Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
WILAYAH
1. Pertanian
2009
2010*
1.850.037,78
255.442,53
266.232,00
6.081,18
7.230,06
241.942,34
263.191,85
304.848,43
415.081,91
55.360,54
65.677,26
70.735,54
92.480,57
595.667,23
729.626,30
JUMLAH
3.195.646,
47
3.717.632,9
3
Vi*/Vt*
200
9
1.638.294,8
8
27.273,81
2. Pertambangan &
Penggalian
3. Industri Pengolahan
2011**
28.075,20
2010
Vi/Vt
2011
2009
2010
Perhitungan LQ
2011
2009
2010
2011
2.151.037,
38
34.419,20
0,513
0,498
0,494
0,280
0,258
0,253
1,832
1,927
1,952
0,009
0,008
0,008
0,055
0,060
0,061
0,155
0,125
0,130
279.998,2
5
8.747,36
0,080
0,072
0,064
0,125
0,123
0,122
0,638
0,584
0,527
0,002
0,002
0,002
0,010
0,018
0,009
0,200
0,110
0,222
316.708,5
4
519.683,0
9
83.840,50
0,076
0,071
0,073
0,054
0,055
0,056
1,404
1,277
1,289
0,095
0,119
0,119
0,167
0,173
0,176
0,571
0,689
0,677
0,017
0,019
0,019
0,080
0,080
0,079
0,218
0,240
0,244
106.279,2
9
850.436,7
8
4.351.150
,40
0,022
0,024
0,024
0,062
0,066
0,069
0,354
0,369
0,353
0,186
0,195
0,195
0,167
0,174
0,174
1,115
1,122
1,125
Dengan melihat tabel perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Luwu setelah melalui analisis
perhitungan LQ, memiliki kemampuan yang relatif jauh lebih tinggi dibanding sektor yang sama di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan pada
masing masing dimulai dari tahun 2009 hingga 2011 . Hal tersebut bisa dilihat melalui nilai LQ yang sebesar 1,832 di Tahun 2009, 1,927 di
tahun 2010, dan 1,952 di tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh tata guna lahan di Kabupaten Luwu Utara yang belum didominasi oleh lahan
terbangun, sehinga ketersediaan lahan pertanian masih luas dan berimbas pada besarnya PDRB sektor tersebut.
Pertanian
2009
2010
2011
Vi*/Vt*
2009
2010
2011
1.299.332
,96
6.080.256
,65
164.938
1.496.0
29
7.113.1
15
183.514
0,182
0,157
0,155
Pertambangan&Penggal
ian
Industri Pengolahan
1.170.922,0
2
4.547.995,9
2
148.581,18
0,707
0,733
0,736
0,023
0,020
0,019
15.651,1
18.569,89
20.970
0,002
0,002
0,002
32.858,77
40.492,56
43.237
0,005
0,005
0,004
121.436,91
137.732,0
5
94.525,25
156.279
0,019
0,017
0,016
106.420
0,013
0,011
0,011
112.789,4
6
139.982
0,015
0,014
0,343
Bangunan
Perdagangan, Hotel &
Restoran
Pengangkutan &
Komunikasi
Keuangan, Persewaan,
& Jasa Perusahaan
81.535,85
93.515,52
200
9
0,28
0
0,05
5
0,12
5
0,01
0
0,05
4
0,16
7
0,08
0
0,05
2
Vi/Vt
2010
0,258
0,060
0,123
0,018
0,055
0,173
0,080
0,066
201
1
0,25
3
0,06
1
0,12
2
0,00
9
0,05
6
0,17
6
0,07
9
0,06
9
Perhitungan LQ
2009 2010
2011
0,65
2
12,8
67
0,18
5
0,25
7
0,09
5
0,11
3
0,16
0
0,27
8
0,60
7
12,1
36
0,16
2
0,12
6
0,08
8
0,09
6
0,14
2
0,20
5
0,611
12,10
9
0,155
0,239
0,079
0,092
0,142
0,209
Jasa-Jasa
203.437,24
Jumlah
6.436.034,4
2
345.619,1
7
8.294.255
,58
408.663
0,032
0,042
0,042
9.670.2
11
0,997
1,000
1,328
0,16
7
0,99
0
0,174
1,008
0,17
4
1,00
0
0,19
0
0,23
9
SEKTOR/LAPANGA
N USAHA
2010
Pertanian
Pertambangan dan
Galian
Industri
1.910.496,
05
22.386,31
2.188.960,
75
27.033,08
2.513.510,
93
36.575,43
88.251,67
98.132,15
15.482,84
18.597,85
112.728,5
5
23.842,94
136.950,6
6
233.089,4
6
153.156,5
6
264.107,2
3
175.882,7
2
308.186,9
6
3
4
5
6
2011
2012
Vi*/Vt*
2010 201
1
0,62 0,61
3
3
0,00 0,00
7
8
0,02 0,02
9
7
0,00 0,00
5
5
0,04 0,04
5
3
0,07 0,07
6
4
201
2
0,60
5
0,00
9
0,02
7
0,00
6
0,04
2
0,07
4
Vi/Vt
201
0
0,25
8
0,06
0
0,12
3
0,01
8
0,05
5
0,17
3
201
1
0,25
3
0,06
1
0,12
2
0,00
9
0,05
6
0,17
6
201
2
0,24
8
0,05
5
0,12
2
0,00
9
0,05
7
0,17
8
Pehitungan
201
201
0
1
2,41 2,42
1
1
0,12 0,12
1
5
0,23 0,22
4
5
0,28 0,57
5
4
0,80 0,75
5
9
0,43 0,41
8
9
LQ
201
2
2,44
0
0,15
9
0,22
2
0,63
6
0,74
1
0,41
7
0,243
7
8
9
Angkutan dan
Komunikasi
Bank, Lembaga
Keuangan Lainnya
Jasa - jasa
Total
74.509,61
94.172,19
166.849,4
5
420.323,3
9
3.068.339,
43
208.910,2
5
517.842,7
7
3.570.912,
84
133.772,3
1
262.334,6
5
609.080,2
8
