Você está na página 1de 30

Pandangan agama tentang aborsi

MAKALAH
PANDANGAN AGAMA
TENTANG ABORSI

OLEH :
Nama :
NIM :

Gusti Agung Diah Widari


E112003

KATA PENGANTAR
Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena beliau kami dapat menyelesaikan tugas tentang
Pandangan Agama Tentang Aborsi kini dapat kami selesaikan.
Kami

menyadari

bahwa

penyajian

dan

penyusunan tugas kami

ini

terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf dan mengharapkan
kritik dan saran berbagai pihak, demi penyempurnaan tugas ini.
Dengan selesainya karya ilmiah ini, kami harap berguna bermakna dan
bermanfaat bagi pihak yang membaca makalah ini.

Om Santhi, Santhi, Shanti Om

Mangupura, Oktober 2012

penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................. 2


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aborsi............................................................... 3
2.2 Alasan Wanita Melakukan Aborsi...................................... 5
2.3 Metode-Metode Aborsi...................................................... 6
2.4 Resiko Aborsi..................................................................... 12
2.5 Pandangan Agama Terhadap Aborsi................................... 13

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................... 23
3.2 Saran................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 24

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari
tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia
sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang
tidak sedikit mengingat besarnya tingkat kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada
yg mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama
agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup
sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan
dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab
utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan
eklampsia.
Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja
muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian
ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan
kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi
karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di
masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama
sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak
aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar
tentang terjadinya aborsi di masyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan
jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat
datang bulan.
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap
kesehatan ibu, WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh

aborsi (tergantung kondisi masing-masing negara). Diperkirakan di seluruh dunia


setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi

tidak aman, 70.000 wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8
kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO
memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000
sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di
wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700.
Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia
masih cukup besar.

1.2

1.3

Rumusan Masalah :
1.

Apa yang dimaksud dengan aborsi?

2.

Mengapa banyak perempuan melakukan aborsi?

3.

Bagaimana pandangan agama terhadap tindak aborsi?

Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, saya akan menjelaskan masalah-masalah aborsi
dalam segi/aspek masyarakat dan dari segi Agama.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Aborsi

Aborsi dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah abortus. Menurut


Fact About Abortion, Info Kit on Womens Health oleh Institute for Social, Studies
and

Action,

Maret

1991,

dalam

istilah

kesehatan

aborsi

didefinisikan

sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah


dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.
Aborsi atau gugur kandungan dapat dilakukan secara sengaja maupun tidak
sengaja.
Klasifikasi Abortus
1.

Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam
hal ini dibedakan sebagai berikut:

a.

Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan


sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa
adanya dilatasi serviks.

b.

Abortus insipiens, Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20


minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus.

c.

Abortus inkompletus, Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan


sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

d.

2.

Abortus kompletus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

Abortus provokatus
Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan,
yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan
apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi
kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat
dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
Pengelompokan abortus provokatus secara lebih spesifik:

a.

Abortus

Provokatus

Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus,

abortus

yang

dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan


indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
b.

Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya


indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan
alat-alat atau obat-obat tertentu.

3.

Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut tiga kali
atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu, dan umumnya disebabkan karena
kelainan anatomic uterus, atau kelainan factor imunologi.

4.

Missed Abortion
Kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa ada pengeluaran selama
lebih dari4 minggu atau lebih (beberapa buku 8 minggu).

5.

Abortus Septik
Tindakan pengakhiran kehamilan dikarenakan sepsis akibat tindakan abortus
yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh dukun, atau awam). Bahaya terbesar
adalah kematuan ibu.

2.2 Alasan Wanita Melakukan Aborsi


1.

Pemerkosaan. Perempuan yang hamil melalui hubungan seksual yang tidak


diinginkan

yang

paling

sering

menemukan

bahwa

mereka

tidak

dapat

menangani sedang dihadapi dengan bukti serangan mereka. Setelah aborsi


dapat membantu mengurangi trauma perkosaan penyebab dan bisa membantu
korban dalam melanjutkan dengan hidupnya.

