinik. (Bambang Permono, 2005)
Klasifikasi Leukemia
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit
atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik.Sedangkan leukemia yang
mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia
mielositik.
1.
2.
Leukemia MielogenosaKronis
CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun
lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih
ringan.CML jarang menyerang individu di bawah 20 tahun.Manifestasi mirip dengan
gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala
selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa,
limpa membesar.
3.
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anakanak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun,
setelah usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam
sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel
normal.
4.
Faktor genetik, dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar
monozigot.
Faktor lingkungan, berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai menifestasi
neoplastik.
Agen virus, HTLV-1 dari leukemia sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya
leukemia.
Obat obatan imunosupresif, obat anti kanker, obat obatan kardiogenik seperti
diethylstilbestrol
Neoplasma
Ada persamaan jelas antara leukemia dan penyakit neoplastik lain, misalnya
proliferasi sel yang tidak terkendali, abnormalitas morfologi sel, dan infiltrasi
organ. Selain dari itu kelainan sum sum kronis dapat berubah bentuk akhirnya
menjadi leukemia akut, misalnya polisefemia vera, mielosklerosis atau anemia
plastik.
Kelainan kromosom, misalnya pada sindrom down.
klinik
yang
sering
dijumpai
pada
penyakit
leukemia menurut Suriadi & Rita Yuliani (2001) adalah sebagai berikut :
Pilek tidak sembuh sembuh
Demam dan anorexia
Pucat, lesu, mudah terstimulasi
Berat badan menurun
Ptechiae, memar tanpa sebab
Nyeri pada tulang dan persendian
Nyeri abdomen
Lumphedenopathy
Hepatosplenomegaly
Abnormal WBC
D. Patofisiologi
Proses patofisiologi leukemia dimulai dari transformasi ganas sel induk
hematologis dan turunannya. Proliferasi ganas sel induk ini menghasilkan sel
leukemia dan mengakibatkan penekanan hematopoesis normal, sehingga terjadi
bone marrow failure, infiltrasi sel leukemia ke dalam organ, sehingga
menimbulkan organomegali, katabolisme sel meningkat, sehingga terjadi keadaan
hiperkataboli
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan
tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan
genetik sel yang kompleks). Penyusunan kembali kromosom (translokasi
kromosom) mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel
membelah tak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai
sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel
darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya,
termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak
E. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
Program terapi
a. Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi
anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari
10.000/mm, maka diperlukan transfusi trombosit.
b. Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
F. Komplikasi
Penyakit leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya
yaitu:
1. Kelelahan (fatigue). Jika leukosit yang abnormal menekan sel-sel darah
merah, maka anemia dapat terjadi. Kelelahan merupakan akibat dari kedaan
anemia tersebut. Proses terapi Leukemia juga dapat meyebabkan penurunan
jumlah sel darah merah.
2. Pendarahan
(bleeding).
Penurunan
jumlah
trombosit
dalam
darah
3. Rasa sakit (pain). Rasa sakit pada leukemia dapat timbul dari tulang atau
sendi. Keadaan ini disebabkan oleh ekspansi sum-sum tulang dengan leukosit
abnormal yang berkembang pesat.
4. Pembesaran Limpa (splenomegali). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi
saat keadaan leukemia sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan
limpa bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.
5. Stroke atau clotting yang berlebihan (excess clotting). Beberapa pasien
dengan kasus leukemia memproduksi trombosit secara berlebihan. Jika tidak
dikendalikan, kadar trombosit yang berlebihan dalam darah (trombositosis)
dapat menyebabkan clot yang abnormal dan mengakibatkan stroke.
6. Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan leukemia adalah abnormal,
tidak menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien
menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan leukemia juga
dapat menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun
tidak efektif.
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
hygiene
Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada
tidak ikterik.
c. Pemeriksaan hidung : Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa
hidung, palpasi adanya polip. Penderita leukemia memiliki pemeriksaan
hidung yang normal.
d. Pemeriksaan mulut : Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh
jamur atau bakteri ), perdarahan gusi. Biasa papa penderita leukemia,
ditemukan bibir pucat, sudut sudut bibir pecah pecah.
e. Pemeriksaan telinga : Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi
nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran dan keseimbangan. Pada
penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan bersifat
normal.
f. Pemeriksaan leher : Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening
kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-2. Penderita leukemia tidak mengalami
pembesaran kelenjer tiroid.
g. Pemeriksaan thorak
Jantung
- Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada
penderita leukemia, iktus terlihat
- Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
- Perkusi : tentukan batas jantung.
- Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru paru
- Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi,
biasanya normal.
- Palpasi
: vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
- Perkusi :
- Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler.
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi,
-
dsb.
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman.
2008.Nursing Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby
Elsevier.
Elizabeth J. Corwin. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Geissler Doenges moorhouse, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta:
EGC.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008.
Nursing Outcomes Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby
Elsevier.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit.
Jakarta: EGC
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United
Kingdom : Markono Print Media.
LAMPIRAN
Obat Tradisional Leukimia
Posted by Penyakit Leukemia
Sumber : http://penyakitleukemia.com/obat-tradisional-leukimia/ akses tanggal 20
Januari 2013.
Leukimia bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti virus,mutasi gen, radiasi,
dan kemoterapi. Paparan radiasi atau penyinaran dosis tinggi dan pemakaian
beberapa jenis obat kemoterapi antikanker kemungkinan bisa meningkatkan
terjadinya leukimia. Karena ini sebelum mengambil tindakan, tenaga medis biasanya
akan melakukan konsultasi yang cemat agar pasien yang dikemoterapi melakukan
konsultasi yang cermat agar pasien yang dikemoterapi menyadari resikonya.
morindin
dan
morindan
sebagai
antibakteri
dan
zat
pewarna.
Didalam daun terkandung antrakuinon, glikosida sebagai antikanker dan karotin yang
merupakan sumber vitamin A.