Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM dan ADMINISTRASI
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan ini terdiri dari bagian yang tersebut dibawah
ini dan berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Kuliah Terintegrasi
4 Lantai Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
PASAL 1
KETENTUAN DAN ISTILAH
a.
Dokumen Pelelangan
Dokumen Pelelangan terdiri dari :
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), terdiri dari :
Syarat-syarat Umum & Administrasi
Syarat-syarat Teknik / Spesifikasi Teknis
Metode Evaluasi
2.
Bill of Quantity
3.
Gambar Kerja
4.
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan lampirannya
b.
PASAL 2
RKS, GAMBAR-GAMBAR DAN PETUNJUK - PETUNJUK
a. Pada RKS ini termasuk gambar seperti yang dimaksud dalam Pasal 1 ayat (a) diatas.
b. Apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan ketentuan di dalam RKS ini, maka
fungsi sistem yang mengikat dan yang menguntungkan Pemberi Tugas, setelah di
konsultasikan dengan Pemilik Proyek dan Konsultan
c. Yang dimaksud dengan Gambar adalah gambar pelaksanaan, gambar-gambar lain
yang dibuat untuk pekerjaan ini selama pelaksanaan berlangsung. Apabila terdapat
perbedaan antara gambar tersebut maka gambar yang berskala besar yang mengikat,
dengan meminta penjelasan terlebih dahulu pada Pengawas yang disetujui oleh
Pemberi tugas.
d. Apabila pada waktu pelaksanaan oleh Pemimpin proyek/pengawas diadakan
perubahan pada penggunaan ukuran dan lain-lain, Penyedia barang atau jasa
diwajibkan untuk membuat dan menyerahkan dalam rangkap satu gambar perubahan
(gambar revisi).
e. Penyedia barang atau jasa diharuskan memiliki sedikitnya 1 (satu) set gambar-gambar
dan RKS ditempat pekerjaan yang ada dalam keadaan rapih dan bersih yang dapat
dilihat setiap saat oleh Pemimpin Proyek ataupun petugas-petugas lainnya.
f.
Atas perintah pemberi tugas kepada Penyedia barang atau jasa dapat dimintakan
untuk membuat gambar penjelasan dan rincian gambar penjelasan dan rincian atas
bagian-bagian pekerjaan khusus, semuanya atas beban Penyedia barang atau jasa.
Gambar tersebut yang telah dibubuhi tanda persetujuan dari Pemilik proyek dan
sebagai gambar pelengkap.
PASAL 3
PEMBERIAN PENJELASAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
:
:
:
.,.
................. WITA
Politenik Pertanian Negeri Pangkep
Jl. Poros Makassar Pare-pare
Melalui: lpse.polipangkep.ac.id
g.
PASAL 4
PELELANGAN
a.
b.
Peserta pelelangan adalah penyedia barang / jasa yang merupakan Badan Hukum
dan memenuhi Persyaratan sebagai berikut :
1.
Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahan-perubahannya.
2.
Susunan Pemilik Modal
3.
Susunan Pengurus Perusahaan
4.
Memiliki surat ketetapan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
5.
TDP yang masih berlaku
6.
SIUP yang masih berlaku
7.
Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi / SIUJK
8.
Sertifikat Badan Usaha (sesuai klasifikasi dan kualifikasi yang telah ditentukan)
9.
Surat Ijin Tempat Usaha / Keterangan Domisili / Surat Ijin Gangguan (HO)
10. Sertifikat Keanggotaan Asosiasi Jasa Konstruksi
11. Laporan keuangan perusahaan tahun 2014 yang telah di audit untuk
mengetahui kemampuan keuangan masing-masing perusahaan mengingat
kompleksitas pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan sangat terbatas.
12. Rekening Koran 3 Bulan Terakhir dengan Memiliki Dana di rekening Perusahaan
sebanyak 20% dari Total Anggaran yang akan dilelangkan.
4.
5.
d. Pemasukan Penawaran
Hari / tanggal
Jam
Tempat di
PASAL 5
SURAT PENAWARAN DAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
Surat Penawaran harus dibuat diatas kertas berkop surat nama Perusahaan dan
harus ditanda tangani Direksi Perusahaan dengan menyebutkan nama terangnya.