4.155.914,
76
0,02
4
0,05
4
0,13
7
1,00
0,02
6
0,05
9
0,14
5
1,00
0,03
2
0,06
3
0,14
7
1,00
0,08
0
0,06
6
0,17
4
1,00
0,07
9
0,06
9
0,17
4
1,00
0,08
1
0,07
4
0,17
5
1,00
0,30
3
0,82
1
0,78
6
0,33
4
0,84
5
0,83
5
0,39
5
0,85
3
0,83
7
Dengan melihat tabel perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Luwu Utara setelah melalui
analisis perhitungan LQ, memiliki kemampuan yang relatif jauh lebih tinggi dibanding sektor yang sama di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan
pada masing masing dimulai dari tahun 2010 hingga 2012 . Hal tersebut bisa dilihat melalui nilai LQ yang sebesar 2,411 di Tahun 2010, 2,421 di
tahun 2011, dan 2,440 di tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh tata guna lahan di Kabupaten Luwu Utara yang belum didominasi oleh lahan
terbangun, sehinga ketersediaan lahan pertanian masih luas dan berimbas pada besarnya PDRB sektor tersebut.
4. Kabupaten Maros
2009
2010
2011
2012
758,36
29,45
890,95
33,04
1.063,85
38,73
1.165,39
44,98
427,70
519,51
602,73
719,59
18,050
20,390
22,720
26,810
2010
0,343
0,013
Vi*/Vt*
2011
0,350
0,013
2012
0,333
0,013
2010
0,258
0,060
0,200
0,008
0,198
0,007
0,206
0,008
0,123
0,018
5. Bangunan
32,530
6. Perdagangan, Hotel &
Restoran
7. Pengangkutan &
Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan, &
Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
40,150
46,220
209,960
238,620
273,820
102,400
118,430
136,910
157,820
124,510
137,220
172,520
214,320
497,110
628,400
716,900
838,850
JUMLAH
2.598,070
3.039,190
0,015
0,016
0,055
0,081
0,079
0,078
0,173
0,046
0,045
0,045
0,080
0,053
0,057
0,061
0,066
0,242
0,236
0,240
0,174
54,380
162,900
2.153,010
0,015
3.495,960
Dengan melihat tabel perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sektor Industri pengolahan di Kabupaten Maros setelah melalui
analisis perhitungan LQ, memiliki kemampuan yang relatif jauh lebih tinggi dibanding sektor yang sama di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan
pada masing masing dimulai dari tahun 2010 hingga 2012 . Hal tersebut bisa dilihat melalui nilai LQ yang sebesar 1,630 di Tahun 2010, 1,623 di
tahun 2011, dan 1,684 di tahun 2012.
B. Analisis SWOT
1. Kabupaten Luwu
Untuk mengetahui alternatif strategi pengembangan yang baik dan sesuai bagi Kabupaten Luwu digunakan analisis SWOT. Analisis
SWOT meliputi faktor-faktor internal yaitu faktor kekuatan dan kelemahan, serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman. Faktorfaktor internal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan suatu sektor dan berasal dari dalam sektor tersebut. Sedangkan faktorfaktor eksternal adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi suatu sektor yang berasal dari luas sektor tersebut.
Faktor Internal SWOT
KEKUATAN (STRENGTH)
1. Memiliki sektor basis berupa agrobisnis (usaha tani kakao) ,perikanan dan pariwisata
2. Memiliki potensi dalam hal ketersediaan tenaga kerja keluarga. Sebagai gambaran, rataan proporsi penggunaan tenaga kerja dalam
keluarga adalah sekitar 60,23 persen dari total tenaga kerja yang diperlukan untuk pengelolaan usahatani kakao disamping itu
pertumbuhan penduduk di Kab. Luwu semakin meningkat dari tahun ke tahun.
3. Akses penjualan dan pemasaran hasil tani di Kabupaten Luwu terintegrasi dengan baik.
4. Pada aspek kelembagaan sosial Kab. Luwu, di lingkungan masyarakat setempat (khususnya suku bugis) ada satu tradisi dalam hal
kegotongroyongan usahatani yang disebut makaleleng, tradisi ini dapat dikatakan sebagai suatu kekuatan untuk saling membantu dan
meringankan pekerjaan (sambat-sinambat) sesama petani.
5. Keberadaan Kabupaten Luwu yang ada di Jalur Trans Sulawesi
KELEMAHAN (WEAKNESS):
1. Kurangnya pelayanan infrastruktur MCK dan sanitasi sehingga menyebabkan rendahnya kualitas kesehatan.
2. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam.
