Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MAKALAH
oleh
Kelompok 7
Yunizar Firda
NIM 142310101013
NIM 142310101083
Rini Sulistyowati
NIM 142310101092
NIM 142310101099
MAKALAH
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik IV B
dengan dosen pembimbing Ns. Nur Widayati, M.N
oleh
Kelompok 7
Yunizar Firda A
NIM 142310101013
NIM 142310101083
Rini Sulistyowati
NIM 142310101092
NIM 142310101099
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Stroke Hemoragik tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas presentasi kelompok mata kuliah Ilmu
Keperawatan Klinik 4B.
Penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat mengatasi semua hambatan yang
dialami dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak khususnya penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................
1
1
2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Stroke Hemoragik......................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian
khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memendang ras,
jenis kelamin atau usia. Stroke adalah penyebab kematian terbesar ketiga di
negara-negara industri setelah penyakit jantung dan kanker. Di Amerika Serikat,
sekitar 28% penderita stroke berusia lebih dari 65 tahun. Dilaporkan di Selandia
baru 793 per 100.000 penduduk, di Perancis 1445 per 100.000 penduduk. Rentang
pada Negara sedang berkembang juga bervariasi. Di China, prevalensi stroke 620
per 100.000 penduduk, dan Thailand 690 per 100.000 penduduk (WHO, 2006).
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda
tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat
menyebabkan kematian, tanpaadanya penyebab lain selain vaskuler (Israr, 2008).
Stroke Hemoragik adalah stroke yang terjadi karena perdarahan
subarakhnoid yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak pada daerah
tertentu (Hudak Gallow, 1996 ). Berdasarkan uraian tersebut, makapenulis
menyusun makalah mengenai asuhan keperawatan pasien dengan stroke
hemoragik.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3.
4.
5.
6.
7.
hemoragik
8. Mengetahui penatalaksanaan medis dari stroke hemoragik
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke hemoragik
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Stroke Hemoragik
Stroke Hemoragik adalah stroke yang terjadi karena perdarahan
subarakhnoid yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak pada daerah
tertentu (Hudak Gallow, 1996 ).
Stroke hemoragik adalah jika suatu pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskemia di otak dan hipoksia disebelah hilir (Corwin, 2000 ) Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stroke hemoragik adalah
keadaan penyakit yang diakibatkan oleh karena adanya gangguan pada pembuluh
darah serebral yang diakibatkan adanya perdarahan serebral dapat menimbulkan
kematian.
2.2 Epidemiologi Stroke Hemoragik
Stroke adalah penyebab kematian terbesar ketiga di negara-negara industri
setelah penyakit jantung dan kanker. Di Amerika Serikat, sekitar 28% penderita
stroke berusia lebih dari 65 tahun. Dilaporkan di Selandia baru 793 per 100.000
penduduk, di Perancis 1445 per 100.000 penduduk. Rentang pada Negara sedang
berkembang juga bervariasi. Di China, prevalensi stroke 620 per 100.000
penduduk, dan Thailand 690 per 100.000 penduduk (WHO, 2006).
Hasil Riskesdas 2007, prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar
8,3 per 1.000 penduduk, dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah
6 per 1.000. Prevalensi stroke tertinggi Indonesia dijumpai di Nanggroe Aceh
Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan terendah di Papua (3,8 per 1.000
penduduk) (Depkes, 2009). Kehamilan dapat meningkatkan factor resiko terkena
stroke hemoragik, terutama pada eklampsia yaitu sekitar 40% dari kasus
perdarahan intraserebral pada kehamilan. Lokasi dari perdarahan intraserebral
adalah putamen(40%), lobar(22%), thalamus (15%), pons (8%), cerebellum (8%)
dan caudate (7%).
Perdarahan Subarachnoid biasanya didapatkan pada usia dewasa muda
baik pada laki-laki maupun perempuan. Insidens perdarahan subarachnoid
meningkat seiring umur dan lebih tinggi pada wanita daripada laki-laki. Stroke
lebih banyak menyerang laki-laki daripada wanita. Namun, kematian akibat stroke
lebih banyak dijumpai pada wanita dibandingkan dengan laki-laki karena
umumnya wanita terserang stroke pada usia yang lebih tua. Hal ini disebabkan
karena pemakaian hormon estrogen pada wanita sebelum menopause dapat
melindungi dirinya dari risiko terjadinya stroke tipe iskemik sebesar 44%
(Ginanjar, G, 2009). Populasi yang terkena kasus perdarahan subarachnoid
bervariasi dari 6 ke 16 kasus per 100.000, dengan jumlah kasus tertinggi di
laporkan di Finlandia dan Jepang.
