Você está na página 1de 52

ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) & STRATEGI PEMASARAN

WILAYAH

A. Analisis Location Quotient (LQ)


1. Kabupaten Luwu

Tabel Perhitungan Locational Question Kabupaten Luwu Tahun 2009-2011


SEKTOR/LAPANGAN
USAHA

1. Pertanian

2009

2010*

1.850.037,78

255.442,53

266.232,00

6.081,18

7.230,06

241.942,34

263.191,85

6. Perdagangan, Hotel &


Restoran
7. Pengangkutan &
Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan, &
Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa

304.848,43

415.081,91

55.360,54

65.677,26

70.735,54

92.480,57

595.667,23

729.626,30

JUMLAH

3.195.646,
47

3.717.632,9
3

4. Listrik, Gas & Air Bersih


5. Bangunan

Vi*/Vt*
200
9

1.638.294,8
8
27.273,81

2. Pertambangan &
Penggalian
3. Industri Pengolahan

2011**

28.075,20

2010

Vi/Vt
2011

2009

2010

Perhitungan LQ
2011

2009

2010

2011

2.151.037,
38
34.419,20

0,513

0,498

0,494

0,280

0,258

0,253

1,832

1,927

1,952

0,009

0,008

0,008

0,055

0,060

0,061

0,155

0,125

0,130

279.998,2
5
8.747,36

0,080

0,072

0,064

0,125

0,123

0,122

0,638

0,584

0,527

0,002

0,002

0,002

0,010

0,018

0,009

0,200

0,110

0,222

316.708,5
4
519.683,0
9
83.840,50

0,076

0,071

0,073

0,054

0,055

0,056

1,404

1,277

1,289

0,095

0,119

0,119

0,167

0,173

0,176

0,571

0,689

0,677

0,017

0,019

0,019

0,080

0,080

0,079

0,218

0,240

0,244

106.279,2
9
850.436,7
8
4.351.150
,40

0,022

0,024

0,024

0,062

0,066

0,069

0,354

0,369

0,353

0,186

0,195

0,195

0,167

0,174

0,174

1,115

1,122

1,125

Sumber: Kabupaten Luwu


Dalam Angka, 2012

Dengan melihat tabel perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Luwu setelah melalui analisis
perhitungan LQ, memiliki kemampuan yang relatif jauh lebih tinggi dibanding sektor yang sama di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan pada
masing masing dimulai dari tahun 2009 hingga 2011 . Hal tersebut bisa dilihat melalui nilai LQ yang sebesar 1,832 di Tahun 2009, 1,927 di
tahun 2010, dan 1,952 di tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh tata guna lahan di Kabupaten Luwu Utara yang belum didominasi oleh lahan
terbangun, sehinga ketersediaan lahan pertanian masih luas dan berimbas pada besarnya PDRB sektor tersebut.

Sektor / lapangan Usaha

Pertanian

2009

2010

2011

Vi*/Vt*
2009
2010
2011

1.299.332
,96
6.080.256
,65
164.938

1.496.0
29
7.113.1
15
183.514

0,182

0,157

0,155

Pertambangan&Penggal
ian
Industri Pengolahan

1.170.922,0
2
4.547.995,9
2
148.581,18

0,707

0,733

0,736

0,023

0,020

0,019

Listrik, Gas & Air Bersih

15.651,1

18.569,89

20.970

0,002

0,002

0,002

32.858,77

40.492,56

43.237

0,005

0,005

0,004

121.436,91

137.732,0
5
94.525,25

156.279

0,019

0,017

0,016

106.420

0,013

0,011

0,011

112.789,4
6

139.982

0,015

0,014

0,343

Bangunan
Perdagangan, Hotel &
Restoran
Pengangkutan &
Komunikasi
Keuangan, Persewaan,
& Jasa Perusahaan

81.535,85
93.515,52

200
9
0,28
0
0,05
5
0,12
5
0,01
0
0,05
4
0,16
7
0,08
0
0,05
2

Vi/Vt
2010
0,258
0,060
0,123
0,018
0,055
0,173
0,080
0,066

201
1
0,25
3
0,06
1
0,12
2
0,00
9
0,05
6
0,17
6
0,07
9
0,06
9

Perhitungan LQ
2009 2010
2011
0,65
2
12,8
67
0,18
5
0,25
7
0,09
5
0,11
3
0,16
0
0,27
8

0,60
7
12,1
36
0,16
2
0,12
6
0,08
8
0,09
6
0,14
2
0,20
5

0,611
12,10
9
0,155
0,239
0,079
0,092
0,142
0,209

Jasa-Jasa

203.437,24

Jumlah

6.436.034,4
2

345.619,1
7
8.294.255
,58

408.663

0,032

0,042

0,042

9.670.2
11

0,997

1,000

1,328

0,16
7
0,99
0

0,174
1,008

0,17
4
1,00
0

0,19
0

0,23
9

2. Kabupaten Luwu Timur

Tabel Perhitungan Locational Question Kabupaten Luwu Timur Tahun 2009-2011


Dengan melihat tabel perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sektor Pertambangan & Penggalian di Kabupaten Luwu
Timur setelah melalui analisis perhitungan LQ, memiliki kemampuan yang relatif jauh lebih tinggi dibanding sektor yang sama di tingkat
Provinsi Sulawesi Selatan pada masing masing dimulai dari tahun 2009 hingga 2010 . Hal tersebut bisa dilihat melalui nilai LQ yang
sebesar 12,867 di Tahun 2009, 12,136 di tahun 2010, dan 12,109 di tahun 2011.
3. Kabupaten Luwu Utara

Tabel Perhitungan Locational Question Kabupaten Luwu Utara Tahun 2010-2012


N
o

SEKTOR/LAPANGA
N USAHA

2010

Pertanian

Pertambangan dan
Galian
Industri

1.910.496,
05
22.386,31

2.188.960,
75
27.033,08

2.513.510,
93
36.575,43

88.251,67

98.132,15

15.482,84

18.597,85

112.728,5
5
23.842,94

136.950,6
6
233.089,4
6

153.156,5
6
264.107,2
3

175.882,7
2
308.186,9
6

3
4
5
6

Listrik dan Air


Minum
Bangunan
Perdagangan, Hotel,
dan Restoran

2011

2012

Vi*/Vt*
2010 201
1
0,62 0,61
3
3
0,00 0,00
7
8
0,02 0,02
9
7
0,00 0,00
5
5
0,04 0,04
5
3
0,07 0,07
6
4

201
2
0,60
5
0,00
9
0,02
7
0,00
6
0,04
2
0,07
4

Vi/Vt
201
0
0,25
8
0,06
0
0,12
3
0,01
8
0,05
5
0,17
3

201
1
0,25
3
0,06
1
0,12
2
0,00
9
0,05
6
0,17
6

201
2
0,24
8
0,05
5
0,12
2
0,00
9
0,05
7
0,17
8

Pehitungan
201
201
0
1
2,41 2,42
1
1
0,12 0,12
1
5
0,23 0,22
4
5
0,28 0,57
5
4
0,80 0,75
5
9
0,43 0,41
8
9

LQ
201
2
2,44
0
0,15
9
0,22
2
0,63
6
0,74
1
0,41
7

0,243

7
8
9

Angkutan dan
Komunikasi
Bank, Lembaga
Keuangan Lainnya
Jasa - jasa
Total

74.509,61

94.172,19

166.849,4
5
420.323,3
9
3.068.339,
43

208.910,2
5
517.842,7
7
3.570.912,
84

133.772,3
1
262.334,6
5
609.080,2
8
4.155.914,
76

0,02
4
0,05
4
0,13
7
1,00

0,02
6
0,05
9
0,14
5
1,00

0,03
2
0,06
3
0,14
7
1,00

0,08
0
0,06
6
0,17
4
1,00

0,07
9
0,06
9
0,17
4
1,00

0,08
1
0,07
4
0,17
5
1,00

0,30
3
0,82
1
0,78
6

0,33
4
0,84
5
0,83
5

0,39
5
0,85
3
0,83
7

Dengan melihat tabel perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Luwu Utara setelah melalui
analisis perhitungan LQ, memiliki kemampuan yang relatif jauh lebih tinggi dibanding sektor yang sama di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan
pada masing masing dimulai dari tahun 2010 hingga 2012 . Hal tersebut bisa dilihat melalui nilai LQ yang sebesar 2,411 di Tahun 2010, 2,421 di
tahun 2011, dan 2,440 di tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh tata guna lahan di Kabupaten Luwu Utara yang belum didominasi oleh lahan
terbangun, sehinga ketersediaan lahan pertanian masih luas dan berimbas pada besarnya PDRB sektor tersebut.

4. Kabupaten Maros

Tabel Perhitungan Locational Question Kabupaten Maros Tahun 2010-2012


SEKTOR/LAPANGAN USAHA
1. Pertanian
2. Pertambangan &
Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas & Air Bersih

2009

2010

2011

2012

758,36
29,45

890,95
33,04

1.063,85
38,73

1.165,39
44,98

427,70

519,51

602,73

719,59

18,050

20,390

22,720

26,810

2010
0,343
0,013

Vi*/Vt*
2011
0,350
0,013

2012
0,333
0,013

2010
0,258
0,060

0,200
0,008

0,198
0,007

0,206
0,008

0,123
0,018

5. Bangunan
32,530
6. Perdagangan, Hotel &
Restoran
7. Pengangkutan &
Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan, &
Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa

40,150

46,220

209,960

238,620

273,820

102,400

118,430

136,910

157,820

124,510

137,220

172,520

214,320

497,110

628,400

716,900

838,850

JUMLAH
2.598,070

3.039,190

0,015

0,016

0,055

0,081

0,079

0,078

0,173

0,046

0,045

0,045

0,080

0,053

0,057

0,061

0,066

0,242

0,236

0,240

0,174

54,380

162,900

2.153,010

0,015

3.495,960

Dengan melihat tabel perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sektor Industri pengolahan di Kabupaten Maros setelah melalui
analisis perhitungan LQ, memiliki kemampuan yang relatif jauh lebih tinggi dibanding sektor yang sama di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan
pada masing masing dimulai dari tahun 2010 hingga 2012 . Hal tersebut bisa dilihat melalui nilai LQ yang sebesar 1,630 di Tahun 2010, 1,623 di
tahun 2011, dan 1,684 di tahun 2012.

