Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MAKALAH
PANDANGAN AGAMA
TENTANG ABORSI
OLEH :
Nama :
NIM :
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena beliau kami dapat menyelesaikan tugas tentang
Pandangan Agama Tentang Aborsi kini dapat kami selesaikan.
Kami
menyadari
bahwa
penyajian
dan
ini
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf dan mengharapkan
kritik dan saran berbagai pihak, demi penyempurnaan tugas ini.
Dengan selesainya karya ilmiah ini, kami harap berguna bermakna dan
bermanfaat bagi pihak yang membaca makalah ini.
penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aborsi............................................................... 3
2.2 Alasan Wanita Melakukan Aborsi...................................... 5
2.3 Metode-Metode Aborsi...................................................... 6
2.4 Resiko Aborsi..................................................................... 12
2.5 Pandangan Agama Terhadap Aborsi................................... 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................... 23
3.2 Saran................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari
tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia
sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang
tidak sedikit mengingat besarnya tingkat kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada
yg mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama
agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup
sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan
dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab
utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan
eklampsia.
Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja
muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian
ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan
kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi
karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di
masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama
sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak
aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar
tentang terjadinya aborsi di masyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan
jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat
datang bulan.
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap
kesehatan ibu, WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh
tidak aman, 70.000 wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8
kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO
memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000
sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di
wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700.
Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia
masih cukup besar.
1.2
1.3
Rumusan Masalah :
1.
2.
3.
Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, saya akan menjelaskan masalah-masalah aborsi
dalam segi/aspek masyarakat dan dari segi Agama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Aborsi
Action,
Maret
1991,
dalam
istilah
kesehatan
aborsi
didefinisikan
Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam
hal ini dibedakan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
2.
Abortus provokatus
Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan,
yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan
apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi
kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat
dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
Pengelompokan abortus provokatus secara lebih spesifik:
a.
Abortus
Provokatus
Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus,
abortus
yang
3.
Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut tiga kali
atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu, dan umumnya disebabkan karena
kelainan anatomic uterus, atau kelainan factor imunologi.
4.
Missed Abortion
Kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa ada pengeluaran selama
lebih dari4 minggu atau lebih (beberapa buku 8 minggu).
5.
Abortus Septik
Tindakan pengakhiran kehamilan dikarenakan sepsis akibat tindakan abortus
yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh dukun, atau awam). Bahaya terbesar
adalah kematuan ibu.
yang
paling
sering
menemukan
bahwa
mereka
tidak
dapat
2.
oleh
hubungan
seksual
dengan
4.
Alasan ekonomi. Beberapa wanita hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrem yang
mereka hampir tidak mampu memberi makan dan pakaian sendiri, apalagi
seorang anak. Menghadapi keterbatasan keuangan tersebut dapat menjadi
alasan untuk aborsi. Ini akan mengecilkan hati membiarkan anak dilahirkan dan
hidup dalam kondisi seperti itu, dan orang tua dapat menghindari perasaan tidak
berdaya jika mereka tidak mampu untuk memberikan dukungan untuk anak
mereka.
5.
Alasan sosial. Remaja dan kehamilan yang tidak diinginkan termasuk dalam
kategori ini alasan untuk aborsi. Seorang wanita muda yang baru mungkin
terlalu muda untuk menghadapi tuntutan membesarkan anak, atau mungkin
kehamilan itu akibat dari one night stand dan wanita merasa dia tidak siap untuk
menjadi orangtua.
2.3
Metode-Metode Aborsi
Urea
Karena bahaya penggunaan saline, maka suntikan lain yang biasa dipakai
adalah hipersomolar urea, walau metode ini kurang efektif dan biasanya harus
dibarengi dengan asupan hormon oxytocin atau prostaglandin agar dapat
mencapai hasil maksimal. Gagal aborsi atau tidak tuntasnya aborsi sering terjadi
dalam menggunakan metode ini, sehingga operasi pengangkatan janin
dilakukan. Seperti teknik suntikan aborsi lainnya, efek samping yang sering
ditemui adalah pusing-pusing atau muntah-muntah. Masalah umum dalam aborsi
pada trimester kedua adalah perlukaan rahim, yang berkisar dari perlukaan kecil
hingga perobekan rahim. Antara 1-2% dari pasien pengguna metode ini terkena
endometriosis/peradangan dinding rahim.
Prostaglandin
Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh
dalam proses melahirkan. Injeksi dari konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air
ketuban memaksa proses kelahiran berlangsung, mengakibatkan janin keluar
sebelum waktunya dan tidak mempunyai kemungkinan untuk hidup sama sekali.
