Você está na página 1de 24

ARTIKEL TENTANG KEMISKINAN DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendapatan per kapita penduduk Indonesia menembus angka US $ 18,000 atau
sekitar Rp. 180.000.000,00 per tahun. Angka tersebut jauh di atas beberapa negara
ASEAN lainnya seperti Malaysia yang hanya memiliki pendapatan per kapita penduduk
US $ 6,220, atau Thailand dengan pendapatan per kapita penduduknya US $ 2,990. Rekor
tersebut hampir menyamai Korea yang memiliki income per kapita penduduk US $
20,000, meskipun masih jauh di bawah Jepang, Australia, dan Amerika yang memiliki
pendapatan per kapita penduduk di atas US $ 30,000.
Itulah topik terhangat yang dicatat di halaman surat kabar nasional pada tahun
2030. Itu pun hanya prediksi beberapa ahli yang mengabaikan peningkatan pendapatan
beberapa negara lain di atas yang memang memiliki pendapatan per kapita seperti apa
yang tertulis saat ini. Dengan berat hati kita harus mengakui bahwa pendapatan per kapita
penduduk Indonesia hanya US $ 1,946 pada tahun 2008, jauh di bawah Jepang US $
34,189, Amerika US $ 43,444, Australia US $ 50,000, dan Singapura US $ 29,320. Apa
masyarakat Indonesia harus menunggu sampai tahun 2030? Dan apa mungkin di tahun
2030 prediksi itu benar-benar akan tercapai? Atau itu hanyalah mimpi indah belaka bagi
rakyat Indonesia? Sampai sekarang masalah kemiskinan masih menjadi hantu yang
menakutkan bagi sebagian besar rakyat Indonesia.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan
hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan
aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh
Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika Serikat.
Negara inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era
kebangkitan revolusi industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan mengalami
depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh tahun
kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya di dunia
B. Perumusan Masalah
Dalam tugas terstruktur individu ini, penyusun yang membahas mengenai
masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam analisis
permasalahan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia.

BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN

A. Pembahasan
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh
negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris
dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada masa itu kaum
miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani
yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka
umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya,
seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran. Berikut sedikit penjelasan mengenai
kemiskinan yang sudah menjadi dilema mengglobal yang sangat sulit dicari cara
pemecahan terbaiknya.
1. Definisi
Dalam kamus ilmiah populer, kata Miskin mengandung arti tidak berharta
(harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata fakir diartikan
sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa
kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-klasik di
mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja
dan upah yang diperoleh.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti
definitif dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga
pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral.
Misal, pendapat yang diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan timbul oleh karena
minimnya penyediaan lapangan kerja di berbagai sektor, baik sektor industri maupun
pembangunan. Senada dengan pendapat di atas adalah bahwasanya kemiskinan
ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau kemiskinan adalah ketidakberdayaan
masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada
pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan
kemiskinan struktural.
2.

Penyebab Kemiskinan
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah
Kuraiyyim. Yang antara lain adalah:
a. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
b. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
c. Biaya kehidupan yang tinggi.
d. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
.

3. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia


Bagaimana perkembangan tingkat kemiskinan di Indonesia? Program
Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan laporan tahunan
Pembangunan manusia (Human Development Report) 2006 yang bertajuk Beyord
scarcity; power, poverty dan the global water. Laporan ini menjadi rujukan perencanaan
pembangunan dan menjadi salah satu Indikator kegagalan atau keberhasilan sebuah
negara menyejahterakan rakyatnya. Selama satu dekade ini Indonesia berada pada Tier
Medium Human Development peringkat ke 110, terburuk di Asia Tenggara setelah
Kamboja.
Jumlah kemiskinan dan persentase penduduk miskin selalu berfluktuasi dari
tahun ke tahun, meskipun ada kecenderungan menurun pada salah satu periode (20002005). Pada periode 1996-1999 penduduk miskin meningkat sebesar 13,96 juta, yaitu dari
34,01 juta(17,47%) menjadi 47,97 juta (23,43%) pada tahun 1999. Kembali cerah ketika
periode 1999-2002, penduduk miskin menurun 9,57 juta yaitu dari 47,97 (23,43%)
menurun menjadi 38,48 juta (18,20%). Keadaan ini terulang ketika periode berikutnya
(2002-2005) yaitu penurunan penduduk miskin hingga 35,10 juta pada tahun 2005
dengan presentasi menurun dari 18,20% menjadi 15,97 %. Sedangkan pada tahun 2006
penduduk miskin bertambah dari 35,10 juta (15,97%) menjadi 39,05 juta (17,75%) berarti
penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta (1,78%).
Adapun laporan terakhir, Badan Pusat Statistika ( BPS ) yang telah melaksanakan
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan Maret 2007 angka resmi jumlah
masyarakat miskin adalah 39,1 juta orang dengan kisaran konsumsi kalori 2100 kilo
kalori (kkal) atau garis kemiskinan ketika pendapatan kurang dari Rp 152.847 per-kapita
per bulan.
4. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional.
Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai
Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK)
telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders
pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah
membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan
kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.

B. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita
terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam
artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka
kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya
kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit
sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika
terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini
masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan
mencapai hasil yang seminimal mungkin.
2. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang
lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di
dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan
kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang
standarnya adalah standar global.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Gunarso Dwi.2006. Modul Globalisasi. Banyumas. CV. Cahaya Pustaka
Santoso Slamet, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Unsoed : Purwokerto.
Santoso, Djoko. 2007. Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta. The Indonesian Army Press
Riyadi, Slamet dkk. 2006. Kewarganegaraan Untuk SMA/ MA. Banyumas. CV. Cahaya
Pustaka.
www.pu.go.id/publik/p2kp/des/memahami99.html
www.geocities.com/rainforest/canopy/8087/miskin.html
http://fosmake.blogspot.com/20/07/08/kemiskinan-25.html

KORUPSI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1.Bagaimana kewenangan Jaksa dalam Sistem Peradilan Pidana yang ada di Indonesia ?
2.Bagaimana Perbandingan Proses Pengembalian Kerugian Keuangan Negara
Dalam Tindak Pidana Korupsi Antara Instrumen Hukum Perdata Dan Instrumen Hukum
Pidana ?
3.Bagaimana Kewenangan Jaksa Pengacara Negara (JPN) Dalam Melakukan Gugatan
Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Akibat Tindak Pidana Yang Terdakwanya
Meninggal Dunia ?

BAB II Pembahasan
Istilah korupsi dipergunakan sebagai suatu acuan singkat untuk serangkaian tindakantindakan atau melawan hukum yang luas.bwalaupun tidak ada definisi umum atau
menyuluruh tentang apa yang dimaksud dengan perilaku korup, definisi yang paling
menonjol memberikan penekanan yang sama pada penyalahgunaan kekuasaan atau
jabatan public untuk keuntungan pribadi.The oxford unabridged dictionary ( Kamus
Lengkap Oxford) mendefinisikan korupsi sebagai penyimpangan atau perusakan
intregitas dalam pelaksanaa tugas-tugas public dengan punyuapan atau balas
jasa.Webstters collegiate Dictionary ( kamus perguruaan tinggi Webster)
mendefinisikan sebagai bujukan untuk berbuat salah dengan cara-cara tidak pantas atau
melawan hukum ( seperti penyuapan ).Pengertian ringkas yang dipergunakan oleh Bank
Dunia adalah penyalahgunaan jabatan pulik untuk keuntungan pribadi.
Jenis tindak pidana korupsi
a.

Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi

b.

Tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar.

c.

Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka

d.

Sanksi atau ahli yang tidak memberikan keterangan atau memberi keterngan palsu

e.
Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau
keterangan palsu
f.