B. Analisis SWOT
1. Kabupaten Luwu
Untuk mengetahui alternatif strategi pengembangan yang baik dan sesuai bagi Kabupaten Luwu digunakan analisis SWOT. Analisis
SWOT meliputi faktor-faktor internal yaitu faktor kekuatan dan kelemahan, serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman. Faktorfaktor internal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan suatu sektor dan berasal dari dalam sektor tersebut. Sedangkan faktorfaktor eksternal adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi suatu sektor yang berasal dari luas sektor tersebut.
Faktor Internal SWOT

KEKUATAN (STRENGTH)
1. Memiliki sektor basis berupa agrobisnis (usaha tani kakao) ,perikanan dan pariwisata
2. Memiliki potensi dalam hal ketersediaan tenaga kerja keluarga. Sebagai gambaran, rataan proporsi penggunaan tenaga kerja dalam
keluarga adalah sekitar 60,23 persen dari total tenaga kerja yang diperlukan untuk pengelolaan usahatani kakao disamping itu
pertumbuhan penduduk di Kab. Luwu semakin meningkat dari tahun ke tahun.
3. Akses penjualan dan pemasaran hasil tani di Kabupaten Luwu terintegrasi dengan baik.
4. Pada aspek kelembagaan sosial Kab. Luwu, di lingkungan masyarakat setempat (khususnya suku bugis) ada satu tradisi dalam hal
kegotongroyongan usahatani yang disebut makaleleng, tradisi ini dapat dikatakan sebagai suatu kekuatan untuk saling membantu dan
meringankan pekerjaan (sambat-sinambat) sesama petani.
5. Keberadaan Kabupaten Luwu yang ada di Jalur Trans Sulawesi

KELEMAHAN (WEAKNESS):
1. Kurangnya pelayanan infrastruktur MCK dan sanitasi sehingga menyebabkan rendahnya kualitas kesehatan.
2. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam.
3. Tingkat penguasaan lahan oleh petani kakao masih kurang diakibatkan adanya ekspansi keluar kawasan berupa sewa lahan dan
penggadaian.
4. Petani masih memiliki keterbatasan dalam modal usaha tani sehingga penerapan teknologi juga terbatas.
5. Kualitas produksi masih rendah karena kurangnya penanganan yang maksimal pasca panen.
6. Kurang tersedianya sarana dan prasarana produksi di pedesaan yang disebabkan tidak adanya organisasi/kelompok yang bertugas sebagai
penyedia.

FAKTOR EKSTERNAL
PELUANG (OPORTUNITY):

1. Eksistensi Primatani yang memiliki peluang dalam menjembatani diseminasi teknologi dipandang strategis karena sebagai penghubung
langsung antara lembaga penghasil inovasi (Badan Litbang Pertanian) dengan lembaga penyampai (delivery system) maupun pelaku
agribisnis (receiving system) pengguna inovasi.
2. Salah satu diantara aspek kebijakan otonomi daerah adalah adanya otoritas pemerintahan local (kabupaten) mengelola potensi
sumberdaya wilayah setempat.
3. Menjadi pusat pegembagan wisata alam
4. Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi dan laut yang dapat meningkatkan aksesibilitas pusat pertumbuhan dengan kawasan
yang ditetapkan PKL,PPK,PPL maupun kawasan strategis lainnya;
5. Pengembangan prasarana telekomunikasi, jaringan energy, dan jaringan prasarana sumber daya air untuk air bersih, air minum dan irigasi

ANCAMAN (THREAT) :
1.
2.
3.
4.
5.

Kebutuhan sumber daya manusia yang ahli/terampil untuk mengolah komoditas unggulan sangat tinggi
Tidak mempertimbangkan komoditas lain
Kondisi infrastruktur transportasi dapat menyulitkan akses menuju kawasan pedesaan/penghasil kakao.
Terjadinya ketidakstabilan harga yang mengakibatkan menurunnya pendapatan dan optimalisasi pengolahan produk kakao
Tidak adanya kesepatan formal antara LSM dan pemerintah.

Tabel 1. Keragaan Kabupaten Luwu


Kekuatan (Strength)
S1. Memiliki sektor basis berupa agrobisnis (usaha
tani kakao) ,perikanan dan pariwisata
S2. Memiliki potensi dalam hal ketersediaan tenaga

Kelemahan (Weakness)
W1. Kurangnya pelayanan infrastruktur MCK dan
sanitasi sehingga menyebabkan rendahnya
kualitas kesehatan.

kerja keluarga. Sebagai gambaran, rataan


proporsi penggunaan tenaga kerja dalam
keluarga adalah sekitar 60,23 persen dari total

W2. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya


alam.
W3. Tingkat penguasaan lahan oleh petani kakao

tenaga kerja yang diperlukan untuk

masih kurang diakibatkan adanya ekspansi

pengelolaan usahatani kakao disamping itu

keluar kawasan berupa sewa lahan dan

pertumbuhan penduduk di Kab. Luwu semakin

penggadaian.

meningkat dari tahun ke tahun.


S3. Akses penjualan dan pemasaran hasil tani di
Kabupaten Luwu terintegrasi dengan baik.
S4. Pada aspek kelembagaan sosial Kab. Luwu, di

W4. Petani masih memiliki keterbatasan dalam


modal usaha tani sehingga penerapan
teknologi juga terbatas.
W5. Kualitas produksi masih rendah karena

lingkungan masyarakat setempat (khususnya

kurangnya penanganan yang maksimal pasca

suku bugis) ada satu tradisi dalam hal

panen.

kegotongroyongan usahatani yang disebut

W6. Kurang tersedianya sarana dan prasarana

makaleleng, tradisi ini dapat dikatakan

produksi di pedesaan yang disebabkan tidak

sebagai suatu kekuatan untuk saling membantu

adanya organisasi/kelompok yang bertugas

dan meringankan pekerjaan (sambat-sinambat)

sebagai penyedia.

sesama petani.
S5. Keberadaan Kabupaten Luwu yang ada di Jalur
Trans Sulawesi
Peluang (Opportunity)
O1. Eksistensi Primatani yang memiliki peluang

Ancaman (Threat)
T1. Kebutuhan sumber daya manusia yang

dalam menjembatani diseminasi teknologi

ahli/terampil untuk mengolah komoditas

dipandang strategis karena sebagai penghubung

unggulan sangat tinggi

langsung antara lembaga penghasil inovasi

T2. Tidak mempertimbangkan komoditas lain

(Badan Litbang Pertanian) dengan lembaga

T3. Kondisi infrastruktur transportasi dapat

penyampai (delivery system) maupun pelaku

menyulitkan akses menuju kawasan

agribisnis (receiving system) pengguna inovasi.

pedesaan/penghasil kakao.

O2. Salah satu diantara aspek kebijakan otonomi

T4. Terjadinya ketidakstabilan harga yang

daerah adalah adanya otoritas pemerintahan

mengakibatkan menurunnya pendapatan dan

local (kabupaten) mengelola potensi

optimalisasi pengolahan produk kakao

sumberdaya wilayah setempat.


O3. Menjadi pusat pegembagan wisata alam
O4. Pengembangan jaringan infrastruktur

T5. Tidak adanya kesepatan formal antara LSM


dan pemerintah.
T6. Eksploitasi sumber daya alam secara

transportasi dan laut yang dapat meningkatkan

berlebihan mengakibatkan degradasi

aksesibilitas pusat pertumbuhan dengan

lingkungan

kawasan yang ditetapkan PKL,PPK,PPL


maupun kawasan strategis lainnya;
O5. Pengembangan prasarana telekomunikasi,
jaringan energy, dan jaringan prasarana sumber
daya air untuk air bersih, air minum dan irigasi

Setelah merangkum keragaan Kabupaten Luwu , langkah selanjutnya adalah merumuskan suatu strategi pengembangan SWOT. Melalui
strategi ini, faktor internal dan eksternal dapat dipertemukan. Faktor internal dan eksternal yang dipertemukan dibuat dalam bentuk matriks.
matriks SWOT strategi pengembangan ditunjukkan pada table.
Tabel 2 Matriks SWOT Strategi Pembangunan Kabupaten Luwu

Internal

Kekuatan (Strength)
S1. Memiliki sektor basis berupa

W1. Kurangnya pelayanan infrastruktur

agrobisnis (usaha tani kakao)

MCK dan sanitasi sehingga

,perikanan dan pariwisata

menyebabkan rendahnya kualitas

S2. Memiliki potensi dalam hal


ketersediaan tenaga kerja keluarga.
Sebagai gambaran, rataan proporsi
penggunaan tenaga kerja dalam

kesehatan.
W2. Belum optimalnya pengelolaan
sumber daya alam.
W3. Tingkat penguasaan lahan oleh

keluarga adalah sekitar 60,23 %

petani kakao masih kurang

dari total tenaga kerja yang

diakibatkan adanya ekspansi

diperlukan untuk pengelolaan

keluar kawasan berupa sewa lahan

usahatani kakao disamping itu

dan penggadaian.

pertumbuhan penduduk di Kab.

Eksternal

Kelemahan (Weakness)

W4. Petani masih memiliki keterbatasan

Luwu semakin meningkat dari

dalam modal usaha tani sehingga

tahun ke tahun.

penerapan teknologi juga terbatas.

S3. Akses penjualan dan pemasaran hasil

W5. Kualitas produksi masih rendah

tani di Kabupaten Luwu terintegrasi

karena kurangnya penanganan

dengan baik.

yang maksimal pasca panen.

S4. Pada aspek kelembagaan sosial Kab.