2.

Incest. Kehamilan incest disebabkan

oleh

hubungan

seksual

dengan

anggota keluarga.,Apakah konsensual atau non-konsensual, dapat menjadi


alasan untuk aborsi. Penelitian telah menunjukkan bahwa seorang anak dari
situasi seperti menghadapi masalah medis atau kesehatan yang cukup besar
disebabkan oleh perkawinan sedarah. Mendapatkan aborsi bisa menjadi cara
yang lebih ramah daripada memiliki anak yang lahir dengan kekurangan mental
atau fisik.
3.

Alasan medis. Kadang-kadang, kondisi kesehatan wanita tidak bisa menangani


kehamilan. Wanita dengan HIV / AIDS, Hepatitis B atau penyakit lain mentransfer
risiko penyakit mereka kepada anak yang belum lahir mereka. Wanita dengan
kondisi jantung, yang rentan terhadap komplikasi dan bisa mati saat melahirkan.
Dalam kasus tersebut, aborsi mungkin keputusan yang paling logis untuk
membuat dalam rangka untuk menyelamatkan nyawa seorang wanita.

4.

Alasan ekonomi. Beberapa wanita hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrem yang
mereka hampir tidak mampu memberi makan dan pakaian sendiri, apalagi
seorang anak. Menghadapi keterbatasan keuangan tersebut dapat menjadi
alasan untuk aborsi. Ini akan mengecilkan hati membiarkan anak dilahirkan dan
hidup dalam kondisi seperti itu, dan orang tua dapat menghindari perasaan tidak
berdaya jika mereka tidak mampu untuk memberikan dukungan untuk anak
mereka.

5.

Alasan sosial. Remaja dan kehamilan yang tidak diinginkan termasuk dalam
kategori ini alasan untuk aborsi. Seorang wanita muda yang baru mungkin
terlalu muda untuk menghadapi tuntutan membesarkan anak, atau mungkin
kehamilan itu akibat dari one night stand dan wanita merasa dia tidak siap untuk
menjadi orangtua.

2.3

Metode-Metode Aborsi

Urea
Karena bahaya penggunaan saline, maka suntikan lain yang biasa dipakai
adalah hipersomolar urea, walau metode ini kurang efektif dan biasanya harus
dibarengi dengan asupan hormon oxytocin atau prostaglandin agar dapat
mencapai hasil maksimal. Gagal aborsi atau tidak tuntasnya aborsi sering terjadi
dalam menggunakan metode ini, sehingga operasi pengangkatan janin
dilakukan. Seperti teknik suntikan aborsi lainnya, efek samping yang sering
ditemui adalah pusing-pusing atau muntah-muntah. Masalah umum dalam aborsi
pada trimester kedua adalah perlukaan rahim, yang berkisar dari perlukaan kecil
hingga perobekan rahim. Antara 1-2% dari pasien pengguna metode ini terkena
endometriosis/peradangan dinding rahim.

Prostaglandin
Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh
dalam proses melahirkan. Injeksi dari konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air
ketuban memaksa proses kelahiran berlangsung, mengakibatkan janin keluar
sebelum waktunya dan tidak mempunyai kemungkinan untuk hidup sama sekali.
Sering juga garam atau racun lainnya diinjeksi terlebih dahulu ke cairan ketuban
untuk memastikan bahwa janin akan lahir dalam keadaan mati, karena tak jarang
terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara paksa ini dan keluar dalam
keadaan hidup. Efek samping penggunaan prostaglandin tiruan ini adalah bagian
dari ari-ari yang tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna, trauma rahim

