Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Bakteri merupakan
mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik, bakteri juga hampir tidak
berwarna atau transparan dan kontras dengan air. Sehingga melihat dan mengamati bakteri
dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu
teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk mempernudah proses identifikasi bakteri.
Untuk mengidentifikasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi mula-mula diamati
morfologi sel secara mikroskopik melalui pengecetan atau pewarnaa, salah satunya adalah
dengan pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling
banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari pewarnaan gram dapat diketahui
morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel. Pewarnaan gram atau
metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua
kelompok besar, Gram positif dan gram negatif, berdasarka sifat kimia dan fisika dinding sel
mereka, metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan denmark hans Christian
gram 1884. Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena
menggunakan lebih dari satu macam zat warna. Dan pewarnaan diferensial karena pewarnaan
ini mampu mengdeferensiasi atau membedakan bakteri, sehingga bakteri dapat digolongkan
menjadi dua yaitu Gram negatif dan Gram positif.
Selain dengan pewarnaan atau pengecatan, identifikasi bakteri dapat berupa melihat
morfologi koloni dan uji biokimia bakteri. Morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur,
warna koloni,dll. Semantara uji biokimia dilakukan untuk memastikan jenis/spesies
bakterinya. Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahui teknik pewarnaan
bakteri, morfologi koloni, dan uji biokimia sehingga dapat mempernudah untuk isdentifikasi
bakteri
Pembhasan
di
laboratorium
mikrobiologi
untuk
kepentingan
identifikasi
Gram B
merupakan larutan yang berfungsi untuk meningkatkan afinitas pengikatan zat warna oleh
bakteri sehingga pengikatan zat warna oleh bakteri lebih kuat, memperjelas warna dari zat
warna tersebut, mempersulit pelarutan zat warna. Pada pewarnaan gram, penambahan larutan
mordan menyebabkan terbentuknya persenyawaan kompleks. Tanpa penambahan larutan
mordan, zat warna methylene blueakan larut saat penambahan larutan alkohol. Lalu dibiarkan
selama 1 menit untuk dibilas kembali dengan aquades. Akibat pemberian cat Gram B, maka
pengikatan warna oleh bakteri akan lebih baik (lebih kuat).
Alkohol 95% ditambahkan atau diteteskan pada biakan bakteri untuk melakukan
penetrasi ke dalam dinding sel dan melunturkan pewarnaan biru dari komplek methylen blue
dan KI pada gram negatif, karena mengandung lipid sedangkan pada gram positif akan tetap
mempertahankan warna biru karena mengandung peptidoglikan. Larutan ini juga
berfungsiuntuk melarutkan lipida pada membrane bakteri gram negatif yang akan
menyebabkan
pori-pori
sel
membesar
sehingga
meningkatkan
daya
larut
persenyawaan methylene blue.Perlakuan ini dilakukan tidak membutuhkan waktu yang lama
atau secepat mungkin untuk melakukan pembilasan dengan aquades. Kemudian dilakukan
pengeringan.
Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin (gram D) sebanyak 2 tetes dan
diamkan selama 30 detik. Safranin pada gram D tidak akan menyebabkan perubahan warna
pada bakteri positif karena persenyawaan kompleksmethylene blue tetap terikat pada dinding
sel. Pada bakteri gram negatif penambahan safranin akan menyebabkan warna bakteri
berubah menjadi merah karena warna biru yang dihasilkan oleh methylene blue telah luntur
dengan lisisnya membran sel sehingga safranin dapat terikat. Oleh sebab itu, gram D atau zat
pewarna kedua berfungsi sebagai pembeda terhadap zat warna kristal violet (Lay,
1994). Kemudian cuci dengan air mengalir dan kering dianginkan, Cat ini berwarna merah.
Cat ini merupakan cat sekunder atau kontras. Cat ini berfungsi untuk memberikan warna
mikroorganisme non target. Cat sekunder mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat
primer. Kemudian preparat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan lalu dilakukan
pengamatan di bawah mikroskop.
Pemberian methylen blue pada bakteri gram positif akan meninggalkan warna biru.
Perbedaan respon terhadap mekanis pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada
struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan
gram negative mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya tipis.
Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan terekstraksi
lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam
sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada
bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori pori
mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak
dapat masuk sehingga sel berwarna biru.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen
dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma
organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram
negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif
memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan
bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).