Sanksi yang membuka identitas pelapor

Bentuk Perilaku Korupsi


Bentuk perilaku terlarang yang dikategorikan sebagai korupsi, antara lain sebagai berikut.
a. Perencanaan atau pemilihan proyek-proyek yang tidak ekonomis karena kesempatan
untuk mendapatkan komisi dan dukungan pilitik.
b. Pemalsuan pengadaa, termasuk kolusi, pembiayaan berlebih, atau
pemilihan pemborong, pemasok dan konsultan dengan kriteria selain penawar responsive
yang dinilai terenndah secara subdtansial
c.
Pembayaran-pembayaran uang pelicin kepada pegawai-pegawai pemerintah untuk
memudahkan penyerahan barang atau jasa secara tepat waktu yang merupakan hak penuh
masyarakat, seperti izin dan perizinan
d. Pembayaran-pembayaran tidak sah kepada pegawai-pegawai pemerintah untuk
memudahkan akses baranag-barang, jasa, dan / informasi yang bukan hak masyarakat,
atau untuk menolak akses masyarakat ke barang dan jasa yang secara hukum merupakan
hak masyarakat
e.
Pembayaran-pembayaran terlarang untuk mencegah penerapan peraturan dan
perundang-undangan secara adil dan konsisten, khususnya di bidang-bidang yang
menyangkut keselamatan umum, penegakan hukum, atau penagihan pemasukan
f.
Pembayaran-pembayaran kepada pegawai-pegawai pemerintah untuk
mengembangkan atau mempertahankan akses yang bersifat monopili tau oligopoly ke
pasar-pasar tanpa adanya suatu alas an ekonomi yang mendukung untuk pembatasanpembatasan semacam itu
g. Penyalahgunaan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi, seperti menggunakan
pengetahuan tentang penjaluran transportasi umum atau menanamkan modal di
perumahan yang kemungkinan akan bertambah nilainya.
h. Penyikapan secara sengaja informasi palsu atau menyesatkan tentang status
keuangan perusahaan-perusahaan yang dapat mencegah para calon penanam modal untuk
menilai harga perusahaan-perusahaan tersebut secara akurat, seperti kelalaian untuk
mengungkapkan kewajiban-kewajiban membayar yang bersyarat atau menilai asset di
bawah nilai yang sebenarnya di perusahaan-perusahaan yang didaftarkan untuk
swastanisasi
i.

Pencurian atau penggelapan harta atau uang miliknumum

j.
Penjualan tempat, jabatan, atau kenaikan pengkat kepegawaian, nepotisme, atau
tindakan-tindakan lain yang melemahkan penciptaan pelayanan masayarakat yang
professional dan meritokkratik
k. Pemerasan dan penyalahgunaan jabatan public, seperti penggunaan ancama pajak
atau sanksi hukum untuk memeras keuntungan pribadi
l.
Penghalangan hukum dan campur tangan dan tugas-tugas instansi-instansi yang
ditugaskan untuk memeriksa,menyelidiki dan menuntut perilaku terlarang

v Hukum dan perundangan


Adapun instrument hukum dan perundangan anti korupsi yang berlaku di Indonesia,
antara lain sebgai berikut:
a.

UU No. 28 Tahun 1999 Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas darri KKN

b.

UU No. 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

c.

UU No. 20 Tahun 2001 perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999

d.

UU No. 15 Tahun 2002 Tindak pidana pencucian uang

e.

UU No. 30 Tahun 2002 komisi pemberantasan tindak pidana korupsi

f.
UU No. 7 Tahun 2006 Pengesahan Konvensi perserikatan bangsa-bangsa anti
korupsi
v Lembaga anti korupsi di Indonesia
Sejarah pembentukan tim pemberantasan korupsi sesungguhnya sudaj dimulai sejak
tahun 1960 dengan munculnya Perpu tentang pengusutan, penuntunan, dan pemeriksaan
tindak pidana korupsi. Perpu itu terlalu dikukuhkan menjadi UU No. 24/1960. Sementara
militer tetap melancarkan Operasi Budhi khususnya untuk mengusut karyawankaryawan ABRI yang di nilai tidak cakap. Adapun lembaga atau badan yang telah
dibentuk pemerintah Indonesia.
BAB III Kesimpulan Dan Saran
Kita harus menerapkan niai-nilai yang terkandung pada pancasila
dalam kehidupansehari-hari. Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia sangat cocok untuk dijadikan pedoman dalam melakukan
setiap perbuatan yang sesuai dengan aturan yang berlaku didalam
masyarakat.
C. DAFTAR PUSTAKA
http://syuekri.blogspot.com/2012/10/hubungan-pancasila-dengan-uud1945.html http://buhartini.wordpress.com/2012/10/16/nilai-nilai-dasarpancasila/ http://rismaulida.blogspot.com/2012/11/pengamalanpancasila-dalam-kehidupan.html Buku panduan mata kuliah pendidikan
Pancasila
SUMBER : http://d3w1fachrizka.blogspot.com