15. Daftar Tenaga Ahli dengan melampirkan Curriculum Vitae (CV), KTP, dan NPWP
masing-masing sebagai berikut:
a. Project Manager
S1 Teknik Sipil, Pengalaman min. 10 tahun, Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli
Managemen Proyek Utama,
b. Site Engineer Structure
S1 Teknik Sipil, Pengalaman min. 10 tahun, Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Teknik
Bangunan Madya,
c. Ahli Geoteknik
S1 Teknik Sipil, Pengalaman min. 10 tahun, Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli
Geoteknik Madya,
d. Ahli Sistem Manajemen Mutu
S1 Teknik Sipil , Pengalaman min. 8 tahun, Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Sistem
Managemen Mutu Madya,
e. Ahli K3 Konstruksi
S1 Teknik Sipil , Pengalaman min. 8 tahun, Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli K3
Konstruksi Madya,
16. Memiliki Tenaga Terampil dengan melampirkan Curriculum Vitae (CV) masing-masing
sebagai berikut :
a. Quantiy Survey
SMU/D3 Teknik Sipil, pengalaman min. 5 tahun, SKT Juru Ukur
Kuantitas Bangunan Gedung,
b. Drafter
SMU/D3 Teknik Sipil, pengalaman min. 5 tahun, SKT Juru Gambar,
c. Surveyor
SMU / D3 Teknik Sipil, pengalaman min. 5 tahun, SKT Juru Ukur,
d. Tukang Pondasi
SMU/D3 Teknik Sipil, pengalaman min. 5 tahun, SKT Tukang Pekerja Pondasi/
Fondasi Work,
e. Tukang besi beton
SMU/D3 Teknik Sipil , pengalaman min. 5 tahun , SKT Tukang besi beton,
f. Tukang Pasang Scafolding,
SMU/D3 Teknik Sipil, pengalaman min. 5 tahun, SKT Tukang Pasang
Scafolding,
g. Pelaksana Sipil
SMU/D3 Teknik Sipil, pengalaman min. 5 tahun, SKT Pelaksana Bangunan
Gedung/Pekerjaan Gedung,
h. Pengawas Mutu
SMU/D3 Teknik Sipil, pengalaman min. 5 tahun, SKT Pengawas Mutu
Pelaksanaan Bangunan Gedung,
i. Teknisi Laboratorium
SMU/D3 Teknik Sipil, pengalaman min. 5 tahun, SKT Teknisi Laboratorium Tanah.
17. Seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil harus melampirkan Surat Pernyataan
bersedia melaksanakan tugas pada proyek Pembangunan Gedung Kuliah
Terintegrasi (4 Lantai) Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
18. Surat Keterangan Dukungan Keuangan dari Bank Pemerintah/Swasta bereputasi baik
mimimal sebesar 20% dari HPS
19. Rekening Koran 3 Bulan Terakhir dengan Memiliki Dana di Rekening Perusahaan
sebanyak 20% dari Total Anggaran yang akan dilelangkan
20. Pengorganisasian Proyek
21. Metode Pelaksanaan
Jenis Peralatan
Dump truck kapasitas 3 m3
Buldoser kapasitas 100 - 150 HP
Excavator
Grader
Stamper
Crane/Mobile Crane
Beton Molen
Concrete vibrator
Concrete pump
Truck Mixer
Truk Tangki Air
Pompa air 3 - 4 inch
Schafolding
Mesin Genset min. 150 KVA
Mesin Las Listrik
Jumlah Minimal
20 unit
2 unit
2 unit
1 unit
5 unit
1 unit
3 unit
3 unit
1 unit
3 unit
1 unit
3 unit
1000 unit
1 unit
1 unit
Bagi Penyedia barang atau jasa yang sudah memasukkan surat penawaran tidak
dapat mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan menyelesaikan pekerjaan
tersebut bilamana pekerjaan tersebut diberikan kepadanya menurut penawaran yang
diajukan.
9. Bentuk dan isi surat penawaran dapat dilihat pada contoh lampiran dan penawaran
ini bersifat lumpsum fixed price.
10. Formulir Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Form Bill Of Quantity (BQ) yang
diberikan tidak mengikat, jika akan menambahkan item baru harus pada item
tersendiri, diluar BQ yang ada dan di jumlahkan dengan item yang sudah ada.
11. Surat Penawaran dianggap tidak sah dan batal apabila :
a) Tidak bermeterai cukup, tidak bertanggal atau tidak ditandatangani oleh peserta
yang berhak.
b) Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik dengan angka ataupun dengan
huruf.
c) Harga yang tercantum dalam angka tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
huruf.
d) Diajukan syarat yang lain dari pada syarat-syarat yang telah ditentukan.
e) Tidak melengkapi Dokumen Penawaran sebagaimana yang ditentukan pada
Syarat-syarat Kualifikasi pada Pasal-5.
PASAL 6
PEMBUKAAN PENAWARAN
a. Pembukaan penawaran dilakukan Pokja ULP Bidang Jasa pada waktu yang telah
ditentukan
b. Pembukaan penawaran dilakukan Pokja ULP Bidang Jasa berdasarkan peraturan
pengadaan barang dan jasa yang berlaku.
PASAL 7
PENARlKAN DIRI
a.
b.
c.
Setelah surat-surat penawaran masuk dan dibuka, kepada siapapun yang berhasil
ditunjuk sebagai pemenang wajib melaksanakan pekerjaan ini.
Dalam hal pemenang pertama mengundurkan diri, maka pemenang urutan kedua
ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan, demikian seterusnya kepada pemenang
ketiga.
Pemenang yang melakukan Penarikan Diri akan diberi sanksi sesuai aturan yang
berlaku, dan di masukkan dalam daftar hitam.
PASAL 8
PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
a.
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini dibuat Surat Perjanjian Kontrak setelah
Penyedia barang atau jasa yang ditunjuk menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan.
b.
c.
d.