karena dipaksa melahirkan, infeksi, pendarahan, gagal pernafasan, gagal


jantung, perobekan rahim.
Partial Birth Abortion
Metode ini sama seperti melahirkan secara normal, karena janin dikeluarkan
lewat jalan lahir. Aborsi ini dilakukan pada wanita dengan usia kehamilan 20-32
minggu, mungkin juga lebih tua dari itu. Dengan bantuan alat USG, forsep (tang
penjepit) dimasukkan ke dalam rahim, lalu janin ditangkap dengan forsep itu.
Tubuh janin ditarik keluar dari jalan lahir (kecuali kepalanya). Pada saat ini, janin
masih dalam keadaan hidup. Lalu, gunting dimasukkan ke dalam jalan lahir untuk
menusuk kepala bayi itu agar terjadi lubang yang cukup besar. Setelah itu,
kateter penyedot dimasukkan untuk menyedot keluar otak bayi. Kepala yang
hancur lalu dikeluarkan dari dalam rahim bersamaan dengan tubuh janin yang
lebih dahulu ditarik keluar.
Histerotomy
Sejenis dengan metode operasi caesar, metode ini digunakan jika cairan kimia
yang digunakan/disuntikkan tidak memberikan hasil memuaskan. Sayatan dibuat
di perut dan rahim. Bayi beserta ari-ari serta cairan ketuban dikeluarkan.
Terkadang, bayi dikeluarkan dalam keadaan hidup, yang membuat satu
pertanyaan bergulir: bagaimana, kapan dan siapa yang membunuh bayi ini?
Metode ini memiliki resiko tertinggi untuk kesehatan wanita, karena ada
kemungkinan terjadi perobekan rahim.
Metode Penyedotan (Suction Curettage)
Pada 1-3 bulan pertama dalam kehidupan janin, aborsi dilakukan dengan metode
penyedotan. Teknik inilah yang paling banyak dilakukan untuk kehamilan usia
dini.

Mesin penyedot bertenaga kuat dengan ujung tajam dimasukkan ke dalam rahim
lewat mulut rahim yang sengaja dimekarkan. Penyedotan ini mengakibatkan
tubuh bayi berantakan dan menarik ari-ari (plasenta) dari dinding rahim. Hasil
penyedotan berupa darah, cairan ketuban, bagian-bagian plasenta dan tubuh
janin terkumpul dalam botol yang dihubungkan dengan alat penyedot ini.
Ketelitian dan kehati-hatian dalam menjalani metode ini sangat perlu dijaga guna
menghindari robeknya rahim akibat salah sedot yang dapat mengakibatkan
pendarahan hebat yang terkadang berakhir pada operasi pengangkatan rahim.
Peradangan dapat terjadi dengan mudahnya jika masih ada sisa-sisa plasenta
atau bagian dari janin yang tertinggal di dalam rahim. Hal inilah yang paling
sering terjadi yang dikenal dengan komplikasi paska-aborsi.
Metode D&C Dilatasi dan Kerokan
Dalam teknik ini, mulut rahim dibuka atau dimekarkan dengan paksa untuk
memasukkan pisau baja yang tajam. Bagian tubuh janin dipotong berkepingkeping dan diangkat, sedangkan plasenta dikerok dari dinding rahim. Darah yang
hilang selama dilakukannya metode ini lebih banyak dibandingkan dengan
metode penyedotan. Begitu juga dengan perobekan rahim dan radang paling
sering terjadi. Metode ini tidak sama dengan metode D&C yang dilakukan pada
wanita-wanita dengan keluhan penyakit rahim (seperti pendarahan rahim, tidak
terjadinya menstruasi, dsb). Komplikasi yang sering terjadi antara lain robeknya
dinding rahim yang dapat menjurus hingga ke kandung kencing.

