Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HIRSCHPRUNG
A. Pengertian
Penyakit
Hisprung
disebut
juga
kongenital
aganglionik
obstruksi
adalah
mekanik
anomali
karena
kongenital
ketidak
yang
adekuatan
yang
berimigrasi
kegagalan
pleksus
ke
dalam
mencenterikus
dan
dinding
usus
submukoisa
Crest
atau
untuk
d) Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan terkumpul dibagian
proksimal dan terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian colon tersebut
melebar ( megacolon)
(Ngastiyah, 1997)
D. Patofisiologi
Congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya kerusakan
primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kolon distal.
Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian proksimal pada usus
besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik dan
tidak adanya evakuasi usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi
sehingga mencegah keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya
akumulasi pada usus dan distensi pada saluran cerna. Bagian proksimal sampai pada
bagian yang rusak pada Mega Colon. (Cecily Betz & Sowden, 2002:196).
E. Pathway
F. Manifestasi Klinis
1.
2.
3.
4.
5.
mata
(seperti
jam
pertama
gelombang)
6. Menunjukkan gejala kekurangan gizi dan anemia.
Menurut ( Suradi, 2001 : 242 )
1. Kegagalan lewatnya mekonium
dalam
24
kehidupan.
2. Konstipasi kronik mulai dari bulan pertama kehidupan dengan
terlihat tinja seperti pita.
3. Obstruksi usus dalam periode neonatal.
di
belakang
usus
aganglionik,
kemudian
penghisap
and
mencari
sel
ganglion
pada
daerah
submukosa.
2. Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum,
dilakukan dibawah narkos. Pemeriksaan ini bersifat traumatic.
3. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap.
Pada penyakit ini klhas terdapat peningkatan aktivitas enzim
asetikolin enterase.
4. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
(Ngatsiyah, 1997 : 139)
1. Foto abdomen ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada
kolon.
2. Enema barium ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada
kolon.
3. Biopsi rectal ; untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion.
4. Manometri anorektal ; untuk mencatat respons refleks sfingter
interna dan eksterna.
(Betz, 2002 : 197).