Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: meimanzega156@yahoo.co.id
2
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: medissurbakti@yahoo.com
Abstrak
Banyaknya persimpangan di kota Medan dengan jarak antar simpang yang pendek menimbulkan
permasalah tersendiri, dimana kendaraan terkadang harus selalu berhenti pada tiap simpang karena selalu mendapat
sinyal merah. Penelitian ini bertujuan menganalisa simpang di Jalan Jamin Ginting Jalan Pattimura Jalan
Mongonsidi dan mengkoordinasikan sinyal kedua simpang untuk mengurangi antrian dan tundaan. Data kapasitas
simpang yang diperoleh digunakan untuk mendapatkan kondisi eksisting terjenuh yang akan menjadi acuan dalam
merencanakan waktu siklus baru dan dikoordinasikan menggunakan waktu offset antar simpang. Dari kecepatan
eksisting sebesar 32 km/jam, didapatkan waktu offset sebesar 16 detik untuk kedua arah. Sedangkan yang
dihasilkan dari diagram koordinasi, didapat bandwidth sebesar 25 detik untuk arah Utara - Selatan dan 40 detik
untuk arah Selatan - Utara. Hasil analisa berupa derajat kejenuhan (DS), panjang antrian(QL), dan tundaan (Delay)
adalah 0,645 untuk DS, 177,143 meter untuk QL, dan Delay sebesar 31,811 detik. Sedangkan setelah dilakukan
perencanaan waktu siklus baru berdasarkan pada teori koordinasi simpang, didapat DS sebesar 0,718, QL sebesar
137,143 meter, dan Delay sebesar 27,313 detik.
Kata kunci: koordinasi , offset time, bandwidth
Abstract
The number of intersections in the city of Medan with short distances between intersections that cause
problems of its own, which sometimes vehicles must always stop at every intersection because it always gets a red
signal. This study aims to analyze the intersection at Jalan Jamin Ginting - Jalan Pattimura Jalan Mongonsidi and
coordinate both of signal intersections to reduce queues and delays. Intersection capacity data obtained is used to
obtain condition of saturated existing that will become a reference in planning a new cycle time and coordinated use
the offset time. Of the existing speed of 32 km/h, obtained the offset time of 16 seconds for both directions. While
the results from the coordination diagram, obtained a bandwidth of 25 seconds for the North - South and 40 seconds
for the South - North. The results of the analysis in the form of degree of saturation (DS), queue length (QL), and
delay (Delay) is 0.645 for the DS, 177.143 meters to QL, and Delay of 31.811 seconds. After a new planning cycle
time based on the theory of coordination intersection, DS obtained is 0.718, QL is 137.143 meters, and Delay is
27.313 seconds.
Keywords: coordination, offset time, bandwidth
PENDAHULUAN
Keberadaan persimpangan tidak dapat dihindari pada sistem transportasi perkotaan. Hal ini pula yang terjadi pada
kota Medan. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk yang tinggi, akan timbul
permasalahan pada saat semua orang bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus
diperhatikan dalam rangka melancarkan arus transportasi di perkotaan. Oleh karena itu, keberadaaanya harus
dikelola sedemikian rupa sehingga didapatkan kelancaran pergerakan yang diharapkan. Cara yang dapat digunakan
adalah dengan mengatur pergerakan yang terjadi pada persimpangan. Adapun fasilitas yang dapat difungsikan
adalah lampu lalu-lintas (traffic light).
Permasalahan tersebut terjadi pada beberapa ruas jalan yang memiliki banyak persimpangan, ditambah dengan jarak
antar simpang yang pendek. Permasalahan yang terkadang terjadi adalah kendaaraan harus berhenti pada tiap
simpang karena mendapat sinyal merah. Tentu saja hal ini menimbulkan ketidaknyamanan pengendara, disamping
lamanya tundaan yang terjadi. Kondisi inilah yang terjadi pada Jalan Jamin Ginting Jalan Pattimura Jalan
Mongonsidi Medan yang menjadi objek studi seperti terlihat pada gambar 1.1. Dalam hal ini, Jalan Jamin Ginting
menuju Jalan Mongonsidi menjadi jalan utama yang diprioritaskan kelancarannya karena hirarkinya yang
merupakan jalan arteri sekunder dan volumenya yang lebih besar daripada jalan pendekat lainnya.