Pil RU 486
Masyarakat menamakannya Pil Aborsi Perancis. Teknik ini menggunakan 2
hormon sintetik yaitu mifepristone dan misoprostol untuk secara kimiawi
menginduksi kehamilan usia 5-9 minggu. Di Amerika Serikat, prosedur ini dijalani

dengan pengawasan ketat dari klinik aborsi yang mengharuskan kunjungan


sedikitnya 3 kali ke klinik tersebut. Pada kunjungan pertama, wanita hamil
tersebut diperiksa dengan seksama. Jika tidak ditemukan kontra-indikasi (seperti
perokok berat, penyakit asma, darah tinggi, kegemukan, dll) yang malah dapat
mengakibatkan kematian pada wanita hamil itu, maka ia diberikan pil RU 486.
Kerja RU 486 adalah untuk memblokir hormon progesteron yang berfungsi vital
untuk menjaga jalur nutrisi ke plasenta tetap lancar. Karena pemblokiran ini,
maka janin tidak mendapatkan makanannya lagi dan menjadi kelaparan. Pada
kunjungan kedua, yaitu 36-48 jam setelah kunjungan pertama, wanita hamil ini
diberikan

suntikan

hormon

prostaglandin,

biasanya

misoprostol,

yang

mengakibatkan terjadinya kontraksi rahim dan membuat janin terlepas dari rahim.
Kebanyakan wanita mengeluarkan isi rahimnya itu dalam 4 jam saat menunggu
di klinik, tetapi 30% dari mereka mengalami hal ini di rumah, di tempat kerja, di
kendaraan umum, atau di tempat-tempat lainnya, ada juga yang perlu menunggu
hingga 5 hari kemudian. Kunjungan ketiga dilakukan kira-kira 2 minggu setelah
pengguguran kandungan, untuk mengetahui apakah aborsi telah berlangsung.
Jika belum, maka operasi perlu dilakukan (5-10 persen dari seluruh kasus). Ada
beberapa kasus serius dari penggunaan RU 486, seperti aborsi yang tidak terjadi
hingga 44 hari kemudian, pendarahan hebat, pusing-pusing, muntah-muntah,
rasa sakit hingga kematian. Sedikitnya seorang wanita Perancis meninggal
sedangkan beberapa lainnya mengalami serangan jantung.

Suntikan Methotrexate (MTX)

Prosedur dengan MTX sama dengan RU 486, hanya saja obat ini disuntikkan ke
dalam badan. MTX pada mulanya digunakan untuk menekan pertumbuhan pesat
sel-sel, seperti pada kasus kanker, dengan menetralisir asam folat yang berguna
untuk pemecahan sel. MTX ternyata juga menekan pertumbuhan pesat
trophoblastoid selaput yang menyelubungi embrio yang juga merupakan cikal
bakal plasenta. Trophoblastoid tidak saja berfungsi sebagai sistim penyanggah
hidup untuk janin yang sedang berkembang, mengambil oksigen dan nutrisi dari
darah calon ibu serta membuang karbondioksida dan produk-produk buangan
lainnya, tetapi juga memproduksi hormon hCG (human chorionic gonadotropin),
yang memberikan tanda pada corpus luteum untuk terus memproduksi hormon
progesteron yang berguna untuk mencegah gagal rahim dan keguguran.
MTX menghancurkan integrasi dari lingkungan yang menopang, melindungi dan
menyuburkan pertumbuhan janin, dan karena kekurangan nutrisi, maka janin
menjadi mati. 3-7 hari kemudian, tablet misoprostol dimasukkan ke dalam
kelamin wanita hamil itu untuk memicu terlepasnya janin dari rahim. Terkadang,
hal ini terjadi beberapa jam setelah masuknya misoprostol, tetapi sering juga
terjadi perlunya penambahan dosis misoprostol. Hal ini membuat cara aborsi
dengan menggunakan suntikan MTX dapat berlangsung berminggu-minggu. Si
wanita hamil itu akan mendapatkan pendarahan selama berminggu-minggu (42
hari dalam sebuah studi kasus), bahkan terjadi pendarahan hebat. Sedangkan
janin dapat gugur kapan saja di rumah, di dalam bis umum, di tempat kerja, di
supermarket, dsb. Wanita yang kedapatan masih mengandung pada kunjungan
ke klinik aborsi selanjutnya, mau tak mau harus menjalani operasi untuk
mengeluarkan janin itu. Bahkan dokter-dokter yang bekerja di klinik aborsi
seringkali enggan untuk memberikan suntikan MTX karena MTX sebenarnya
adalah racun dan efek samping yang terjadi terkadang tak dapat diprediksi.