W6. Kurang tersedianya sarana dan

Luwu, di lingkungan masyarakat

prasarana produksi di pedesaan

setempat (khususnya suku bugis)

yang disebabkan tidak adanya

ada satu tradisi dalam hal

organisasi/kelompok yang

kegotongroyongan usahatani yang

bertugas sebagai penyedia.

disebut makaleleng, tradisi ini


dapat dikatakan sebagai suatu
kekuatan untuk saling membantu
dan meringankan pekerjaan
(sambat-sinambat) sesama petani.
S5. Keberadaan Kabupaten Luwu yang

Peluang (Opportunity)
O1. Eksistensi Primatani yang memiliki

ada di Jalur Trans Sulawesi


SO1. Meningkatkan peluang sektor basis

WO1. Pembangunan, peningkatan, dan

dengan menyusun program-

pemeliharaan sarana dan prasarana

peluang dalam menjembatani

program yang mendukung kegiatan

pendukung kegiatan masyarakat

diseminasi teknologi dipandang

pengembangan sektor basis kab.

setempat

strategis karena sebagai

Luwu.

penghubung langsung antara

SO2. Mengelola sumberdaya wilayah

WO2. Meningkatkan pengetahuan


masyarakat setempat terkait

lembaga penghasil inovasi (Badan

setempat dengan meningkatkan

dengan kegiatan mereka dalam

Litbang Pertanian) dengan lembaga

infrastruktur pendukung serta

mengembangkan produk-produk

penyampai (delivery system)

memanfaatkan ketersediaan tenaga

unggulan.

maupun pelaku agribisnis


(receiving system) pengguna
inovasi.
O2. Salah satu diantara aspek kebijakan
otonomi daerah adalah adanya
otoritas pemerintahan local
(kabupaten) mengelola potensi
sumberdaya wilayah setempat.
O3. Menjadi pusat pegembagan wisata
alam
O4. Pengembangan jaringan
infrastruktur transportasi dan laut
yang dapat meningkatkan
aksesibilitas pusat pertumbuhan
dengan kawasan yang ditetapkan
PKL,PPK,PPL maupun kawasan
strategis lainnya;
O5. Pengembangan prasarana
telekomunikasi, jaringan energy,

kerja yang ada.


SO3. Meningkatkan potensi kawasan

WO3. Lebih mengoptimalkan


pengelolahan sumber daya alam

dengan melibatkan masyarakat

yang tersedia untuk meningkatkan

setempat

pendapatan daerah kab. Luwu

dan jaringan prasarana sumber daya


air untuk air bersih, air minum dan
irigasi
Ancaman (Threat)
T1. Kebutuhan sumber daya manusia

ST1. Melakukan pelatihan sebagai upaya

WT1. Menggali potensi sumber daya

meningkatkan keterampilan untuk

alam yang tersedia dengan cara

yang ahli/terampil untuk mengolah

mengoptimalisasi berbagai komoditas

yang tepat sebagai upaya

komoditas unggulan sangat tinggi

yang ada.

peningkatan pendapatan daerah

T2. Tidak mempertimbangkan


komoditas lain
T3. Kondisi infrastruktur transportasi

ST2. Membangun industry pengolahan

WT2. Meningkatkan pelayanan sarana

sebagai upaya peningkatan hasil

dan prasarana daerah untuk

produksi dan menjaga kestabilan harga.

memudahkan akses dan

dapat menyulitkan akses menuju

peningkatan produksi daerah

kawasan pedesaan/penghasil kakao.

terpencil.

T4. Terjadinya ketidakstabilan harga

WT3. Mengupayakan peningkatan

yang mengakibatkan menurunnya

kualitas SDM dengan upaya

pendapatan dan optimalisasi

menjalin kerjasama yang baik

pengolahan produksi.

antara pemerintah dan lembaga-

T5. Tidak adanya kesepatan formal

lembaga swadaya masyarakat

antara LSM dan pemerintah.


T6. Eksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan mengakibatkan
degradasi lingkungan

Masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diberi bobot penilaian sesuai dengan tingkat kepentingannya. Pemberian
bobot merupakan penilaian dari peneliti yang dirumuskan sendiri oleh peneiliti. Bobot penilaian tingkat kepentingan SWOT dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3 Bobot Penilaian Tingkat Kepentingan SWOT

No
1

Unsur SWOT
S1. Memiliki sektor basis berupa agrobisnis (usaha tani kakao) ,perikanan dan
pariwisata
S2. Memiliki potensi dalam hal ketersediaan tenaga kerja keluarga. Sebagai gambaran,

Bobot
5

rataan proporsi penggunaan tenaga kerja dalam keluarga adalah sekitar 60,23 %

dari total tenaga kerja yang diperlukan untuk pengelolaan usahatani kakao

disamping itu pertumbuhan penduduk di Kab. Luwu semakin meningkat dari tahun

ke tahun.
S3. Akses penjualan dan pemasaran hasil tani di Kabupaten Luwu terintegrasi dengan
baik.
S4. Pada aspek kelembagaan sosial Kab. Luwu, di lingkungan masyarakat setempat

(khususnya suku bugis) ada satu tradisi dalam hal kegotong-royongan usahatani

yang disebut makaleleng, tradisi ini dapat dikatakan sebagai suatu kekuatan

untuk saling membantu dan meringankan pekerjaan (sambat-sinambat) sesama

5
6
7
8
9
10
11

petani.
S5. Keberadaan Kabupaten Luwu yang ada di Jalur Trans Sulawesi
W1. Kurangnya pelayanan infrastruktur MCK dan sanitasi sehingga menyebabkan

rendahnya kualitas kesehatan.


W2. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam.
W3. Tingkat penguasaan lahan oleh petani kakao masih kurang diakibatkan adanya

ekspansi keluar kawasan berupa sewa lahan dan penggadaian.


W4. Petani masih memiliki keterbatasan dalam modal usaha tani sehingga penerapan
teknologi juga terbatas.
W5. Kualitas produksi masih rendah karena kurangnya penanganan yang maksimal
pasca panen.
W6. Kurang tersedianya sarana dan prasarana produksi di pedesaan yang disebabkan
tidak adanya organisasi/kelompok yang bertugas sebagai penyedia.

4
4
4
5

O1. Eksistensi Primatani yang memiliki peluang dalam menjembatani diseminasi

12

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

teknologi dipandang strategis karena sebagai penghubung langsung antara


lembaga penghasil inovasi (Badan Litbang Pertanian) dengan lembaga penyampai
(delivery system) maupun pelaku agribisnis (receiving system) pengguna inovasi.
O2. Salah satu diantara aspek kebijakan otonomi daerah adalah adanya otoritas
pemerintahan local (kabupaten) mengelola potensi sumberdaya wilayah setempat.
O3. Menjadi pusat pegembagan wisata alam
O4. Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi dan laut yang dapat
meningkatkan aksesibilitas pusat pertumbuhan dengan kawasan yang ditetapkan
PKL,PPK,PPL maupun kawasan strategis lainnya
O5. Pengembangan prasarana telekomunikasi, jaringan energy, dan jaringan prasarana
sumber daya air untuk air bersih, air minum dan irigasi
T1. Kebutuhan sumber daya manusia yang ahli/terampil untuk mengolah komoditas
unggulan sangat tinggi
T2. Tidak mempertimbangkan komoditas lain
T3. Kondisi infrastruktur transportasi dapat menyulitkan akses menuju kawasan
pedesaan/penghasil kakao.
T4. Terjadinya ketidakstabilan harga yang mengakibatkan menurunnya pendapatan dan
optimalisasi pengolahan produksi.
T5. Tidak adanya kesepatan formal antara LSM dan pemerintah.
T6. Eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan mengakibatkan degradasi
lingkungan

5
4
5
5
4
4
5
4
3
5

Berdasarkan Tabel 3 dapat dibuat suatu implementasi strategi yang merupakan langkah akhir dalam merumuskan suatu strategi
pengembangan. Sebelum mengambil kesimpulan mengenai implementasi strategi pengembangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 Pemberian
rangking tersebut dapat dilihat

Tabel 4 Pemilihan Strategi yang Diprioritaskan


Alternatif Strategi

Keterkaitan

Kepentinga
n

Rangking

Strategi SO

SO1

Meningkatkan peluang sektor basis dengan

S1,O1,O2

14

S1,S2,S5,O2,

30

S3,S4,O2,O3

18

24

17

menyusun program-program yang


mendukung kegiatan pengembangan sektor
basis kab. Luwu.

SO2

Mengelola sumberdaya wilayah setempat


dengan meningkatkan infrastruktur
pendukung serta memanfaatkan ketersediaan

O4,O5

tenaga kerja yang ada.

SO3
Meningkatkan potensi kawasan dengan
melibatkan masyarakat setempat

Strategi WO
WO

Pembangunan, peningkatan, dan

W1,W6,O1,O4,

pemeliharaan sarana dan prasarana

O5

pendukung kegiatan masyarakat setempat


Meningkatkan pengetahuan masyarakat

WO

setempat terkait dengan kegiatan mereka

W4,W5,W6,O1

dalam mengembangkan produk-produk


unggulan.
Lebih mengoptimalkan pengelolahan sumber

W2,W3,O2,O3

18

S1,S5,T1,T2

18

S1,S3,T4

14

10

W2,T2,T6

14

11

daya alam yang tersedia untuk meningkatkan

WO

pendapatan daerah kab. Luwu

3
Strategi ST
ST1

Melakukan pelatihan sebagai upaya


meningkatkan keterampilan untuk
mengoptimalisasi berbagai komoditas yang
ada.

ST2

Membangun industry pengolahan sebagai


upaya peningkatan hasil produksi dan
menjaga kestabilan harga.
Strategi WT

WT1

Menggali potensi sumber daya alam yang


tersedia dengan cara yang tepat sebagai
upaya peningkatan pendapatan daerah

WT2

Meningkatkan pelayanan sarana dan


prasarana daerah untuk memudahkan akses
dan peningkatan produksi daerah terpencil.