3. Tingkat penguasaan lahan oleh petani kakao masih kurang diakibatkan adanya ekspansi keluar kawasan berupa sewa lahan dan
penggadaian.
4. Petani masih memiliki keterbatasan dalam modal usaha tani sehingga penerapan teknologi juga terbatas.
5. Kualitas produksi masih rendah karena kurangnya penanganan yang maksimal pasca panen.
6. Kurang tersedianya sarana dan prasarana produksi di pedesaan yang disebabkan tidak adanya organisasi/kelompok yang bertugas sebagai
penyedia.
FAKTOR EKSTERNAL
PELUANG (OPORTUNITY):
1. Eksistensi Primatani yang memiliki peluang dalam menjembatani diseminasi teknologi dipandang strategis karena sebagai penghubung
langsung antara lembaga penghasil inovasi (Badan Litbang Pertanian) dengan lembaga penyampai (delivery system) maupun pelaku
agribisnis (receiving system) pengguna inovasi.
2. Salah satu diantara aspek kebijakan otonomi daerah adalah adanya otoritas pemerintahan local (kabupaten) mengelola potensi
sumberdaya wilayah setempat.
3. Menjadi pusat pegembagan wisata alam
4. Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi dan laut yang dapat meningkatkan aksesibilitas pusat pertumbuhan dengan kawasan
yang ditetapkan PKL,PPK,PPL maupun kawasan strategis lainnya;
5. Pengembangan prasarana telekomunikasi, jaringan energy, dan jaringan prasarana sumber daya air untuk air bersih, air minum dan irigasi
ANCAMAN (THREAT) :
1.
2.
3.
4.
5.
Kebutuhan sumber daya manusia yang ahli/terampil untuk mengolah komoditas unggulan sangat tinggi
Tidak mempertimbangkan komoditas lain
Kondisi infrastruktur transportasi dapat menyulitkan akses menuju kawasan pedesaan/penghasil kakao.
Terjadinya ketidakstabilan harga yang mengakibatkan menurunnya pendapatan dan optimalisasi pengolahan produk kakao
Tidak adanya kesepatan formal antara LSM dan pemerintah.
Kelemahan (Weakness)
W1. Kurangnya pelayanan infrastruktur MCK dan
sanitasi sehingga menyebabkan rendahnya
kualitas kesehatan.
penggadaian.
panen.
sebagai penyedia.
sesama petani.
S5. Keberadaan Kabupaten Luwu yang ada di Jalur
Trans Sulawesi
Peluang (Opportunity)
O1. Eksistensi Primatani yang memiliki peluang
Ancaman (Threat)
T1. Kebutuhan sumber daya manusia yang
pedesaan/penghasil kakao.
lingkungan
Setelah merangkum keragaan Kabupaten Luwu , langkah selanjutnya adalah merumuskan suatu strategi pengembangan SWOT. Melalui
strategi ini, faktor internal dan eksternal dapat dipertemukan. Faktor internal dan eksternal yang dipertemukan dibuat dalam bentuk matriks.
matriks SWOT strategi pengembangan ditunjukkan pada table.
Tabel 2 Matriks SWOT Strategi Pembangunan Kabupaten Luwu
Internal
Kekuatan (Strength)
S1. Memiliki sektor basis berupa
kesehatan.
W2. Belum optimalnya pengelolaan
sumber daya alam.
W3. Tingkat penguasaan lahan oleh
dan penggadaian.
Eksternal
Kelemahan (Weakness)
tahun ke tahun.
dengan baik.
organisasi/kelompok yang
Peluang (Opportunity)
O1. Eksistensi Primatani yang memiliki
setempat
Luwu.
mengembangkan produk-produk
unggulan.
setempat
yang ada.
terpencil.
pengolahan produksi.
Masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diberi bobot penilaian sesuai dengan tingkat kepentingannya. Pemberian
bobot merupakan penilaian dari peneliti yang dirumuskan sendiri oleh peneiliti. Bobot penilaian tingkat kepentingan SWOT dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3 Bobot Penilaian Tingkat Kepentingan SWOT
No
1
Unsur SWOT
S1. Memiliki sektor basis berupa agrobisnis (usaha tani kakao) ,perikanan dan
pariwisata
S2. Memiliki potensi dalam hal ketersediaan tenaga kerja keluarga. Sebagai gambaran,
Bobot
5
rataan proporsi penggunaan tenaga kerja dalam keluarga adalah sekitar 60,23 %
dari total tenaga kerja yang diperlukan untuk pengelolaan usahatani kakao
disamping itu pertumbuhan penduduk di Kab. Luwu semakin meningkat dari tahun
ke tahun.
S3. Akses penjualan dan pemasaran hasil tani di Kabupaten Luwu terintegrasi dengan
baik.
S4. Pada aspek kelembagaan sosial Kab. Luwu, di lingkungan masyarakat setempat
(khususnya suku bugis) ada satu tradisi dalam hal kegotong-royongan usahatani
yang disebut makaleleng, tradisi ini dapat dikatakan sebagai suatu kekuatan
5
6
7
8
9
10
11
petani.
