Você está na página 1de 4

Definisi Leniency Program dalam sebuah jurnal KPPU = merupakan program yang

dapat digunakan otoritas persaingan usaha untuk mendeteksi aktivitas kartel,


prinsip dasar dari program ini adalah memberikan pengampunan kepada pelaku
kartel yang pertama kali melaporkan aktivitas kartelnya.

Definisi Kartel pada pasal 11 UU Nomor 5 Tahun 1999 dimana pelaku usaha
membuat perjanjian, dengan pelaku usaha pesaingnya , yang bermaksud untuk
mempengaruhi harga dengan mengatur produksi suatu barang atua jasa.
Kemudian Herbert Hovenkamp dalam bukunya antitrust menyatakan bahwa kartel
sekelompok yang seharusnya bersaing,tetapi justru berbalik dan bersama sama
menyutujui untuk menepatkan harga guna meraih keuntungan monopolistis.
Pro
Leniency program harus lah diterapkan
di Indonesia mengingat sulitnya
pembuktian kartel. Lebih lanjut Prof
Erman Rajagukguk menyatakan bahwa
indirect evidence tidak bisa digunakan
sebagai cara pembuktian kartel di
Indonesia. Leniency Program disini hadir
sebagai solusi permasalahan tersebut.
Dengan adanya insetif penghapusan
denda dan sanksi maka akan mendorong
para pelaku usaha untuk keluar dan
mengakui adanya praktik kartel,
kemudian keberadaan program ini juga
merupakan sarana pencegah terciptanya
kartel; para pelaku usaha disini akan
hati-hati dan waspada dalam
pembentukan sebuah kartel karena
kemungkinan yang sangat besar salah
satu partner usaha untuk membuka
praktek kartel yang sudah dijalankan.
Leniency program telah terbukti berhasil
diterapkan di Negara Amerika Serikat,
dimana sebelumnya upaya seperti
diungkapkan oleh U.S Departement of
Justice bahwa upaya pengungkapan
kartel yang sebatas laporan konsumen
yang tidak puas atau pada keterangan
saksi tidak efektif untuk memberantas
praktek kartel.b
Contoh Sukses = Pengalaman pengalam
Negara di amerika menunjukan bahwa
leniency program bukan hanya berhasil
memberantas praktek kartel, tapi juga

Catetan

mencegah praktek baru untuk


berkembang. Hal tersebut dikarenakan
semakin banyak pelaku kartel yang
melaporkan aktivitas kartelnya,sehingga
resiko yang dihadapi pelaku kartel lainya
juga semakin besar. Semenjak
diimplementasikanya terdapat
peningkatan laporan sebanyak 20%
pada setiap tahunya dan menghasilkan
total denda 1 milyar.

Kontra
Leneincy program menutur kelompok
kami dirasa kurang efektif untuk
mengatasi kartel , mengingat leniency
program itu sendiri memerlukan
pengakuan oleh orang dalam kartel.
Dimana berdasarkan praktek yang ada
akan sangat sulit apabila kita harus
menunggu adanya pengakuan dari salah
satu pihak tentang adanya kartel.
Kemudian kita harus melihat juga bahwa
hukum positif di Indonesia sendiri belum
siap untuk menerima adanya konsep
leniency program ini, mengingat
leniency program membutuhkan insentif
insentif yang akan merangsang adanya
pengakuan salaah satu pihak dalam
praktek tersebut untuk keluar dan
mengakui adanya praktek itu. Pasal 48
ayat 1uu nomer 5 tahun 1999
mengatakan bahwa hukuman maksmila
adalah setinggi tingginya 100 miliar
rupiah. Padahal menerut survei yang
dilakukan oleh Yayasan lembaga
konsumen Indonesai diperkirakan
konsumen dapat merugi sampai dengan
2,8 triliun rupiah tiap tahunya, dengan
demikian yang menjadi pertanyaan
apakah dengan keuntungan sebesar itu
pengusaha pengusaha yang sudah
tergabung dengan kartel akan
membuang keuntungan yang sebesar itu
demi penghapusan resiko denda yang
jumlah maksimal hanya 1 miliar ???
apakah insentif penghapusan denda
yang hanya sedemikian besar dapat
membuat pengusaha kartel mengakui

Catetan

tindakanya ??
Tim Kontra disini menawarkan sebauh
solusi dimana kedudukan KPPU sebagai
state auxiliary dapat menangkal karte
yaitu proses penyuluhan dan sosialisasi
terhadap masyarakat oleh KPPU agar
menyadari pentingnya persaingan usaha
yang sehat. KPPU disini harus menjadi
garda depan untuk menciptakan
kesadaran adanya praktek kartel,
sehingga konsumen akan lebih sadar
mengenai praktek kartel yang ada.
Dengna adanya kesadaran tesebut maka
akan ditemukan solusi yang lebih efekif
dan cepat untuk mengatasi
permasalahan dari kartel. Mengingat
dengna melakukan hal tersebut maka
dengan lahirnya kesadaran konsumen
untuk berhati berhati dengan praktek
kartel yang merugikan mereka, kartel
akan merasa tertekan dan akhirnya
memutuskan untuk bersaing sehat. Kita
tidak dapat memetik kesuskesan sebuah
Negara maju sebagai amerika serikat
sebagai panutan , untuk serta merta
menimplmentasikn program dari
leniency program, kita harus mengingat
bahwa kesuksesan program seperti di
Negara amerika dalam mengaplikasikan
leniency program act juga
diikuti dengan pengturan jumlah denda
yang sangat besar untuk mematikan
usaha yang melakukan kartel dan juga
diikuti dengan penghapusan denda yang
besar juga.

Contoh Sukses = Pengalaman pengalam Negara di amerika menunjukan bahwa


leniency program bukan hanya berhasil memberantas praktek kartel, tapi juga
mencegah praktek baru untuk berkembang. Hal tersebut dikarenakan semakin
banyak pelaku kartel yang melaporkan aktivitas kartelnya,sehingga resiko yang
dihadapi pelaku kartel lainya juga semakin besar. Semenjak diimplementasikanya
terdapat peningkatan laporan sebanyak 20% pada setiap tahunya dan
menghasilkan total denda 1 milyar.

Você também pode gostar