W4,W5,W6,T3, 22
T4

Mengupayakan peningkatan kualitas SDM

WT3

W3,W5,T1,T5

16

dengan upaya menjalin kerjasama yang baik


antara pemerintah dan lembaga-lembaga
swadaya masyarakat

2. Kabupaten Luwu Timur


Faktor Internal SWOT
KEKUATAN (Strength)
1. Memiliki sektor basis dalam sektor Pertambangan dan Penggalian berdasarkan perhitugan PDRB Kabupaten Luwu Timur degan
PDRB Sulawesi Selatan.
2. Memiliki sumber daya mineral yang cukup besar dan berpotensi menaikkan PAD. Penambangan Nikel di kabupaten ini dilakukan
oleh PT INCO yang terletak di Kecamatan Nuha. Pada tahun 2010, jumlah produksi Nikel Matte mencapai 77.185,184 ton. Jumlah
ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 68.228,332 ton.
3. Kawasan perkebunan yang sangat sesuai, potensial dan mempunyai luas besar untuk alternatif komoditas kelapa sawit,
kakao, kopi, mete dan jarak di Kecamatan Tomoni, Angkona, Mangkutana, Wasuponda, Burau, Towuti.
4. Kedudukannya yang berada pada jalur lintas trans Sulawesi dan wilayah perbatasan seperti ini, sesungguhnya membawa peluang
dan tantangan kepada daerah ini menjadi kawasan industry dan perdagangan strategis di masa depan.
5. Posisinya yang berada di relung pesisir Teluk Bone, dapat menjadikan Kabupaten Luwu Timur sebagai pusat distribusi dan
akomodasi barang dan jasa, dengan membuka aksesbilitas dan mengembangkan kerjasama fungsional dengan wilayah-wilayah
sekitar, terutama dengan daerah-daerah yang memiliki bahan baku dan komoditi ekonomis karena sumber daya alam yang tersedia
pada daerah dan wilayah tersebut.
KELEMAHAN (Weakness)
1. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih cukup rendah.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sarana dan Prasarana perkantoran belum tersedia secara memadai


Pemberian pelayanan kepada masyarakat belum maksimal
Lahan usaha untuk pengembangan sektor pertanian belum diolah secara optimal dan bahkan dibiarkan menjadi semak belukar.
Pengembangan usaha sektor pertanian belum mendapatkan pasokan prasarana dan sarana produksi yang memadai.
Kurangnya tenaga ahli lokal dalam mengelola hasil pertambangan.
Belum memadainya infrastruktur. Misalnya beberapa desa terutama di desa-desa yang berada diseberang Danau Towuti-infrastruktur
jalan dan transportasi belum tembus hingga kawasan tersebut.

Faktor Eksternal SWOT


PELUANG (Oportunity)
1. Kemauan masyarakat untuk maju cukup tinggi.
2. Sektor pertanian yang merupakan sektor paling dominan bagi perekonomian Luwu Timur, menyerap tenaga kerja sebanyak 59,47
persen dari keseluruhan tenaga kerja di Luwu Timur.
3. Pertanian berpotensi mendukung pengembangan kawasan agrobisnis dan agroindustri menjadi peluang berusaha dan
berinvestasi di sektor pertanian.
4. pengembangan sarana dan prasarana perikanan dan pertanian, sehingga dapat memperlancar hasil produksi dan distribusi;
5. Menjadi pusat pegembaga wisata alam. Di wilayah Luwu Timur terdapat tiga danau yang potensial sebagai obyek wisata alam. Selain
Danau Matano, dua danau lainnya adalah Danau Towuti dan Danau Mahalona, yang semuanya masih asri. Obyek wisata alam lainnya
berupa padang perburuan Matano di Kecamatan Nuha dan air terjun Salu Anoang di Kecamatan Mangkutana.
6. Peluang menarik investor cukup besar.

ANCAMAN (Threat)

1. Kebutuhan sumber daya manusia yang ahli/terampil untuk mengolah komoditas unggulan sangat tinggi.
2. Kawasan KTM Mahalona berada dalam kawasan hutan budidaya yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung dan area
konsesi PT INCO, Tbk. Sehingga berpotensi merusak kawasan lindung atau area konsesi PT. INCO, Tbk.
3. Potensi rawan bencana Kabupaten Luwu Timur berupa tanah longsor, luapan air sungai, rawan gempa dan rawan banjir yang
hampir terjadi setiap tahun.

Tabel 5. Keragaan Kabupaten Luwu Timur

Kekuatan (Strength)

Kelemahan (Weakness)

S1. Memiliki sektor basis dalam sektor

W1. Tingkat pendidikan masyarakat yang

Pertambangan dan Penggalian.

masih cukup rendah.

S2. Memiliki sumber daya mineral yang

W2. Sarana dan Prasarana perkantoran

cukup besar dan berpotensi menaikkan

belum tersedia secara memadai.


W3. Pemberian pelayanan kepada

PAD.
S3. Kawasan perkebunan yang sangat

masyarakat belum maksimal.


W4. Lahan usaha untuk pengembangan

potensial dan mempunyai luas besar

sektor pertanian belum diolah secara

untuk alternatif komoditas uggulan.


S4. Kedudukannya yang berada pada jalur

optimal dan bahkan dibiarkan

lintas Trans Sulawesi.


S5. Sebagai pusat distribusi dan akomodasi

menjadi semak belukar.


W5. Pengembangan usaha sektor

barang dan jasa.

pertanian belum mendapatkan pasokan


prasarana dan sarana produksi yang
memadai.
W6. Kurangnya tenaga ahli lokal dalam

Tabel 6 Matriks
Pembangunan
Internal

Kekuatan (Stength)

mengelola hasil pertambangan.


W7. Belum memadainya
infrastruktur.
Kelemahan (Weakness)

S1. Memiliki sektor basis dalam sektor


Pertambangan dan Penggalian.

W1. Tingkat pendidikan masyarakat yang


masih cukup rendah.

O1.

W2. Sarana
dan Prasarana perkantoran
Peluang (Opportunity)
Ancaman
(Threat)
S2. Memiliki sumber daya mineral yang
belumdaya
tersedia
secara memadai.
Kemauan masyarakat untuk
maju
T1. Kebutuhan sumber
manusia
yang
cukup besar dan berpotensi

O2.

menaikkan PAD.
cukup tinggi.
S3.
Kawasan perkebunan
Sektor pertanian yang merupakan

W3. Pemberian pelayanan kepada

potensial

sektor paling dominan bagi

dan

ahli/terampil
untuk belum
mengolah
masyarakat
maksimal.

yang sangat

W4. Lahan usaha untuk pengembangan

komoditas unggulan
sangat
tinggi.
sektor pertanian
belum
diolah
mempunyai luas
T2. Kawasan KTM
Mahalona
berada
secara optimal dan bahkan

besar untuk alternatif komoditas

dibiarkan
semak belukar.
perekonomian Luwu Timur.
dalam kawasan
hutan menjadi
budidaya
yang
uggulan.
W5. Pengembangan usaha sektor
S4.
Kedudukannya
yang
berada
pada
O3.
Sektor pertanian berpotensi
pertaniandengan
belum mendapatkan
berbatasan langsung
kawasan
jalur lintas Trans Sulawesi.
pasokan prasarana dan sarana
mendukung pengembangan
S5. kawasan
Sebagai pusat distribusi
lindungdandan area
konsesi PT INCO,
produksi yang memadai.
akomodasi barang dan jasa.
agrobisnis dan agroindustri menjadi
W6. Kurangnya tenaga ahli lokal dalam
Tbk. Sehingga berpotensi merusak
mengelola hasil pertambangan.
peluang berusaha dan berinvestasi di
W7. Belum
memadainya
kawasan lindung
atau
area infrastruktur.
konsesi
sektor pertanian.
PT. INCO, Tbk.
O4.
Adanya pengembangan sarana dan
T3. Potensi rawan bencana Kabupaten
prasarana perikanan dan pertanian,
Luwu Timur berupa tanah longsor,
sehingga dapat memperlancar hasil

SWOT Strategi
Kabupaten Luwu

Eksternal

Peluang (Opportunity)

SO1. Pembagunan kawasan Agropolitan

WO1.

Membangun meningkatkan dan

O1. Kemauan masyarakat untuk maju

dalam rangka upaya dalam

memelihara infrastruktur wilayah

cukup tinggi.
O2. Sektor pertanian yang merupakan

meningkatkan Pendapata Asli Daerah

dan berbagai sarana penunjang

sektor paling dominan bagi


perekonomian Luwu Timur.
O3. Sektor pertanian berpotensi
mendukung pengembangan
kawasan agrobisnis dan
agroindustri menjadi peluang
berusaha dan berinvestasi di sektor
pertanian.
O4. Adanya pengembangan sarana dan
prasarana perikanan dan pertanian,
sehingga dapat memperlancar hasil
produksi dan distribusi;
O5. Menjadi pusat pengembagan wisata

(PAD)
SO2. Membangun basis komoditas sesuai
dengan Satuan Pengembangan Kawasan
(SPK) menurut RTRW Luwu Timur.

serta membuka keterisolasian


wilayah dalam menjangkau basisbasis sumber daya yang ada.
WO2. Menyebarkan pendidikan dasar
dan menengah dalam rangka
mendukung proses Wajib Belajar
kesegenap pedesaan dan
kecamatan.

alam.
O6. Peluang menarik investor cukup
besar.
ST1. Meningkatkan mutu tenaga terampil

Ancaman (Threat)
T1. Kebutuhan sumber daya manusia
yang ahli/terampil untuk mengolah
komoditas unggulan sangat tinggi.
T2. Kawasan KTM Mahalona berada
dalam kawasan hutan budidaya
yang berbatasan langsung dengan

WT1.

Menempatkan Sumber Daya

bernilai tambah dalam mengelola

Manusia aparatur PEMKAB

Sumber Daya Alam, dan

LUWU TIMUR sesuai dengan

pengembangan agribisnis dan

kapasitas kemampuan, jenjang

agroindustri.
ST2. Memelihara lingkungan yang rawan
bencana.

pendidikan yang berada di


Legislatif.
WT2. Meningkatkan mutu Sumber
Daya Manusia bagi pengelolaan

kawasan lindung dan area konsesi

dan pemanfaatan Sumber Daya

PT INCO, Tbk. Sehingga

Alam dengan nilai tambah tinggi.


WT3. Meningkatkan mutu produk

berpotensi merusak kawasan

komoditas unggulan untuk bisa

lindung atau area konsesi PT.

bersaing dipasar bebas, termasuk

INCO, Tbk.
T3. Potensi rawan bencana Kabupaten

merubah pola pikir masyarakat.

Luwu Timur berupa tanah longsor,


luapan air sungai, rawan gempa dan
rawan banjir yang hampir terjadi
setiap tahun.