Terdapat dua simpang bersinyal yang berdekatan pada ruas tersebut. Keduanya adalah simpang antara Jalan Jamin
Ginting Jalan Iskandar Muda Jalan Pattimura (Simpang I), Jalan Pattimura Jalan Mongonsidi (Simpang II).
Dengan jarak antar simpang yang dekat, pengendara kerap kali berhenti pada tiap simpangnya karena terkena sinyal
merah. Untuk itu, perlu dilakukan analisa terhadap sinyal kedua simpang tersebut. Penyelesaian yang dapat
dilakukan adalah dengan mengkoordinasikan sinyal lampu lalu-lintas pada kedua simpang. Perlakuan ini dilakukan
dengan mengutamakan jalur utama yang bervolume lebih besar sehingga dapat menghindari tundaan akibat lampu
merah. Dengan demikian, kelambatan dan antrian panjang pun dapat diminimalisir.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah:
1. Menganalisa simpang di Jalan Jamin Ginting Jalan Pattimura Jalan Mongonsidi dengan menggunakan MKJI
1997.
2. Mendapatkan waktu siklus baru.
3. Mendapatkan koordinasi yang tepat untuk dapat mengurangi waktu tundaan dan panjang antrian.
Batasan Masalah
Sesuai dengan tujuan penelitian, agar pembahasan lebih jelas dan terarah, maka diberikan batasan-batasan penelitian
yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada jenis kendaraan berat, kendaran ringan, sepeda motor, dan kendaraan tak bermotor.
3. Metode penghitungan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
4. Survei lalu-lintas dilakukan satu hari pada jam sibuk pagi dan sore.
5. Pola pengaturan waktu yang diterapkan hanya satu, tidak berubah-ubah (fixed time control).
6. Tidak menghitung penghematan energi bahan bakar, pengurangan jumlah kecelakaan, dan dampak lingkungan.
METODE PENELITIAN
Secara garis besar, metodologi yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan
pengkoordinasian sinyal antar simpang ini adalah:
1. Tahap persiapan, berupa studi kepustakaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pengkoordinasian antar
simpang yang dapat diperoleh dari berbagai literatur.
2. Tahap pengumpulan data, di mana data diperoleh dengan survey lapangan berupa kondisi lingkungan, geometrik
jalan, volume kendaraan yang melewati simpang, dan waktu sinyal pada tiap simpang.
3. Tahap analisa data dari survey yang didapat di lapangan. Dari analisa ini, dapat langsung diperoleh kondisi
kedua simpang apakah telah terkoordinasi. Dari analisa ini juga akan didapatkan kinerja simpang pada kondisi
eksisting.
4. Perencanaan cycle time baru yang didasarkan pada kondisi terjenuh saat eksisting. Perencanaan dilakukan
dengan memperhatikan teori koordinasi persimpangan dan rumusan dalam MKJI 1997. Diharapkan cycle time
baru dapat memberi kinerja simpang yang lebih baik.
5. Merencanakan koordinasi antar simpang dari cycle time baru yang telah didapat dengan menggunakan waktu
offset dan bandwitdh yang telah ditentukan sebelumnya.
Metodologi penelitian ini dijelaskan dalam bentuk Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian, sebagai berikut:
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Menentukan Tujuan
Survey Pendahuluan
Penyajian Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pengamatan di lokasi penelitian pada kedua simpang, yang
meliputi:
1. Volume kendaraan yang melewati setiap lengan simpang, di mana dalam hal ini dilakukan pencatatan kendaraan
berdasarkan jenis dan arah pergerakan.
2. Jumlah fase dan waktu sinyal pada masing-masing simpang.
3. Kondisi geometrik, pembagian jalur, dan jarak antar simpang.
4. Lingkungan simpang yang diamati secara visual.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan dari beberapa penelitian tentang ruas
jalan yang diteliti sebelumnya. Data sekunder tersebut berupa data jumlah penduduk kota Medan.