Efek samping yang tercatat dalam studi kasus adalah sakit kepala, rasa sakit,
diare, penglihatan yang menjadi kabur, dan yang lebih serius adalah depresi
sumsum tulang belakang, kekuragan darah, kerusakan fungsi hati, dan sakit
paru-paru. Dalam bungkus MTX, pabrik pembuat menuliskan peringatan keras
bahwa MTX memang berguna untuk pengobatan kanker, beberapa kasus artritis
dan psoriasis, kematian pernah dilaporkan pada orang yang menggunakan
MTX, dan pabrik itu menyarankan agar hanya para dokter yang berpengalaman
dan memiliki pengetahuan tentang terapi antimetabolik saja yang boleh
menggunakan MTX. Meski para dokter aborsi yang menggunakan MTX menepis
efek-efek samping MTX dan mengatakan MTX dosis rendah baik untuk
digunakan dalam proses aborsi, dokter-dokter aborsi lainnya tidak setuju, karena
pada paket injeksi yang digunakan untuk aborsi juga tertera peringatan bahaya
racun walau MTX digunakan dalam dosis rendah

2.4

Resiko Aborsi

Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap


kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika
dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia tidak merasakan apaapa dan langsung boleh pulang .
Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan
dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Risiko kesehatan dan
keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan
aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;

Kematian mendadak karena pendarahan hebat.

Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.

Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat


pada anak berikutnya.

Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).

Kanker indung telur (Ovarian Cancer).

Kanker leher rahim (Cervical Cancer).

Kanker hati (Liver Cancer).

Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.

Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).

Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).

Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini
dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom
Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological
Reactions Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion
Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya
perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan
pendidikan seks yang baik dan benar.

2.5 Pandangan Agama Terhadap Aborsi

1.

Islam
Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh
dilakukan

oleh

umat

Islam.

Sebaliknya,

banyak

sekali

ayat-ayat

yang

menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat

yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-orang yang membunuh sesama


manusia adalah sangat mengerikan.
a)

Pertama: Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang


mulia.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayatayat dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman:
Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.(QS 17:70)

b)

Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua


orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan
menyelamatkan semua orang.
Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain,
memiliki dampak yang sangat besar. Firman Allah: Barang siapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan
hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan
dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara
keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
keselamatan nyawa manusia semuanya. (QS 5:32)

c)

Ketiga: Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak


memiliki uang yang cukup atau takut akan kekurangan uang.
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya
masih

belum

merencanakan

stabil
untuk

atau

tabungannya

menggugurkan

belum

memadai,

kandungannya.

kemudian

Alangkah

ia

salah

pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman Allah yang bunyinya:


Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah
yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah dosa yang besar. (QS 17:31)

d)

Keempat: Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan


terhadap perintah Allah.
Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan
dengan tujuan menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa alasan
medis dikenal dengan istilah abortus provokatus kriminalis yang merupakan
tindakan kriminal tindakan yang melawan Allah. Al-Quran menyatakan:
Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat keonaran terhadap Allah
dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum
mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau
diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu
penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan
yang pedih. (QS 5:36)

e)

Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita.
Al-Quran

menyatakan:Dia

lebih

mengetahui

keadaanmu,

sejak

mulai

diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.(QS:
53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah
yang dibunuh dalam proses aborsi.

f)

Keenam: Tidak ada kehamilan yang merupakan kecelakaan atau


kebetulan. Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan rencana
Allah.
Allah menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi segumpal darah dan
menjadi janin. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat
firman Allah: Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut
kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari
rahim ibumu sebagai bayi. (QS 22:5) Dalam ayat ini malah ditekankan akan
pentingnya janin dibiarkan hidup selama umur kandungan. Tidak ada ayat
yang mengatakan untuk mengeluarkan janin sebelum umur kandungan apalagi
membunuh janin secara paksa.

g)

Ketujuh: Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi.


