Você está na página 1de 8

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

DISIPLIN KELAS DAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran di SD


(PDGK 4105)

Oleh
Noor Afni Misniati,S.Pd
NIM

Tutor

825165899

: Noor Djani.,M.M.Pd.,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BANJARMASIN
2015

Disiplin Kelas
Hakikat Disiplin Kelas
1. Disiplin dan Disiplin Kelas
Disiplin.
Kebiasaan bangun pukul 6 pagi, keharusan berbaris ketika akan masuk kelas,
membuang sampah pada tempat yang disediakan, serta belajar pada waktu tertentu
adalah aturan yang sudah terbiasa dilakukan dan aturan tersebut ditaati oleh anakanak. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan terhadap
aturan.
Secara umum disiplin berarti ketaatan terhadap aturan, baik aturan untuk umum
maupun kelompok tertentu juga aturan yang dibuat untuk diri sendiri.
Disiplin Kelas.
Menurut Turney & Cairns (1980) mengkaji ulang tentang pengertian disiplin kelas
yang berasal dari para pakar. Dalam kajian tersebut, antara lain diungkapkan definisi
disiplin kelas sebagai berikut.
a).Disiplin diartikan tingkat keteraturan yang terdapat pada satu kelompok
b) Disiplin Kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru untuk
membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas
c)Yang terakhir ada pakar yang menyamakan kata disiplin dengan hukuman.
Dariketiga pengertian di atas dapat disimak bahwa disiplin kelas dilandasi oleh
adanya hubungan guru-siswa dalam kelas. Hal ini tercermin dalm pengertian disiplin
yang disepakati oleh beberapa pakar yaitu disiplin sebagai bagian pengelolaan kelas
yang

terutama

berurusan

dengan

penanganan

perilaku

yang

menyimpang

(Kohn,1996).
Untuk selanjutnya dapat diartikan istilah disiplin kelas yaitu sebagai tingkat
keteraturan, yang terjadi di dalam kelas atau tingkat ketaatan siswa terhadap aturan
kelas.
2. Disiplin Kelas
Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut.
a) Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siswa
mampu mendisiplinkan dirinya sendiri.
b) Disiplin merupakan titik pusat berputarnya kehidupan sekolah (Turney & Cairns,
1980).
c) Disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif.
d) Tingkat ketaatan yang rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim belajar
yang tidak kondusif.
e) Jumlah siswa dalam satu kelas umumnya banyak.

f) Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih
luas bagi kehidupan siswa di dalam masyarakat.
3. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Disiplin Kelas.
Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang cukup
kompleks dan saling berkaitan, yang dibedakan atas 3 bagian yaitu faktor fisik, faktor
sosial dan faktor psikologis.
Faktor fisik.
Disiplin kelas dilandasi oleh adanya interaksi guru-siswa dalam konteks
(hubungan)nkelas maka faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas mencakup
guru, siswa dan ruang kelas.
Kondisi fisik guru antara lain tampak dalam penampilannya akan mempengaruhi
ketaatan siswa pada aturan. Kondisi fisik siswa yang prima, seperti tampak pada
penampilannya serta panca indra yang sehat mempengaruhi ketaatan siswa pada
aturan. Kondisi fisik ruangan kelas, mencakup keamanan dan susunan peraltan serta
cara penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa.
Kelas yang berantakan atau yang kondisinya sudah rusak sehingga dapat
membahayakan siswa akan dapat mengurangi ketaatan siswa pada aturan. Demikian
pula cara penggunaan alat yang tidak tepat, misalnya menghalangi pandangan siswa
akan mendorong siswa melanggar aturan.
Faktor Sosial.
Hubungan antara guru-siswa dan tentunya siswa dengan siswa terjadi di dalam kelas.
Kualitas

interaksi

sosial

yaitu

kualitas

hubungan

guru-siswa-siswa

dapat

mempengaruhi disiplin kelas. Hubungan akrab yang sehat, saling mempercayai akan
mampu meningkatkan disiplin kelas. Sebaliknya hubungan tidak sehat serta saling
mencurigai akan mengurangi ketaatan siswa pada aturan kelas. Menurut tulisan
Ballard yang dikutip oleh Turney & Cairns menegaskan bahwa hanya dalam iklim
yang saling mempercayai, saling mengerti, saling menghormati siswa dapat tumbuh
dan berkembang. Disamping interaksi sosial guru-siswa-siswa, latar belakang sosial
siswa yaitu lingkungan dan orang-orang yang berada di sekitar siswa juga
mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis atau kejiwaan juga dianggap sangat berpengaruh pada tingkat
kedisiplinan siswa. Faktor psikologis mencakup antara lain perasaan (seperti sedih,
senang, marah, bosan, benci dan sebagainya) dan kebutuhan (seperti keinginan untuk
dihargai, diakui dan disayangi).
Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas
1. Pandangan terhadap Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas

a) Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus


mengerjakan apa yang diinginkan oleh gurunya.
b) Kohn (1996) menegaskan bahwa guru seharusnya mulai dengan pertanyaan: Apa
yang

diperlukan oleh anak-anak dan bagaimana cara saya untuk memenuhi

kebutuhan tersebut? Pandangan ini jelas berfokus pada kepentingan siswa, bukan
kepentingan guru. Dikaitkan dengan penanaman dan penanganan disiplin,
penganut pandangan ini berpendapat bahwa siswa /anak hendaknya diberi
kesempatan untuk bertanggung jawab atau disiplin kelas. Guru jangan hanya
mendiktekan apa yang harus dikerjakan siswa tetapi juga memberi kesempatan
kepada siswa memilih dan mengambil keputusan.
c) Pandangan yang berfokus pada kebutuhan siswa tampaknya senada dengan
pandangan Winzer (1995) bahwa pendekatan yang berhasil dalam membangun
disiplin adalah pendekatan yang menghormati individu, mendorong peningkatan
konsep diri siswa serta memupuk kerja sama.
d) Pandangan Humanistik yaitu pandangan yang menekankan kemanusiaan.
e) Pandangan terakhir yaitu pandangan behaviorisme yang berpendapat bahwa
perilaku dapat dipelajari dan dikontrol. Hukuman dan penguatan merupakan dua
hal yang dianjurkan untuk digunakan dalam menegakkan kedisiplinan.
2. Strategi Penanaman disiplin Kelas
Penanaman disiplin kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
a) Modelkan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Contoh nyata
merupakan alat mengajar/mendidik yang terbaik, terutama bagi anak-anak SD.
Melalui model atau contoh yang diperlihatkan oleh guru, anak-anak akan dapat
melihat langsung perilaku, keterampilan dan sikap yang dianjurkan. Bagi anakanak usia SD terutama kelas-kelas awal, disiplin masih merupakan hal abstrak.
Oleh karena itu, guru perlu memodelkan disiplin itu.Cara terbaik guru untuk
menanamkan disiplin adalah dengan terlebih dahulu mendisiplinkan diri sendiri.
b) Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang perlu
ditinjau kembali. Pertemuan kelas dianggap oleh beberapa pakar sebagai salah
satu alternatif yang efektif untuk menanamkan dan menangani displin kelas.
c) Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan.
Hal ini berkaitan dengan jadwal pelajaran yang biasanya sangat ketat.
d) Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak.
e) Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas.
3. Strategi Penanganan disiplin kelas
Cara-cara penanganan disiplin kelas yang dikelompokkan sebagai berikut.
a) Menangani Gangguan Ringan

Gangguan ringan adalah gangguan kecil yang tidak sampai mengganggu kelas
secara keseluruhan. Gangguan ringan ini jika dibiarkan akan berkembang menjadi
gangguan berat.
Untuk mengatasi adanya gangguan ringan berbagai strategi/teknik dapat
diterapkan guru. Berikut Uraiannya.
a. Mengabaikan
b. Menatap agak lama
c. Menggunakan tanda nonverbal
d. Mendekati
e. Memanggil nama.
f. Mengabaikan secara sengaja.
b) Menangani Gangguan Berat
Gangguan berat atau besar adalah pelanggaran yang dilakukan siswa yang dapat
mempengaruhi siswa lain atau mengganggu jalannya pelajaran.
a. Memberi hukuman
b. Melibatkan orangtua
c) Menangani Perilaku Agresif
Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam
kelas. Perilaku agresif dapat diatasi antara lain dengan cara :
a. Mengubah/menukar teman duduk
b. Menghindari konfrontasi
c. Mendinginkan emosi/suasana
d. Menghindari kata-kata kasar
e. Konsultasi pihak lain.
Pembelajaran yang Efektif
Perencanaan Pembelajaran Yang Efektif
1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata dan diatur
sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat
mencapai hasil yang diharapkan dan kompetensi dasar dapat tercapai secara efektif.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling
berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di
dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain yaitu suatu proses mengatur,
mengkoordinasikan

dan

menetapkan

unsur-unsur

atau

komponen-komponen

pembelajaran.
2. Komponen Perencanaan pembelajaran
Komponen perencanaan pembelajaran secara umum mencakup empat hal, yaitu :
a) Arah dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi mata
pelajaran, kompetesi dasar, dan indicator-indikatornya;
b) Isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai kompetensi tersebut;
c) Strategi pelaksanaan, dan;
d) Penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.