Tabel 7 Bobot Penilaian Tingkat Kepentingan SWOT


No.

Unsur SWOT

Bobot

1
2

S1. Memiliki sektor basis dalam sektor Pertambangan dan Penggalian.


S2. Memiliki sumber daya mineral yang cukup besar dan berpotensi

menaikkan PAD.
S3. Kawasan perkebunan yang sangat potensial dan mempunyai luas

5
6
7
8
9
10

besar untuk alternatif komoditas uggulan.


S4. Kedudukannya yang berada pada jalur lintas Trans Sulawesi.
S5. Sebagai pusat distribusi dan akomodasi barang dan jasa.
W1. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih cukup rendah.
W2. Sarana dan Prasarana perkantoran belum tersedia secara memadai.
W3. Pemberian pelayanan kepada masyarakat belum maksimal.
W4. Lahan usaha untuk pengembangan sektor pertanian belum
diolah secara optimal dan bahkan dibiarkan menjadi semak

11
12
13
14
15

pasokan prasarana dan sarana produksi yang memadai.


W6. Kurangnya tenaga ahli lokal dalam mengelola hasil pertambangan.
W7. Belum memadainya infrastruktur.
O1.Kemauan masyarakat untuk maju cukup tinggi.
O2.Sektor pertanian yang merupakan sektor paling dominan bagi

16

perekonomian Luwu Timur.


O3.Sektor pertanian berpotensi mendukung pengembangan kawasan
agrobisnis dan agroindustri menjadi peluang berusaha dan

17

dan prasarana

perikanan

5
5
5
5
4
5

5
4
5
5
5

5
dan

pertanian, sehingga dapat memperlancar hasil produksi dan


distribusi.

belukar.
W5. Pengembangan usaha sektor pertanian belum mendapatkan

berinvestasi di sektor pertanian.


O4.Adanya pengembangan sarana

18
19

O5.Menjadi pusat pegembagan wisata alam.


O6.Peluang menarik investor cukup besar.

20

T1. Kebutuhan sumber daya manusia yang ahli/terampil untuk mengolah

21

komoditas unggulan sangat tinggi.


T2. Kawasan KTM Mahalona berada dalam kawasan hutan budidaya

yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung dan area


konsesi PT INCO, Tbk. Sehingga berpotensi merusak kawasan
22

lindung atau area konsesi PT. INCO, Tbk.


T3. Potensi rawan bencana Kabupaten Luwu Timur berupa tanah
longsor, luapan air sungai, rawan gempa dan rawan banjir yang

hampir terjadi setiap tahun.

Tabel 8 Pemilihan Strategi yang Diprioritaskan

SO1

Alternatif Strategi
Strategi SO

Keterkaitan

Pembagunan kawasan Agropolitan dalam

(S3,S4,S5,O1

rangka upaya dalam meningkatkan

,O2,O3,O6)

Pendapata Asli Daerah (PAD)

Kepentingan Rangk
34

SO2

Membangun basis komoditas sesuai

(S1,S2,S3,S4,

dengan Satuan Pengembangan Kawasan

S5,S6,O1,O2

(SPK) menurut RTRW Luwu Timur

,O3,O4,O5,

49

38

18

15

O6)

Strategi WO
WO1

Membangun meningkatkan dan

(W2,W3,W5

memelihara infrastruktur wilayah dan

,W7,O3,O4,

berbagai sarana penunjang serta membuka

O5,O6)

keterisolasian wilayah dalam menjangkau


basis-basis sumber daya yang ada.
WO2

Menyebarkan pendidikan dasar dan


menengah dalam rangka mendukung
proses Wajib Belajar kesegenap pedesaan
dan kecamatan.

(W1,W2,W6
,O1)

Strategi ST
ST1

Meningkatkan mutu tenaga terampil

(S2,T1,T2)

bernilai tambah dalam mengelola Sumber


Daya Alam, dan pengembangan agribisnis
dan agroindustri.
ST2

Memelihara lingkungan yang rawan

(S1,S2,S3,

bencana.

T3)

20

13

15

Strategi WT
WT1

Menempatkan Sumber Daya Manusia

(W2, T1)

aparatur PEMKAB LUWU TIMUR sesuai


dengan kapasitas kemampuan, jenjang
pendidikan yang berada di Legislatif.
WT2

Meningkatkan mutu Sumber Daya


Manusia bagi pengelolaan dan
pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan

(W1,W6,T1)

nilai tambah tinggi.


WT3

Meningkatkan mutu produk komoditas


unggulan untuk bisa bersaing dipasar
bebas, termasuk merubah pola pikir
masyarakat.

(W3,W4,T1)

3. Kabupaten Luwu Utara


Untuk mengetahui alternatif strategi pengembangan yang baik dan sesuai bagi Kabupaten Luwu Utara digunakan analisis
SWOT. Analisis SWOT meliputi faktor-faktor internal yaitu faktor kekuatan dan kelemahan, serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang
dan ancaman. Faktor-faktor internal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan suatu sektor dan berasal dari dalam
sektor tersebut. Sedangkan faktor-faktor eksternal adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi suatu sektor yang berasal dari luas sektor
tersebut.
Faktor Internal SWOT
KEKUATAN (Strength)
1. Memiliki sektor basis berupa pertanian. Dimana komoditi kakao mengalami peningkatan produksi sebesar 20.426 ton dari tahun
2008-2011.
2. Adanya Pelabuhan Rakyat di pantai Teluk Bone.
3. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013 cukup besar yaitu sebanyak 52.187 rumah tangga.
Dimana Kecamatan Baebunta, Bone-Bone, dan Sukamaju merupakan tiga Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah
rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 7.978 rumah tangga, 7.677 rumah tangga, dan 7.424 rumah tangga.
Sedangkan Kecamatan Rampi merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 593
rumah tangga.
4. Pengembangan hasil-hasil pertanian, perkebunan (kakao, kelapa sawit, dll), kelautan, pariwisata, dan sumberdaya mineral.
5. Keberadaan Kabupaten Luwu Utara yang ada di Jalur Trans Sulawesi.
6. Adanya 3 bandar udara (Masamba, Seko dan Rampi)

KELEMAHAN (Weakness)
1. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih cukup rendah.
2. Persebaran SD, SMP, SMA/SMK, yang belum merata diseluruh wilayah, khususnya dalam rangka mendukung program wajib
3.
4.
5.
6.
7.

belajar.
Kualitas kesehatan masyarakat yang belum optimal.
Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam.
Eksploitasi sumber daya alam yang belum sepenuhnya berwawasan lingkungan.
Bandara dan pelabuhan laut rakyat belum dapat dikembagkan untuk infrastruktur eksopr komoditas unggulan LUTRA.
Belum adanya badan tetap yang menangani pencegahan, pengelolaan dan mitigasi bencana alam.

Faktor Eksternal SWOT


PELUANG (Oportunity)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kemauan masyarakat untuk maju cukup tinggi.


Tekad eksekutif untuk memajukan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sangat tinggi.
Adaya upaya meningkatkan SKILL (keterampilan) masyarakat intensiff dari PEMKAB LUTRA.
Pengembangan produk perkebunan yang mutlak masih perlu dikembangkan.
Menjadi pusat pengembanga da pegolahan produk kakao di wilayah KTI.
Menjadi pusat pegembaga wisata alam.
Pengembangan infra struktur perhubungan laut dan udara sebagai sarana ekspor komoditas unggulan Kabupaten Luwu Utara.
Peluang menarik investor cukup besar.

ANCAMAN (Threat)
1.
2.
3.
4.

Kebutuhan sumber daya manusia yang ahli/terampil untuk mengolah komoditas unggulan sangat tinggi.
Mengubah pola pikir dan budaya kerja masyarakat secara luas untuk siap maju dan bersaing.
Produk komoditas unggulan yang kurang kompetitif.
Menggali potensi pertambangan yang belum tereksplorasi secara detail.

5. Pembagunan pembangkit listrik teaga (Air, dan lain-lainnya) untuk menumbuhkan kegiatan industri di wilayah ini.
6. Berdasarkan kondisi fisiografi/morfologinya, maka Kab. Lutra yang dipacu oleh eksploitasi sumberdaya alam yang tidak ramah
lingkungan akan memacu terjadinya banjir bandang di wilayah ini.

Kelemahan
Tabel 9 Keragaan Kabupaten Luwu
Utara (Weakness)
S1. Memiliki sektor basis berupa pertanian.
W1. Tingkat pendidikan masyarakat yang
S2. Adanya Pelabuhan Rakyat di pantai
masih cukup rendah.
Teluk Bone.
W2. Persebaran SD, SMP, SMA/SMK,
S3. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di
yang belum merata diseluruh wilayah,
Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013
khususnya dalam rangka mendukung
cukup besar yaitu sebanyak 52.187
program wajib belajar.
rumah tangga.
W3. Kualitas kesehatan masyarakat yang
S4. Adanya pengembangan hasil-hasil
belum optimal.
pertanian, perkebunan (kakao, kelapa
W4. Belum optimalnya pengelolaan
sawit, dll), kelautan, pariwisata, dan
sumberdaya mineral.

Setelah

sumber daya alam.


W5. Eksploitasi sumber daya alam yang

S5. Keberadaan Kabupaten Luwu Utara

belum sepenuhnya berwawasan

yang ada di Jalur Trans Sulawesi.


S6. Adanya 3 bandar udara (Masamba,

lingkungan.
W6. Bandara dan pelabuhan laut rakyat

Seko dan Rampi)

belum dapat dikembagkan untuk

merangkum
Utara,

Kabupaten

Luwu

infrastruktur eksopr komoditas

selanjutnya

adalah

unggulan LUTRA.
W7. Belum adanya badan tetap yang

strategi

langkah

merumuskan

menangani pencegahan, pengelolaan

faktor

eksternal

dan mitigasi bencana alam.

dipertemukan.

internal

dan

eksternal

dipertemukan dibuat
matriks
ditunjukkan

SWOT
pada

O1.

