Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada orang-orang dewasa muda, dengan usia produktif antara 20 40 tahun,
aktivitas menjadi sangat tinggi. Bisa karena pekerjaan atau karena aktivitas- aktivitas
lain, seperti bepergian atau acara-acara rekreasi akhir pekan dengan keluarga. Belum
lagi di usia ini banyak yang sangat aktif dalam kegiatan olah raga. Pada usia di atas
40 tahun, walaupun sudah memasuki masa penuaan (degenerasi), aktivitas orang tua
di perkotaan masih sangat tinggi. Dengan gaya hidup yang demikian, timbul masalahmasalah yang berhubungan dengan sendi.
Untuk aktivitas mobilitas yang sangat tinggi, sendi lutut (knee joint) adalah
sendi yang paling banyak menimbulkan keluhan. Keluhan di sendi lutut dapat berupa
nyeri, bengkak, kaku, bunyi pada pergerakan, dan tidak stabil. Pada orang-orang
dewasa muda, keluhan lutut umumnya timbul karena aktivitas yang berhubungan
dengan pekerjaan, misalnya banyak mengangkat barang-barang berat dan sering naik
turun tangga, atau karena cedera akibat aktivitas olah raga. Pada usia di atas 40 tahun,
keluhan sendi biasanya berhubungan dengan keadaan degenerasi sendi dan naiknya
berat badan.
Pada sendi lutut terdapat ligamen-ligamen yang berperan penting untuk
menjaga gerakan-gerakan pada sendi tersebut. Ligamen merupakan jaringan ikat
fibrosa yang mengikat ujung luar tulang yang membentuk persendian. Ligamen
tersusun atas jaringan ikat padat yang mengandung serat kolagen nonextensile (tipe
1), sehingga dikenal sebagai jaringan ikat fibrosa.
Cedera pada ligamen terjadi akibat gerakan yang melebihi batas kemampuan
ligamen untuk meregang, sehingga dapat terjadi keseleo (strain) atau robek. Jika
terjadi cedera pada ligamen, akan berpengaruh pada kemampuan untuk melakukan
gerakan sehingga dapat mengganggu aktivitas.
Cedera ligamen biasanya terjadi pada ligamen di persendian lutut dan
pergelangan kaki. Hal ini dikarenakan pada daerah tersebut sedikit terdapat jaringan
otot sehingga mudah terjadi cedera. Terapi pada cedera ligamen dilakukan tergantung
dari parah tidaknya cedera yang dialami. Jika hanya terjadi keseleo, bagian yang
cedera dapat di gips untuk beberapa minggu. Namun jika terjadi robekan yang parah,
tindakan operasi harus dilakukan untuk mempertahankan kestabilan sendi.
Anterior cruciate ligament (ACL) adalah ligament yang menjaga kestabilan sendi
lutut. Cedera ACL sering terjadi pada olah raga high-impact, seperti sepak bola, futsal, tenis,
badminton, bola basket dan olah raga bela diri.
Insidensi cedera
2006
adalah 0.9 cedera baru / tim / musim dan cedera ini menyebabkan para pemain
sepak bola
serikat terjadi 250.000 cedera ACL, atau sekitar 1 dari 3000 populasi. Sekitar
sepertiga dari pasien yang mengalami cedera ACL memerlukan
dengan
biaya
17.000
dollar
amerika serikat
per
pembedahan,
rekonstruksi
sehingga
diperkirakan biaya per tahun sekitar 1,5 Milyar dollar Amerika serikat. Dengan
demikian biaya yang di keluarkan sangat besar sekali
Berdasarkan laar belakang dan data tersebut si atas, penulis berpendapat
bahwa rupture acl masih memerlukan berbagai penanganan secara konprehensif dan
keikutsertaan klien dan keluarga sangat membantu dalam upaya memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Untuk itu, penulis ingin mengetahui dan memahami lebih
lanjut tentang penanganan/asuhan terhadap klien dengan Rupture ACL yang
tersusun sebagai makalah dengan judul Asuhan keperawatan pada klien Tn S
dengan Rupture ACL di Pav. Lukas Kamar 9-1 RS. RK. Charitas.
B. Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan makalah ini terbatas pada pemberian Asuhan
keperawatan pada klien Tn S dengan Rupture ACL di Pav. Lukas Kamar 9-1 RS.
RK. Charitas Palembang meliputi tahap pengkajian, perencanaan, diagnosa,
implementasi, dan evaluasi.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada klien Tn S dengan
Rupture ACL secara komprehensipf meliputi aspek biopsikososio spiritual
2. Tujuan khusus
Melalui pendekatan proses keperawatan aspek biopsikososio spiritual
diharapkan siswa mampu:
a.
b.
c.
Mampu membuat rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai
dengan masalah yang diprioritaskan.
d.
e.
Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan
pada klien hipertensi.
f.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan studi kasus, yaitu metode
yang memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang sedang
berlangsung melalui proses keperawatan. Adapun teknik-teknik yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dengan cara:
1. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara dengan klien, keluarga, dan petugas
kesehatan lain untuk mendapatkan data subjektif dari klien.
2. Studi Dokumentasi
Data-data yang dudapatkan dari rekam medis klien di ruangan, seperti
catatan keperawatan, catatan dokter, dan tim kesehatan lain.
3. Studi Kepustakaan
Untuk mendapatkan literatur dan tinjauan teoritis, baik mengenai konsep
dasar penyakit maupun konsep asuhan keperawatan.
4. Observasi
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dan
mengamati langsung perubahan-perubahan yang terjadi untuk memperoleh data
serat mencatat hal-hal penting termasuk pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan fisik meliputi:
a. Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah
terdapat luka, ada tidaknya hematom, dan lain-lain.
b.
Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba, yaitu apakah
ada masa atau tidak.
c.
d.
E. Sistematika Penulisan
Penulis membangi penulisan makalah ini dalam 4 BAB, yang terdiri dari:
Bab I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, ruang lingkup penulisan,
tujuan penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teoritis, yang terdiri dari konsep dasar medis yang terdiri dari
definisi, anatomi dan fisiologi, etiologi, manifestasi klinik, patofisiologi,
penatalaksanaan medis, dan konsep dasar asuhan keperawatan.
Bab III : Tinjauan kasus, yang terdiri dari 5 tahapan proses keperawatan mulai dari
pengakajian, dignosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Bab IV: Penutup, berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap hasil asuhan
keperawatan pada klien Tn S dengan Rupture ACL.
BAB II
TINJAUAN TEORI
I.
C. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
Ligamentum
Cruciatum
Anterius
berada
di
dalam
septum
ACL istilah cruciate berasal dari kata crux yang artinya (menyilang)
dan crucial (sangat penting).Cruciate ligament saling bersilangan satu sama
yang lain. Menyerupai huruf X. ACL adalah stabelizer untuk knee joint pada
aktivitas pivot. ACL mula berkembang pada minggu ke 14 usia gestasi,
berukuran sebesar jari kita dan panjangnya rata-rata 38mm dan lebar rata-rata
10 mm, dan dapat menahan tekanan seberat 500 pon sekitar 226kg.
Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan
berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian
posterior permukaan medial condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan
mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang bila lutut diluruskan
sempurna. Ini tidak hanya mencegah anterior translasi dari tibia pada femur
tetapi juga memungkinkan untuk helicoid biasa tindakan lutut, sehingga
mencegah kemungkinan untuk patologi meniscal. Ini terdiri dari dua bundel,
sebuah bundel anteromedial, yang ketat di fleksi, dan bundel posterolateral,
yang lebih cembung dan ketat dalam ekstensi.