Utara
Selatan
Barat
Timur
Kendaraan
Mobil
Penumpang
, Sedan,
Angkot
Truk 2-as &
3-as
Sepeda
Motor
Mobil
Penumpang
, Sedan,
Angkot
Truk 2-as &
3-as
Sepeda
Motor
Mobil
Penumpang
, Sedan,
Angkot
Truk 2-as &
3-as
Sepeda
Motor
Mobil
Penumpang
, Sedan,
Angkot
Truk 2-as &
3-as
Sepeda
Motor
LT/LTO
R
ST
31
761
91
37
858
976
1478
Pendekat
Kendaraan
Utara
Mobil
Penumpang,
Sedan,
Angkot
Truk 2-as &
3-as
Sepeda
Motor
RT
Selatan
5
211
237
1192
1721
739
447
Barat
14
175
73
928
520
186
3
31
219
Mobil
Penumpang,
Sedan,
Angkot
Truk 2-as &
3-as
Sepeda
Motor
Mobil
Penumpang,
Sedan,
Angkot
Truk 2-as &
3-as
Sepeda
Motor
Arah
LT/LTOR
ST
313
467
168
76
481
543
486
1156
70
185
558
1346
652
313
209
81
861
394
RT
Hijau
58
31
35
35
Selatan
Utara
Barat
Timur
Waktu Siklus
(detik)
148
148
148
148
All red
5
5
5
5
Hijau
82
37
22
Selatan
Utara
Barat
Waktu Siklus
(detik)
165
165
165
All red
5
5
5
ANALISA DATA
1. Kondisi Eksisting
Dari data sinyal kondisi eksisting didapat waktu siklus untuk Simpang I adalah 148 detik dan Simpang II sebesar
165 detik. Dari data ini, jelas ruas tersebut tidak memenuhi syarat telah terkoordinasi karena memiliki waktu siklus
yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, akan dilakukan pembuktian melalui sebuah diagram aliran. Untuk membentuk
diagram, perlu diketahui terlebih dahulu kecepatan platoon pada ruas tersebut, sehingga nantinya waktu dari
simpang satu ke simpang lainnya dapat diketahui.
Dalam analisa ini serta dalam perencanaan nantinya akan digunakan kecepatan maksimum sesuai dengan kondisi
eksisting sebesar 32 km/jam. Dengan kecepatan tersebut, maka waktu platoon untuk berjalan dari satu simpang ke
simpang lainnya bila dihitung dengan menggunakan kecepatan tersebut serta cycle time yang telah diketahui maka
diagram koordinasi dapat diketahui. Kondisi eksisting dapat dilihat pada gambar berikut.
SPBU
Pos Polisi
Jl. Pattimura
140 Meter
Jl. Mongonsidi
1. Arus Jenuh
Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian arus untuk keadaan standar, dengan faktor penyesuaian (F)
untuk kondisi sebenarnya dari kumpulan kondisi-kondisi (ideal) yang telah ditetapkan sebelumnya.
Simpang
Pendekat
Utara
Selatan
Barat
Timur
Utara
Selatan
Barat
II
S
(smp/jam)
4200
5400
3000
2100
3000
4200
3000
q (smp)
758
1521
492
156
573
1218
394
Simpang
Utara
Selatan
Barat
Timur
Utara
Selatan
Barat
II
31
58
35
35
37
82
22
148
148
148
148
165
165
165
858
1721
538
219
543
1346
394
880
2116
709
497
673
2087
400
DS
(smp/jam)
0.975
0.813
0.758
0.441
0.807
0.645
0.985
Pendekat
Utara
Selatan
Barat
Timur
Utara
Selatan
Barat
II
NQ1
(smp)
10.014
1.663
1.056
0.106
1.556
0.407
8.462
NQ2
(smp)
35.044
63.152
20.577
7.675
23.573
45.668
18.017
NQ1 + NQ2
(smp)
45.058
64.815
21.633
7.780
25.129
46.076
26.479
NQ
max
62.000
78.000
32.000
12.000
36.000
62.000
39.000
QL
(meter)
177.143
173.333
128.000
68.571
144.000
177.143
156.000
DT
(detik/smp)
100.135
43.645
59.631
49.898
70.934
31.811
148.657
Simpang
II
Pendekat
q
(smp/jam)
Utara
858
4200
Selatan
Timur/Bar
at
1721
5400
Utara
538
Wak. Siklus
optimum
0.2043
24
0.3187
0.7023
138
gi
PRi
36
0.2908
56
0.4537
3000
0.1793
32
0.2553
543
3000
0.1810
40
0.2860
Selatan
1346
4200
71
0.5064
Barat
394
3000
29