2.3 Etiologi Stroke Hemoragik
Penyebab stroke hemoragik biasanya diakibatkan dari hemoragi serebral
(pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan kedalam jaringan otak
atau seluruh ruang sekitar otak ). Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke
otak. Hemoragi serebral dapat terjadi di berbagai tempat yaitu :
1.
2.
3.
4.
Hemoragi obstrudural
Hemoragi subdural
Hemoragi subakhranoid
Hemoragi intraserebral
Faktor resiko penyakit stroke menyerupai faktor resiko penyakit jantung
iskemik :
1. Usia
2. Jenis kelamin: pada wanita premonophous lebih rendah, tapi pada wanita
3.
4.
5.
6.
antara
lain
hiperfibrinogenia
7. Keturunan
8. Hipovolemia dan syook
( Aru W, Sedoyo dkk, 2006)
2.4 Klasifikasi Stroke Hemoragik
1. Perdarahan Sub Dural (PSD)
malformasi,
arterivena,
vasospasme,
inflamasi
arteritis
atau
embolisme.
Sebagai
akibat
penyakit
vaskuler
pembuluh
darah
kehilangan
BAB 3. PATHWAY
Gangguan perfusi
Iskemik
Infark cerebral
1.Gangguan
komunikasi verbal
2.Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Mempengaruhi N
fasialis
Hemoragi
Kesadaran
1.Pola nafas
tidak efektif
Suplai darah
Hipoksia jaringan
Gangguan pertukaran
2.Resiko aspirasi
Mempengaruhi N XI (asesoris)
Penurunan system motorik
Ataksia
Kelemahan
Defisit
perawatan
Intolerans
i aktivitas
9
mengalami
riwayat
hipertensi
yang
pengobatan
serta
mengalami
stroke
10
11
c. Motorik
1. 6 = dapat mengikuti perintah
2. 5 = menjangkau dan menjauhkan stimulus ketika diberi
rangsang nyeri
3. 4 = menghindar dan menjauhkan ekstremitas ketika diberi
rangsang nyeri
4. 3 = fleksi abnormal
5. 2 = ekstensi abnormal
6. 1 = tidak ada respon
c. Integumen : turgor kulit tampak jelek kering, kasar, perubahan warna
kulit.
d. Kepala : nyeri kepala/sakit kepala, tidak terdapat benjolan di kepala,
simetris.
e. Muka : muka tampak asimetris, otot muka dan rahang lemah, tidak ada
sianosis
f. Mata : konjungtiva anemis, pupil isokor, reflek cahaya positif, mata
tampak cowong
g. Telinga : tampak sekret dan serumen dalam batas normal.
h. Hidung : mukosa dan sekret tidak tampak, tidak ada obstruksi.
