Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
INTERN BANK
Nama Kelompok:
Ribka Dessy Rinna (13.05.52.0021)
Indah Dwi R (13.05.52.0053)
Anggi Anindya R (13.05.52.0096)
UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya telah memberikan petunjuk, kesehatan, kesempatan dan kekuatan kepada
penulis sehingga dapat menyajikan Makalah yang berjudul Pengorganisasian Satuan Kerja Audit
Intern Bank. Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang disusun sebagai bahan
penuntun atau pegangan mahasiswa dengan materi yang telah disesuaikan khususnya mata kuliah
Audit Bank. Harapan penulis bahwa makalah ini dapat membantu para mahasiswa dan tim
pengajar dalam kegiatan perkuliahan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Badjuri selaku dosen mata kuliah Audit Bank atas bimbingan dan pengarahannya selama
penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan
satu per satu. Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penyusun,
walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak
kekurangtepatan, Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...
KATA PENGANTAR......
DAFTAR ISI...
BAB I PENDAHULUAN..
A. LATAR BELAKANG........
11
12
12
17
21
A. Supervisi..............................................................................................................
21
B. Review Intern......................................................................................................
21
C. Review Ekstern...................................................................................................
22
23
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peranan fungsi audit intern di dunia perbankan di Indonesia dipertegas oleh Bank
Indonesia selaku regulator melalui Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)
yang wajib dilaksanakan sejak 1 Januari 1996 serta telah dilakukan pemutakhirannya melalui
Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999. Peraturan tersebut
antara lain mewajibkan pelaksanaan kaji ulang atau review oleh pihak eksternal yang
independen dan kompeten terhadap pelaksanaan fungsi audit intern-yang dilaksanakan oleh
SKAI bank. Salah satu aspek utama yang harus dilakukan kaji ulang terhadap pelaksanaan
fungsi SKAI ini adalah peranan komisaris dan direksi terhadap berjalannya fungsi SKAI.
Peranan komisaris dan direksi sebagai aspek utama yang mendasar juga ditekankan
dalam PBI No. 11/ 25 /PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 sebagai perubahan PBI 5/8/PBI/2003
tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Sesuai
peraturan tersebut, aspek pertama dalam penerapan manajemen risiko adalah pengawasan
aktif dewan komisaris dan direksi. Begitu esensial dan pentingnya peranan komisaris dan
direksi ini di dalam struktur pengendalian intern, manajemen risiko serta penyelenggaraan
fungsi audit intern
BAB II
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
SPFAIB.
3. Kepala Satuan Kerja Audit Intern bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Untuk
mendukung independensi dan menjalin kelancaran serta wewenang dalam memantau tidak
lanjut. Kepala Satuan Kerja Audit Intern dapat berkomunikasilangsung dengan Dewan Audit
untuk menginformasikan berbagai hal yang berhubungan dengan audit.
4. Untuk dapat melaksanakan fungsinya, Satuan Kerja Audit Intern yang terdiri dari para
Auditor baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri harus memiliki pendidikan dan
pengalaman yang memadai sesuai norma-norma profesiobalisme yang berlaku.
5. Para Auditor Intern untuk seluruh jenjang kepangkatan ataupun jabatan yang diangkat dan
diberhentikan olek Direksi.
6. Dalam hal mempertahankan atau meningkatkan kemampuan, para Auditor Intern diberi
kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi baik yang diselenggarakan
oleh intern bank maupun oleh pihak ekstern.
7. Pada pelaksanaanya para Auditor Intern dikoordinisir / disupervisi oleh Kepala Satuan Kerja
Audit Intern. Pembagian kerja para Auditor Intern disesuaikan dengan penugasan masingmasing bidang yang akan diperiksa.
8. Kegiatan kerja Satuan Kerja Audit Intern disesuaikan dengan Rewncana Kerja dan
Anggaran Tahunan Bank yang dituangkan dalam Rencana Strategis yang dijabarkan dalam
Penetapan Sasaran, Rencana Aksi, dan Langkah Tindakan.
9. Penilaian hasil kerja Auditor diukur berdasarkan pencapaian target yang telah ditentukan
serta aspek-aspek lainnya, sedangkan pengembangan karier disesuaikan dengan kebijakan
perusahaan yang berlaku.
Dewan
Komisaris
Dewan Audit
Direktur
Utama
Satuan Kerja
Audit Intern
Direktur
Direktur
Direktur
1. Kedudukan dewan Audit dalam konsep SPFAIB harus independen terhadap manajemen,
oleh karena itu Dewan Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
2. Dewan Audit Bank sekurang-kurangnya terdiri dari 3 anggota yang diangkat dan dihentikan
oleh Rapat Dewan komisaris dan dilaporkan pada Rapat umum Pemegang saham
3. Anggota Dewan audit Bank terdiri dari anggota Dewan Komisaris dan pihak ekstren bank
yang independen baik terhadap manajemen maupun kepemilikan dan tidak ada pertentangan
dengan bank.