Pancasila
BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Sistem keadilan dan demokrasi yang berlaku di Indonesia selalu
mengacu dan berbasiskepada Pancasila dan didukung oleh UUD 1945.
Pancasila pun menjadi sebuah landasandalam penentuan prinsip dan
pandangan hidup. Namun dewasa ini semakin banyak penyimpangan
nilai-nilai pancasila berdasarkan butir-butir yang terkandung di
dalamnya. Namun nilai tersebut serasa hilang jika dibandingkan
dengan kehidupan Bangsa pada zamanini. Penyimpangan pun sudah
dianggap hal yang biasa dilakukan, dianggap sebagai sesuatu yang
bisa dilanggar menjadi biasa dilanggar. Namun butir /nilai yang
terkandung dalam sila tersebut semakin hilang dan
tersamarkanartinya. Contoh kecil adalah semakin berkurangnya sistem
demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Sebagai Negara
Indonesia, kita menganut sistem Demokrasi Pancasila.
DemokrasiPancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan
mekanisme kedaulatan rakyat
dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan ber
dasarkan konstitusi yaituUndang-undang Dasar 1945. Sebagai
demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya
harus sesuai denganUUD 1945.
BAB II PERMASALAHAN
B.RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah kami berikut beberapa rumusan masalah yang akan


kami bahas :1. Bagaimana kajian ilmiah terhadap Pancasila?
2. Bagaimana kajian filosofis terhadap Pancasila ?

BAB III PEMBAHASAN


A. Kajian Ilmiah PancasilaSebagai suatu kajian ilmiah harus
memenuhi syarat ilmiah yaitu dengan metode analisis-abstraksisistesis. Adapun syarat ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berobyek
Syarat suatu pengetahuan ilmiah, bahwa ilmu pengetahuan itu herus
memiliki obyek. Di dalamfilsafat ilmu pengetahuan dibedakan atas dua
macam
obyek yaitu obyek formal dan obyek materia.
Obyek formal, Pancasila yang dalam arti formal yaitu Pancasila dalam
rumusan yang sudahtertentu bunyinya dan berkedudukan hukum
sebagai dasar filsafat Negara. Obyek material, Pancasila adalah suatu
obyek yang merupakan sasaran pembahasandan pengkajian, baik
bersifat empiris maupun non-empiris. Obyek material pembahasan,
adalah pandangan hidup bangsa yang sudah lama diamalkan dalam
segala aspek, adat dan kebudayaan, dalamkehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Selain itu obyek materia pembahasan
Pancasila berupa: lembaran Negara, lembaran hukum maupunnaskahnaskah resmi kenegaraan yang mempunyai sifat imperatif yuridis.
Adapun obyek yang bersifatnon-emperis meliputi: nilai moral, serta
nilai-nilai religius yang tercermin dalam kepribadian, sifat,karakter dan
pola-pola budaya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Bermetode
Salah satu metode dalam pembahasan Pancasila adalah metode
analitico syntetic yaitu suatu perpaduan metode analitis dan sintesis.
Dikarenakan obyek Pancasila banyak berkaitan dengan hasil-hasil
budaya dan obyek sejarah, maka lazim digunakan metode
hermeneutika yaitusuatu metodeuntuk menemukan makna dibalik
obyek.Demikian juga metode koherensi historis, serta metode
pemahaman, penafsiran dan interpretasi,metode-metode tersebut
senantiasa didasarkan atas hukum-hukum logika dalam suatu
penarikankesimpulan terhadap: UUD 1945, TAP MPR, Perundangundangan, serta fakta-fakta historis yangtelah diakui kebenarannya,
diteliti dengan menggunakan metode dan teknik yang bersifat ilmiah
agar dapat dipahami obyek secara lebih berhasil, sehingga diperoleh
pengetahuan yang benar mengenaiobyek itu.
3. Bersistem
Pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu kesatuan, artinya
keseluruhan proses dan hasil berpikir disusun dalam satu kesatuan
yang bulat. Saling berhubungan sehingga diperoleh kesatuanyang
organis, harmonis, dan dinamis. Pembahasan Pancasila
sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
secara ilmiah, harus merupakan suatu kesatuan dan keutuhan.
4. Bersifat Universal
Kebenaran pengetahuan ilmiah harus bersifat universal, tidak
terbatas oleh waktu, situasi,maupun jumlah tertentu. Kajian hakikat
pada nilai-nilai Pancasila bersifat universal, dengan kata lain bahwa inti
sari, essensi atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila adalah
bersifat universalyang mendukung kebenaran atas kesimpulan dan
pertanyaan.
B. Kajian Filosofis Pancasila