4.2 Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keletihan
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan nervus
fasialis
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran
5. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan terganggunya fungsi otot fasialis
6. Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
7. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia jaringan
8. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan iskemia
4.3 Intervensi
No
1
Diagnosa
Defisit
perawatan
b.d keletihan
Tujuan
Setelah dilakukan
diri perawatan 3x24 jam
diharapkan pasien mampu
melakukan Activity Daily
of Living (ADLs) dengan
kriteria hasil:
Intervensi
Paraf
1. Monitor kemampuan Firda
klien untuk perawatan
diri yang mandiri
2. Sediakan kebutuhan
klien untuk erawatan
diri
3. Bantu
klien
bau badan
2. Pasien menyatakan
kenyamanan terhadap
kemampuan aktivitas
sehari-hari
3. Dapat melakukan
melakukan perawatan
diri
4. Dorong
klien
melakukan perawatan
diri
sesuai
kemampuannya
5. Ajarkan klien
keluarga
dan
melakukan
Gangguan
Setelah dilakukan
komunikasi
verbal
mandiri
1. Buat suasana tenang
Firda
2. Anjurkan
pasien
kerusakan
berkomunikasi secara
nervus fasialis
kriteria hasil:
saat berinteraksi
1. Kata / kalimat yang 4. Gunakan
teknik
digunakan
dengan
pembicaraan
2. Pasien
sesuai
validasi
topik
klarifikasi
5. Fokuskan
dapat
berkomunikasi dengan
3
Intoleransi
aktivitas
keletihan
jelas
Setelah dilakukan
menunjukkan toleransi
dan
secara mandiri
hanya
keterbatasan
aktivitas
pembicaraan
1. Observasi
1. Pasien
dan
ADLs
beraktivitas
2. Kaji faktor penyebab
keletihan
3. Monitor pola
tidur
aktivitas
mampu
dilakukan
5. Bantu pasien
dan
13
2. Mampu
berpartisipasi
disertai
peningkatan
tekanan
penurunan
kesadaran
menunjukkan keefektifan
pola nafas dengan kriteria
hasil:
1. TTV
Ketidakseimban
gan
nutrisi
kurang
dalam
rentang
normal
2. Menunjukkan
jalan
: perawatan
selama
rencana
aktivitas
latihan
6. Observasi
TTV
adanya
hipoventilasi
5. Pertahankan
pola
pasien
2. Kaji penurunan
pasien
b.d
secara
adekuat
terganggunya
kriteria hasil :
fasialis
membuat
7x24
fungsi
keluarga
otot
terpenuhi
dengan
dalam
normal
2. Pasien
batas
mampu
menghabiskan
porsi
makanan
yang disediakan
3. Pasien mengalami
peningkatan nafsu
makan
makan
pasien
3. Jelaskan
1. Mempertahankan
BB
nafsu
pentingnya
makanan
bagi
proses
penyembuhan
4. Ukur tinggi dan
BB klien
5. Catat intake oral
selama 24 jam,
riwayat
makananan,
jumlah
kalori
14
dengan tepat
6. Ciptakan suasana
makan
yang
menyenangkan
7. Berikan makanan
dalam
jumlah
sesudah
makan
9. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk membantu
memilih makanan
6
dilakukan
penurunan perawatan
kesadaran
jam
selama
pasien
3x24
kesadaran, reflek
tidak
batuk
dapat
bernafas
dengan
frekuensi
nafas normal
2. Pasien
mampu
menelan,
mengunyah
yang tepat.
1. Monitor tingkat Firda
tanpa
dan
kemampuan
menelan
2. Monitor
status
paru
3. Cek nasogastrik
sebelum
makan
bila ada.
4. Potong makanan
kecil-kecil
5. Haluskan
obat
sebelum
pemberian
6. Posisikan
klien
semi fowler
adanya tanda-tanda
aspirasi
atau
15
tercekik
7
Gangguan
pertukaran
b.d
Setelah
dilakukan
gas perawatan
selama
3x24
jaringan
pertukaran
gas
adekuat
peningkatan
ventilasi
dan
oksigenasi
yang
adekuat
2. Memelihara
kebershan
teknik
perlunya
pemasangan alat
paru-
dada
bila perlu
5. Keluarkan sekret
bila perlu
6. Auskultasi suara
nafas,
catat
adanya
suara
sianosis
dan
dyspneu
nafas tambahan
7. Berikan
bronkodilator bila
perlu
8. Monitor respirasi
Gangguan
Setelah
dilakukan
3x24
jam
perfusi
jaringan
pasien
efektif
dengan
kriteria
hasil :
1. Mendemonstrasika
n status sirkulasi
yang
ditandai
dan status O2
1. Monitor adanya Firda
daerah
tertentu
penas,
dingin,
tajam,
tumpul
2. Gunakan sarung
tangan
untuk
proteksi
16
dengan :
a. Tekanan sistol
dan
3. Batasi
diastole
dalam rentang
normal
b. Tidak
gerakan
pada
kepala,
leher
dan
punggung
4. Monitor BAB
5. Kolaborasi
ada
ortostatik
pemberian
hipertensi
2. Kemampuan
analgetik
kognitif
baik,
dengan
pasien
mampu
berkomunikasi
dengan jelas
4.4 Implementasi
No
1
Tanggal/Jam
Implementasi
Paraf
1. Memonitor kemampuan klien untuk Firda
perawatan diri yang mandiri
2. Menyediakan kebutuhan klien untuk
perawatan diri
3. Membantu
klien
melakukan
perawatan diri
4. Mendorong
klien
melakukan
perawatan
diri
secara
mandiri
1. Membuat suasana tenang
Firda
2. Meganjurkan pasien untuk berbicara
pelan, tenang dan jelas
3. Menggunakan bahasa yang mudah dan
konsisten saat berinteraksi
4. Menggunakan teknik validasi dan
klarifikasi
5. Memfokuskan
pembicaraan
hanya
1. Mengbservasi
adanya
keterbatasan Firda
beraktivitas
2. mengkaji faktor penyebab keletihan
3. Memonitor pola tidur dan istirahat
pasien
4. Membantu pasien melakukan aktivitas
yang mampu dilakukan
5. membantu pasien dan
keluarga
1.