Bahkan dalam kasus hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat
menjunjung tinggi kehidupan.
Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas
terhadap para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW seperti
dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud tidak memerintahkan seorang wanita yang
hamil diluar nikah untuk menggugurkan kandungannya: Datanglah kepadanya
(Nabi yang suci) seorang wanita dari Ghamid dan berkata,Utusan Allah, aku
telah berzina, sucikanlah aku.. Dia (Nabi yang suci) menampiknya. Esok harinya
dia berkata,Utusan Allah, mengapa engkau menampikku? Mungkin engkau
menampikku seperti engkau menampik Mais. Demi Allah, aku telah hamil. Nabi
berkata,Baiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak itu lahir.
Ketika wanita itu melahirkan datang bersama anaknya (terbungkus) kain buruk
dan berkata,Inilah anak yang kulahirkan. Jadi, hadis ini menceritakan bahwa

walaupun kehamilan itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap janin itu harus
dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh secara keji.

2.

Kristen Protestan & Kristen Katolik


Dalam Alkitab dikatakan dengan jelas betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas
pembunuhan seperti yang dilakukan dalam tindakan aborsi.

a.

Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum


memiliki nyawa.
Yer 1:5 ~ Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah
menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsabangsa.
Kej 16:11; Kej 25:21-26; Hos 12:2-3; Rom 9:10-13; Kel 21-22; Yes 7:14; Yes
44:2,24; Yes 46:3; Yes 49:1-2; Yes 53:6; Ayb 3:11-16; Ayb 10:8-12; Ef 1:4; Mat
25:34; Why 13:8; Why 17:8

b.

Hukuman bagi para pelaku aborsi sangat keras.


Kel 21:22-25 ~ Apabila ada orang berkelahi dan seorang dari mereka
tertumbuk kepada seorang perempuan yang sedang mengandung, sehingga
keguguran kandungan, tetapi tidak mendapat kecelakaan yang membawa maut,
maka pastilah ia didenda sebanyak yang dikenakan oleh suami perempuan itu
kepadanya, dan ia harus membayarnya menurut putusan hakim. Tetapi jika
perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus

memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti
tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.

c.

Aborsi karena alasan janin yang cacat tidak dibenarkan Tuhan.


Yoh 9:1-3 ~ Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak
lahirnya. Murid-muridNya bertanya kepadaNya: Rabi, siapakah yang berbuat
dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab
Yesus: Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaanpekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia
Kis 17:25-29; Mzm 94:9; Rom 8:28; Im 19:14; Yes 45:9-12

d.

Aborsi karena ingin menyembunyikan aib tidak dibenarkan Tuhan.


Kej

19:36-38 ~

Lalu

mengandunglah

kedua

anak

Lot

itu

dari

ayah

mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya
Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan
seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang
sekarang.
Kej 50:20; Rom 8:28

e.

Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan.


Apapun alasannya.
Kel 1:15-17 ~ Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang
menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua,
katanya: Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu

harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus
membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup. Tetapi bidanbidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir
kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
Yeh 16:20-21; Yer 32:35; Mzm 106:37-42 ; II Raj 16:3; 17:17 ; 21:6 ;Ul
12:31; 18:10-13; Im 18:21, 24 dan 30

f.

Anak-anak adalah pemberian Tuhan. Jagalah sebaik-baiknya.


Kej 30:1-2 ~ Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub,
cemburulah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: Berikanlah
kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati. Maka bangkitlah amarah Yakub
terhadap

Rahel

dan

ia

berkata:

Akukah

pengganti

Allah,

yang

telah

menghalangi engkau mengandung?