Suplai vaskuler ACL berasal dari arteri geniculate middle, serta dari difusi
melalui
sheath
sinovial
nya
persarafan
dari
ACL
terdiri
dari
terganggu,
biomekanik selama
untuk mencegah translasi anterior dari tibia, dalam ekstensi penuh, ACL
menyerap 75% muatan anterior dan 85% antara 30 dan 90 fleksi.
Selain itu, fungsi lain ACL termasuk melawan rotasi internal tibia dan
varus / valgus angulasi dari tibia dengan adanya cedera ligamen kolateral,
hilangnya
ACL
menyebabkan
penurunan
magnitude
pada
coupled
rotasi selama fleksi, dan lutut yang tidak stabil. Kekuatan tarik ACL sekitar
2200N tetapi berubah dengan usia dan beban berulang.
D. Etiologi
Penyebab cedera ACL dapat ditimbulkan oleh berbagai aktivitas (tidak
hanya aktivitas olahraga). Penyebab cedera berdasarkan betapa sering aktivitas
tersebut menyebabkan cedera ACL dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Gerakan Berputar yang terlalu cepat dan tidak normal (Non-Contact)
2. Lutut berpilin saat mendarat
3. Kontak atau benturan langsung(Diktat Anatomy, 2012).
Sedangkan Menurut Robert G. Mark MD dalam bukunya yang berjudul
"The ACL Solution", di jelaskan urutan penyebab terjadinya cedera ACL sebagai
berikut:
1. Cutting and Pivoting Sport
Kebanyakan pemicu cedera ACL pada atlet berasal dari situasi noncontac (sekitar 70%). biasanya terjadi saat atlet mendarat setelah melakukan
lompatan, merubah arah dengan cepat untuk menghindari pemain lawan, atau
saat atlet melakukan gerakan berhenti secara mendadak (Mark &
Mykleburst,2012).
2. Usia
Usia muda merupakan kelompok penyumbang angka cedera ACl
tertinggi. Faktornya adalah karena mereka melakukan banyak aktivitas fisik
dalam kegiatan sehari - hari maupun dalam latihan olahraga kesehatan atau
prestasinya. American Academy of Orthopaedic memberikan data bahwa dari
2000 operasi yang dilakukan untuk cedera ACL kebayakan pasien dalam
range usia 15 - 25 tahun (Mark & Mykleburst,2012).
3. Jenis Kelamin
Studi menjelaskan bahwa wanita yang aktiv dalam "Cutting Sport"
-sepak bola, bola basket, dll- memiliki 6 kali resiko lebih tinggi untuk
menderita cedera ACl dibanding pria dengan jenis olahraga yang sama.
Sebagian besar dari wanita yang menderita ACL yakni pada usia 12 - 18 tahun
(Mark & Mykleburst,2012). Penyebabnya adalah, secara anatomi kondisi
"Valgus" wanita lebih lunak dari pada pria. Itu yang menyebabkan wanita
memiliki resiko terkena cedera ACl lebih tinggi dibanding dengan pria. Selain
itu, faktor tingginya hormon esterogen pada siklus menstruasi membuat
kekompakkan sendi menurun, sendi menjadi lebih tidak setabil.
E. Patofisiologi
Dari ligamen lutut, cruciates adalah yang paling penting dalam menyediakan
pengekangan pasif untuk anterior / posterior gerakan lutut. Jika salah satu atau
kedua cruciates terganggu, biomekanik selama kegiatan jalan mungkin terganggu.
