Você está na página 1de 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

ANALGESIC
KELOMPOK E-6

Maria Alvina Cahaya

10.2011.228

Oktaviana

10.2011.229

Monica Cynthia Dewi

10.2011.233

Givela Harsono

10.2011.244
Krisna

Stevanus Bob Arvianto Alwie


Gian Aladia Risamasu
Sylvia

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
2013

Analgesik
Pada proses belajar mengajar blok musculoskeletal ini, mahasiswa akan mempelajari
segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit musculoskeletal, mengajarkan obatobatan yang di pakai untuk menghilangkan nyeri atau di sebut juga obat analgesic, obat
Non Steroid Anti Inflamasi Drugs (NSAID), analgesic opioid, obat urikosurik, dan
Disease Modyfying Reumatoid Arthritis Drugs (DMRAD). Sedangkan untuk melengkapi
proses belajar mengajar tadi, juga di lakukan praktikum , yang dalam blok ini adalah
praktikum obat analgesic, sehingga mahasiswa lebih mengerti dan mendalami bekerjanya
obat-obat analgesic karena mereka melakukan ,mengamati dan melaporkan sendiri apa
yang mereka kerjakan dalam praktikum ini

Sasaran Belajar
1. Mampu melakukan praktikum tersamar ganda atau double blind clinical trial.
2. Mampu melakukan observasi efek analgesic dari beberapa jenis analgesic
3. Mampu melakukan observasi pada efek samping yang mungkin timbul pada
masing-masing analgesic
4. Mampu mencatat hasil praktikum dan membuat laporan yang baik.

Alat dan bahan yang diperlukan


1. Tensimeter ,stetoskop, thermometer kulit, thermometer kimia, penggaris.
2. Baskom plastic berisi bongkahan es+ air dengan suhu 3 derajat celcius
3. Obat-obat analgesic:
a. Parasetamol 600mg
b. Kodein 30mg
c. Ibuprofen 600mg
d. Tramadol 50mg
e. Placebo
Yang dikemas dalam kapsul yang sama besar, bentuk dan warnanya.

Persiapan
1

1. Tiap kelompok mahasiswa menyediakan 2 OP yang siap dalam keadaan puasa 4

jam sebelum percobaan. Hal ini perlu di pahami oleh mahasiswa, agar absorbsi
obat cepat dan sempurna, maka sebaiknya lambung dalam keadaan kosong. Untuk
praktikum analgesic tidak ada kontra indikasi khusus, dimana mahasiswa tidak
boleh menjadi OP, hanya hati-hati pada mahasiswa yang pernah punya riwayat
ulkus peptikum atau gastritis kronis.
2. Instuktur telah mempersiapkan obat-obat diatas dengan kemasan kapsul yang
sama bentuk, besar dan warnanya dan telah diberi kode tertentu, dicatat dan di
simpan oleh salah satu instuktur. Karena percobaan ini adalah tersamar ganda,
dimana para instuktur dan para OP tidak dapat memilih sendiri obat yang akan
diberi/diminum ,dengan tujuan untuk menghindari faktor subyektifitas yang akan
mempengaruhi keberhasilan hasil pengamatan.
3. Tiap kelompok telah menyiapkan alat-alat yang perlu diatas.

Tatalaksana
1. Mintalah OP yang telah dipilih oleh masing-masing kelompok untuk berbaring di
meja praktikum.
2. Lakukan pengukuran tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, frekuensi nafas,
suhu kulit dan diameter pupil, serta gejala subjektif; seperti pusing, demam, mual
dan muntah dll) pengukuran pupil mata dilakukan dengan penggaris dalam
keadaan mata OP menatap lurus keatas saat berbaring. Lakukan pengukuran
diatas 2kali dan ambil rata-ratanya dan catat parameter dasar.
Untuk membangkitkan rasa sakit maka dilakukan:
a. Untuk orang percobaan pertama, dalam keadaan duduk, celupkan tangan kanan
sampai pergelangan tangan dan dalam keadaan jari-jari terkepal ke dalam baskom
plastic berisi air es dengan suhu 2-3 derajat Celcius. Catatlah waktu tangan
dimasukkan sampai terasa sakit yang tidak dapat ditahan lagi. Lakukan dengan
tangan kiri, dan ambilah rata-rata waktu antara tangan kanan dan kiri sebagai
parameter dasar.

b. Untuk orang percobaan lain, dalam keadaan berbaring pasanglah manset tensi
meter pada lengan kanan atas, pompalah sampai 180 mmHg, lalu tutuplah kunci air
raksanya. Mintalah orang percobaan melakukan gerakan membuka dan menutup
jari-jari (mengepal) tiap detik sampai rasa nyeri yang tak tertahankan lagi. Catat
waktu saat mulai garakan sampai rasa sakit yang tak tertahankan. Lakukan pada
lengan yang satu dan ambil rata-rata waktu ke dua lengan sebagai parameter dasar.
4.