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan


filosofis bangsa Indonesian. Olehkarena itu sudah merupakan suatu
keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikannya
dalamsetiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatukenyataan secara filosofis
dan objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat
dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang tertuang dalam silasila Pancasila yang secara filosofismerupakan filosofi bangsa Indonesia
sebelum mendirikan negara.Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum
mendirikan negara adalah sebagai bangsa
yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataa
n objektif bahwa manusia adalahmakhluk Tuhan yang Maha Esa. Syarat
mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yangterwujudkan
sebagai rakyat (merupakan unsur pokok negara), sehingga secara
filosofis
negara berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat adalah
merupakan dasar ontologismdemokrasi, karena rakyat merupakan asal
mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofistersebut maka
dalam hidup bernegara nilai-nilai pancasila merupakan dasar filsafat
negara.Konsekuensinya dalam setiap aspek penyelenggaraan negara
harus bersumber pada nilai-nilaiPancasila termasuk system peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu dalamrealisasi
kenegaraan termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan
suatu keharusan bahwa pancasila merupakan sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik dalam pembangunan nasional,ekonomi,
politik, hukum, social budaya, maupun pertahanan dan keamanan.
Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945).Pancasila adalah hasil perenungan jiwa
yang mendalam. Pancasila itu adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Kalau
filsafat itu
adalah isi jiwa (sesuatu) bangsa, maka filsafat itu adalah filsafat ban
gsa jadi, Pancasila itu adalah filsafat bangsa Indonesia.Fridrich
Hegel:Pancasila adalah satu sintesa negara yang lahir daripada satu
anti tesa.Anjuran Pancasila adalah suatu sistem filsafat semua kelima

sila adalah tersusun dalam suatu perumusan fikiran filsafat


yang harmonis.

BAB III PENUTUPAN


SARAN
Kita harus menerapkan niai-nilai yang terkandung pada
pancasila dalam kehidupansehari-hari. Pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia sangat cocok untuk dijadikan pedoman dalam
melakukan setiap perbuatan yang sesuai dengan aturan yang berlaku
didalam masyarakat.

C. DAFTAR PUSTAKA
http://syuekri.blogspot.com/2012/10/hubungan-pancasila-dengan-uud1945.html http://buhartini.wordpress.com/2012/10/16/nilai-nilai-dasarpancasila/ http://rismaulida.blogspot.com/2012/11/pengamalan-

pancasila-dalam-kehidupan.html Buku panduan mata kuliah pendidikan


Pancasila

Artikel tentang HAM


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalampenerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang
terkaitdengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan
sesuatu yangharus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali
dibicarakan dan dibahasterutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi
dan lebih diperhatikan dalam erareformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat
bahwa dalam hal pemenuhan hak, kitahidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi
dengan orang lain. Jangan sampai kitamelakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain

dalam usaha perolehan atau pemenuhanHAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis
merasa tertarik untuk membuat makalah
tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul Hak Asasi Manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :1. Apa
yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia?2. Perkembangan HAM3. Macam-Macam
HAM4. Hak Asasi Manusia Menurut Undang-Undang5. Apa itu pelanggaran HAM?