ACL, seperti semua ligamen lain, terdiri dari tipe kolagen. Ultrastruktur ligament
sangat mirip dengan tendon, tetapi serat didalam ligamen lebih bervariasi dan
memiliki isi elastin yang lebih tinggi. Ligamen menerima suplai darah dari lokasi
insersinya. Vaskularisasi dalam ligamen adalah seragam, dan ligamen
masing-
masing berisi mechanoreceptors dan ujung saraf bebas yang diduga membantu
dalam menstabilkan sendi. Ruptur ACL yang paling umum, adalah ruptur
midsubstan. Jenis ruptur ini terjadi terutama sewaktu ligamentum ditranseksi oleh
condillus femoral lateral yang berputar. ACL menerima suplai darah kaya, teruta
manya
medial, sewaktu
F. Manifestasi Klinis
Pasien selalunya merasa atau mendengar bunyi "pop" di lutut pada saat
cedera yang sering terjadi saat mengganti arah, pemotongan, atau pendaratan dari
melompat (biasanya kombinasi hiperekstensi /poros). Ketidakstabilan mendadak
di lutut (lutut terasa goyah). Hal ini bisa terjadi setelah lompatan atau perubahan
arah atau setelah pukulan langsung ke sisi lutut. Nyeri di bagian luar dan belakang
lutut.
Lutut bengkak dalam beberapa jam pertama
3. Pemeriksaan Artroskopi
Bila terjadi robekan hebat pada ligamen kolateral dan kapsul, artroskopi tidak
boleh dilakukan karena ekstravasasi cairan akan menghambat diagnosis dan
menyulitkan prosedur selanjutnya. Indikasi utama untuk melakukan artroskopi
adalah pada robekan ligamentum krusiatum terisolasi yang dicurigai, dan pada
sprain yang lebih ringan untuk menyingkirkan cedera internal lain misalnya
robekan meniskus, yang (kalau ada) dapat ditangani seketika itu juga.
I. Penatalaksanaan
1. Terapi Operasi
Pembentukan ligament. Kebanyakan ACL yang robek tidak boleh di
jahit dan disambung semula. Untuk membolehkan reparasi dari ACL untuk
restorasi stabilitas lutut adalah rekonstruksi dari ligament tersebut. Ligament
tersebut akan di ganti dengan graft jaringan ligament. Graft tersebut akan
menjadi dasar untuk ligament yang baru untuk tumbuh.
Graft tersebut diambil dari beberapa sumber. Selalunya dari tendon
patella, yang merupakan sambungan patella dan tibia. Tendon hamstring pada
posterior pada juga sering digunakan. Kadang tendon kuadrisep yang
insersinya dari patella ke paha dapat digunakan. Graft dari kadaver (allograft)
juga dapat digunakan. Penyembuhan semula mengambil masa sekurangkurangnya 6bulan sebelum atlit dapat berolahraga setelah operasi.
Tindakan operasi untuk rekonstruktif ACL dapat digunakan dengan
arthroscopi dengan insisi yang kecil. Opperasi artroskopi kurang invasive.
Kelebihan dari artroskopi adalah kerana kurang invasive,kurang nyeri, masa
rawat inap lebih pendek dan penyembuhan lebih cepat.
Tehnik ini telah dilakukan lebih dari 200 kali sejak tahun 2007. Tehnik
operasi ini sangat populer di USA, Eropa dan Jepang karena dengan tehnik
ini, hasilnya sangat memuaskan pasien. Saat ini tehnik operasi ini dipakai
sebagai standard untuk operasi cedera ACL atlet-atlet papan atas kelas dunia,
misalnya Tiger Wood.
Setelah luka bedah disembuhkan oleh pasien maka akan menjadwalkan
pertemuan pertama mereka dengan seorang fisioterapis. Terapis fisik untuk
mengembangkan rencana untuk mengobati pasien. Tujuan utama awal untuk
mengurangi pembengkakan dan bekerja untuk mencegah pembentukan
jaringan parut. Tujuan berikutnya adalah untuk menyediakan berbagai gerak
kembali, sekaligus memperkuat otot-otot yang mendukung sendi lutut.
Dengan berbagai peningkatan gerak dan kekuatan, terapis fisik rehabilitasi
b. Terapi Fisikal
Apabila oedem berkurang, rehabilitasi akan bermula. Olahraga yang
spesifik dapat restorasi fungsi pada lutut dan menguatkan otot kaki yang
memberi sokongan padanya.14,15