Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahanrahmat dan karuniaNya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikanmakalah tentang Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Katarak
ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang dibe
rikan oleh dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Kegawat daruratan.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan datadata sekunder yang penulis per
oleh dari buku panduan dan hasil dari browsing internet yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan pasien dengan katarak dan halhal yang berkaitan dengan hal
tersebut.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita,dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai asuhan keperawatan p
asien dengan katarak dan mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari,
khususnya bagi para praktisi medis yang bersangkutan dengan hal-hal ini.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi katarak
2.2
Etiologi
2.3
Klasifikasi
2.4
Patofisiologi
2.5
Manifestasi Klinis
2.6
Pemeriksaan Diagnostik
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KATARAK
3.1
Pengkajian Keperawatan
3.2
Diagnosa Keperawatan
3.3
Perencanaan Keperawatan
BAB 4 PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Katarak merupakan penyebab kebutaan nomor satu di dunia.
Indonesia memiliki angka penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara.
Dari sekitar 234 juta penduduk, 1,5 persen atau lebih dari tiga juta orang
menderita katarak. Sebagian besar penderita katarak adalah lansia berusia
60 tahun ke atas. Lansia yang mengalami kebutaan karena katarak tidak
bisa mandiri dan bergantung pada orang yang lebih muda untuk mengurus
dirinya.
Berdasarkan survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran
tahun 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan di Indonesia sebesar
1,5%, dengan penyebab utama adalah katarak (0,78%); glaukoma (0,20%);
kelainan refraksi (0,14%); dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan
dengan lanjut usia (0,38%).
Dibandingkan dengan negara-negara di regional Asia Tenggara,
angka kebutaan di Indonesia adalah yang tertinggi (Bangladesh 1%, India
0,7%, Thailand 0,3%). Sedangkan insiden katarak 0,1% (210.000
orang/tahun), sedangkan operasi mata yang dapat dilakukan lebih kurang
80.000 orang/ tahun. Akibatnya timbul backlog (penumpukan penderita)
katarak yang cukup tinggi. Penumpukan ini antara lain disebabkan oleh
daya jangkau pelayanan operasi yang masih rendah, kurangnya
pengetahuan masyarakat, tingginya biaya operasi, serta ketersediaan
tenaga dan fasilitas pelayan kesehatan mata yang masih terbatas.
Maka dari itu kami terdorong untuk menyusun makalah
ini, sehingga dapat menambah pengetahuan kita tentang insiden katarak itu
sendiri.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan katarak.
1.3.2
Tujuan Khusus
a
katarak.
Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Etiologi
1. Beberapa pandangan teoritis oleh beberapa ahli tentang penjabaran
penyebab terjadinya penyakit (etiologi) katarak :
a. Penyebab dari katarak adalah usia lanjut (senile) tapi dapat terjadi
secara kongenital akibat infeksi virus dimasa pertumbuhan janin,
genetik, dan gangguan perkembangan, kelainan sistemik, atau
metabolik, seperti diabetes melitus, galaktosemi, atau distrofi
mekanik, traumatik: terapi kortikosteroid, sistemik, rokok, dan
konsumsi alkohol meningkatkan resiko katarak (Mansjoer,2000).
b. Penyebab utama katarak adalah penuaan. Anak dapat menerima
katarak
yang
biasanya
merupakan
penyakit
yang
sedang
penyakit
sistemis,
seperti
dibetes
melitus
atau
Klasifikasi
Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :
1. katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun
2. katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di
bawah 40 tahun
3. katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia 30 - 40 tahun
4. katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40
tahun.
2.4
Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,
transparan, berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi
yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona
sentral terdapat nucleus, diperifer ada korteks, dan yang mengelilingi
keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia,
nekleus
mengalami
perubahan
warna
menjadi
cokelat
kondisi
penurunan
ambulan
oksigen,
penurunan
air,
air
dan
mengalami
peningkatan
dalam
usuran
dan
Manifestasi Klinis
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
2.6
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik,
papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
1. Identitas Klien, meliputi :
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Status Perkawinan, Suku
Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan, Tgl. Masuk RS, No. Register Serta
Penanggung Jawab.
2. Keluhan utama
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan Sekarang
b. Riwayat Penyakit Dahulu
c. Riwayat Penyakit Keluarga
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pola nutrisi dan metabolisme
Pola eliminasi
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi (penglihatan) b/d gangguan penerimaan
sensori/status organ indra penglihatan
2. Resiko Cedera b/d Disfungsi Sensori Penglihatan
3. Harga Diri Rendah Situasional b/d Hambatan Fungsi Penglihatan.
3.3
No.
Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan
Intervensi NIC
persepsi (penglihatan)
gangguan
Tujuan dan
Membantu
b/ddilakukantindakan selama
memberikan
Klien
mengambil
pribadi
pelajaran
penerimaan metode
mampu
alternative
tindakan
menjalani
untuk
dan
hidupdengan
untuk
mengompensasi
menjalani
gangguan penglihatan.
Klien
mengetahui
metode alternative untuk
dengan
hidup
penurunan
fungsi penglihatan.
Meningkatkan
kenyamanan,
penuunan
keamanan
fungsi
penglihatan.
dan
orientasi
realitas
pasien
yang
mengalami
keyakinan yang kuat
dan salah yang tidak
sesuai
gengan
kenyataan.
Memanipulasi
lingkungan
sekitar
data
pasien
untuk
mencegah
atau
meminimalkan
komplikasi
neurologis.
Memberikan
dilakukantindakan selama
informasi
3X24
tentang
jam
diharapkan Klien
tampak tenang.
Mencari informasi untuk
menurunkan ketakutan.
Menghindari
sumber
ketakutan bila mungkin.
factual
diagnosis,
pengobatan
dan
prognosa.
Gunakan pendekatan
yang
tenang
dan
meyakinkan.
Anjurkan
pasien
tentang penggunaan
tehnik relaksasi.
Menilai tanda
tanda
verbal
dan
kecemasan
3 Resiko Cedera b/dDisfung
si Sensori penglihatan
Klien
terbebas
nonverbal
dariManajemen Lingkungan :
Cedera.
Klien mampu mengatasi
factor
resiko
dari
lingkungan / perilaku
personal.
Mampu memodifikasi
gaya
hidup
Sediakan lingkungan
yang
aman
untuk
pasien.
Identifikasi
kebutuhan keamanan
pasien,
sesuai
untuk
mencegah Injury.
Menggunakan fasilitas
status
pasien.
Menghindarkan
lingkungan
berbahaya
yang
/
memindahkan
perabotan
yg
berbahaya
Menyediakan tempat
tidut yang nyaman
dan bersih.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang
mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan
di dalam mata, seperti melihat air terjun menjadi kabur atau redup, mata
silau yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya klien
melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan
penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunann
seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak
dengan oftalmoskop.
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada
retina. Hasilnya adalah pendangan di malam hari. Pupil yang normalnya
hitam akan tampak abu-abu atau putih.
4.2
Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dapat mengerti dan memahami serta menambah wawasan
tentang Asuhan keperawatan pada klien dengan Katarak.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosis medis & NANDA
(North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Edisi revisi
jilid 2 tahun 2013.
Buku saku Diagnosis keperawatan edisi 9 Diagnosis Nanda Intervensi NIC dan
Kriteria hasil NOC Judith M.Wilkinson dan Nanchy R.Ahern
Buku Nanda international diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 20122014
Buku Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 1 editor Arif Mansjoer, Kuspuji
Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardani dan Wiwiek Setiowulan.