Mintalah obat pada instruktur, dan tiap orang percobaan minum obatnya setelah
kawannya mencatat kode obat yang diminumnya.

5.

Orang percobaan berbaring tenang selama 60 menit,sedangkan kawan-kawannya


tetap berada disisinya dan mendiskusikan tentang obat analgesic.

6.

Setelah 60 menit, lakukan kembali pengukuran parameter; tanda vital, suhu kulit,
diameter pupil mata, dan waktu timbulnya rasa nyeri.

7.

Berdasarkan hasil observasi anda, diskusikan dan tentukan obat apa yang diminum
teman anda tadi, dan cocokkan dengan instruktur yang memegang kode obat tadi.
Bila anda melakukan semua tatalaksana dengan baik maka tebakan obat yang
diminum kawan anda sama dengan yang tertera di kodenya.

8.

Tanyakan dan catatlah gejala-gejala lain yang dirasakan orang percobaan, misalnya:
ngantuk, demam, gatal-gatal, sakit kepala, perih ulu hati, berkeringat, mual, mutah,
dll. Mintalah orang percobaan juga melaporkan gejala-gejala yang timbul selama 24
jam setelahnya :misalanya konstipasi dll.

9.

Akhirnya diskusikan dalam kelompok apakah hasil observasi yang dilakukan sesuai
dengan sifat-sifat analgesic yang diminum orang percobaan. Kalau tidak sesuai
kenapa hal itu dapat terjadi?

10.

Buatlah laporan mengenai praktikum ini sesuai dengan percobaan yang telah
dikemukakan dalam buku ini.
Nama OP
Nama obat tebakan
Nama obat

: Krisna
: Plasebo
: Plasebo

Rangsang nyeri
Hasil observasi:

Parameter

: Tensimeter 180 mmHg

Sebelum minum obat

Setelah minum obat

Tekanan Darah

120/70 mmHg

110/ 70 mmHg

Frekuensi Nadi

74 x / menit

69 x / menit

Frekuensi Napas

21 x / menit

18 x/ menit

Suhu

34, 75C

35, 57C

Diameter Pupil

0,5 cm

0, 5 cm

Kulit

Normal

Normal

Waktu Reaksi

35 detik

21 detik

Gejala Subjektif

Nyeri ulu hati, pusing,


mengantuk

Keluhan subjektif OP selama 24 jam: tidak ada keluhan.


Analisa dan kesimpulan:
Kode 158, nama obat: Placebountuk OP 1 (Percobaan Tensimeter).
Placebo merupakan zat kimia yang tidak mempunyai efek farmakodinamik dan
digunakan sebagai kontro l negative.

Nama OPII
Nama obat tebakan
Nama obat
Rangsang nyeri
Hasil observasi:

Parameter

: Stevanus Bob Arvianto


: Paracetamol
: Tramadol
: Tensimeter 180 mmHg

Sebelum minum obat

Setelah minum obat

Tekanan Darah

110/60 mmHg

110/ 70 mmHg

Frekuensi Nadi

75x / menit

58 x / menit

Frekuensi Napas

17x / menit

20 x/ menit

Suhu

34, 4C

35, 5C

Diameter Pupil

0,45 cm

0, 4 cm

Kulit

Normal

Normal

Waktu Reaksi

32 detik

41detik

Gejala Subjektif

Pusing

Keluhan subjektif OP selama 24 jam: pusing saat sore hari

PEMBAHASAN
Obat Analgesik
Obat analgesik antipiretik serta obat antiinflamasi non steroid (AINS) merupakan
suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia.
Mekanisme kerja obat analgesik adalah menghambat ensim siklooksigenase sehingga
konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu dan reaksi inflamasi akan tertekan.
Obat-obat analgesik ini juga mempunyai sifat antipiretik dan antiinflamasi, tetapi ada
perbedaan dari masing-masing obat, contohnya parasetamol bersifat antipiretik dan
analgesik tetapi sifat antiinflamasinya lemah sekali.
Efek samping obat-obat analgesik yang paling sering adalah iritasi pada lambung
hingga tukak lambung, gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesa
tromboksan A2 (TXA2) dengan akibat perpanjangan waktu perdarahan, gangguan fungsi
ginjal dan fungsi hati pada pemamakaian lama dan reaksi alergi.