Sering juga garam atau racun lainnya diinjeksi terlebih dahulu ke cairan ketuban
untuk memastikan bahwa janin akan lahir dalam keadaan mati, karena tak jarang
terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara paksa ini dan keluar dalam
keadaan hidup. Efek samping penggunaan prostaglandin tiruan ini adalah bagian
dari ari-ari yang tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna, trauma rahim
Mesin penyedot bertenaga kuat dengan ujung tajam dimasukkan ke dalam rahim
lewat mulut rahim yang sengaja dimekarkan. Penyedotan ini mengakibatkan
tubuh bayi berantakan dan menarik ari-ari (plasenta) dari dinding rahim. Hasil
penyedotan berupa darah, cairan ketuban, bagian-bagian plasenta dan tubuh
janin terkumpul dalam botol yang dihubungkan dengan alat penyedot ini.
Ketelitian dan kehati-hatian dalam menjalani metode ini sangat perlu dijaga guna
menghindari robeknya rahim akibat salah sedot yang dapat mengakibatkan
pendarahan hebat yang terkadang berakhir pada operasi pengangkatan rahim.
Peradangan dapat terjadi dengan mudahnya jika masih ada sisa-sisa plasenta
atau bagian dari janin yang tertinggal di dalam rahim. Hal inilah yang paling
sering terjadi yang dikenal dengan komplikasi paska-aborsi.
Metode D&C Dilatasi dan Kerokan
Dalam teknik ini, mulut rahim dibuka atau dimekarkan dengan paksa untuk
memasukkan pisau baja yang tajam. Bagian tubuh janin dipotong berkepingkeping dan diangkat, sedangkan plasenta dikerok dari dinding rahim. Darah yang
hilang selama dilakukannya metode ini lebih banyak dibandingkan dengan
metode penyedotan. Begitu juga dengan perobekan rahim dan radang paling
sering terjadi. Metode ini tidak sama dengan metode D&C yang dilakukan pada
wanita-wanita dengan keluhan penyakit rahim (seperti pendarahan rahim, tidak
terjadinya menstruasi, dsb). Komplikasi yang sering terjadi antara lain robeknya
dinding rahim yang dapat menjurus hingga ke kandung kencing.
Pil RU 486
Masyarakat menamakannya Pil Aborsi Perancis. Teknik ini menggunakan 2
hormon sintetik yaitu mifepristone dan misoprostol untuk secara kimiawi
menginduksi kehamilan usia 5-9 minggu. Di Amerika Serikat, prosedur ini dijalani
suntikan
hormon
prostaglandin,
biasanya
misoprostol,
yang
mengakibatkan terjadinya kontraksi rahim dan membuat janin terlepas dari rahim.
Kebanyakan wanita mengeluarkan isi rahimnya itu dalam 4 jam saat menunggu
di klinik, tetapi 30% dari mereka mengalami hal ini di rumah, di tempat kerja, di
kendaraan umum, atau di tempat-tempat lainnya, ada juga yang perlu menunggu
hingga 5 hari kemudian. Kunjungan ketiga dilakukan kira-kira 2 minggu setelah
pengguguran kandungan, untuk mengetahui apakah aborsi telah berlangsung.
Jika belum, maka operasi perlu dilakukan (5-10 persen dari seluruh kasus). Ada
beberapa kasus serius dari penggunaan RU 486, seperti aborsi yang tidak terjadi
hingga 44 hari kemudian, pendarahan hebat, pusing-pusing, muntah-muntah,
rasa sakit hingga kematian. Sedikitnya seorang wanita Perancis meninggal
sedangkan beberapa lainnya mengalami serangan jantung.
Prosedur dengan MTX sama dengan RU 486, hanya saja obat ini disuntikkan ke
dalam badan. MTX pada mulanya digunakan untuk menekan pertumbuhan pesat
sel-sel, seperti pada kasus kanker, dengan menetralisir asam folat yang berguna
untuk pemecahan sel. MTX ternyata juga menekan pertumbuhan pesat
trophoblastoid selaput yang menyelubungi embrio yang juga merupakan cikal
bakal plasenta. Trophoblastoid tidak saja berfungsi sebagai sistim penyanggah
hidup untuk janin yang sedang berkembang, mengambil oksigen dan nutrisi dari
darah calon ibu serta membuang karbondioksida dan produk-produk buangan
lainnya, tetapi juga memproduksi hormon hCG (human chorionic gonadotropin),
yang memberikan tanda pada corpus luteum untuk terus memproduksi hormon
progesteron yang berguna untuk mencegah gagal rahim dan keguguran.