Mzm 127:3-5 ~ Sesungguhnya, anak laki-laki adalah milik pusaka dari pada
Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di
tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah
orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia
tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu
gerbang.

3.

Budha
Dalam pandangan agama Buddha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran
kandungan atau membunuh makhluk hidup yang sudah ada dalam rahim

seorang

ibu.

Syarat yang harus dipenuhi terjadinya makhluk hidup:


a)

Mata utuni hoti : masa subur seorang wanita

b)

Mata pitaro hoti : terjadinya pertemuan sel telur dan sperma

c)

Gandhabo paccuppatthito : adanya gandarwa, kesadaran penerusan dalam


siklus kehidupan baru (pantisandhi-citta) kelanjutan dari kesadaran ajal (cuti
citta), yang memiliki energi karma.
Dari penjelasan diatas agama Buddha menentang dan tidak menyetujui
adanya tindakan aborsi karena telah melanggar pancasila Buddhis, menyangkut
sila pertama yaitu panatipata. Suatu pembunuhan telah terjadi bila terdapat lima
faktor sebagai berikut:

a)

Ada makhluk hidup (pano)

b)

Mengetahui atau menyadari ada makhluk hidup (pannasanita)

c)

Ada kehendak (cetana) untuk membunuh (vadhabacittam)

d)

Melakukan pembunuhan ( upakkamo)

e)

Makhluk itu mati karena tindakan pembunuhan ( tena maranam)


Apabila terdapat kelima faktor dalam suatu tindakan pembunuhan, maka
telah terjadi pelanggaran sila pertama. Oleh karena itu sila berhubungan erat
dengan karma maka pembunuhan ini akan berakibat buruk yang berat atau
ringannya

tergantung

pada

kekuatan

yang

mendorongnya

dan

sasaran

pembunuhan itu. Bukan hanya pelaku saja yang melakukan tindak pembunuhan,
ibu sang bayi juga melakukan hal yang sama. Bagaimanapun mereka telah
melakukan tindak kejahatan dan akan mendapatkan akibat di kemudian hari,
baik dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang.

Dalam Majjhima Nikaya 135 Buddha bersabda "Seorang pria dan wanita
yang membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul serta membunuh
tanpa belas kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang telah
dilakukannya itu ia akan dilahirkan kembali sebagai manusia di mana saja ia
akan bertumimbal lahir, umurnya tidaklah akan panjang".
Hendaknya kasus aborsi yang sering terjadi menjadi pelajaran bagi
semua pihak. Bagi para remaja tidak menyalahartikan cinta sehingga tidak
melakukan perbuatan salah yang melanggar sila. Bagi pasangan yang sudah
berumah tangga mengatur kelahiran dengan program yang ada dan bagi pihakpihak lain yang terkait tidak mencari penghidupan dengan cara yang salah
sehingga melanggar hukum, norma dan ajaran agama.

4.

Hindu
Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut "Himsa
karma" yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh,
meyakiti, dan menyiksa. Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan
menghilangkan nyawa, maka aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak
dibenarkan.

Jadi jika aborsi dilihat dari kacamata agama dan alasan medis, ada
beberapa perbedaan pandangan:
a)

Perbedaan Pandangan
Perbedaan pandangan mengenai relasi atau hubungan antara sang ibu dengan
janin yang dikandung. Bilamana janin itu sepenuhnya bagian tubuh sang ibu
maka yang anti aborsi menganggap aborsi melanggar hak-hak ibu. Atau
sebaliknya kalau sang ibu itu hanya alat/instrumental saja selama 9 bulan 10
hari, maka ibu tidak mempunyai hak. Namun yang pasti secara teologis
semuanya adalah hak Allah.

b)