S5. Keberadaan Kabupaten Luwu yang ada di Jalur Trans Sulawesi
W1. Kurangnya pelayanan infrastruktur MCK dan sanitasi sehingga menyebabkan
4
4
4
5
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
5
4
5
5
4
4
5
4
3
5
Berdasarkan Tabel 3 dapat dibuat suatu implementasi strategi yang merupakan langkah akhir dalam merumuskan suatu strategi
pengembangan. Sebelum mengambil kesimpulan mengenai implementasi strategi pengembangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 Pemberian
rangking tersebut dapat dilihat
Keterkaitan
Kepentinga
n
Rangking
Strategi SO
SO1
S1,O1,O2
14
S1,S2,S5,O2,
30
S3,S4,O2,O3
18
24
17
SO2
O4,O5
SO3
Meningkatkan potensi kawasan dengan
melibatkan masyarakat setempat
Strategi WO
WO
W1,W6,O1,O4,
O5
WO
W4,W5,W6,O1
W2,W3,O2,O3
18
S1,S5,T1,T2
18
S1,S3,T4
14
10
W2,T2,T6
14
11
WO
3
Strategi ST
ST1
ST2
WT1
WT2
W4,W5,W6,T3, 22
T4
WT3
W3,W5,T1,T5
16
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ANCAMAN (Threat)
1. Kebutuhan sumber daya manusia yang ahli/terampil untuk mengolah komoditas unggulan sangat tinggi.
2. Kawasan KTM Mahalona berada dalam kawasan hutan budidaya yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung dan area
konsesi PT INCO, Tbk. Sehingga berpotensi merusak kawasan lindung atau area konsesi PT. INCO, Tbk.
3. Potensi rawan bencana Kabupaten Luwu Timur berupa tanah longsor, luapan air sungai, rawan gempa dan rawan banjir yang
hampir terjadi setiap tahun.
Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
PAD.
S3. Kawasan perkebunan yang sangat
Tabel 6 Matriks
Pembangunan
Internal
Kekuatan (Stength)
O1.
W2. Sarana
dan Prasarana perkantoran
Peluang (Opportunity)
Ancaman
(Threat)
S2. Memiliki sumber daya mineral yang
belumdaya
tersedia
secara memadai.
Kemauan masyarakat untuk
maju
T1. Kebutuhan sumber
manusia
yang
cukup besar dan berpotensi
O2.
menaikkan PAD.
cukup tinggi.
S3.
Kawasan perkebunan
Sektor pertanian yang merupakan
potensial
dan
ahli/terampil
untuk belum
mengolah
masyarakat
maksimal.
yang sangat
komoditas unggulan
sangat
tinggi.
sektor pertanian
belum
diolah
mempunyai luas
T2. Kawasan KTM
Mahalona
berada
secara optimal dan bahkan
dibiarkan
semak belukar.
perekonomian Luwu Timur.
dalam kawasan
hutan menjadi
budidaya
yang
uggulan.
W5. Pengembangan usaha sektor
S4.
Kedudukannya
yang
berada
pada
O3.
Sektor pertanian berpotensi
pertaniandengan
belum mendapatkan
berbatasan langsung
kawasan
jalur lintas Trans Sulawesi.
pasokan prasarana dan sarana
mendukung pengembangan
S5. kawasan
Sebagai pusat distribusi
lindungdandan area
konsesi PT INCO,
produksi yang memadai.
akomodasi barang dan jasa.
agrobisnis dan agroindustri menjadi
W6. Kurangnya tenaga ahli lokal dalam
Tbk. Sehingga berpotensi merusak
mengelola hasil pertambangan.
peluang berusaha dan berinvestasi di
W7. Belum
memadainya
kawasan lindung
atau
area infrastruktur.
konsesi
sektor pertanian.
PT. INCO, Tbk.
O4.
Adanya pengembangan sarana dan
T3. Potensi rawan bencana Kabupaten
prasarana perikanan dan pertanian,
Luwu Timur berupa tanah longsor,
sehingga dapat memperlancar hasil
SWOT Strategi
Kabupaten Luwu
Eksternal
Peluang (Opportunity)
WO1.
cukup tinggi.
O2. Sektor pertanian yang merupakan
(PAD)
SO2. Membangun basis komoditas sesuai
dengan Satuan Pengembangan Kawasan
(SPK) menurut RTRW Luwu Timur.
alam.
O6. Peluang menarik investor cukup
besar.
ST1. Meningkatkan mutu tenaga terampil
Ancaman (Threat)
T1. Kebutuhan sumber daya manusia
yang ahli/terampil untuk mengolah
komoditas unggulan sangat tinggi.
T2. Kawasan KTM Mahalona berada
dalam kawasan hutan budidaya
yang berbatasan langsung dengan
WT1.
agroindustri.
ST2. Memelihara lingkungan yang rawan
bencana.
INCO, Tbk.
T3. Potensi rawan bencana Kabupaten
Unsur SWOT
Bobot
1
2
menaikkan PAD.
S3. Kawasan perkebunan yang sangat potensial dan mempunyai luas
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
dan prasarana
perikanan
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
dan
belukar.
W5. Pengembangan usaha sektor pertanian belum mendapatkan
18
19
20
21
SO1
Alternatif Strategi
Strategi SO
Keterkaitan
(S3,S4,S5,O1
,O2,O3,O6)
Kepentingan Rangk
34
SO2
(S1,S2,S3,S4,
S5,S6,O1,O2
,O3,O4,O5,
49
38
18
15
O6)
Strategi WO
WO1
(W2,W3,W5
,W7,O3,O4,
O5,O6)
(W1,W2,W6
,O1)
Strategi ST
ST1
(S2,T1,T2)
(S1,S2,S3,
bencana.