Dokumen Kontrak Penyedia barang atau jasa dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli.
dilaksanakan
setelah
ada
hasil
Review
PASAL 9
TEMPAT PERADILAN
a.
b.
Bilamana dengan cara musyawarah belum juga diperoleh kata sepakat, maka
persoalan tersebut akan diselesaikan melalui Arbitrase oleh BANI atau Panitia
Arbitrase yang terdiri dari :
1.
2.
3.
c.
d.
e.
Dalam hal ini kedua belah pihak sepakat untuk memilih domisili Pengadilan yang
tetap dan tidak berubah pada Pengadilan Negeri setempat.
PASAL 10
SYARAT -SYARAT UMUM
a.
b.
Penyedia barang atau jasa harus menaati dengan tertib segala peraturan umum dan
semua syarat-syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 11
PEMAKAIAN UKURAN
a.
b.
PASAL 12
PENYEDIA BARANG / JASA BAWAHAN
( SUB PENYEDIA BARANG ATAU JASA )
a.
Penunjukan Penyedia barang atau jasa bawahan oleh Penyedia barang atau jasa
Utama, hanyalah dapat dilakukan dengan sepengetahuan dan seizin tertulis dari
Pengawas dan pemberi tugas.
b.
Penyedia barang atau jasa bawahan ini hanyalah pihak-pihak yang mempunyai
kontrak langsung dengan Penyedia barang atau jasa Utama, yaitu dalam
Kontrak langsung antara Penyedia barang atau jasa dan Penyedia barang atau jasa
bawahan harus mencantumkan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan yang jelas dan
jaminan nyata dari kedua belah pihak akan mentaati syarat-syarat tersebut. Kontrak
tersebut harus diperlihatkan kepada Pemberi Tugas untuk memperoleh persetujuan
tertulis dari Pengawas. Pelaksanaan dari kontrak antara Penyedia barang atau jasa
utama dan Penyedia barang atau jasa bawahan tersebut semata mata menjadi
tanggung jawab Penyedia barang atau jasa utama dan Penyedia barang atau jasa
bawahan yang bersangkutan.
d.
Penyedia barang atau jasa Utama tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan dan hasil pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang atau jasa bawahan.
e.
Penyimpangan dari ketentuan yang tercantum dalam Pasal ini dapat menyebabkan
dihentikannya pelaksanaan bagian pekerjaan yang bersangkutan oleh Pengawas
Lapangan. Akibat yang timbul dari penghentian tersebut, menjadi tanggung jawab
Penyedia barang atau jasa utama sepenuhnya.
PASAL 13
HALAMAN KERJA DAN PENGGUNAANNYA
Pengaturan dan penggunaan halaman kerja ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan
pemberi tugas. Penyedia barang atau jasa harus terlebih dahulu memberikan usul-usulnya
mengenai peta dan ukuran dari rencana penempatan gudang, los kerja, tempat
penimbunan bahan -bahan dan sebagainya.
Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak diluar daerah penguasaan
Pemberi Tugas Proyek untuk mana harus disewa, maka Penyedia barang atau jasa harus
menyelesaikan tanpa membebani dengan biaya tambahan.
PASAL 14
PENJAGAAN
a.
Penyedia barang atau jasa wajib mengadakan penjagaan yang baik dan terus
menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas seluruh daerah pembangunan yaitu
yang meliputi bangunan yang dalam penyelenggaraan, jaringan kabel-kabel
penerangan dan lain-lain.
b.
Selama berlangsungnya pekerjaan, semua tetap dipelihara dengan baik dan Penyedia
barang atau jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki bilamana ada kerusakankerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan Penyedia barang atau jasa sendiri.
PASAL 15
PENERANGAN
Pada los-los kerja gudang-gudang dan beberapa tempat disekeliling tempat-tempat
pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
Sumber penerangan menjadi beban Penyedia barang atau jasa.
PASAL 16
KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
a.
b.
Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang ataupun yang berada dihalaman
bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian
bahan -bahan oleh Pengawas.
c.
Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Pengawas Lapangan pada
waktu pelaksanaan.
PASAL 17
KECELAKAAN DAN KOTAK P3K
a.
Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini maka
Penyedia barang atau jasa diwajibkan mengambil segala tindakan guna kepentingan
diri sikorban.
b.
Penyedia barang atau jasa bertanggung jawab atas kecelakaan yang ditimbulkannya
yang menimpa baik para karyawan dari Penyedia barang atau jasa sendiri maupun
orang-orang lain yang berada dilapangan pembangunan dan sekitarnya.
c.
Kotak P3K dengan isinya yang selalu lengkap harus tetap berada ditempat pekerjaan.
PASAL 18
PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PENYEDIA BARANG ATAU JASA
a.
Pemimpin harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia barang atau jasa harus
diserahkan kepada Penyelenggara Kepala (Site Manager) yang ahli dan
berpengalaman.
b.
c.
Penyelenggara Kepala harus terus menerus berada ditempat pekerjaan selama jam
jam kerja dan setiap saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada setiap saat yang
di kehendaki Pengawas Lapangan, dan wajib mengisi daftar hadir dan buku Direksi
dilapangan yang disahkan oleh Pengawas Lapangan.
d.
e.
10
langsung kepada Penyedia barang atau jasa melalui Penyelenggara Kepala sebagai
penanggung jawab dilapangan.
f.
Penyedia barang atau jasa diwajibkan pada setiap saat menjalankan disiplin dan tata
tertib yang ketat terhadap semua buruh, karyawan termasuk Penyedia barang atau
jasa bahan-bahan ,yang ada dibawahnya. Siapapun diantara mereka yang tidak
berwenang, melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu ataupun merusak
ketertiban, berlaku tidak senonoh, melakukan perbuatan yang merugikan
pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas
perintah pertama dari Pengawas Lapangan.
PASAL 19
PENGAWASAN
a.
b.
Pada setiap saat Pengawas Lapangan atau petugas-petugasnya harus dapat dengan
mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, setiap bahan,
pengolahan maupun sumber-sumbernya.
c.
d.
Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Lapangan diluar jam-jam kerja, maka
segala biaya untuk itu menjadi beban Penyedia barang atau jasa. Permohonan
tersebut harus dengan surat disampaikan kepada Pengawas Lapangan dua hari
sebelumnya. Pengawas Lapangan dalam persetujuannya akan memberitahukan
besarnya biaya.
PASAL. 20
RESIKO UPAH DAN HARGA
Didalam pelaksanaan pekerjaan ini fluktuasi upah / harga bahan yang terjadi selama
masa pelaksanaan pekerjaan menjadi resiko Penyedia barang atau jasa.
PASAL 21
JAMINAN PELAKSANAAN
Untuk mendapatkan jaminan bahwa Penyedia barang atau jasa akan memenuhi
kewajiban-kewajibannya maka kepadanya diwajibkan memberikan jaminan pelaksanaan
dari bank pemerintah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.
PASAL 22
ASURANSI DAN PERTANGGUNGAN
a.
Semua resiko yang diakibatkan oleh kelalaian Penyedia barang atau jasa dan
sebagainya yang dapat mengakibatkan pekerjaan dan sekitarnya serta masih dalam
pemesanan Penyedia barang atau jasa adalah menjadi resiko Penyedia barang atau
jasa sepenuhnya. Oleh sebab itu Penyedia barang atau jasa disarankan menyusutkan
11
resiko ini sampai sekecil mungkin dengan jalan menutup pertanggungan (Asuransi)
b.
Dua minggu setelah Surat Penunjukan Pekerjaan (Kontrak), Penyedia barang atau
jasa atas biayanya sendiri seyogyanya mempertanggungkan resiko-resiko tersebut
kepada suatu Maskapai Asuransi yang telah disetujui.
c.
PASAL 23
IZIN KERJA DARI PEMDA
Pembayaran dan penebusan seluruh biaya yang diperlukan untuk surat izin kerja menjadi
beban Penyedia barang atau jasa dan diperhitungkan didalam penawaran. Pengurusan
perizinan akan dibantu oleh pemberi tugas terkait data-data administratif.
PASAL 24
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
Jangka waktu maksimal yang diberikan kepada Penyedia barang atau jasa untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan yang dimaksud dalam RKS ini adalah selambatlambatnya 90 (sembilan puluh ) hari kalender terhitung sejak Kontrak di tandatangani.
PASAL 25
PERMULAAN PEKERJAAN
Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah ditandatanganinya Surat Perjanjian Kerjasama,
Penyedia barang atau jasa harus telah memulai pekerjaan dalam arti kata yang nyata.
Untuk itu syarat-syarat yang diwajibkan untuk dapat dimulainya pekerjaan harus dipenuhi
terlebih dahulu.
PASAL 26
KELAMBATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU
a.
Kelalaian Penyedia barang atau jasa utama atau Penyedia barang atau jasa bawahan
melaksanakan pekerjaan, pekerjaan tambah, memperbaiki kerusakan kerusakan yang
diakibatkan oleh Penyedia barang atau jasa, tidak akan diluluskan dalam permintaan
perpanjangan waktu.
b.
c.
12
yang berwenang.
d.
PASAL 27
PENYERAHAN PEKERJAAN
a.
b.
c.
Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Pemberi Tugas
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang dimaksud, dimana
Pengawas Lapangan mengadakan pemeriksaan seksama atas hasil keseluruhan. Hasil
pemeriksaan ini akan disampaikan kepada. Penyedia barang atau jasa. Sebelum
penyerahan pertama, pemeriksaan dapat diadakan terlebih dahulu satu kali. Pada
saat-saat pemeriksaan maupun penyerahan dibuatkan Berita Acara.
d.
e.
Keadaan force majeure yang dimaksud diantaranya; Banjir, Gempa bumi, Huru hara,
Epidemi, Angin topan, Perang dan Pemberontakan Yang berkaitan langsung
terhadap, kegiatan proyek (harus ada hubungan sebab akibat antara kejadian dan
force majeure dengan pelaksanaan pekerjaan).
f.