0.2075
24
0.3205
0.6328
112
0.1313
Setelah didapat waktu hijau masing-masing pendekat dengan menggunakan waktu siklus yang beda-beda, penentuan
kinerja simpang terbaik pun dapat dilakukan. Penentuan waktu siklus terbaik dilakukan dengan menggunakan waktu
siklus yang berbeda untuk membandingkan kinerja simpang. Waktu siklus yang menunjukkan hasil kinerja simpang
terbaik merupakan waktu siklus baru yang akan digunakan dalam perancangan koordinasi sinyal simpang. Adapun
hasil perhitungan kinerja simpang terbaik dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Koordinasi Simpang
Koordinasi sinyal dilakukan dengan menggunakan waktu siklus dan waktu hijau dari perencanaan dengan kinerja
terbaik. Dalam perencanaan ini, digunakan kecepatan rata-rata eksisting sebesar 32 km/jam. Kecepatan rencana ini
dipilih karena cukup memenuhi untuk kecepatan maksimum kendaraan dalam kota, dengan kecepatan lambat maka
akan didapat waktu offset yang cukup panjang, sehingga kendaraan terakhir dalam platoon masih memiliki
kesempatan untuk mendapat sinyal hijau, jadi tidak perlu menunggu dalam sinyal merah selama satu siklus lagi.
Waktu tempuh dari Utara ke Selatan dan dari Selatan ke utara (t) adalah :
t=
()
()
0,140 ( )
32 ( / )
Waktu tempuh di atas digunakan sebagai waktu offset untuk menggambarkan lintasan pergerakan platoon pada
diagram koordinasi. Dari diagram lintasan pada Gambar 5.3, didapatkan bandwidth arah Utara-Selatan sebesar 25
detik, sedangkan arah Selatan-Utara sebesar 40 detik. Berikut diagram koordinasi sinyal untuk arus Utara-Selatan
dan arus SelatanUtara, dengan waktu siklus baru.
Utara
50 detik
54 detik
50 detik
54 detik
50 detik
54 detik
140 m
25s
40s
40 detik
64 detik
40 detik
64 detik
40 detik
64 detik
Selatan
Keterangan:
BW =
Time
Bandwidth
Sinyal Merah
Sinyal Hijau Pendekat Selatan
Bandwidth arah Utara-Selatan (Jl. Sudirman Jl. Pattimura Jl. Wahid Hasyim)
Bandwidth arah Selatan-Utara (Jl. Jamin Ginting Jl. Pattimura Jl. Mongonsidi)
Pendekat
Utara
Selatan
Barat
Timur
Pendekat
Utara
Selatan
Barat
Green
26
40
22
22
Green
23
50
15
Red
81
64
78
78
Red
81
54
89
Yellow
3
3
3
3
Yellow
3
3
3
CT
112
112
112
112
CT
112
112
112
DAFTAR PUSTAKA
AASHTO. (2001). A Policy on Geometric Design of Highways and Streets, fourth Edition, Washington D.C
Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta
Emal Z. M. (2010). Analisa dan Koordinasi Sinyal antar Simpang pada Ruas Jalan Diponegoro Surabaya. Skripsi
Sarjana, Jurusan Teknik Sipil, Institute Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Hoel, L. A. (2008). Transportation Infrastructure Engineering, International Student Edition Universitas of Virginia
Hobbs, F. D. (1995). Perencanaan dan Teknik Lalu-lintas, Edisi kedua, Gadjah Mada University Press
James, H. Banks. (2002). Introduction to Transportation Engineering, second edition. San Diego State University
Khisty, C. J. dan Lall, B. K. (2003). Dasar - dasar Rekayasa Transportasi, Jilid 1, Erlangga. Jakarta
Khisty, C. J. dan Lall, B. K. (2006). Dasar - dasar Rekayasa Transportasi, Jilid 2, Erlangga. Jakarta
McShane, W. R and Roess, R. P. (1990). Traffic Engineering. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey