Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH :
1. YULIAN
2. TIARA
3. LOLITA
4. ROSDIANTO
KELAS : X. A
Bertamu dengan memakai pakaian yang pantas berarti menghormati tuan rumah dan dirinya
sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan pantas akan lebih dihormati oleh tuan rumah, demikian
pula sebaliknya.
o
1.Penafsiran
Ayat
Ibnu
Katsir
berkata,
Muqotil
bin
Hayyan
berkata,
Allah melarang hambanya yang beriman memasuki rumah orang lain tanpa
izin dan memerintahkan untuk memberi salam kepada penghuni / pemiliknya.
Sebab
kebiasaan
orang jahiliyah
apabila dia
berjumpa
dengan temannya
tidaklah
menyampaikan
salam menurut
Islam,
tetapi
mengucapkan
selamat
pagi, atau selamat sore.Inilah penghormatan mereka. Jika mereka pergi ke rumah temannya,
mereka langsung masuk rumah tanpa minta izin sebelumnya. Orang yang berada di rumah
merasa
keberatan,
sebab
bisa
jadi
ketika
tamu
itu
masuk
ke
rumah, shohibul bait (tuan rumah) sedang berkumpul dengan istrinya. Oleh sebab itu Allor
merubah adat jelek ini, supaya rumah itu bersih dari kotoran dan kekeruhan hati, maka
diperintahkan hamba-Nya agar meminta izin dan mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum
masuk rumah orang lain. Berikutnya Ibnu Katsir berkata,Perkataan Muqotil bin Hayyan itu
benar. Oleh karena itu, Alloh menjelaskan, yang demikian itu (meminta izin terlebih dahulu
sebelum masuk ke rumah orang -pen) itu lebih baik untukmu (yang bertamu dan tuan rumah
-pen), semoga kamu selalu ingat.
2. Mafsadah Masuk Rumah Tanpa Izin Kita wajib meyakini, bahwa semua perintah di dalam AlQuran dan sunnah, jika diamalkan pasti ada mashlahatnya baik di dunia maupun di akhirat.
Sebaliknya, semua larangannya jika dilanggar pasti mendatangkan kerusakan. Adapun
kerusakan yang disebabkan masuk rumah orang lain tanpa izin banyak sekali. Antara lain
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Syaikh Abdur Rahman bin Nashir As-Sadi. Beliau
berkata, Alloh menjelaskan kepada hamba-Nya yang beriman bahwa mereka dilarang masuk
rumah orang lain tanpa izin karena ada beberapa mafsadah, yaitu:
1. Kemungkinan akan terlihatnya aurot atau aib orang yang di rumah. Karena
rumah bagi manusia adalah penutup aurat di balik tabir. Ibarat pakaian
untuk menutup aurat badannya. Sabda Rosulullah yang artinya, Sesungguhnya disyariatkan
meminta izin, karena untuk keperluan melihat.
2. Menimbulkan keraguan shohibul bait, seperti munculnya kecurigaan terhadap tamu
dengan persangkaan yang buruk (ingin mencuri, merampok, atau perbuatan jahat lainnya).
Sebab, masuk rumah tanpa sepengetahuan penghuninya adalah perbuatan jelek. Oleh karena itu,
jika ingin masuk rumah orang orang lain, hendaknya minta izin.
Diriwayatkan bahwa:
: :
:
( )
Artinya: Bahwasanya seorang laki-laki meminta izin ke rumah Nabi Muhammad SAW
sedangkan beliau ada di dalam rumah. Katanya: Bolehkah aku masuk? Nabi SAW bersabda
kepada pembantunya: temuilah orang itu dan ajarkan kepadanya minta izin dan katakan
kepadanya agar ia mengucapkan Assalmu alikum, bolehkah aku masuk lelaki itu mendengar
apa yang diajarkan nabi, lalu ia berkata Assalmu alikum, bolehkah aku masuk? nabi SAW
memberi izin kepadanya maka masuklah ia. (HR Abu Daud).
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Dari Sahal bin Saad ia berkata: Ada seorang
lelaki mengintip dari sebuh lubang pintu rumah Rasulullah SAW dan pada waktu itu beliau
sedang menyisir rambutnya. Maka Rasulullah SAW bersabda: Jika aku tahu engkau
mengintip, niscaya aku colok matamu. Sesungguhnya Allah memerintahkanuntuk meminta izin
itu adalah karena untuk menjaga pandangan mata. (HR Bukhari)[3]
o
Jika telah tiga namun belum ada jawaban dari tuan rumah, hendaknya pulang dahulu dan
datang pada lain kesempatan.
o
Apabila tuan rumah belum tahu/belum kenal, hendaknya tamu memperkenalkan diri
secara jelas, terutama jika bertamu pada malam hari. Diriwayatkan dalam sebuah hadits yang
artinya: dari Jabir ra Ia berkata: Aku pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu aku
mengetuk pintu rumah beliau. Nabi SAW bertanya: Siapakah itu? Aku menjawab: Saya
Beliau bersabda: Saya, saya! seakan-akan beliau marah (HR Bukhari)
Kata Saya belum memberi kejelasan. Oleh sebab itu, tamu hendaknya menyebutkan nama
dirinya secara jelas sehingga tuan rumah tidak ragu lagi untuk menerima kedatangannya
o
Tamu lelaki dilarang masuk kedalam rumah apabila tuan rumah hanya seorang wanita
Dalam hal ini, perempuan yang berada di rumah sendirian hendaknya juga tidak
memberi izin masuk tamunya. Mempersilahkan tamu lelaki ke dalam rumah sedangkan ia hanya
seorang diri sama halnya mengundang bahay bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, tamu cukup
ditemui diluar saja.
o
Setelah tuan rumah mempersilahkan untuk masuk, hendajnya tamu masuk dan duduk
dengan sopan di tempat duduk yang telah disediakan. Tamu hendaknya membatasi diri, tidak
memandang kemana-mana secara bebas. Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu
asing) dapat menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah. Tamu dapat dinilai sebagai orang yang
tidak sopan, bahkan dapat pula dikira sebagai orang jahat yang mencari-cari kesempatan.
Apabila tamu tertarik kepada sesuatu (hiasan dinding misalnya), lebih ia berterus terang kepada
tuan rumah bahwa ia tertarik dan ingin memperhatikannya.
o
Apabila tuan rumah memberikan jamuan, hendaknya tamu menerima jamuan tersebut
dengan senang hati, tidak menampakkan sikap tidak senang terhadap jamuan itu. Jika sekiranya
tidak suka dengan jamuan tersebut, sebaiknya berterus terang bahwa dirinya tidak terbiasa
menikmati makanan atau minuman seperti itu. Jika tuan rumah telah mempersilahkan untuk
menikmati, tamu sebaiknya segera menikmatinya, tidak usah menunggu sampai berkali-kali tuan
rumah mempersilahkan dirinya.
o
Mulailah makan dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan membaca hamdalah
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang artinya: Jika seseorang diantara kamu
hendak makan maka sebutlah nama Allah, jika lupa menyebut nama Allah pada awalnya,
hendaklah membaca: Bismillahi awwaluhu waakhiruhu. ( HR Abu Daud dan Turmudzi)
Makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang terdekat dan jangan memili
Islam telah memberi tuntunan bahwa makan dan minum hendaknya dilakukan dengan
tangan kanan, tidak sopan dengan tangan kiri (kecuali tangan kanan berhalangan). Cara seperti
ini tidak hanya dilakukan saat bertamu saja. Mkelainkan dalam berbagai suasana, baik di rumah
sendiri maupun di rumah orang lain
o
Sementara ada orang yang merasa malu apabila piring yang habis digunakan untuk
makan tampak bersih, tidak ada makann yang tersisa padanya. Mereka khawatir dinilai terlalu
lahap. Islam memberi tuntunan yang lebih bagus, tidak sekedar mengikuti perasaan manusia
yang terkadang keliru. Tamu yang menggunakan piring untuk menikmati hidangan tuan rumah,
hendaknya piring tersebut bersih dari sisa makanan. Tidak perlu menyisakan makanan pada
pring yang bekas dipakainya yang terkadang menimbulkan rasa jijik bagi yang melihatnya.
o
( )
Artinya: Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan
tamunya. (HR Bukhari).
2. Cara Menerima Tamu yang Baik
o Berpakaian yang pantas
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan pakaian yang
pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima
kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya sendiri. Islam menghargai kepada
seorang yang berpakaian rapih, bersih dan sopan. Rasululah SAW bersabda yang artinya:
Makan dan Minunmlah kamu, bersedekahlah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak
dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat senang melihat bekas
nikmatnya pada hambanya. (HR Baihaqi)
o
Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari, termasuk hari
istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah baginya. Sabda Rasulullah SAW:
( )
Artinya: Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun selebihnya adalah merupakan
sedekah baginya,. (HR Muttafaqu Alaihi)[4]
o Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang
Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah
mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena
merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.
3. Wanita yang sendirian di rumah dilarang menerima tamu laki-laki masuk ke dalam
rumahnya tanpa izin suaminya
Larangan ini bermaksud untuk menjaga fitnah dan bahaya yang mungkin terjadi atas diri
wanita tersebut. Allah berfirman:
Artinya: Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada SAW lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena SAW telah memelihara (mereka) (QS An Nisa : 34
Rasulullah SAW bersabda;
)
(
Artinya: Wanita itu adalah (ibarat) pengembala di rumah suaminya. Dia akan ditanya tentang
pengembalaannya (dimintai pertanggung jawaban). (HR Ahmad, bukhari, Muslim, Abu Daud,
Turmudzi dan Ibnu Umar)
Oleh sebab itu, tamu lelaki cukup ditemui diluar rumah saja, atau diminta datang lagi
(jika perlu) saat suaminya telah pulang bekerja. Membiarkan tamu lelaki masuk ke dalam rumah
padahal dia (wanita tersebut) hany seorang diri, sama saja dengan membuka peluang besar akan
timbulnya bahaya bagi diri sendiri. Bahaya yang dimaksud dapat berupa hilangnya harta dan
mungkin sekali akan timbul fitnah yang mengancam kelestarian rumah tangganya.