Peluang (Opportunity)
Kemauan masyarakat untuk maju

cukup tinggi.
O2. Tekad eksekutif untuk memajukan
pendidikan, kesehatan dan

Ancaman (Threat)
T1. Kebutuhan sumber daya manusia yang
ahli/terampil untuk mengolah
komoditas unggulan sangat tinggi.
T2. Mengubah pola pikir dan budaya kerja

kesejahteraan masyarakat sangat tinggi.


O3. Adaya upaya meningkatkan SKILL

masyarakat secara luas untuk siap

(keterampilan) masyarakat intensiff dari

T3. Produk komoditas unggulan yang

PEMKAB LUTRA.
O4. Pengembangan produk perkebunan

maju dan bersaing.


kurang kompetitif.
T4. Menggali potensi pertambangan yang

suatu

pengembangan SWOT.

Melalui strategi ini,


dapat

keragaan

internal

dan
Faktor
yang

dalam bentuk matriks.


strategi pengembangan
tabel

Tabel 10. Matriks SWOT Strategi Pengembangan Kabupaten Luwu Utara


Internal

Kekuatan (Stength)
S1. Memiliki sektor basis
berupa pertanian.
S2. Adanya Pelabuhan Rakyat
di pantai Teluk Bone.
S3. Jumlah rumah tangga
usaha pertanian di
Kabupaten Luwu Utara
Tahun 2013 cukup besar
yaitu sebanyak 52.187

Eksternal

Kelemahan (Weakness)
W1. Tingkat pendidikan
masyarakat yang
masih cukup rendah.
W2. Persebaran SD, SMP,
SMA/SMK, yang
belum merata
diseluruh wilayah,
khususnya dalam
rangka mendukung

rumah tangga.
S4. Pengembangan hasil-hasil

program wajib

pertanian, perkebunan

belajar.
W3. Kualitas kesehatan

(kakao, kelapa sawit, dll),


kelautan, pariwisata, dan
sumberdaya mineral.
S5. Keberadaan Kabupaten
Luwu Utara yang ada di
Jalur Trans Sulawesi.
S6. Adanya 3 bandar udara
(Masamba, Seko dan

masyarakat yang
belum optimal.
W4. Belum optimalnya
pengelolaan sumber
daya alam.
W5. Eksploitasi sumber
daya alam yang

Rampi)

belum sepenuhnya
berwawasan
lingkungan.
W6. Bandara dan
pelabuhan laut rakyat
belum dapat
dikembagkan untuk
infrastruktur eksopr
komoditas unggulan
LUTRA.
W7. Belum adanya badan
tetap yang menangani
pencegahan,
pengelolaan dan
mitigasi bencana
alam.

Peluang (Opportunity)
O1.Kemauan masyarakat
untuk maju cukup tinggi.
O2.Tekad eksekutif untuk
memajukan pendidikan,
kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat

SO3.

SO1. Meningkatkan kualitas

WO3.

Membangun

dan kuantitas pelayanan

meningkatkan dan

publik oleh aparatur

memelihara

birokrasi.
SO2. Membangun
persebaran basis ekonomi

infrastruktur wilayah
dan berbagai sarana

sangat tinggi.
O3.Adaya upaya
meningkatkan SKILL
(keterampilan) masyarakat
intensiff dari PEMKAB
LUTRA.
O4. Pengembangan produk
perkebunan yang mutlak
masih perlu
dikembangkan.
O5.Menjadi pusat
pengembangan dan
pegolahan produk kakao di
wilayah KTI.
O6.Menjadi pusat
pegembagan wisata alam.
O7.Pengembangan infra

kerakyatan dalam

penunjang serta

penguasaan pasar

membuka

komoditas unggulan

keterisolasian wilayah

daerah dalam rangka

dalam menjangkau

meningkatkan PAD

basis-basis sumber

Kabupaten LUTRA.
SO3. Mengelola Sumber

daya yang ada.


WO4.
Menggali

Daya Alam secara

potensi dan sumber-

berlanjut berwawasan

sumber PAD dengan

lingkungan
bagi kelangsungan proses

mengoptimalkan

produksi bagi berjalannya


roda ekonomi
pembangunan.

pemanfaatan Sumber
Daya Alam (Pertanian,
perkebunan, hasil hutan
nir kayu, kelautan dan
pariwisata).
WO5.
Meningkatka

struktur perhubungan laut

n inovasi masyarakt

dan udara sebagai sarana

untuk senantiasa dapat

ekspor komoditas

mengembangkan

unggulan Kabupaten Luwu

produk-produk

Utara.
O8.Peluang menarik investor
cukup besar

unggulan.

Ancaman (Threat)
T1. Kebutuhan sumber daya
manusia yang ahli/terampil
untuk mengolah komoditas
unggulan sangat tinggi.
T2. Mengubah pola pikir dan
budaya kerja masyarakat
secara luas untuk siap maju
dan bersaing.
T3. Produk komoditas
unggulan yang kurang
kompetitif.
T4. Menggali potensi
pertambangan yang belum
tereksplorasi secara detail.
T5. Pembagunan pembangkit
listrik teaga (Air, dan lainlainnya) untuk
menumbuhkan kegiatan
industri di wilayah ini.
T6. Berdasarkan kondisi
fisiografi/morfologinya,
maka Kab. Lutra yang
dipacu oleh eksploitasi

ST3. Membangun industri

WT4.Meningkatkan mutu

kecil dan menengah yang

pendidikan melalui

berbasis kepada

pembangunan

komoditas Sumber Daya

prasarana/sarana

Alam dan Sumber Daya

pendidikan (TK, SD,

Buatan yang dimiliki.


ST4. Meningkatkan mutu
tenaga terampil bernilai

SLTP, SMA/SMK, dan


Perguruan/Tinggi).
WT5.Mengubah mental

tambah dalam mengelola

dan perilaku

Sumber Daya Alam, dan

masyarakat,

pengembangan agribisnis

pemerintah, dan dunia

dan agroindustri.

usaha agar selalu


berorientasi terhadap
penyuksesan
pelaksanaan Otonomi
Daerah dan
kemandirian
pembangunan.
WT6.Mengupayakan
peningkatan
INVESTASI, baik
skala daerah, nasional,

sumberdaya alam yang


tidak ramah lingkungan
akan memacu terjadinya
banjir bandang di wilayah
ini.

maupun
asing/internasional.
WT7.Memelihara
lingkungan yang rawan
bencana dengan
membentuk badan
pengawasan
lingkungan.

Masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diberi bobot penilaian sesuai dengan tingkat kepentingannya. Pemberian
bobot merupakan penilaian dari peneliti yang dirumuskan sendiri oleh peneiliti. Bobot penilaian tingkat kepentingan SWOT dapat dilihat
pada Tabel 11.

Tabel 11. Bobot Penilaian tingkat kepentingan SWOT


No.
1
2
3

Unsur SWOT
S1. Memiliki sektor basis berupa pertanian.
S2. Pelabuhan Rakyat di pantai Teluk Bone.
S3. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Luwu Utara
Tahun 2013 cukup besar yaitu sebanyak 52.187 rumah tangga.

Bobot
5
5
5

S4. Pengembangan hasil-hasil pertanian, perkebunan (kakao, kelapa

sawit, dll), kelautan, pariwisata, dan sumberdaya mineral.


S5. Keberadaan Kabupaten Luwu Utara yang ada di Jalur Trans

7
8
9

Sulawesi.
S6. Adanya 3 bandar udara (Masamba, Seko dan Rampi)
W1. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih cukup rendah.
W2. Persebaran SD, SMP, SMA/SMK, yang belum merata diseluruh

10
11
12

wilayah, khususnya dalam rangka mendukung program wajib belajar.


W3. Kualitas kesehatan masyarakat yang belum optimal.
W4. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam
W5. Eksploitasi sumber daya alam yang belum sepenuhnya

13

berwawasan lingkungan.
W6. Bandara dan pelabuhan laut rakyat belum dapat dikembagkan

14

untuk infrastruktur eksopr komoditas unggulan LUTRA.


W7. Belum adanya badan tetap yang menangani pencegahan,

15
16

pengelolaan dan mitigasi bencana alam


O1.Kemauan masyarakat untuk maju cukup tinggi.
O2.Tekad eksekutif untuk memajukan pendidikan, kesehatan dan

17

kesejahteraan masyarakat sangat tinggi.


O3.Adaya upaya meningkatkan SKILL (keterampilan) masyarakat

18

intensif dari PEMKAB LUTRA.


O4.Pengembangan produk perkebunan yang mutlak masih perlu

19

dikembangkan
O5.Menjadi pusat pengembanga da pegolahan produk kakao di wilayah

20

KTI.
O6.Menjadi pusat pegembagan wisata alam.

5
5
3
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5

21

O7.Pengembangan infra struktur perhubungan laut dan udara sebagai

22

sarana ekspor komoditas unggulan Kabupaten Luwu Utara.


O8.Peluang menarik investor cukup besar

23

T1. Kebutuhan sumber daya manusia yang ahli/terampil untuk mengolah

24

komoditas unggulan sangat tinggi.


T2. Mengubah pola pikir dan budaya kerja masyarakat secara luas untuk

25

siap maju dan bersaing.


T3. Produk komoditas unggulan yang kurang kompetitif.

26

T4. Menggali potensi pertambangan yang belum tereksplorasi secara

27

detail.
T5. Pembagunan pembangkit listrik teaga (Air, dan lain-lainnya) untuk

28

menumbuhkan kegiatan industri di wilayah ini.


T6. Berdasarkan kondisi fisiografi/morfologinya, maka Kab. Lutra yang

5
4
5
4
5

dipacu oleh eksploitasi sumberdaya alam yang tidak ramah

5
5

lingkungan akan memacu terjadinya banjir bandang di wilayah ini.


Berdasarkan Tabel diatas dapat dibuat suatu implementasi strategi yang merupakan langkah akhir dalam merumuskan suatu strategi
pengembangan. Sebelum mengambil kesimpulan mengenai implementasi strategi pengembangan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 Pemberian
rangking tersebut dapat dilihat
Tabel 12. Pemilihan Alternatif Strategi yang Dipriotaskan
Alternatif Strategi

Keterkaitan

Kepentingan Rangk

Strategi SO
SO1

SO2

Meningkatkan kualitas dan kuantitas

(S2,S4,S5,O2

pelayanan publik oleh aparatur birokrasi.