MTX menghancurkan integrasi dari lingkungan yang menopang, melindungi dan
menyuburkan pertumbuhan janin, dan karena kekurangan nutrisi, maka janin
menjadi mati. 3-7 hari kemudian, tablet misoprostol dimasukkan ke dalam
kelamin wanita hamil itu untuk memicu terlepasnya janin dari rahim. Terkadang,
hal ini terjadi beberapa jam setelah masuknya misoprostol, tetapi sering juga
terjadi perlunya penambahan dosis misoprostol. Hal ini membuat cara aborsi
dengan menggunakan suntikan MTX dapat berlangsung berminggu-minggu. Si
wanita hamil itu akan mendapatkan pendarahan selama berminggu-minggu (42
hari dalam sebuah studi kasus), bahkan terjadi pendarahan hebat. Sedangkan
janin dapat gugur kapan saja di rumah, di dalam bis umum, di tempat kerja, di
supermarket, dsb. Wanita yang kedapatan masih mengandung pada kunjungan
ke klinik aborsi selanjutnya, mau tak mau harus menjalani operasi untuk
mengeluarkan janin itu. Bahkan dokter-dokter yang bekerja di klinik aborsi
seringkali enggan untuk memberikan suntikan MTX karena MTX sebenarnya
adalah racun dan efek samping yang terjadi terkadang tak dapat diprediksi.
Efek samping yang tercatat dalam studi kasus adalah sakit kepala, rasa sakit,
diare, penglihatan yang menjadi kabur, dan yang lebih serius adalah depresi
sumsum tulang belakang, kekuragan darah, kerusakan fungsi hati, dan sakit
paru-paru. Dalam bungkus MTX, pabrik pembuat menuliskan peringatan keras
bahwa MTX memang berguna untuk pengobatan kanker, beberapa kasus artritis
dan psoriasis, kematian pernah dilaporkan pada orang yang menggunakan
MTX, dan pabrik itu menyarankan agar hanya para dokter yang berpengalaman
dan memiliki pengetahuan tentang terapi antimetabolik saja yang boleh
menggunakan MTX. Meski para dokter aborsi yang menggunakan MTX menepis
efek-efek samping MTX dan mengatakan MTX dosis rendah baik untuk
digunakan dalam proses aborsi, dokter-dokter aborsi lainnya tidak setuju, karena
pada paket injeksi yang digunakan untuk aborsi juga tertera peringatan bahaya
racun walau MTX digunakan dalam dosis rendah
2.4
Resiko Aborsi
Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.
1.
Islam
Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh
dilakukan
oleh
umat
Islam.
Sebaliknya,
banyak
sekali
ayat-ayat
yang
menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat
b)
c)
belum
merencanakan
stabil
untuk
atau
tabungannya
menggugurkan
belum
memadai,
kandungannya.
kemudian
Alangkah
ia
salah
d)
e)
Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita.
Al-Quran
menyatakan:Dia
lebih
mengetahui
keadaanmu,
sejak
mulai
diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.(QS:
53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah
yang dibunuh dalam proses aborsi.
f)
g)
walaupun kehamilan itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap janin itu harus
dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh secara keji.
2.
a.
b.
memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti
tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.
c.
d.
19:36-38 ~
Lalu
mengandunglah
kedua
anak
Lot
itu
dari
ayah
mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya
Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan
seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang
sekarang.
Kej 50:20; Rom 8:28
e.
harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus
membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup. Tetapi bidanbidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir
kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
Yeh 16:20-21; Yer 32:35; Mzm 106:37-42 ; II Raj 16:3; 17:17 ; 21:6 ;Ul
12:31; 18:10-13; Im 18:21, 24 dan 30
f.
Rahel
dan
ia
berkata:
Akukah
pengganti
Allah,
yang
telah
3.
Budha
Dalam pandangan agama Buddha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran
kandungan atau membunuh makhluk hidup yang sudah ada dalam rahim
seorang
ibu.
b)
c)
a)
b)
c)
d)
e)
tergantung
pada
kekuatan
yang
mendorongnya
dan
sasaran
pembunuhan itu. Bukan hanya pelaku saja yang melakukan tindak pembunuhan,
ibu sang bayi juga melakukan hal yang sama. Bagaimanapun mereka telah
melakukan tindak kejahatan dan akan mendapatkan akibat di kemudian hari,
baik dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang.
Dalam Majjhima Nikaya 135 Buddha bersabda "Seorang pria dan wanita
yang membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul serta membunuh
tanpa belas kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang telah
dilakukannya itu ia akan dilahirkan kembali sebagai manusia di mana saja ia
akan bertumimbal lahir, umurnya tidaklah akan panjang".