T3)
20
13
15
Strategi WT
WT1
(W2, T1)
(W1,W6,T1)
(W3,W4,T1)
KELEMAHAN (Weakness)
1. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih cukup rendah.
2. Persebaran SD, SMP, SMA/SMK, yang belum merata diseluruh wilayah, khususnya dalam rangka mendukung program wajib
3.
4.
5.
6.
7.
belajar.
Kualitas kesehatan masyarakat yang belum optimal.
Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam.
Eksploitasi sumber daya alam yang belum sepenuhnya berwawasan lingkungan.
Bandara dan pelabuhan laut rakyat belum dapat dikembagkan untuk infrastruktur eksopr komoditas unggulan LUTRA.
Belum adanya badan tetap yang menangani pencegahan, pengelolaan dan mitigasi bencana alam.
ANCAMAN (Threat)
1.
2.
3.
4.
Kebutuhan sumber daya manusia yang ahli/terampil untuk mengolah komoditas unggulan sangat tinggi.
Mengubah pola pikir dan budaya kerja masyarakat secara luas untuk siap maju dan bersaing.
Produk komoditas unggulan yang kurang kompetitif.
Menggali potensi pertambangan yang belum tereksplorasi secara detail.
5. Pembagunan pembangkit listrik teaga (Air, dan lain-lainnya) untuk menumbuhkan kegiatan industri di wilayah ini.
6. Berdasarkan kondisi fisiografi/morfologinya, maka Kab. Lutra yang dipacu oleh eksploitasi sumberdaya alam yang tidak ramah
lingkungan akan memacu terjadinya banjir bandang di wilayah ini.
Kelemahan
Tabel 9 Keragaan Kabupaten Luwu
Utara (Weakness)
S1. Memiliki sektor basis berupa pertanian.
W1. Tingkat pendidikan masyarakat yang
S2. Adanya Pelabuhan Rakyat di pantai
masih cukup rendah.
Teluk Bone.
W2. Persebaran SD, SMP, SMA/SMK,
S3. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di
yang belum merata diseluruh wilayah,
Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013
khususnya dalam rangka mendukung
cukup besar yaitu sebanyak 52.187
program wajib belajar.
rumah tangga.
W3. Kualitas kesehatan masyarakat yang
S4. Adanya pengembangan hasil-hasil
belum optimal.
pertanian, perkebunan (kakao, kelapa
W4. Belum optimalnya pengelolaan
sawit, dll), kelautan, pariwisata, dan
sumberdaya mineral.
Setelah
lingkungan.
W6. Bandara dan pelabuhan laut rakyat
merangkum
Utara,
Kabupaten
Luwu
selanjutnya
adalah
unggulan LUTRA.
W7. Belum adanya badan tetap yang
strategi
langkah
merumuskan
faktor
eksternal
dipertemukan.
internal
dan
eksternal
dipertemukan dibuat
matriks
ditunjukkan
SWOT
pada
O1.
Peluang (Opportunity)
Kemauan masyarakat untuk maju
cukup tinggi.
O2. Tekad eksekutif untuk memajukan
pendidikan, kesehatan dan
Ancaman (Threat)
T1. Kebutuhan sumber daya manusia yang
ahli/terampil untuk mengolah
komoditas unggulan sangat tinggi.
T2. Mengubah pola pikir dan budaya kerja
PEMKAB LUTRA.
O4. Pengembangan produk perkebunan
suatu
pengembangan SWOT.
keragaan
internal
dan
Faktor
yang
Kekuatan (Stength)
S1. Memiliki sektor basis
berupa pertanian.
S2. Adanya Pelabuhan Rakyat
di pantai Teluk Bone.
S3. Jumlah rumah tangga
usaha pertanian di
Kabupaten Luwu Utara
Tahun 2013 cukup besar
yaitu sebanyak 52.187
Eksternal
Kelemahan (Weakness)
W1. Tingkat pendidikan
masyarakat yang
masih cukup rendah.
W2. Persebaran SD, SMP,
SMA/SMK, yang
belum merata
diseluruh wilayah,
khususnya dalam
rangka mendukung
rumah tangga.
S4. Pengembangan hasil-hasil
program wajib
pertanian, perkebunan
belajar.
W3. Kualitas kesehatan
masyarakat yang
belum optimal.
W4. Belum optimalnya
pengelolaan sumber
daya alam.
W5. Eksploitasi sumber
daya alam yang
Rampi)
belum sepenuhnya
berwawasan
lingkungan.
W6. Bandara dan
pelabuhan laut rakyat
belum dapat
dikembagkan untuk
infrastruktur eksopr
komoditas unggulan
LUTRA.
W7. Belum adanya badan
tetap yang menangani
pencegahan,
pengelolaan dan
mitigasi bencana
alam.
Peluang (Opportunity)
O1.Kemauan masyarakat
untuk maju cukup tinggi.
O2.Tekad eksekutif untuk
memajukan pendidikan,
kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat
SO3.
WO3.
Membangun
meningkatkan dan
memelihara
birokrasi.
SO2. Membangun
persebaran basis ekonomi
infrastruktur wilayah
dan berbagai sarana
sangat tinggi.