, O3,O7)

Membangun persebaran basis ekonomi

(S1,S2,S3,S4,

kerakyatan dalam penguasaan pasar

S5,S6,O1,O2

komoditas unggulan daerah dalam rangka

meningkatkan PAD Kabupaten LUTRA.

O3,O4,O5,O

29

54

28

7)
SO3

Mengelola Sumber Daya Alam secara


berlanjut berwawasan lingkungan bagi
kelangsungan proses produksi bagi

(S3,S4,O3,O

berjalannya roda ekonomi

4,O5,O6)

pembangunan.

Strategi WO
WO
1

WO
2

Membangun, meningkatkan dan memelihara

(W1,W2,W3

infrastruktur wilayah dan berbagai sarana

penunjang serta membuka keterisolasian

W6,O1,O2,

wilayah dalam menjangkau basis-basis

O3,O5,O7,O

sumber daya yang ada.

8)

38

33

44

Menggali potensi dan sumber-sumber PAD


dengan mengoptimalkan pemanfaatan

(W4,W5,W6

Sumber Daya Alam (Pertanian, perkebunan,

, O2,O3,

hasil hutan nir kayu, kelautan dan

O6,O7,O8)

pariwisata).
WO

48

Meningkatkan inovasi masyarakt untuk


senantiasa dapat mengembangkan produkproduk unggulan.

(W1,W2,W3
, W6, O1,
O3, O4)

Strategi ST
ST1

Membangun industri kecil dan menengah

(S1,S2,S3,S4,

yang berbasis kepada komoditas Sumber

S5T1,T2,T3,

Daya Alam dan Sumber Daya Buatan yang

T5)

dimiliki.

ST2
Meningkatkan mutu tenaga terampil bernilai

(S3,T1,T2,

tambah dalam mengelola Sumber Daya

T3,T4)

24

15

11

19

10

23

14

12

Alam, dan pengembangan agribisnis dan


agroindustri.
Memelihara lingkungan yang rawan
bencana.
Strategi WT
WT
1

Meningkatkan mutu pendidikan melalui

(W1,W2, T1)

pembangunan prasarana/sarana pendidikan


(TK, SD, SLTP, SMA/SMK, dan
Perguruan/Tinggi).

WT
2

Mengubah mental dan perilaku masyarakat,


pemerintah, dan dunia usaha agar selalu
berorientasi terhadap penyuksesan

(W1,T2,
T3,T4)

pelaksanaan Otonomi Daerah dan


kemandirian pembangunan.
WT
3

Mengupayakan peningkatan INVESTASI,


baik skala daerah, nasional, maupun
asing/internasional.

(W6,T2,
T3,T4,T5)

WT
4

Memelihara lingkungan yang rawan

(W5,W7, T6)

bencana.

4. Kabupaten Maros
Faktor Internal SWOT
Kekuatan (Strength)
1) Memiliki sektor basis industri pengolahan (industri menengah & kecil, industri rumah tangga, industri rumah tangga, industri berbasis
sektor agrikultur terutama industri pengolahan yang bahan bakunya adalah produk pertanian dan perkebunan)
2) Tingginya semangat kewirausahaan masyarakat Kabupaten Maros pada sektor indiustri pengolahan, karena terdiri atas kumpulan
masyarakat homogen yang mengenal semangat kompetisi dalam nuansa silaturahmi.
3) Tersedianya Lembaga Penelitian pada sektor industri pengolahan yang memungkinkan terjadinya inovasi dan peningkatan teknologi
unggulan pada industri pengolahan
4) Stabilitas keamanan, di mana Kabupaten Maros dalam periode lima tahun terakhir cukup kondusif.
5) Posisi dan letak geografis Kabupaten Maros yang strategis, karena terletak pada lokasi mata rantai jaringan transportasi utama jalur pulau
Sulawesi yang berfungsi sebagai Kabupaten transit, dan keberadaan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros
sebagai pintu gerbang kawasan timur Indonesia yang memungkinkan Kabupaten Maros menjadi daerah sentra tujuan investasi karena

kemudahan akses tersebut.

Kelemahan (Weakness)
1) Pemerataan pelayanan pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja belum memadai;
2) Minimnya jumlah angkatan kerja terampil dan siap pakai dan Kualitas sumber daya manusia di bidang industri dan jasa masih rendah;
3) Kurangnya kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat, terutama pada aspek pembinaan penentuan jenis kegiatan ekonomi yang
4)
5)
6)
7)

berorientasi ekspor serta penyediaan informasi tentang potensi pemasarannya;


Struktur ekonomi terutama keterkaitan antar bidang lapangan usaha masih lemah dan rentan terhadap persaingan global;
Pelayanan publik belum maksimal;
Daya saing produk unggulan kota yang masih lemah;
Sistem informasi dan komunikasi yang belum memadai dalam menghadapi perdagangan bebas;

8) Terbatasnya Fasilitas infrastruktur jalan, jembatan, jaringan irigasi yang representatif, utamanya dari sentra - sentra produksi menuju
pusat pemasaran dan disekitar lokasi kegiatan ekonomi utama.
9) Lemahnya penegakan hukum dan kurangnya jaminan keamanan dalam berbagai kehidupan masyarakat;
10) Kelembagaan pemerintah & masyarakat belum berkembang dengan baik
11) Pertumbuhan PDRB untuk mendukung PAD belum memadai
Peluang (Opportunity)
1) Terbukanya iklim dunia usaha yang kondusif dan peluang untuk menarik investasi dalam rangka pembangunan ekonomi lokal. Dengan
memperhatikan struktur perekonomian dalam PDRB serta angka laju pertumbuhan ekonomi, diketahui bahwa Kabupaten Maros
membutuhkan kehadiran investasi.
2) Posisi geo-ekonomi Kabupaten Maros yang dikelilingi oleh daerah-daerah yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, sehingga
berpeluang untuk menjadi processing zone atau collecting point.

3) Terbentuknya kawasan pengembangan Makassar Maros Sungguminasa Takalar (Mamminasata) di mana Kabupaten Maros menjadi salah
satu bagian dari program pengembangan tersebut.
4) Telah dikenalnya Kabupaten Maros di luar sebagai daerah tujuan wisata
5) Posisi Kabupaten Maros sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa di Kawasan Timur Indonesia (KTI) termasuk pembangunan
bidang kelautan dan perikanan
6) Otonomi yang luas memungkinkan pemerintah daerah mengembangkan, mengelola dan meningkatkan daya saing daerah
7) Aksessibilitas Kota Maros yang terbuka untuk interkoneksitas regional,nasional dan internasional.
Ancaman (Threat)
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Persaingan yang tinggi di pasar global menuntut peningkatan daya saing produk;
Kuatnya daya saing tenaga professional yang memasuki pasar kerja Nasional dan Daerah;
Kecenderumgan global yang makin memerlukan pentingnya penerapan azas keberlanjutan dalam pembangunan;
Sumber daya finansial dan tenaga kerja professional mudah mengalir ke luar daerah;
Arus informasi global mudah mempengaruhi prilaku dan tatanan kehidupan masyarakat.
Tidak seimbangnya struktur perekonomian dan lebih tingginya minat pengusaha untuk menjadi rekanan pemerintah daerah daripada

membuka lapangan kegiatan ekonomi pasar.


7) Tingginya kecenderungan untuk mengembangkan sektor dunia usaha yang semata-mata berorientasi pada keuntungan jangka pendek
tanpa mempertimbangkan dampak negatif jangka panjang;

Kelemahan
(Weakness)
Internal
Kekuatan (Strength)Kekuatan (Stength)
Kelemahan
(Weakness)
Memiliki sektor basis industri
W1.
Pemerataan pelayanan
S7.Memiliki sektor basis industri S1.
pengolahan
W8. Pemerataan pelayanan pendidikan,
pengolahan
pendidikan, kesehatan dan
S8.Tingginya
semangat
kewirausahaan
kesehatan
kerja belum
S2. Tingginya
semangat dan lapangan
lapangan kerja belum
masyarakat Kabupaten Maros pada sektor

indiustri pengolahan.
S9.Tersedianya Lembaga
sektor

industri

masyarakat
memadai;
memadai;
W2.
jumlah
angkatan
W9.pada
Minimnya
jumlahMinimnya
angkatan
kerja
Maros
sektor

kewirausahaan
Kabupaten

Penelitian

pada

industri pengolahan.
terampil dan
pengolahan
yang Lembaga Penelitian
S3. Tersedianya

dan siap pakai


siap kerja
pakaiterampil
dan Kualitas
dan Kualitas sumber daya

daya manusia
di bidang
pada sektor
pengolahan
memungkinkan terjadinya inovasi
dan industrisumber
manusia di bidang industri dan
yang memungkinkanindustri
terjadinya
dan jasa masih
rendah;
jasa masih
rendah;
peningkatan teknologi unggulan
pada
Tabel 13. inovasi
Keragaan
Kabupaten
Maros
W3.
Kurangnya
dan peningkatan
teknologi
W10.
Kurangnya kegiatankegiatan

Tabel 14.
Strategi
Kabupaten

industri pengolahan.
unggulan pada industri pengolahan.
pembinaan ekonomi
S10. Stabilitas keamanan, di mana Kabupaten
pembinaan ekonomi
masyarakat;
S4. Stabilitas keamanan, di mana
masyarakat;
W11.
Struktur
ekonomi
terutama
Maros dalam periode lima tahunKabupaten
terakhir Maros dalam periode
W4. Struktur ekonomi terutama
keterkaitan
lapangan
cukup kondusif.
lima
tahun
terakhir
cukup antar bidang
keterkaitan
antar bidang
Eksternal
S11. Posisi dan letak geografis Kabupaten
kondusif.
usaha masih lemah
usaha masih lemahlapangan
dan rentan
S5.
Posisi
dan
letak
geografis
Maros yang strategis, karena terletak pada
dan rentan terhadap persaingan

terhadap persaingan global;


global;
W12.
Pelayanan
publik belum

Kabupaten Maros yang strategis,

lokasi mata rantai jaringan transportasi


utama jalur pulau Sulawesi

karena terletak pada lokasi mata

maksimal;
rantai jaringan transportasi
utama
W13.

jalur pulau Sulawesi

W5. Pelayanan publik belum

Matriks SWOT
Pengembangan
Maros

maksimal;
DayaW6.
saingDaya
produk
unggulan
saing produk
unggulan

kota yang masih lemah;


kota yang masih lemah;
W7.
Sistem informasi dan
W14.
Sistem informasi
dan
komunikasi yang belum

komunikasi yang belum memadai

memadai dalam menghadapi

dalam menghadapiperdagangan
perdagangan
bebas;
bebas;
Masing-

W15.