Apabila terjadi force majeure pihak Penyedia barang atau jasa harus memberitahukan
kepada Pengawas Lapangan secara tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kalender sejak terjadinya force majeure.
PASAL 28
JANGKA WAKTU PEMELlHARAAN & TANGGUNG JAWAB PENYEDIA
BARANG ATAU JASA
a.
Selama jangka waktu pemeliharaan yaitu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
terhitung mulai tanggal penyerahan pertama, Penyedia barang atau jasa wajib
menyelesaikan semua kekurangan kekurangan akibat pelaksanaan maupun bahan bahan yang jelek, dengan menyelesaikan dan memperbaiki hasil check list pada saat
pemeriksaan dalam rangka penyerahan pertama proyek kepada Pemberi Tugas dan
atas teguran pertama dari Pemberi Tugas dan Pengawas Lapangan.
b.
Bilamana Penyedia barang atau jasa dalam jangka waktu yang disebutkan dalam
Surat Teguran tersebut tidak dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
dimaksud, maka Pemimpin Proyek berhak untuk menunjuk pihak lain melaksanakan
pekerjaan tersebut atas biaya Penyedia barang atau jasa Pertama.
c.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini dan keadaan pekerjaan telah memuaskan,
13
oleh Pengawas Lapangan akan dinyatakan secara tertulis kepada Penyedia barang
atau jasa untuk selanjutnya diadakan penyerahan kedua.
PASAL 29
DENDA-DENDA
a.
b.
PASAL 30
PEKERJAAN TAMBAH DAN PEKERJAAN KURANG
a.
b.
Sebagai syarat untuk mendapatkan izin tertulis dari Direksi, Penyedia barang atau
jasa diwajibkan untuk segera memberitahukan biaya yang dimintanya untuk
pelaksanaan pekerjaan tambah yang diperintahkan kepadanya atas dasar
pemeriksaan Pengawas Lapangan.
c.
Perhitungan pekerjaan tambah atau kurang didasarkan atas Daftar Harga Satuan,
Daftar Upah dan Bahan yang dilampirkan Penyedia barang atau jasa dalam Surat
Penawarannya. Kecuali jika sebelum pekerjaan tambahan tersebut dimulai Penyedia
barang atau jasa mengajukan keberatannya dan minta dasar perhitungan yang lain.
Tidak ada perhitungan kembali atas jumlah satuan yang dihitung Penyedia barang
atau jasa dalam Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya; dengan demikian
perhitungan pekerjaan tambah/kurang ialah bagian pekerjaan atau suatu pekerjaan
diluar yang dimaksud didalam RKS dan gambar-gambar. Perhitungan pembayarannya
dilakukan pada pembayaran angsuran berikutnya.
PASAL 31
PERATURAN PEMBAYARAN
Peraturan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan akan diatur sesuai dengan peraturan
yang berlaku dalam Surat Perjanjian Kerja Sama dan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
14
PASAL 32
PENUNDAAN PEMBAYARAAN
a.
b.
PASAL 33
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1.
Tanpa mengurangi hak-hak yang dimiliki oleh Pemberi Tugas jika Penyedia barang
atau jasa lalai dan tidak bertindak menurut kontrak atau perintah Pemberi Tugas,
maka Pemberi Tugas dapat memutuskan hubungan kerja dalam hal :
a.
Tanpa alasan yang dapat diterima menangguhkan atau menunda sama sekali
pelaksanaan pekerjaan sebelum selesai.
b.
c.
Penyedia barang atau jasa menolak atau dengan tegas mengabaikan peringatan
tertulis dari pimpro / pengawas yang menghendaki penyingkiran pekerjaan yang
cacat atau bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat, hingga dengan penolakan
kelalaian tersebut pekerjaan benar-benar terkena akibatnya.
2.
Tanpa mengurangi hak-hak lain yang dimiliki oleh Pemberi Tugas, jika Penyedia
barang atau jasa setelah 3 (tiga) kali berturut-turut tidak mengindahkan peringatanperingatan tersebut atau dalam pelaksanaan selanjutnya melakukan kelalaian yang
sama, maka Pemberi Tugas tanpa mengurangi hak-hak lainnya dalam waktu
7 (tujuh) hari sejak pengulangan atau penerusan kelalaian atau boleh segera
memutuskan kontrak dengan Penyedia barang atau jasa secara tertuIis.
3.
Bila pekerjaan tidak selesai walaupun Penyedia barang atau jasa telah dikenakan
denda maksimum 5% dan Pemberi Tugas menilai bahwa pekerjaan tidak dapat
diselesaikan maka direksi dapat memutuskan secara sepihak dan berhak menunjuk
Penyedia barang atau jasa lain guna menyelesaikan pekerjaan tersebut atas biaya
Penyedia barang atau jasa terdahulu.
PASAL 34
PENAWARAN YANG DIMINTA
a.