BAB II PEMBAHASAN

Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:Magna Charta


Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di
kawasan Eropa dimulai denganlahirnya magna Charta yang antara lain memuat
pandangan bahwa raja yang tadinya memilikikekuasaan absolute (raja yang menciptakan
hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yangdibuatnya), menjadi dibatasi
kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimukahukum(Mansyur
Effendi,1994)The American declaration Perkembangan HAM selanjutnya ditandai
dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham

Rousseau dan Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia Pendidikan


Kewarganegaraan | Hak Asasi Manusia 6adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya,
sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harusdibelenggu.The French declaration
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis),
dimana ketentuantentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of
Law yang antara lain berbunyi tidakboleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam
kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang ditangkap,
kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidakbersalah, sampai ada keputusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan iabersalah. The four freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan memeluk
agama danberibadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak kebebasan dari
kemiskinan dalamPengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat kehidupan yang
damai dan sejahtera bagipenduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi
usaha, pengurangan persenjataan, sehinggatidak satupun bangsa berada dalam posisi
berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain( Mansyur Effendi,1994).
2.3 Macam-Macam Hak Asasi Manusia
1. Hak asasi pribadi / personal Right
- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat- Hak kebebasan
mengeluarkan atau menyatakan pendapat- Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi
atau perkumpulan- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakinimasing-masing
2. Hak asasi politik / Political Right
- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan- hak ikut serta dalam kegiatan
pemerintahan- Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik
lainnya- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right


- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan- Hak untuk
menjadi pegawai negeri sipil / pns- Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli- Hak kebebasan mengadakan perjanjian
kontrak- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll- Hak
kebebasan untuk memiliki susuatu- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights

- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan- Hak persamaan atas perlakuan


penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di matahukum.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
- Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan- Hak mendapatkan pengajaranHak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
2.4 Hak Asasi Manusia dalam UU No. 39 Tahun 1999
Hak asasi manusia di Indonesia didasarkan pada falsafah dan ideology pancasila,
pembukaanUUD 1945, batang tubuh UUD 1945, UU No. 39 Tahun 1999 tentanghak
asasi manusia, dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasimanusia.UU No.
39 Tahun 1999 mencantumkanasas-asas dasar hak asasi manusiadiantaranya:Beberapa
asas dasar hak asasi manusia yangtercantum dalam UU No. 39 Tahun1999 adalah:a.
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuanhokum
yangadil serta mendapat kepastian hokum dan perlakuan yang sama didepan hukum.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan :
Hak Asasi Manusia(HAM) merupakan anugerah yang diberikan
Tuhan YangMaha Esa kepadaseluruh manusia dan tak ada satupun
orang pun yang dapatmengganggu gugat, tidak terkecualipemerintah.
Jadi sudah sepatutnya pemerintahmemberikan apa yang seharusnya
rakyat milikiyang diantaranya adalah hak untuk mendapatkan keadilan
dan kebenaran.Hak Asasi Manusia(HAM) sendiri juga telah diatur

didalam UU No. 39 Tahun1999 yang isinyamengenai hak-hak yang


dimiliki rakyat di Indonesia yaitu Hak hidup, Hak berkeluarga
danmelanjutkan keturunan, Hak mengembangkan diri, Hak
memperoleh keadilan, Hak ataskebebasan pribadi, Hak atas rasa
aman, Hak ataskesejahteraan, Hak turut serta dalampemerintah, Hak
wanita dan Hak anak.Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk aparatnegara baik disengaja
ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi,menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yangdijamin oleh Undang-Undang ini,
dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akanmemperoleh
penyelesaian hukum yang berlaku
www.disukai.comPendidikan Kewarganegaraan | Hak Asasi Manusia 13
Daftar Pustaka
Internet :
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/01/hak_asasi_manusia_dan_hubungan_internasio
nal.pdf
www.terpopuler.net/pengertian-hak-asasi-manusia-ham
kasuskorupsimakananobatham.blogspot.com/2011/01/kasus-kasuspelanggaran-ham-di.html
gurupkn.wordpress.com/2008/02/22/pengertian-pengertian-hak-asasimanusia/
www.scribd.com/doc/54785849/Makalah-Pelanggaran-HAM-KASUSMUNI