Perbedaan Paham
Perbedaan paham mengenai kapan dimulainya kehidupan manusia. Pembuahan
terjadi di rahim, di situlah kehidupan dimulai, tapi belum menjadi manusia. Jadi
mempunyai potensi menjadi calon siapa. Semakin tua usia janin semakin
komplek masalahnya bila melakukan aborsi. Bahwa benar atau salah melakukan
tindakan aborsi, yang pasti salah.
Dalam kehidupan kita yang dipengaruhi oleh dosa, kita tidak jarang
didorong atau dipaksa untuk melakukan perbuatan yang salah/dosa. Tetapi
dalam alasan-alasan yang positif dan dapat dipertanggungjawabkan aborsi dapat
dilakukan, misalnya untuk hal-hal yang jika tidak dilakukan akan mengakibatkan
sesuatu yang sangat merugikan, missal demi

keselamatan jiwa ibu. Namun ini bukan berarti tindakan aborsi diperbolehkan,
karena aborsi tetap akan berlangsung terus. Justru masyarakat juga harus diberi
terapi. Orang-orang yang mendorong aborsi itu yang harus diperhatikan juga.

Oleh karena itu saya menegaskan bahwa etika menjadi efektif kalau tidak dilihat
secara

normatif

semata,

namun

harus

melihat

realitas

yang

ada.

Permasalahannya bukan boleh atau tidak boleh, benar atau tidak benar. Prinsip
etika harus dikaitkan dengan kenyataan hidup. Realitas dosa inilah yang
menyebabkan masalah aborsi tidak dapat dilihat secara hitam dan putih.

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Dari pembahasan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa memang ada
perbedaan di antara dua kubu, antara yang pro life dan pro choice terhadap
aborsi. Jika seseorang melihat dari sudut pandang agama maka orang tersebut
tergolong pada paham pro life(tidak setuju dengan tindak aborsi), sedangkan
ketika seseorang lebih cenderung dari sudut pandang selain agama, misalnya
kesehatan maka orang tersebut dapat dikategorikan menganut paham pro
choice (setuju pada aborsi dengan alasan tertentu). Jadi sampai saat ini, antara
dua kubu tersebut belum ada titik temu.

3.2

Saran

Memang kasus aborsi tidak dapat kita hentikan. Tetapi kita dapat mencegah
meningkatnya kasus aborsi dengan cara kita sadar akan tindakan aborsi tersebut
tidaklah baik. Solusi saya agar kita sadar bahwa aborsi itu dosa ialah beriman
yang diwujudkan dengan:

Sikap hormat terhadap kehidupan manusia sebagai ciptaan Tuhan yang serupa
dengan citra Allah (Berdasarkan Kej 1:26)

Taat kepada perintah Allah khususnya perintah cinta / esam cinta yaitu Cinta
Kepada Tuhan dan esame.

Taati perintah ke -5 : Jangan Membunuh

Setia kepada ajaran Gereja yang melarang keras Aborsi (humanae Ultae).

Pembinaan kaum muda: Memberi Katekese (pelajaran) mengenai seks dan


seksualitas.Saya berharap, dengan solusi yang telah saya berikan berguna bagi
kita semua. Saya berharap agar kita semua menjadi sadar dan tidak melakukan
tindakan aborsi.

DAFTAR PUSTAKA

Pencarian dari www.google.com yang diakses pada tangga l6 November 2012,


dengan rincian sebagai berikut:
1.

http://abortus.blogspot.com/2007/11/metode-metode-aborsi.html

2.

http://abortus.blogspot.com/search/label/Abortus

3.

http://abortus.blogspot.com/search/label/Resiko

4.

http://gemawarta.wordpress.com/2005/11/24/aborsi-pro-life-atau-pro-choice/

5.

http://mathiasdarwin.wordpress.com/2007/09/08/apakah-aborsi-salah-satu-hakazasi-manusia/

6.

http://yesaya.indocell.net/id560.htm

7.

http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/p4/bk/aborsi.htm

8.

http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0609/15/020926.htm

9.

http://www.en.wikipedia.com

10. http://bookgoogle.com

Você também pode gostar