Obat-obat yang tergolong analgesik adalah salisilat, paraaminofenol (fenasetin dan


asetaminofen atau parasetamol), pirazolon (antipirin, aminopirin, dipiron), fenilbutazon
dan oksifenbutazon. Obat AINS yang lainnya adalah asam mefenamat dan meklofenamat,
diklofenak, fenbufen, ibuprofen, ketoprofen, nafroksen, indometasin, piroksikam.

Plasebo
Plasebo adalah istilah obat yang dibuat tanpa bahan kimia yang kadang hanya berisi
cairan garam. Tapi efek plasebo (semu) telah banyak membuat orang sakit tersugesti
untuk sembuh. Meski tidak mengandung zat kimia untuk meredakan rasa nyeri, namun di
balik pil plasebo itu ternyata ada kekuatan yakin. Efek plasebo banyak digunakan dalam
pengobatan alternatif, dimana penyembuhan lebih didasarkan pada kepercayaan
menggunakan obat herbal dan terapi berkelanjutan dibandingkan ilmu pengetahuan. Obat
plasebo berfungsi dengan cara memberikan efek psikologis dan keyakinan untuk sembuh.
Efek itu ternyata memiliki kekuatan lebih besar daripada efek bahan-bahan kimiawi
dalam obat-obatan sesungguhnya
Keberhasilan teknik plasebo dalam menangani penyakit psoriaris membuktikan
bahwa obat yang sebenarnya kosong dan tidak mengandung zat kimia apapun bisa
menangani penyakit kronis lainnya seperti asma dan multiple sclerosis.
Efek plasebo lebih menekankan faktor psikologis dan keyakinan untuk sembuh.
Namun yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat plasebo adalah dorongan
psikologis yang harus dilakukan terus menerus.
Para peneliti pun setuju bahwa obat plasebo punya beberapa keuntungan dibanding
obat asli karena:
1. Mengurangi efek samping bahan kimia yang masuk ke tubuh
2. Mengurangi risiko kecanduan obat atau keracunan
3. Mengurangi biaya pengeluaran untuk penyembuhan penyakit karena harganya
yang lebih murah
6

Tramadol
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem syaraf pusat sehingga
memblok sensasi rasa nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu tramadol
menghambat pelepasan neurotransmitter dari syaraf aferen yang sensitif terhadap
rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat

Nama dan struktur kimia


- Nama &Struktur Kimia : 2-Dimethylaminomethyl-I-(3-methoxyphenyl)cyclohexanol
hydrochloride

- Sifat Fisikokimia : Serbuk kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan metil
alkohol, sukar larut dalam aseton.

Golongan/Kelas Terapi Analgesik Narkotik Nama Dagang


- Centrasic - Contram - Dolana - Dolgesik

- Dolocap - Dolsic - Forgesic - Intradol

- Miradol - Nonalges - Nufotram - Orasic

- Radol - Seminac - Simatral - Thramad

- Tradonal - Tradosik - Tradyl - Tramal

- Trasidan - Traumasik - Trazodon HCl - Trazone

- Trunal DX - Tugesal - Zephanal - Zumatram

- Bellatram

Bentuk Sediaan
Tablet, Kapsul, Injeksi Ampul

Komposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Tramadol Hidroklorida.....................................50 mg
Indikasi
Untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang hingga berat, seperti tersebut di
bawah ini:
- Nyeri akut dan kronik yang berat.
- Nyeri pasca bedah.
Kontraindikasi
Pasien dengan hipersensitivitas,depresi napas akut,peningkatan tekanan kranial atau
cedera kepala.

Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP
lainnya.
- Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase (MAO).
- Penderita yang hipersensitif terhadap tramadol.
Cara Kerja Obat:
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
Tramadol mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga
menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu TRAMADOL
menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap
rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Nyeri kronis sedang sampai berat yg tdk memerlukan efek analgesik yg cepat : awal 25
mg/hari kemudian dinaikkan 25 mg per 3 hari hingga 25 mg 4x sehari. Maksimum
400mg. Sesudah itu dapat dinaikkan sesuai toleransi dan kebutuhan: 50mg setiap 3 hari
hingga 50mg 4 x sehari. Untuk efek yg cepat : 50 100 mg setiap 4 6 jam, jika perlu
( maksimum 400 mg/hari). Pasien dengan gangguan ginjal dan hati dosis disesuaikan
dengan mengurangi frekuensi pemberian.
Farmakologi
Aktivitas analgetik yg bekerja di pusat
Stabilitas Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup, 15 30 C
Efek Samping
Sistem saraf : pusing, vertigo (paling sering terjadi, > 26% pasien), stimulasi SSP:
anxietas, agitasi, tremor, gangguan, koordinasi, gangguan tidur, eforia dll (>7% pasien),

Pencernaan : konstipasi, mual (>24% pasien), muntah (>9% pasien), nyeri perut, anore
Interaksi Dengan Obat Lain :
Karbamazepin : Meningkatkan metabolisme tramadol shg menurunkan efek analgesik scr
signifikan.
SSRIs & MAO inhibitor : Tramadol dapat meningkatkan resiko terjadi efek samping,
seperti serotonin sindrom (nyeri dada, takikardia, tremor, bingung) & kejang.
Warfarin oral : Efek warfarin meningkat.
Depresan sistem saraf pusat (alkohol, anestetik, fenotiazin, agonis opioid, sedatif,
hipnotik, analgesik yg bekerja di pusat) : potensiasi efek depresi pernapasan & depresi
saraf pusat.
Digoksin : Dilaporkan terjadi toksisitas digoksin (jarang)
Pengaruh Terhadap Kehamilan
Kategori C : Penggunaan pada kehamilan hanya jika potensi manfaat lebih besar dari
resiko thd janin, karena dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan gejala putus obat
pada bayi
Parameter Monitoring
Status sistem pernapasan & status mental
Peringatan
-Kejang dapat terjadi pada dosis yang direkomendasikan, resiko meningkat pada pasien
yg mempunyai riwayat epilepsi, penggunaan bersama dgn SSRIs, MAO inhibitor.
Waspada untuk pasien usia lanjut
- Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan trauma kepala, peningkatan tekanan
intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus; karena
dapat meningkatkan resiko kejang atau syok.

10

- Dapat terjadi penurunan fungsi paru apabila penggunaan tramadol dikombinasi dengan
obat-obat depresi SSP lainnya atau bila melebihi dosis yang dianjurkan.
- Tramadol tidak boleh digunakan pada penderita ketergantungan obat. Meskipun
termasuk agonis opiat, Tramadol tidak dapat menekan gejala putus obat, akibat
pemberian morfin.
- Tramadol sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, kecuali benar-benar diperlukan.
- 0,1% Tramadol diekskresikan melalui ASI (Air Susu Ibu).
- Tramadol dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan
mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin.
- Lama pengobatan
Pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi ketergantungan, oleh karena itu
dokter harus menetapkan lamanya pengobatan. Tidak boleh diberikan lebih lama daripada
yang diperlukan.
Informasi
Waspada pada penggunaan obat bersamaan dengan obat golongan tanskuilizer, hipnotik
dan analgesik opioid lain. Hati-hati mengendarai mobil dan menjalankan mesin. Beritahu
dokter bila wanita sedang hamil atau merencanakan hamil
Mekanisme Aksi
Berikatan dengan reseptor opioid & menghambat serotonin & norepinefrin reuptake

11

KESIMPULAN PRAKTIKUM

PENUTUP
Mahasiswa dapat diberi pemahaman dan di latih untuk memahami mengenai dasar-dasar
dan cara melakukan uji farmokologi dengan teknik tersamar ganda. Dalam praktikum kali
ini juga didapatkan pemahaman dalam menguji dan membandingkan efek obat analgesic
dari beberapa jenis obat analgesic yang sering dipakai dalam praktek sehari-hari serta
efek samping yang dapat ditimbulkan dari setiap obat analgesic yang diberikan.

12

13

Você também pode gostar