4. Syarat-syarat Anggota Dewan Audit Bank adalah sebagai berikut:
Bersikap Independen dan kompeten dalam arti mempunyai pengetahuan tentang industri
perbankan dan maupun menganalisi laporan keuangan serta memahami peraturan dan
ketentuan UU yang berlaku
Memiliki sikap mental dan etika serta tanggung jawab profesi yang tinggi
8
5. Dalam rangka mereview struktur pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan
keuangan. Dewan Audit mengadakan komunikasi dengan direksi serta menerima laporan
dari Satuan Kerja audit Intern. Dalam melaksanakan tugasnya dewan audit merupakan pusat
komunikasi antara Dewan Komisaris, Satuan Kerja Audit Intern, auditor Ekstern dan
Direksi.
Piagam Dewan Audit
Secara rinci dapat diuraikan fingsi, tanggung jawab, wewenang dan kode etika
Dewan audit Bank dalam satu piagam, yang disebut dengan Piagam Dewan Audit
Charter, misalnya seperti berikut:
1. Fungsi Dewan Audit Bank
Dewan Audit membantu Dewan Komisaris dalam melakukan tanggung jawab di
bidang pengawasan. Serta melakukan review terhadap efektivitas Struktur
Pengendalian Intern Bank agar fungsi ini berjalan baik.
2. Tanggung Jawab Dewan Audit
Sifat jujur, objektif serta tidak tercela dalam melakukan tugas dan
tanggung jawabnya.
9
Dapat dipercaya, setia kepada bank dan tidak terlibat dalam kegiatan
ilegal.
Tidak menerima fee atau hadiah dari karyawan, klien, pelanggan yang
dapat mempengaruhi pendapat profesionalnya.
10
BAB III
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
11
BAB IV
PERENCANAAN AUDIT TAHUNAN DAN ANGGARAN
lain:
1. Temuan audit dari periode sebelumnya
Untuk melihat apakah temuan temuan audit periode sebelumnya banyak terdapat
problem yang sifatnya material dan prinsipal pada suatu cabang/ unit kerja.
2. Evaluasi Resiko
Analisis resiko bertujuan untuk mengidentifikasikan bagian yang material atau
signifikan dari kegiatan yang akan diaudit, sehingga dapat diatur skala
prioritaspelaksanaan audit dengan mengetahui unit mana yang memerlukan segera dan
unit mana yang bisa ditempatkan pada urutan terakhir.
Penentuan skala prioritas tingkat risiko ini, bisa didasarkan antara ain pada:
a. Besarnya jumlah nominal uang (rupiah) yang tertanam pada unit/ cabang tertentu
b. Kompleksitas unit/ cabang yang akan diperiksa.
Untuk mengetahui tinggkat risiko masing masing unit kerja/ cabang, perlu dilakukan
analisis risiko yang terdiri dari beberapa tahap.
a. Menentukan faktor faktor yang akan dievaluasi dan bobot masing- masing faktor.
Faktor faktor yang harus dievaluasi dalam menghitung exposure contribution adalah
faktor faktor yang dapat mewakili dan dapat memenuhi kebutuhan fungsi auditor
dalam melaksanakan tugasnya terutama dalam membuat perencanaan audit. Apabila
ada perubahan jenis dan jumlah faktor, harus diteteapkan dengan surat keputusan
direksi.
b. Menentukan kriteria dan peringkat masing masing faktor
Untuk mempermudah perhitungan, perlu ditentukan kriteria dari masing masing
faktor. Masing masing kriteria faktor memepunyai bobot yang sama tetapi diberikan
faktor rating yang berbeda. Untuk keseragaman evaluasi seluruh cabang/ unit kerja,
maka posisi data dan atau posisi data dan atau posisis laporan keuangan yang
dievaluasi adalah perakhiran bulan Triwulan III tahun sebelumnya. Sedangkan
definisi masing masing faktor ditetapkan sebagai berikut:
13
1. Total asset
Adalah total asset dari cabang bersangkutan. Bilamana cabang menggunakan dana
RAK maka dianggap sebagai hutang cabang yang dapat memperbesar total asset
cabang.