O3.Adaya upaya
meningkatkan SKILL
(keterampilan) masyarakat
intensiff dari PEMKAB
LUTRA.
O4. Pengembangan produk
perkebunan yang mutlak
masih perlu
dikembangkan.
O5.Menjadi pusat
pengembangan dan
pegolahan produk kakao di
wilayah KTI.
O6.Menjadi pusat
pegembagan wisata alam.
O7.Pengembangan infra
kerakyatan dalam
penunjang serta
penguasaan pasar
membuka
komoditas unggulan
keterisolasian wilayah
dalam menjangkau
meningkatkan PAD
basis-basis sumber
Kabupaten LUTRA.
SO3. Mengelola Sumber
berlanjut berwawasan
lingkungan
bagi kelangsungan proses
mengoptimalkan
pemanfaatan Sumber
Daya Alam (Pertanian,
perkebunan, hasil hutan
nir kayu, kelautan dan
pariwisata).
WO5.
Meningkatka
n inovasi masyarakt
ekspor komoditas
mengembangkan
produk-produk
Utara.
O8.Peluang menarik investor
cukup besar
unggulan.
Ancaman (Threat)
T1. Kebutuhan sumber daya
manusia yang ahli/terampil
untuk mengolah komoditas
unggulan sangat tinggi.
T2. Mengubah pola pikir dan
budaya kerja masyarakat
secara luas untuk siap maju
dan bersaing.
T3. Produk komoditas
unggulan yang kurang
kompetitif.
T4. Menggali potensi
pertambangan yang belum
tereksplorasi secara detail.
T5. Pembagunan pembangkit
listrik teaga (Air, dan lainlainnya) untuk
menumbuhkan kegiatan
industri di wilayah ini.
T6. Berdasarkan kondisi
fisiografi/morfologinya,
maka Kab. Lutra yang
dipacu oleh eksploitasi
WT4.Meningkatkan mutu
pendidikan melalui
berbasis kepada
pembangunan
prasarana/sarana
dan perilaku
masyarakat,
pengembangan agribisnis
dan agroindustri.
maupun
asing/internasional.
WT7.Memelihara
lingkungan yang rawan
bencana dengan
membentuk badan
pengawasan
lingkungan.
Masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diberi bobot penilaian sesuai dengan tingkat kepentingannya. Pemberian
bobot merupakan penilaian dari peneliti yang dirumuskan sendiri oleh peneiliti. Bobot penilaian tingkat kepentingan SWOT dapat dilihat
pada Tabel 11.
Unsur SWOT
S1. Memiliki sektor basis berupa pertanian.
S2. Pelabuhan Rakyat di pantai Teluk Bone.
S3. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara
Tahun 2013 cukup besar yaitu sebanyak 52.187 rumah tangga.
Bobot
5
5
5
7
8
9
Sulawesi.
S6. Adanya 3 bandar udara (Masamba, Seko dan Rampi)
W1. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih cukup rendah.
W2. Persebaran SD, SMP, SMA/SMK, yang belum merata diseluruh
10
11
12
13
berwawasan lingkungan.
W6. Bandara dan pelabuhan laut rakyat belum dapat dikembagkan
14
15
16
17
18
19
dikembangkan
O5.Menjadi pusat pengembanga da pegolahan produk kakao di wilayah
20
KTI.
O6.Menjadi pusat pegembagan wisata alam.
5
5
3
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5
21
22
23
24
25
26
27
detail.
T5. Pembagunan pembangkit listrik teaga (Air, dan lain-lainnya) untuk
28
5
4
5
4
5
5
5
Keterkaitan
Kepentingan Rangk
Strategi SO
SO1
SO2
(S2,S4,S5,O2
, O3,O7)
(S1,S2,S3,S4,
S5,S6,O1,O2
O3,O4,O5,O
29
54
28
7)
SO3
(S3,S4,O3,O
4,O5,O6)
pembangunan.
Strategi WO
WO
1
WO
2
(W1,W2,W3
W6,O1,O2,
O3,O5,O7,O
8)
38
33
44
(W4,W5,W6
, O2,O3,
O6,O7,O8)
pariwisata).
WO
48
(W1,W2,W3
, W6, O1,
O3, O4)
Strategi ST
ST1
(S1,S2,S3,S4,
S5T1,T2,T3,
T5)
dimiliki.
ST2
Meningkatkan mutu tenaga terampil bernilai
(S3,T1,T2,
T3,T4)
24
15
11
19
10
23
14
12
(W1,W2, T1)
WT
2
(W1,T2,
T3,T4)
(W6,T2,
T3,T4,T5)
WT
4
(W5,W7, T6)
bencana.
4. Kabupaten Maros
Faktor Internal SWOT
Kekuatan (Strength)
1) Memiliki sektor basis industri pengolahan (industri menengah & kecil, industri rumah tangga, industri rumah tangga, industri berbasis
sektor agrikultur terutama industri pengolahan yang bahan bakunya adalah produk pertanian dan perkebunan)
2) Tingginya semangat kewirausahaan masyarakat Kabupaten Maros pada sektor indiustri pengolahan, karena terdiri atas kumpulan
masyarakat homogen yang mengenal semangat kompetisi dalam nuansa silaturahmi.
3) Tersedianya Lembaga Penelitian pada sektor industri pengolahan yang memungkinkan terjadinya inovasi dan peningkatan teknologi
unggulan pada industri pengolahan
4) Stabilitas keamanan, di mana Kabupaten Maros dalam periode lima tahun terakhir cukup kondusif.