Keempat komponen tersebut saling terkait satu sama lain.


3. Prinsip perencanaan pembelajaran
Efektivitas perencanaan pembelajaran sangat dipengaruhi beberapa prinsip.
Perencanaan pembeljaran didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
a) Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
b) Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
c) Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia.
d) Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar-mengajar
yang sistematis.
e) Perencanaan pembelajaran bila perlu dilengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan
atau lembar observasi.
f) Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.
g) Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan system yang
mengutamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar
dan evaluasi.
4. Prosedur perencanaan Pembelajaran
Dalam prosedur perencanaan pembelajaran diawali dengan pengembangan silabus
(kurikulum

operasional)

dilanjutkan

dengan

penyusunan

rencana/satuan

pembelajaran. Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang
harus dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih terperinci.
Silabus juga merupakan program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup
panjang dan menjadi acuan dalam mengembangkan rencana pembelajaran (program
untuk jangka waktu yang lebih singkat).
Pembelajaran yang Efektif.
1. Hakikat Pembelajaran yang Efektif.
Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai factor, baik factor guru maupun
pebelajar itu sendiri. Faktor guru yang terutama yaitu perencanaan guru yang
berkaitan dengan isu-isu seperti materi yang dipilih, strategi pembelajaran, media
pembelajaran, pengelolaan kelas, iklim kelas dan evaluasi pembelajaran. Jadi
hakikatnya pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang direncanakan dengan
baik oleh guru dalam hal materi, strategi penyampaian, media, pengelolaan kelas dan
evaluasi. Disamping itu juga diperhatikan factor karakteristik pebelajar, motivasi,
kebutuhan akademik, fisik dan psikologis belajar.
2. Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Kegiatan Pembelajaran.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan Pembelajaran yaitu :
a. Isi (content)pelajaran
Isi pelajaran berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, aturan atau konsep atau
proses kreatif yang akan dipelajari pebelajar.

b. Bahan
Bahan pelajaran berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual yang digunakan
dalam pebelajar.
c. Strategi Pembelajaran.
Pemilihan berbagai strategi

pembelajaran

yang

digunakan

guru

untuk

mengajarkan isi pembelajaran merupakan perencanaan sentral guru.


d. Perilaku guru
Guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung dan
membantu pebelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar, ini dapat dilihat pada
keterampilan dasar mengajar guru.
e. Menstrukturkan pelajaran
Menyusun pelajaran berkaitan dengan kegiatan yang terjadi pada suatu saat
tertentu selama penyajian pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur
pelajaran.
f. Lingkungan belajar
PAda saat kegiatan-kegiatan belajar direncanaka, pertimbangkan terlebih dahulu
jenis lingkungan belajar yang ingin diciptakan.
g. Pebelajar
Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, pertimbangkan juga karakteristik
pebelajar yang ada di kelas.
h. Durasi pembelajaran
Buatlah rencana rentang waktu yang tersedia atau dialokasikan
i. Lokasi Pembelajaran.
Rencanakan juga di tempat mana pembelajaran itu akan terjadi. Lokasi suatu
kegiatan mungkin berubah berdasarkan kebutuhan.
3. Guru yang Efektif
Guru yang efektif adalah guru yang melakukan reviu harian, menyiapkan materi baru,
melakukan praktik terbimbing, menyediakan balikan dan koreksi, melaksanakan
praktik mandiri, reviu mingguan dan bulanan.
4. Pendekatan pembelajaran yang Efektif.
Pendekatan Pembelajar yang Efektif adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada pebelajar. Dalam hal ini ada 3 jenis pendekatan yang banyak diterapkan antara
lain :
a. Belaar mandiri
Belajar mandiri menuntut tanggung jawab dan kesadaran pebelajar untuk
mengontrol kegiatan belajarnya sendiri, menentukan apa yang dipelajari, dimana
belajar, bagaimana dan kapan belajar.
b. Belajar berdasarkan masalah
Belajar Berbasis Masalah (BBM) adalah belajar yang berpusat pada pebelajar dan
juga menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran.
c. Pembelajaran terpadu.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran untuk mencapai


keterampilan-keterampilan sepanjang hayat. Keterpaduan

merupakan strategi

pembeljaran yang berorientasi kepada pebelajar. Pendekatan


terpadu membantu pebelajar melalui :
a) Belajar aktif;
b) Menilai diri sendiri;
c) Individualisasi;
d) Belajar mandiri.

pembelajaran

Você também pode gostar