Rp 0 Rp 10M
100
Rp 11M Rp 20M
200
Rp 21M Rp 50M
300
Diatas Rp 50M
400
100
Rp 7M Rp 15M
200
Rp 15M Rp 35M
300
Diatas Rp 45M
400
100
2,15% 5,60%
200
5,60% 7,85%
300
Diatas 7,85%
400
100
43,00% <53,00%
200
33,00% <43,00%
300
Diatas 33,00%
400
14
5. Return on Assets
Adalah retur on asset cabang yang dihitung dengan cara membandingkan
anualisasi laba sebelum pajak dibandingkan dengan total asset rata rata.
1,20% 1,50%
100
0,99% <1,20%
200
0,76% <0,99%
300
Diatas 0,76%
400
100
93,52% <94,72%
200
94,72% <95,92%
300
Diatas 95,92%
400
7. Liquit ratio
Adalah kewajiban bersih call money dibandingkan dengan alat likuit
Dibawah 20,00%
100
20,00% <35,00%
200
35,00% <50,00%
300
>50,00%
400
100
Diatas 110,00%
400
100
4 th 7 th
200
10 th 15 th
300
Diatas 15th
400
15
100
200
300
400
100
200
300
Diatas Rp 500.000,00
400
100
3 s/d 5
200
6 s/d 8
300
Diatas 8
400
c. Menentukan tingkat risiko masing masing unit/ cabang dan menentukan frekuensi
audit.
Tingkat resiko cabang dapat dihitung sebagai berikut :
Sebelum menentukan tingkat risiko cabang, terlebih dahulu kita harus menentukan
rentang dari kontribusi tingkat risiko. Berdasarkan komposisi di atas maka kontribusi
tingkat risiko maksimum akan diproleh 400 dan kontribusi tingkat risiko minimum
100 atau rata rata 250.
Klasifikasi atau tingkat resiko unit/ cabang seperti tabel di bawah ini:
Rentang kontribusi risiko
klasifikasi risiko
Di bawah 150
risiko rendah
risiko sedang
Di atas 350
risiko tinggi
16
Setelah mengetahui klasifikasi risiko, kita dapat menentukan frekuensi audit. Pada
tabel dibawah ini dapat dilihat pembagian frekuensi audit berdasarkan klasifikasi
risiko
Rentang kontribusi risiko
klasifikasi risiko
frekuensi audit
Dibawah 150
risiko rendah
risiko sedang
Di atas 350
risiko tinggi
17
Tingkat
Jumlah HK Jumlah
Total
Jumlah
Cabang
Risiko
Lapangan
Jumlah
tenaga
HK
Laporan HK
Cab. Weleri
A
7
5
12
Cab. Sukun
B
9
5
14
Cab. Kendal
B
9
5
14
Cab. Gombel A
7
5
12
Cab. Ngalian C
4
5
9
Dst
Total
Catatan : A = Tinggi, B = Sedang, C = Rendah
Auditor
3
3
3
3
2
HK
Frekuensi
Hari
Keseluruhan
36
42
42
36
18
2
1
1
2
1
72
42
42
72
18
4200
365
hari
II.
85
hari
III.
280
hari
IV.
4200 hari
V.
280
hari
VI.
15
orang
18
Kerja
19
: Direktur Utama
Dewan Audit
Dari
Tanggal
: 10 Juli 2015
Perihal
Sebagai realisasi kegiatan audit selama Semester I tahun 2015, dapat kami sampaikan hal hal
berikut:
Rencana Audit
Perbandingan Antara hasil audit yang
Realisasi Audit
- Selesai
2.
- Selesai
3.
- Dalam Penyusunan
6.000.000
20
BAB V
PENGENDALIAN MUTU AUDIT
auditor senior terhadap anggota tin auditnya. Kegiatan seperti ini sebaiknya berjalan
berkelanjutan. Review interm mencakup, apakah tugas dan sasaran telah mencapai apa yang
diharapkan.
Review Ekstern
Untuk menilai mutu audit yang dilakukan oleh Satuan Kerja Audit Intern, Fungsi
audit intern bank Harus di review oleh lembaga ekstern minimal sekali dalam 3tahun. Laporan
atas review ini harus memuat tentang hasil kerja Satuan Audit Intern dan Kepatuhannya
Terhadap SPFAIB serta perbaikan yang mungkin dilakukan. Kemudian hasil review dilaporkan
kepada BI.
22
BAB VI
HUBUNGAN ANTARA SKAI DENGAN AUDITOR EKTERN
2.
Mereview bagaimana auditor intern pengalokasikan sumber daya auditnya ke bidang keuangan
atau bidang operasi sebagai respon dalam proses penentuan risiko.
3.
Membaca laporan audit intern untuk memperoleh informasi rinci mengenai lingkup aktivitas
audit intern.
23