Penawaran yang diminta adalah sesuai dengan yang dimaksud dalam RKS dan Form
Bill of Quantity.
b.
Didalam penawaran ini tidak ada perhitungan kembali atas jumlah harga satuan
maupun terhadap fluktuasi besarya upah dan harga.
c.
Lampiran -lampiran harga satuan, daftar harga bahan dan upah serta analisa harga
satuan dari jenis-jenis pekerjaan tersebut dalam pasal 5 ayat 10 dimaksudkan untuk
perhitungan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang.
15
PASAL 35
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan yang diberikan kepada penyedia barang / jasa untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan Pembangunan
Gedung Terintegrasi 4 Lantai Politenik Pertanian Negeri Pangkep sesuai Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) yang telah di tetapkan oleh Konsultan Perencana.
16
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
Uraian Umum Kegiatan
Nama Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan
Luas Lahan yang akan dilakukan Penimbunan adalah 100 x 80 mtr = 800 M2.
Luas Bangunan rencana adalah : 60 x 48 meter
Pasal 2
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan meliputi :
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan material beserta
kelengkapan untuk konstruksi beton yang memadai berikut pemasangan sesuai
dengan gambar dan Persyaratan Teknis ini.
Kontraktor diwajibkan mempersiapkan gambar kerja ( Shop drawing ) berikut
rencana pengecorannya minimal 7 hari sebelum pekerjaan dimulai serta harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
17
Pengendalian Pekerjaan
Pekerjaan ini harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03, PUBB NI-3 tahun 1970,
NI-8 tahun 1964, PBI NI-2 tahun 1971 terutama mengenai :
1. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian
II Bab 3 Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9) ;
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971 NI-2, Bagian II Bab
4-5-6 seluruh pasal) ;
3. Syarat-syarat pekerjaan tulangan (PBI 1971 NI-2, Bagian IV Bab 8 seluruh
pasal).
Bahan-bahan
a. Beton Ready Mix dan Site Mix
18
b. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 ( 12) dan U-39
menurut PBI 1971 yaitu baja lunak dengan tegangan leleh 1400 kg/cm2 dan
tegangan patah minimum 2400-5-6. Untuk mutu baja yang menggunakan U24 terdapat pada jenis tulangan ( polos ) dengan 12, sedangkan
Untuk mutu baja yang menggunakan U-39 terdapat pada jenis tulangan
( ulir ) dengan > 12 Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari
kotoran-kotoran (Lumpur, lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus
terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng. Kualitas tulangan yang
akan digunakan sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau Steel.
c. Bekisting
c.1. Semua
pekerjaan
bekisting
menggunakan
bahan
terbuat
dari
Pelaksanaan
a. Pekerjaan Persiapan
Perencana.
Sebelum
19
ada
kepastian
dari
kebenaran
perhitungan
tersebut,
Kontraktor
Pelaksana
tidak
diijinkan
c. Persiapan Pengecoran
20
d. Pengecoran
Pengecoran beton dapat dilakukan setelah :
a.
b.
c.
21
e. Ceklist Pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pengecoran dilakukan, terlebih dahulu kontraktor
pelaksana membuat form cheklist pekerjaan untuk diajukan ke Konsultan
22
BAB III
METODE EVALUASI
Metode evaluasi pelelangan Pekerjaan Gedung Kuliah Terintegrasi 4 Lantai
Politenik Pertanian Negeri Pangkep menggunakan pendekatan kuantitatif,
dengan memberikan nilai angka terhadap unsur unsur yang dinilai sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan.
Evaluasi pelelangan hanya diterapkan terhadap penawaran dari penyedia barang
dan jasa yang dinyatakan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Adapun faktor yang dievaluasi adalah dari segi administrasi, segi teknis dan segi
harga penawaran.
EVALUASI ADMINISTRASI
Setiap rekanan wajib menyampaikan persyaratan administrasi minimal terdiri
dari:
1. Copy akte pendirian perusahaan beserta perubahannya bila ada
2. Susunan Pemilik Modal
3. Susunan Pengurus Perusahaan
4. NPWP
5. SIUP yang masih berlaku
6. TDP yang masih berlaku
7. SITU/Domisili/Surat Ijin Gangguan (HO) yang masih berlaku
8. SIUJK yang masih berlaku
9. Copy laporan keuangan tahun 2014 yang sudah di audit
10. Copy Sertifikasi sesuai bidangnya
11. Copy keanggotaan Asosiasi
12. Jaminan penawaran
13. Dukungan Bank dan Rekening Koran 3 Bulan terakhir.
Seluruh persyaratan tersebut diatas, wajib dipenuhi oleh peserta pelelangan/
penyedia barang dan jasa sebagai persyaratan untuk dapat diikut sertakan pada
tahapan evaluasi selanjutnya. Apabila penyedia barang dan jasa tidak dapat
melengkapi seluruh persyaratan administrasi tersebut diatas, maka penawaran
dari penyedia barang dan jasa tersebut tidak diikutsertakan dalam evaluasi
selanjutnya dan dinyatakan kalah.