Hendaknya kasus aborsi yang sering terjadi menjadi pelajaran bagi
semua pihak. Bagi para remaja tidak menyalahartikan cinta sehingga tidak
melakukan perbuatan salah yang melanggar sila. Bagi pasangan yang sudah
berumah tangga mengatur kelahiran dengan program yang ada dan bagi pihakpihak lain yang terkait tidak mencari penghidupan dengan cara yang salah
sehingga melanggar hukum, norma dan ajaran agama.
4.
Hindu
Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut "Himsa
karma" yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh,
meyakiti, dan menyiksa. Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan
menghilangkan nyawa, maka aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak
dibenarkan.
Jadi jika aborsi dilihat dari kacamata agama dan alasan medis, ada
beberapa perbedaan pandangan:
a)
Perbedaan Pandangan
Perbedaan pandangan mengenai relasi atau hubungan antara sang ibu dengan
janin yang dikandung. Bilamana janin itu sepenuhnya bagian tubuh sang ibu
maka yang anti aborsi menganggap aborsi melanggar hak-hak ibu. Atau
sebaliknya kalau sang ibu itu hanya alat/instrumental saja selama 9 bulan 10
hari, maka ibu tidak mempunyai hak. Namun yang pasti secara teologis
semuanya adalah hak Allah.
b)
Perbedaan Paham
Perbedaan paham mengenai kapan dimulainya kehidupan manusia. Pembuahan
terjadi di rahim, di situlah kehidupan dimulai, tapi belum menjadi manusia. Jadi
mempunyai potensi menjadi calon siapa. Semakin tua usia janin semakin
komplek masalahnya bila melakukan aborsi. Bahwa benar atau salah melakukan
tindakan aborsi, yang pasti salah.
Dalam kehidupan kita yang dipengaruhi oleh dosa, kita tidak jarang
didorong atau dipaksa untuk melakukan perbuatan yang salah/dosa. Tetapi
dalam alasan-alasan yang positif dan dapat dipertanggungjawabkan aborsi dapat
dilakukan, misalnya untuk hal-hal yang jika tidak dilakukan akan mengakibatkan
sesuatu yang sangat merugikan, missal demi
keselamatan jiwa ibu. Namun ini bukan berarti tindakan aborsi diperbolehkan,
karena aborsi tetap akan berlangsung terus. Justru masyarakat juga harus diberi
terapi. Orang-orang yang mendorong aborsi itu yang harus diperhatikan juga.
Oleh karena itu saya menegaskan bahwa etika menjadi efektif kalau tidak dilihat
secara
normatif
semata,
namun
harus
melihat
realitas
yang
ada.
Permasalahannya bukan boleh atau tidak boleh, benar atau tidak benar. Prinsip
etika harus dikaitkan dengan kenyataan hidup. Realitas dosa inilah yang
menyebabkan masalah aborsi tidak dapat dilihat secara hitam dan putih.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa memang ada
perbedaan di antara dua kubu, antara yang pro life dan pro choice terhadap
aborsi. Jika seseorang melihat dari sudut pandang agama maka orang tersebut
tergolong pada paham pro life(tidak setuju dengan tindak aborsi), sedangkan
ketika seseorang lebih cenderung dari sudut pandang selain agama, misalnya
kesehatan maka orang tersebut dapat dikategorikan menganut paham pro
choice (setuju pada aborsi dengan alasan tertentu). Jadi sampai saat ini, antara
dua kubu tersebut belum ada titik temu.
3.2
Saran
Memang kasus aborsi tidak dapat kita hentikan. Tetapi kita dapat mencegah
meningkatnya kasus aborsi dengan cara kita sadar akan tindakan aborsi tersebut
tidaklah baik. Solusi saya agar kita sadar bahwa aborsi itu dosa ialah beriman
yang diwujudkan dengan:
Sikap hormat terhadap kehidupan manusia sebagai ciptaan Tuhan yang serupa
dengan citra Allah (Berdasarkan Kej 1:26)
Taat kepada perintah Allah khususnya perintah cinta / esam cinta yaitu Cinta
Kepada Tuhan dan esame.
Setia kepada ajaran Gereja yang melarang keras Aborsi (humanae Ultae).
DAFTAR PUSTAKA
http://abortus.blogspot.com/2007/11/metode-metode-aborsi.html
2.
http://abortus.blogspot.com/search/label/Abortus
3.
http://abortus.blogspot.com/search/label/Resiko
4.
http://gemawarta.wordpress.com/2005/11/24/aborsi-pro-life-atau-pro-choice/
5.
http://mathiasdarwin.wordpress.com/2007/09/08/apakah-aborsi-salah-satu-hakazasi-manusia/
6.
http://yesaya.indocell.net/id560.htm
7.
http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/p4/bk/aborsi.htm
8.
http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0609/15/020926.htm
9.
http://www.en.wikipedia.com
10. http://bookgoogle.com