KONSTITUSI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara garis besar konstitusi merupakan seperangkat aturan
main dalam kehidupan bernegara yang mengatur hak dan kewajiban
warga Negara dan Negara itu sendiri. Konstitusi suatu Negara biasa di
sebut dengan Undang-Undang Dasar (UUD) . dalam pengembangan
Negara dan warga Negara dan warga Negara yang demokratis,
keberadaan konstitusi demokrasi lahir dan Negara yang demokrasi.
Namun demikian, tidak ada jaminan adanya konstitusi yang demokratis
akan melahirkan sebuah Negara yang demokratis akan melahirkan
sebuah Negara yang demokratis. Hal itu disebabkan oleh
penyelewengan atas konstitusi oleh penguasa otoriter. Oleh karenanya
akan diuraikan lebih menyeluruh unsure-unsur penting dalam
konstitusi.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah konsep dasar (Pengertian, Tujuan, dan Fungsi) konstitusi ?
2) Apa saja klasifikasi konstitusi ?
3) Begaimanakah sejarah perkembangan konstitusi di Negara
Indonesia?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Konstitusi
a) Pengertian Konstitusi
1) Kontitusi itu berasal dari bahasa parancis yakni constituer yang
berarti membentuk.
2) Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu
Cume berarti bersama dengan dan Statuere berarti membuat
sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu, sehingga
menjadi constitution.
3) Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki makna
yang lebih luas dan undang-undang dasar. Yakni konstitusi adalah
keseluruhan dari peraturn-peraturan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
4) Dalam terminilogi hokum islam (Fiqh Siyasah) konstitusi dikenal
dengan sebutan DUSTUS yang berati kumpulan faedah yang mengatur
dasar dan kerja sama antar sesame anggota masyarakat dalam sebuah
Negara.
5) Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai
suatu kerangka masyarakat politik (Negara yang diorganisir dengan
dan melalui hokum. Dengan kata lain konstitusi dikatakan sebagai
kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintahan,
hak-hak rakyat dan hubungan diantara keduanya.
b) Tujuan Konstitusi
Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan
sewenang-wenang pemerintah, menjamin hak-hak pihak yang
diperintah (rakyat) dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang
berdaulat. Sehingga pada hakekatnya tujuan konstitusi merupakan
perwujudan paham tentang konstitusionalisme yang berate
pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah diastu pihak dan jaminan
terhadap hak-hak warga Negara maupun setiap penduduk dipihak lain.
c) Fungsi Dan Ruang Lingkup Konstitusi
Dalam berbagai literature hokum tata Negara maupun ilmu politik
ditegaskan bahwa fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional
dan alat untuk membentuk system politik dan hokum Negara. Oleh
karena itu ruang lingkup undang-undang dasar sebagai konstitusi

tertulis sebagaimana dikemukakan oleh A.A.HY Struycken memuat


tentang :

1) Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau.


2) Tingkat-tingkat tinggi pembangunan ketatanegaraan bangsa.
3) Pandangan tokoh bangsa yang hendak di wujudkan, baik sekarang
maupun masa yang akan dating.
4) Suatu keinginan yang mana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.
c). Fungsi Konstitusi
1. Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional (national document)
yang mengandung perjanjian luhur, berisi kesepakatan-kesepakatan
tentang politik, hukum, pendidikan, budaya, ekonomi, kesejahteraan
dan aspek fundamental yangmenjadi tujuan Negara.
2. Konstitusi sebagai piagam kelahiran (a birth certificate of new
state).
3.Konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi.
4.Konstitusi sebagai identitas nasional dan lambing persatuan
5.Konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan
6. Konstitusi sebagai pelindung HAM dan kebebasan warga Negara

B. Klasifikasi Konstitusi
Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
1) Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang
dapat dijumpai pada sejumlah hokum dasar yang diadopsi atau
dirancang oleh para penyusun konstitusi dengan tujuan untuk
memberikan ruang lingkup seluas mungkin bagi proses undang-undang
biasa untuk mengembangkan konstitusi itu sendiri dalam aturanaturang yang sudah disiapkan.

2) Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan


proses yang panjang misalnya dalam penentuan Qourum,
Amandemen, Referendum dan konvensi.
b) Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku
1) Ciri-ciri konstitusi fleksibel yaitu
a. Elastic
b. Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama.
2) Cirri-ciri konstitusi yang kaku
a. Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan
undang-undang yang lain.
b. Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan
persyaratan yang berat.
c) Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi
1) Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai derajat
kedudukan yang paling tinggi dalam Negara dan berada diatas
peraturan perundang-undang yang lain.
2) Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai
kedudukan serta derajat.
d) Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
1) Jika bentuk Negara itu serikat maka akan didapatkan system
pembagian kekuasaan antara pemerintah Negara serikat dengan
pemerintah Negara bagian.
2) Dalam Negara kesatuan, pembagian kekuasaan tidak dijumpai
karena seluruh kekuasaannya terpusat pada pemerintah pusat
sebagaimana diatur dalam konstitusi.
e) Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi system
pemerintahan parlementer.
Konstitusi yang mengatur beberapa ciri-ciri system pemerintrahan
presidensial dapat diklasifikasikan kedalam konstitusi system
pemerintah presidensial begitu pula sebaliknya.

C. Sejarah Perkembangan Konstitusi Dinegara Indonesia

Konstitusi sebagai satu kerangka kehidupan politik telah lama dikenal


yaitu sejak zaman yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum
(semacam kitab hokum pada 624 404 SM) sehingga, sebagai Negara
hokum Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal sebagai UUD 1945
yang telah dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juli 1945 oleh
badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKU) yang mana tugas pokok badan ini sebenarnya menyusun
rancangan UUD. Namun dalam praktik persidangannya berjalan
berkepanjangan khususnya pada saat membahas masalah dasar
Negara.diakhir siding I BPUPKIberhasil membentuk panitia kecil yang
disebut panitia sembilang, panitia ini pada tanggal 22 juni 1945
berhasil mencapai kompromi untuk menyetujui sebuah naskah
mukhodimah UUD yang kemudian diterima dalam siding II BPUPKI
tanggal 11 Julu 1945. Setelah itu Ir. Soekarno membentuk panitia kecil
pada tanggal 16 juli 1945 yang diketuai oleh Soepomo dengan tugas
menyusun rancangan UUD dan membentuk panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan 21 orang. Sehingga
UUD atau konstitusi Negara republic Indonesia diatukan ditetapkan
oleh PPKI pada hari sabtu tanggal 18 Agustus 1945. Dengan demikian
sejak itu Indonesia telah menjadi suatu Negara modern karena telah
memiliki suatu system ketatanegaraan yaitu dalam UUD 1945.
Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah mengalami
beberapa kali pergantian baik nama maupun subtansi materi yang
dikandungnya, yaitu :
1) UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 sampai 27
Desember 1949.
2) Konstitusi republic Indonesia serikat yang lazim dikenal dengan
sebutan konstitusi RIS (17 Desember 1949 17 Agustus 1950).
3) UUD 1950 (17 Agustus 1950 05 Juli 1959).
4) UUD 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi
pertama Indonesia dengan masa berlakunya sejak dekrit presiden 05
Juli 1959 sampai Sekarang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Konsep dasar konstitusi
1) Pengertian
Konstitusi adalah kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintahan, hak-hak pihak yang diperintah (rakyat), dan hubungan
diantaranya.
2) Tujuan
Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang
pemerintah, menjamin hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan
pelaksanaan kekuasaan yang bertahap.
3) Fungsi
Fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk
membentuk system politik dan system hokum Negara.
b) Klasifikasi Konstitusi
Konstitusi dikalsifikasikan menjadi :
1) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis.
2) Konstitusi fleksibel dan kaku.
3) Konstitusi derajat tinggi dan tidak derajat tinggi.

4) Konstitusi serikat dan kesatuan.


5) Konstitusi pemerintah presidensil dan parlementer.
c) Sejarah Perkembangan Konstitusi
1) UUD 1945 (18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949).
2) Konstitusi republic Indonesia serikat / RIS (17 Desember 1949 17
Agustus 1950).
3) UUD 1950 (17 Agustus 1950 05 Juli 1959).
4) UUD 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi
pertama Indonesia dengan masa berlakunya sejak dekrit presiden 05
Juli 1959 Sekarang.

Você também pode gostar