Dalam evaluasi administrasi hanya ada dua kemungkinan yaitu memenuhi syarat
atau tidak memenuhi syarat.
23
10%
10%
10%
20%
10%
10%
10%
20%
24
BAB IV
SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pasal 1.
URAIAN PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah
Pembangunan Gedung Kuliah Terintegrasi 4 Lantai di Politeknik
Pertanian Negeri Pangkep, berupa Pekerjaan Struktur dan Sub
Struktur Gedung.
Lingkungan Gedung Imigrasi Pati, dengan rincian secara garis besar
sebagai berikut:
a) PEKERJAAN PERSIAPAN
b) PEKERJAAN STRUKTUR
2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor
menyediakan :
a) Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja
yang terampil dan cukup jumlahnya dengan kapasitas yang
memadai dengan pengalaman untuk Bangunan gedung.
b) Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan
jumlah yang cukup dan kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
c) Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.
3. Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan keahlian penuh, dan sesuai
dengan syarat-syarat (RKS), gambar rencana, Berita Acara
Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas
lapangan dan Direksi Teknis.
Pasal 2.
JENIS DAN MUTU BAHAN
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri
sesuai dengan Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menpen. No.: 472/Kop/XII/80, No.:
813/Menpen/1980, No.: 64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember
1980.
25
Pasal 3.
GAMBAR GAMBAR
RKS ini dilampiri :
1. Gambar kerja arsitektur/Sipil
2. Gambar kerja elektrical
3. Gambar Pelengkap dan Detail Khusus
Pasal 3.
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain
dalam Rencana Kerja dan
a. Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuanketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya.
Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982;
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI
03-2847-2002;
Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen
Tenaga Kerja;
Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F;
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di
atas berlaku dan mengikat pula.
a. Gambar Kerja yang dibuat Perencana yang sudah disahkan oleh
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk
juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor
(Shop Drawing) dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah
disetujui Direksi.
26
Pasal 5.
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar
tidak sesuai dengan gambar yang lain, maka gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitu pula
apabila dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan gambar ada,
maka gambarlah yang mengikat. Bila perbedaan-perbedaan ini
menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan
Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.
Pasal 6.
JADWAL PELAKSANAAN
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan
berupa Bar-chart dan curve bahan/tenaga.
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, paling lambat dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender
setelah SPPBJ diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4
(empat) kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding
di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan (prestasi kerja).
4. Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan akan
menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.
Pasal 7.
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa
Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa
penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal S1 atau sederajat
dengan pengalaman minimum 10 (Tahun) tahun.
27
28
Pasal 10.
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syaratsyarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu
dalam keadaan siap pakai di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan
memenuhi syarat-syarat bagi semua petugas dan pekerja yang ada
di bawah kekuasaan kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC
yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat
tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para
pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.
4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Pasal 11.
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh
Kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik
dan siap dipakai, antara lain :
Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.
Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilaksanakan.
Pasal 12.
SITUASI DAN UKURAN
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal VI.01 adalah pekerjaan lanjutan,
sesuai dengan gambar.
2. Ukuran ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan
garis besar pelaksanaan.
3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan
bangunan, sifat dan luas pekerjaan, dan hal hal yang dapat
mempengaruhi harga penawaran.
4. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak
dijadikan alasan untuk menggagalkan tuntutan.
29
Pasal 13.
SYARAT SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat
syarat yang ditentukan pasal VI.02.
2. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus
diperiksakan dahulu kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.
3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di
lapangan
pekerjaan,
tetapi
ditolak
pemakaiannya
oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, harus
segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya
dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor
tetapi ternyata ditolak Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola
Teknis Kegiatan, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar
atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
Pasal 14.
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian
pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan,
Kontraktor
diwajibkan
meminta
kepada
Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
2. Kemudian jika Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya.
3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung
dari jam diterimanya permohonan pemeriksaan , tidak terhitung
hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan, Kontraktor dapat
meneruskan
pekerjaannya
dan
bagian
yang
sebenarnya
diperiksakan
dianggap
telah
disetujui
Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan. Hal ini dikecualikan bila
Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim
Pengelola
Teknis
Kegiatan
meminta perpanjangan waktu.
4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Pengawas
Lapangan/ Tim Pengelola Teknis Kegiatan berhak memerintahkan
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi
tanggungan Kontraktor.
30
Pasal 15.
KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE
1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh
Pemerintah dan bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai
petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa
bumi, angin puyuh, badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua
kejadian karena faktor alam serta kejadian tersebut dibenarkan oleh
Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.
Pasal 16.
PEKERJAAN TAMBAH/KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan
dengan tertulis dalam buku harian oleh Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan serta persetujuan Pemberi
Tugas.
2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyatanyata ada perintah tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan atas persetujuan Pemberi Tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut
daftar harga satuan pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor
yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran
terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum
dalam harga satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga
satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas
Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan bersama-sama Kontraktor
dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai
penyebab
kelambatan
penyerahan
pekerjaan,
tetapi
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan
tambah tersebut.