W8. Terbatasnya Fasilitas

infrastruktur jalan, jembatan,


Terbatasnya
Fasilitas
jaringan irigasi yang

masing

kekuatan,

kelemahan, peluang,

infrastruktur jalan,representatif,
jembatan,utamanya
jaringan
dari

dan ancaman diberi

bobot

irigasi yang representatif,


utamanya
sentra - sentra
produksi menuju

sesuai

tingkat

penilaian

dari sentra -

pemasaran
dan disekitar
sentrapusat
produksi
menuju
lokasi kegiatan ekonomi

pusat pemasaran dan disekitar lokasi


utama.

W9.utama.
Lemahnya penegakan
kegiatan ekonomi
W16.
Lemahnya
hukum
penegakan
dan kurangnya
hukum
jaminan
keamanan dalam berbagai
dan kurangnya jaminan
keamanan
kehidupan masyarakat;

dalam berbagai
kehidupan masyarakat;
W10.
Kelembagaan
W17.
Kelembagaan
pemerintah
&
pemerintah & masyarakat

dengan

kepentingannya.

Pemberian bobot merupakan penilaian dari peneliti yang dirumuskan sendiri oleh peneiliti. Bobot penilaian tingkat kepentingan SWOT dapat
dilihat pada Tabel 15.
Tabel 16. Bobot Penilaian tingkat kepentingan SWOT
No
1

Unsur SWOT
S1. Memiliki sektor basis industri pengolahan

Bobot
5

S2. Tingginya semangat kewirausahaan masyarakat Kabupaten Maros pada

sektor indiustri pengolahan.


S3. Tersedianya Lembaga Penelitian pada sektor industri pengolahan yang

memungkinkan terjadinya inovasi dan peningkatan teknologi unggulan pada


4

industri pengolahan.
S4. Stabilitas keamanan, di mana Kabupaten Maros dalam periode lima tahun

terakhir cukup kondusif.


S5. Posisi dan letak geografis Kabupaten Maros yang strategis, karena terletak

pada lokasi mata rantai jaringan transportasi utama jalur pulau Sulawesi
W1. Pemerataan pelayanan pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja

belum memadai;
W2. Minimnya jumlah angkatan kerja terampil dan siap pakai dan

Kualitas sumber daya manusia di bidang industri dan jasa masih


8
9

rendah;
W3. Kurangnya kegiatan pembinaan ekonomi masyarakat;
W4. Struktur ekonomi terutama keterkaitan antar bidang lapangan usaha

4
4

masih lemah dan rentan terhadap persaingan global;


10
11
12

W5. Pelayanan publik belum maksimal;


W6. Daya saing produk unggulan kota yang masih lemah;

W7. Sistem informasi dan komunikasi yang belum memadai dalam

4
3
4

13

menghadapi perdagangan bebas;


W8. Terbatasnya Fasilitas infrastruktur jalan, jembatan, jaringan irigasi

yang representatif, utamanya dari sentra - sentra produksi menuju


14

pusat pemasaran dan disekitar lokasi kegiatan ekonomi utama.


W9. Lemahnya penegakan hukum dan kurangnya jaminan keamanan

15

dalam berbagai kehidupan masyarakat;


W10. Kelembagaan pemerintah & masyarakat belum berkembang dengan

16
17

baik
W11. Pertumbuhan PDRB untuk mendukung PAD belum memadai
O1.Terbukanya iklim dunia usaha yang kondusif dan peluang untuk

5
4

18

menarik investasi dalam rangka pembangunan ekonomi lokal


O2.Posisi geo-ekonomi Kabupaten Maros yang dikelilingi oleh daerah-

daerah yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, sehingga


19

berpeluang untuk menjadi processing zone atau collecting point.


O3.Terbentuknya kawasan pengembangan Makassar Maros

20

Sungguminasa Takalar (Mamminasata)


O4.Telah dikenalnya Kabupaten Maros di luar sebagai daerah tujuan

21

wisata
O5.Posisi Kabupaten Maros sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa

di Kawasan Timur Indonesia (KTI) termasuk pembangunan bidang


22

kelautan dan perikanan


O6.Otonomi yang luas memungkinkan pemerintah daerah

27

mengembangkan, mengelola dan meningkatkan daya saing daerah


O7.Aksesibilitas Kota Maros yang terbuka untuk interkoneksitas

regional,nasional dan internasional.

28

T1. Persaingan yang tinggi di pasar global menuntut peningkatan daya

29

saing produk;
T2. Kuatnya daya saing tenaga professional yang memasuki pasar kerja

30

Nasional dan Daerah;


T3. Kecenderumgan global

pentingnya

31

penerapan azas keberlanjutan dalam pembangunan;


T4. Sumber daya finansial dan tenaga kerja professional mudah mengalir

32

ke luar daerah;
T5. Arus informasi global mudah mempengaruhi prilaku dan tatanan

33

kehidupan masyarakat.
T6. Tidak seimbangnya struktur perekonomian dan lebih tingginya minat

yang

makin

memerlukan

pengusaha untuk menjadi rekanan pemerintah daerah daripada


34

membuka lapangan kegiatan ekonomi pasar.


T7. Tingginya kecenderungan untuk mengembangkan sektor dunia usaha

Tabel 16. Pemilihan Alternatif Strategi yang Dipriotaskan


Alternatif Strategi

Keterkaitan

Kepentingan

Rangk

Strategi SO
SO1

Meningkatkan sektor-sektor unggulan (S1,S2,S3,O1,O2,O3,


sebagai

faktor

penggerak

37

13

23

utama O4,O5,06)

perekonomian

SO2

Meningkatkan ketersediaan bahan

(S4,S5,07)

pangan, distribusi, akses,


data/informasi, mutu dan keamanan.

Strategi WO
WO1

Membangun,

meningkatkan

dan (W1,W5,W7,W8,O7)

memelihara infrastruktur wilayah dan


sarana pendukung.

WO2

Meningkatkan
terhadap

inovasi

daya

masyarakat (W2,W3,W4,W6,O6)

saing

untuk

7
19

mengembangkan potensi pada sektor


industri pengolahan

WO3

Meningkatkan

mutu

dan

hasil (W11,O1,O2,O3,O4,

produksi pada sektor unggulan untuk O5)

pengembangan

perekonomian

25

Kabupaten Maros

Strategi ST
ST1

Meningkatkan pendayagunaan sumber (S1,S2,S5T1,T2,T4,T6

33

16

22

daya alam dan lingkungan hidup untuk T7)


meningkatkan ekonomi masyarakat
secara berkesinambungan
ST2

Meningkatkan

sistem

pendataan, (S3,S4,T3,T5)

sistem keamanan dan aliran informasi


mengenai data dasar Infrastruktur
Strategi WT
WT1

Mendorong pola belanja APBD ke (W4,W6,W11,T1,T6,

arah

sektor-sektor unggulan yang T7)

banyak menciptakan lapangan kerja


untuk

memacu

laju

pertumbuhan

ekonomi
Mendorong peningkatan mutu Sumber
WT2

(W1,W2,W3,W5,W7,

50

Daya Manusia dengan meningkatkan W8,W9,W10,T2,T3,


kualitas sarana/prasarana pendidikan T4,T5)
dan pembinaan

C. Strategi Pemasaran Wilayah


1. Kabupaten Luwu
Ada tiga konsep pengembangan yang dapat dilakukan di Kabupaten Luwu sesuai dengan pembobotan dan penentuan perigkat yang
telah dilakukan:

a. Mengelola sumberdaya wilayah setempat dengan meningkatkan infrastruktur pendukung serta memanfaatkan ketersediaan tenaga
kerja yang ada
b. Pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan masyarakat setempat
c. Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana daerah untuk memudahkan akses dan peningkatan produksi daerah terpencil.
2. Kabupaten Luwu Timur
Ada tiga strategi yang dapat dilakukan di Kabupaten Luwu Timur sesuai dengan pembobotan dan penentuan peringkat yang telah
dilakukan:
a. Membangun basis komoditas sesuai dengan Satuan Pengembangan Kawasan (SPK) menurut RTRW Luwu Timur
b. Membangun meningkatkan dan memelihara infrastruktur wilayah dan berbagai sarana penunjang serta membuka keterisolasian
wilayah dalam menjangkau basis-basis sumber daya yang ada.
c. Pembagunan kawasan Agropolitan dalam rangka upaya dalam meningkatkan Pendapata Asli Daerah (PAD)

3. Kabupaten Luwu Utara


Ada tiga Strategi Pengembangan yang dapat dilakukan di Kabupaten Luwu Utara sesuai dengan pembobotan dan penentuan
peringkat yang telah dilakukan:
a. Membangun persebaran basis ekonomi kerakyatan dalam penguasaan pasar komoditas unggulan daerah dalam rangka
meningkatkan PAD Kabupaten LUWU UTARA.
b. Membangun, meningkatkan dan memelihara infrastruktur wilayah dan berbagai sarana penunjang serta membuka keterisolasian
wilayah dalam menjangkau basis-basis sumber daya yang ada.
c. Membangun industri kecil dan menengah yang berbasis kepada komoditas Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan yang
dimiliki.

4. Kabupaten Maros
Ada 3 (tiga) Strategi Pemasaran yang dapat dilakukan di Kabupaten Maros sesuai dengan pembobotan dan penentuan perigkat yang
telah dilakukan:
a. Mendorong peningkatan mutu Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan kualitas sarana/prasarana pendidikan dan pembinaan
b. Meningkatkan sektor-sektor unggulan sebagai faktor penggerak utama perekonomian
c. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk meningkatkan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan

Você também pode gostar