2.
3.
4.
5.
sesudah aktivitas
Memonitor TTV
Firda
Memonitor pola nafas
Memasang endotrakeal tube
Mengobservasi adanya hipoventilasi
Mempertahankan pola nafas yang
paten
6. Memonitor respirasi dan status O2
1. Mengkaji pemenuhan kebutuhan Firda
nutrisi pasien
2. Mengkaji penurunan nafsu makan
pasien
3. Menjelaskan
pentingnya
makanan
tepat.
1. Memonitor tingkat kesadaran, reflek Firda
batuk dan kemampuan menelan
2. Memonitor status paru
18
memaksimalkan ventilasi
3. Mengidentifikasi pasien
perlunya
Evaluasi
S :pasien belum mampu merawat diri, aktivitas mandi dll masih dibantu
keluarga
O :personal hygiene pasien dibantu oleh perawat, pasien terlihat nyaman
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi sampai pasien mampu melakukan perawatan diri
secara mandiri
S : keluarga mengatakan pasien belum mampu berkomunikasi, jika
membutuhkan sesuatu dengan cara menulis
O : pasien belum mampu merespon pertanyaan yang diberikan, komunikasi
verbal masih terganggu
A : masalah tidak teratasi
19
P : Hentikan intervensi
S : keluarga mengatakan pasien belum mampu makan makanan yang kasar,
masih perlu dihaluskan
O : otot fasialis pasien belum mampu digunakan untuk aktivitas makan
berat, pasien hanya mampu makan bubur atau makanan yang lunak
A : masalah teratasi sebagian
20
21
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Stroke Hemoragik adalah stroke yang terjadi karena perdarahan
subarakhnoid yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak pada daerah
tertentu (Hudak Gallow, 1996 ). Stroke hemoragik diklasifikasikan menjadi 3
macam yaitu perdarahan sub dural (PSD), perdarahan sub araknoid (PSA) dan
perdarahan intra serebral (PIS).
Penyebab stroke hemoragik biasanya diakibatkan dari hemoragi serebral
(pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan kedalam jaringan otak
atau seluruh ruang sekitar otak ). Akibatnya adalahpenghentian suplai darah ke
otak. Oleh karena itu, masalah stroke hemoragik harus mendapatkan perhatian
lebih agar tidak mengakibatkan kematian.
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas penyusun menyarankan kepada beberapa pihak
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan utamanya di
Indonesia, diantaranya sebagai berikut:
1. Keluarga klien atau pasien
Keluarga klien atau pasien diharapkan dapat memberikan perawatan dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya yang mengalami Stroke
hemoragik, selain itu dapat memperbaiki pola hidup agar terhindar dari penyakit
tersebut.
2. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep Stroke hemoragik
utamanya dalam memberikan asuhan keperawatan dengan intensif pada pasien
dengan Stroke hemoragik dan memberikan penyuluhan pada keluarga pasien
sebagai usaha untuk mempercepat penyembuhan pasien serta mencegah terjadinya
komplikasi. Mahasiswa dapat menjalin kerja sama dengan perawat lainnya, agar
dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara operasional.
22
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Carpenito, L.J dan Moyet. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://www.academia.edu/6961220/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_STROK
E_1 (diakses pada tanggal 10 April 2016)
Iskandar. 2007. Stroke A-Z. Jakarta: PT. BIP-Gramedia
jtptunimus-gdl-mustikawat-5390-2-babii.pdf (diakses pada tanggal 10 April 2016)
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi 4. Jakarta:
Interna Publishing.
23