Pasal 17.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Uitzet/Bouwplank
a) Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas III dengan
ketebalan 2 cm dipasang terentang pada patok kayu ukuran 5/7
dan diserut rata pada permukaan atas dan terpasang
31
33
4)
5)
6)
7)
PC (Portland Cement)
Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan
SNI-8 bab 3.2 PC type I.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk
semen saja yang dipakai untuk seluruh pekerjaan
beton.
Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam
zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung serta
harus dalam jumlah sesuai urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempattempat rapat air dengan lantai terangkat dan
ditumpuk dalam urutan pengirimannya. Semen yang
rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan
harus dikeluarkan dari lapangan.
Pembesian
Besi penulangan beton harus disimpan dengan caracara sedemikian rupa, sehingga bebas dari hubungan
langsung dengan tanah lembab maupun basah.
Besi
penulangan
harus
disimpan
berkelompok
berdasarkan ukuran-ukuran masing-masing
besi penulangan rangka maupun besi-besi penulangan
bergelombang (Deformed bar) harus sesuai dengan
persyaratan dalam SNI-2 bab 3.7.
Besi penulangan yang akan digunakan harus bebas
dari karat dan kotoran lain, apabila harus dibersihkan
dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi atau dengan bahan cairan
sejenis Vikaoxy off yang disetujui Pengawas.
Direksi atau Pengawas berhak untuk memerintahkan
untuk menambah besi tulangan di tempat yang
dianggap perlu sampai maksimum 5 % dari tulangan
yang ada di tempat tersebut, meski tidak tertera
dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan.
Penulangan harus terdiri dari baja keras dengan mutu
U 39 dan Baja lunak U 24 sesuai SNI 03-28472002.
Kawat pengikat
Harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang
disyaratkan dalam NI-2 bab 3.7.
Air
Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan
dalam NI-2 bab 3.6.
34
8)
4. Pelaksanaan
a) Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan Trial test
atau mixed design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton
yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil test tersebut
ditentukan oleh Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola
Teknis Kegiatan,
b) deviasi standar yang akan dipergunakan untuk menilai mutu
beton selama pelaksanaan.
Pengecoran beton
a. Pengecoran
beton
dapat
dilaksanakan
setelah
Kontraktor mendapat ijin secara tertulis dari
Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis
Kegiatan.
b. Permohonan ijin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya.
c. Sebelum pengecoran dimulai Kontraktor harus sudah
menyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-anker
dan sparing-sparing yang diperlukan, pada kolomkolom, balok-balok beton untuk bagian yang akan
berhubungan
dengan
bata
maupun
pekerjaan
instalasi. Kecuali dinyatakan lain pada gambar, maka
stek-stek dan angker-angker dipasang dengan jarak
setiap 1 meter.
d. Persetujuan Direksi untuk mengecor beton berkaitan
dengan pelaksaan pekerjaan stekan dan pemasangan
besi
serta
bukti
bahwa
Kontraktor
dapat
melaksanakan
pengecoran
tanpa
gangguan.
Persetujuan tersebut di atas tidak mengurangi
tanggung
jawab
Kontraktor
atas
pelaksanaan
pekerjaan beton secara menyeluruh.
e. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak
dicampurnya air pada semen dan agregat atau semen
35
37
Pemeriksaan lanjutan
1) Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih
meragukan, maka pemeriksaaan lanjutan dilakukan
dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu
dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian
terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan
SNI 03-2487-2002.
2) Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini
sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
Cetakan Beton / Bekisting
a) Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratanpersyaratan di bawah ini :
NI 2 1971
NI 3 1979
b) Bahan-bahan
Bekisting harus dibuat dari kayu kelas II tebal 3 cm
dengan permukaan yang rata dan diketam halus,
sehingga diperoleh permukaan beton yang baik.
Agar bekisting kuat, tidak bergoyang dan tidak
melendut, harus dipasang penopang dari kayu
ukuran 5 x 7 cm.
Bekisting harus bebas dari kotoran-kotoran,
potongan-potongan serta serbuk gergaji, tanah dan
lain-lain.
Semua bekisting yang dibangun harus teguh, alatalat dan usaha-usaha membuka cetakan-cetakan
harus sesuai dan cocok tanpa merusak permukaan
dari beton yang telah selesai.
Semua bekisting harus betul-betul teliti dan aman
pada kedudukannya sehingga dicegah
pengembangan atau lain-lain gerakan selama
penuangan adukan beton.
Bekisting harus dibuat dan disangga sedemikian rupa
sehingga dapat dicegah dari kerusakan-kerusakan
dan dapat mempermudah penumbukan pada waktu
pemadatan adukan mortar beton tanpa merusak
kontruksi.
Sewaktu-waktu Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan dapat menolak sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dan
Kontraktor harus dengan segera membongkar bentuk
yang ditolak dan untuk menggantinya atas bebannya
sendiri.
Bekisting dapat dipergunakan maksimal 3 kali.
Pembongkaran bekisting dapat dilakukan minimal 3
(tiga) hari setelah konstruksi dicor atau harus seijin
38
39
40