5) Posisi dan letak geografis Kabupaten Maros yang strategis, karena terletak pada lokasi mata rantai jaringan transportasi utama jalur pulau
Sulawesi yang berfungsi sebagai Kabupaten transit, dan keberadaan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros
sebagai pintu gerbang kawasan timur Indonesia yang memungkinkan Kabupaten Maros menjadi daerah sentra tujuan investasi karena
Kelemahan (Weakness)
1) Pemerataan pelayanan pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja belum memadai;
2) Minimnya jumlah angkatan kerja terampil dan siap pakai dan Kualitas sumber daya manusia di bidang industri dan jasa masih rendah;
3) Kurangnya kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat, terutama pada aspek pembinaan penentuan jenis kegiatan ekonomi yang
4)
5)
6)
7)
8) Terbatasnya Fasilitas infrastruktur jalan, jembatan, jaringan irigasi yang representatif, utamanya dari sentra - sentra produksi menuju
pusat pemasaran dan disekitar lokasi kegiatan ekonomi utama.
9) Lemahnya penegakan hukum dan kurangnya jaminan keamanan dalam berbagai kehidupan masyarakat;
10) Kelembagaan pemerintah & masyarakat belum berkembang dengan baik
11) Pertumbuhan PDRB untuk mendukung PAD belum memadai
Peluang (Opportunity)
1) Terbukanya iklim dunia usaha yang kondusif dan peluang untuk menarik investasi dalam rangka pembangunan ekonomi lokal. Dengan
memperhatikan struktur perekonomian dalam PDRB serta angka laju pertumbuhan ekonomi, diketahui bahwa Kabupaten Maros
membutuhkan kehadiran investasi.
2) Posisi geo-ekonomi Kabupaten Maros yang dikelilingi oleh daerah-daerah yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, sehingga
berpeluang untuk menjadi processing zone atau collecting point.
3) Terbentuknya kawasan pengembangan Makassar Maros Sungguminasa Takalar (Mamminasata) di mana Kabupaten Maros menjadi salah
satu bagian dari program pengembangan tersebut.
4) Telah dikenalnya Kabupaten Maros di luar sebagai daerah tujuan wisata
5) Posisi Kabupaten Maros sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa di Kawasan Timur Indonesia (KTI) termasuk pembangunan
bidang kelautan dan perikanan
6) Otonomi yang luas memungkinkan pemerintah daerah mengembangkan, mengelola dan meningkatkan daya saing daerah
7) Aksessibilitas Kota Maros yang terbuka untuk interkoneksitas regional,nasional dan internasional.
Ancaman (Threat)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Persaingan yang tinggi di pasar global menuntut peningkatan daya saing produk;
Kuatnya daya saing tenaga professional yang memasuki pasar kerja Nasional dan Daerah;
Kecenderumgan global yang makin memerlukan pentingnya penerapan azas keberlanjutan dalam pembangunan;
Sumber daya finansial dan tenaga kerja professional mudah mengalir ke luar daerah;
Arus informasi global mudah mempengaruhi prilaku dan tatanan kehidupan masyarakat.
Tidak seimbangnya struktur perekonomian dan lebih tingginya minat pengusaha untuk menjadi rekanan pemerintah daerah daripada
Kelemahan
(Weakness)
Internal
Kekuatan (Strength)Kekuatan (Stength)
Kelemahan
(Weakness)
Memiliki sektor basis industri
W1.
Pemerataan pelayanan
S7.Memiliki sektor basis industri S1.
pengolahan
W8. Pemerataan pelayanan pendidikan,
pengolahan
pendidikan, kesehatan dan
S8.Tingginya
semangat
kewirausahaan
kesehatan
kerja belum
S2. Tingginya
semangat dan lapangan
lapangan kerja belum
masyarakat Kabupaten Maros pada sektor
indiustri pengolahan.
S9.Tersedianya Lembaga
sektor
industri
masyarakat
memadai;
memadai;
W2.
jumlah
angkatan
W9.pada
Minimnya
jumlahMinimnya
angkatan
kerja
Maros
sektor
kewirausahaan
Kabupaten
Penelitian
pada
industri pengolahan.
terampil dan
pengolahan
yang Lembaga Penelitian
S3. Tersedianya
daya manusia
di bidang
pada sektor
pengolahan
memungkinkan terjadinya inovasi
dan industrisumber
manusia di bidang industri dan
yang memungkinkanindustri
terjadinya
dan jasa masih
rendah;
jasa masih
rendah;
peningkatan teknologi unggulan
pada
Tabel 13. inovasi
Keragaan
Kabupaten
Maros
W3.
Kurangnya
dan peningkatan
teknologi
W10.
Kurangnya kegiatankegiatan
Tabel 14.
Strategi
Kabupaten
industri pengolahan.
unggulan pada industri pengolahan.
pembinaan ekonomi
S10. Stabilitas keamanan, di mana Kabupaten
pembinaan ekonomi
masyarakat;
S4. Stabilitas keamanan, di mana
masyarakat;
W11.
Struktur
ekonomi
terutama
Maros dalam periode lima tahunKabupaten
terakhir Maros dalam periode
W4. Struktur ekonomi terutama
keterkaitan
lapangan
cukup kondusif.
lima
tahun
terakhir
cukup antar bidang
keterkaitan
antar bidang
Eksternal
S11. Posisi dan letak geografis Kabupaten
kondusif.
usaha masih lemah
usaha masih lemahlapangan
dan rentan
S5.
Posisi
dan
letak
geografis
Maros yang strategis, karena terletak pada
dan rentan terhadap persaingan
maksimal;
rantai jaringan transportasi
utama
W13.
Matriks SWOT
Pengembangan
Maros
maksimal;
DayaW6.
saingDaya
produk
unggulan
saing produk
unggulan
dalam menghadapiperdagangan
perdagangan
bebas;
bebas;
Masing-
W15.
masing
kekuatan,
kelemahan, peluang,
infrastruktur jalan,representatif,
jembatan,utamanya
jaringan
dari
bobot
sesuai
tingkat
penilaian
dari sentra -
pemasaran
dan disekitar
sentrapusat
produksi
menuju
lokasi kegiatan ekonomi
W9.utama.
Lemahnya penegakan
kegiatan ekonomi
W16.
Lemahnya
hukum
penegakan
dan kurangnya
hukum
jaminan
keamanan dalam berbagai
dan kurangnya jaminan
keamanan
kehidupan masyarakat;
dalam berbagai
kehidupan masyarakat;
W10.
Kelembagaan
W17.
Kelembagaan
pemerintah
&
pemerintah & masyarakat
dengan
kepentingannya.
Pemberian bobot merupakan penilaian dari peneliti yang dirumuskan sendiri oleh peneiliti. Bobot penilaian tingkat kepentingan SWOT dapat
dilihat pada Tabel 15.
Tabel 16. Bobot Penilaian tingkat kepentingan SWOT
No
1
Unsur SWOT
S1. Memiliki sektor basis industri pengolahan
Bobot
5
industri pengolahan.
S4. Stabilitas keamanan, di mana Kabupaten Maros dalam periode lima tahun
pada lokasi mata rantai jaringan transportasi utama jalur pulau Sulawesi
W1. Pemerataan pelayanan pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja
belum memadai;
W2. Minimnya jumlah angkatan kerja terampil dan siap pakai dan
rendah;
W3. Kurangnya kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat;
W4. Struktur ekonomi terutama keterkaitan antar bidang lapangan usaha
4
4
4
3
4
13
15
16
17
baik
W11. Pertumbuhan PDRB untuk mendukung PAD belum memadai
O1.Terbukanya iklim dunia usaha yang kondusif dan peluang untuk
5
4
18
20
21
wisata
O5.Posisi Kabupaten Maros sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa
27
28
29
saing produk;
T2. Kuatnya daya saing tenaga professional yang memasuki pasar kerja
30
pentingnya
31
32
ke luar daerah;
T5. Arus informasi global mudah mempengaruhi prilaku dan tatanan
33
kehidupan masyarakat.
T6. Tidak seimbangnya struktur perekonomian dan lebih tingginya minat
yang
makin
memerlukan
Keterkaitan
Kepentingan
Rangk
Strategi SO
SO1
faktor
penggerak
37
13
23
utama O4,O5,06)
perekonomian
SO2
(S4,S5,07)
Strategi WO
WO1
Membangun,
meningkatkan
dan (W1,W5,W7,W8,O7)
WO2
Meningkatkan
terhadap
inovasi
daya
masyarakat (W2,W3,W4,W6,O6)
saing
untuk
7
19
WO3
Meningkatkan
mutu
dan
hasil (W11,O1,O2,O3,O4,
pengembangan
perekonomian
25
Kabupaten Maros
Strategi ST
ST1
33
16
22
Meningkatkan
sistem
pendataan, (S3,S4,T3,T5)
arah
memacu
laju
pertumbuhan
ekonomi
Mendorong peningkatan mutu Sumber
WT2
(W1,W2,W3,W5,W7,
50
a. Mengelola sumberdaya wilayah setempat dengan meningkatkan infrastruktur pendukung serta memanfaatkan ketersediaan tenaga
kerja yang ada
b. Pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan masyarakat setempat
c. Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana daerah untuk memudahkan akses dan peningkatan produksi daerah terpencil.
2. Kabupaten Luwu Timur
Ada tiga strategi yang dapat dilakukan di Kabupaten Luwu Timur sesuai dengan pembobotan dan penentuan peringkat yang telah
dilakukan:
a. Membangun basis komoditas sesuai dengan Satuan Pengembangan Kawasan (SPK) menurut RTRW Luwu Timur
b. Membangun meningkatkan dan memelihara infrastruktur wilayah dan berbagai sarana penunjang serta membuka keterisolasian
wilayah dalam menjangkau basis-basis sumber daya yang ada.
c. Pembagunan kawasan Agropolitan dalam rangka upaya dalam meningkatkan Pendapata Asli Daerah (PAD)
4. Kabupaten Maros
Ada 3 (tiga) Strategi Pemasaran yang dapat dilakukan di Kabupaten Maros sesuai dengan pembobotan dan penentuan perigkat yang
telah dilakukan:
a. Mendorong peningkatan mutu Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan kualitas sarana/prasarana pendidikan dan pembinaan
b. Meningkatkan sektor-sektor unggulan sebagai faktor penggerak utama perekonomian
c. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk meningkatkan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan