Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
MENSTRUASI
Definisi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2009).
Menurut Sherwood (2007), menstruasi adalah pengeluaran darah dan debris
endometrium dari rongga uterus melalui vagina akibat dari stimulasi oleh
prostaglandin terhadap ritme kontraksi miometrium uterus.
FISIOLOGI MENSTRUASI
Siklus Ovarium
Selama fase folikel (paruh pertama fase ovarium), folikel ovarium
mengeluarkan estrogen dibawah pengaruh FSH, LH, dan estrogen itu sendiri.
Kadar estrogen yang rendah tetapi terus meningkat tersebut menghambat sekresi
FSH, yang menurun selama bagian terakhir fase folikel, dan secara inkomplit
menekan sekresi LH, yang terus meningkat selama fase folikel. Pada saat
pengeluaran estrogen mencapai puncaknya, kadar estrogen yang tinggi tersebut
memicu lonjakan sekresi LH pada pertengahan siklus. Lonjakan LH ini
menyebabkan ovulasi folikel yang matang. Sekresi estrogen merosot sewaktu
folikel mati pada waktu ovulasi. Sel-sel folikel lama diubah menjadi korpus
luteum, yang mengeluarkan progesteron serta estrogen selama fase luteal (paruh
terakhir fase ovarium). Progesteron sangat menghambat FSH dan LH, yang
menurun selama fase luteal. Korpus luteum berdegenerasi dalam waktu sekitar
dua minggu apabila ovum yang dikeluarkan tidak dibuahi dan tidak tertanam di
uterus. Kadar progesteron dan estrogen menurun secara tajam pada saat korpus
luteum berdegenerasi, sehingga pengaruh inhibitorik pada sekresi FSH dan LH
lenyap. Kadar kedua hormon hipofisis anterior ini kembali meningkat dan
lapisan
tipis
stroma
endometrium
tersisa
pada
basis
MENOMETRORAGIA
Definisi
Metroragia
adalah
perdarahan
dari
vagina
yang
tidak
kelainan
endometrium,
organik
karsinoma
(polip
serviks),
endometrium,
kelainan
karsinoma
fungsional
dan
sama
dengan
hipermenorea.
Menometroragia,
yaitu
Penyebab
Sebab-sebab organik perdarahan dari uterus, tuba dan
ovarium
pula
perdarahan
disfungsional
dalam
masa
kencing
manis
(diabetus
mellitus),
dan
lain-lain.
maupun
keadaan
lain,
misalnya
pada
wanita
(perdarahan
(anovulation)
dan
10%
rahim)
terjadi
tanpa
ovulasi
terjadi
dalam
siklus
ovulasi.
estrogen,
sementara
hormon
progesteron
tetap
hormon
estrogen
berlebihan
sedangkan
hormon
penebalan
berlebihan
(hiperplasi)
tanpa
diikuti
Gambaran klinik
Perdarahan rahim dapat terjadi tiap saat dalam siklus
menstruasi. Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus
menerus atau banyak dan berulang. Kejadian tersering pada
menarche (atau menarke: masa awal seorang wanita mengalami
menstruasi) atau masa pre-menopause.
a. Perdarahan Ovulatori
Perdarahan
ini
merupakan
kurang
lebih
10
dari
panjang
perdarahan
(oligomenore).
ovulatori
perlu
Untuk
dilakukan
menegakan
kerokan
diagnosis
pada
masa
hal
ini
dijumpai
perdarahan
kadang-kadang
dan
hasil
pemeriksaan
panggul
sering
persisten
dapat
menimbulkan
pelepasan
perdarahan.
Pada
waktu
ini
dijumpai
Hal
ini
dapat
menoragia
menyebabkan
atau
premenstrual
polimenore.
spotting,
Kurangnya
produksi
seharusnya
didapat
pada
hari
siklus
yang
bersangkutan.
3. Apopleksia Uteri
Pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya
pembuluh darah dalam uterus.
4. Kelainan Darah
Seperti anemia, purpura trombositopenia, dan gangguan
dalam mekanisme pembekuan darah.
b. Perdarahan Anovulatoir
Stimulasi
dengan
estrogen
menyebabkan
tumbuhnya
pada
kerokan
maka
dapat
disimpulkan
adanya
perdarahan anovulatoir.
Perdarahan fungsional dapat terjadi pada setiap waktu akan
tetapi paling sering pada masa permulaan yaitu pubertas dan
masa pramenopause. Pada masa pubertas perdarahan tidak
normal disebabkan oleh karena gangguan atau keterlambatan
proses
maturasi
pada
hipotalamus,
dengan
akibat
bahwa
8
pembuatan
realizing
faktor
tidak
sempurna.
Pada
masa
lancar.
Bila
pada
masa
pubertas
kemungkinan
ada
tidaknya
tumor
ganas.
Perdarahan
disfungsional
tanpa
adanya
penyakit-penyakit
Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan klinis yang lengkap harus
dilakukan
dalam
pemeriksaan pasien.
Jika
anamnesis
dan
Abnormalitas
tubuh,
perubahan
setelah
mengalami
amenore
berbulan
bulan,
apa
yang
dianggap
sebagai
penyakit
organik,
dan
merupakan
keharusan.
Pengobatan
medis
dapat
Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan darah : Hemoglobin, uji fungsi thiroid, dan kadar
HCG, FSH, LH, Prolaktin dan androgen serum jika ada indikasi
atau skrining gangguan perdarahan jika ada tampilan yang
mengarah kesana.
2. Deteksi patologi endometrium melalui dilatasi dan kuretase
ataupun
histeroskopi.
Wanita
tua
dengan
gangguan
10
Menghentikan Perdarahan
Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah
sebagai berikut:
Kuret (curettage)
Hanya untuk wanita yang sudah menikah. Tidak bagi gadis dan tidak bagi
wanita menikah tapi belum sempat berhubungan intim. Obat (medikamentosa)golongan estrogen. Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol
valerat (nama generik) yang relatif menguntungkan karena tidak membebani
kinerja liver dan tidak menimbulkan gangguan pembekuan darah. Jenis lain,
misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat menimbulkan gangguanfungsi liver.
11
disuntikkan
intramuskuler
(melalui
bokong).
Jika
agregasi
trombosit.
Terapi
estrogen
bermanfaat
sekunder
Kekurangan
akibat
terapi
depot
ini
progestogen
ialah
bahwa
(Depo
Provera).
setelah
suntikan
siklik
merupakan
terapi
yang
paling
banyak
anovulasi
kronik
dan
diperlukan
pengobatan
menganjurkan
pengobatan
dengan
menggunakan
12
dalam
24
hingga
48
jam,
penghentian
obat
akan
sekali
setiap
hari.
Kombinasi
kontrasepsi
oral
dengan
manfaat
tambahan
yaitu
mencegah
disini
ialah
bahwa
sebagian
besar
13
endometrium.
Obat
untuk
jenis
ini,
antara
lain:Medroksi
progesteron asetat (MPA) 10-20mg per hari, diminum selama 710 hari. Norethisteron 31 tablet, diminum selama 7-10 hari.
Kaproas hidroksi-progesteron 125 mg secara intramuscular.
OAINS
Menorragia dapat dikurangi dengan obat anti inflamasi non
steroid. Fraser dan Shearman membuktikan bahwa OAINS paling
efektif jika diberikan selama 7 hingga 10 hari sebelum onset
menstruasi yang diharapkan pada pasien DUB ovulatori, tetapi
umumnya dimulai pada onset menstruasi dan dilanjutkan selama
espisode perdarahan dan berhasil baik. Obat ini mengurangi
kehilangan
darah
selama
menstruasi
(mensturual
blood
Prognosis
Hasil pengobatan bergantung kepada proses perjalanan penyakit
(patofisiologi). Penegakan diagnosa yang tepat dan regulasi
14
15
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Penderita
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Semarang
Agama
Status
Pekerjaan
Tanggal masuk RSUD
Tanggal periksa
No.RM
: Ny. SK
: 49 tahun
: Perempuan
: Tegalrejo RT 08 RW 03 Bawen Kabupaten
: Islam
: Menikah
: Wiraswasta
: 24 Juni 2013
: 25 Juni 2013
: 020549
B. Anamnesis
Keluhan utama
dari vagina
Keluhan Tambahan:
Nyeri di perut bawah menjalar sampai ke punggung, pusing, pinggang sampai
kaki terasa pegal, kadang mual
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien P4A1 mengaku perdarahan keluar setiap habis berhenti haid (3 hari
berhenti haid, lalu timbul perdarahan). Keluhan ini sudah dirasakan pasien
sejak bulan november tahun 2010. Warna darah haid merah kehitaman,
kadang disertai gumpalan-gumpalan darah. Dalam satu hari ganti pembalut
tiga kali (pembalut ukuran maxi, darahnya agak penuh)
Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah memiliki keluhan yang sama, haid tidak berhenti sejak tanggal 9 Mei
2010 sampai Juni 2010, kemudian melakukan pengobatan dan haid berhenti,
setelah obat habis haid kembali muncul berkepanjangan (mulai November
2010 hingga sekarang).
Pasien memiliki riwayat kuretase pada tahun 2011 dengan keluhan yang sama
Pasien juga memiliki riwayat kista ovarii pada tahun 1999
Riwayat Penyakit Keluarga
16
c. Pemeriksaan thoraks
Paru
: Dinding dada tampak simetris, tidak tampak
ketertinggalan gerak antara hemithoraks kanan dan
kiri, kelainan bentuk dada (-) Perkusi orientasi
selurus lapang paru sonor, suara dasar vesikuler,
Jantung
d. Pemeriksaan abdomen
Datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Hepar dan Lien : supel, tidak ada perbesaran
e. Pemeriksaan ekstremitas
Edema (-), varises (-), akral dingin, capillary refill < 2 detik
f. Status Lokalis
Nyeri tekan pada daerah suprapubik.
Terdapat cairan keluar dari vagina berwarna kemerahan, ada bercak di
celana dalam.
5. Pemeriksaan Penunjang (tanggal 24 Juni 2013)
a. Darah Rutin
Hemoglobin
Leukosit
: 7.7 ribu
Eritrosit
Hematokrit
: 29.2 % (L)
Trombosit
: 347 ribu
MCV
MCH
: 24.6 pg (L)
MCHC
RDW
: 13.4 %
MPV
: 7.3 mikro m3
Limfosit
: 1.7 103/mikroL
Monosit
: 0.5 103/mikroL
Granulosit
: 5.5 103/mikroL
18
Limfosit %
: 21.7 % (L)
Monosit %
: 6.4 % (H)
Granulosit % : 71.9 %
b. USG
Tampak penebalan dinding endometrium.
c. Hasil PA dari Jaringan Kuretase
Terdapat hiperplasia akibat pengobatan sebelumnya.
D. Diagnosis
P4A1 dengan Menometroragia
E. Penatalaksanaan
Non Farmakologi:
Bed rest
Dilakukan tindakan Curretase Diagnostik
Farmakologi:
Injeksi Criax (1 x 2 gr intravena)
Maxpro
Maltiron
Asam Traneksamat
19
BAB III
ANALISA KASUS
Identifikasi Masalah (SOAP)
1.
Subjektif (S)
Pasien berusia 49 tahun memiliki keluhan utama sudah 3 hari
pasien keluar flek darah kemerahan dari vagina. Perdarahan keluar setiap
habis berhenti haid (3 hari berhenti haid, lalu timbul perdarahan). Keluhan
ini sudah dirasakan pasien sejak bulan november tahun 2010. Warna darah
haid merah kehitaman, kadang disertai gumpalan-gumpalan darah. Dalam
satu hari ganti pembalut tiga kali (pembalut ukuran maxi, darahnya agak
penuh).
Kasus
ini
sesuai
dengan
menometroragia
dimana
bisa
disebabkan
oleh
kelainan
mengalami
penebalan
berlebihan
yang
memadai.
Kondisi
inilah
penyebab
20
disfungsional
bisa
dikaitkan
dengan
sudah
dioperasi
pada
tahun
1999,
sehingga
2.
Objektif (O)
Pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva agak pucat (anemis),
didukung oleh pemeriksaan penunjang darah rutin dimana kadar
hemoglobinnya rendah, yaitu 9,1 g/dl. Hal ini dapat terjadi karena
perdarahan sudah berlangsung lama dan berkepanjangan.
Pada pemeriksaan lokalis terdapat cairan keluar dari vagina
berwarna kemerahan, ada bercak (spotting) di celana dalam, menunjukkan
bahwa perdarahan masih terjadi tetapi dalam jumlah yang sedikit.
Pada pemeriksaan USG terlihat adanya penebalan (hiperplasi) dinding
endometrium tanpa ditemukan adanya kelainan organik.
3. Assessment (A)
Diagnosis : P4A1 dengan Menometroragia
Menometroragia adalah perdarahan yang terjadi dengan
interval yang tidak teratur disertai perdarahan yang
banyak dan lama.
21
4.
Planning (P)
Tatalaksana
Non Farmakologik:
Farmakologik
1.
Criax (1 x 2 gr intravena)
Komposisi
: ceftriaxone Na
Indikasi
: infeksi saluran napas, genital, abdomen, ginjal,
tulang dan jaringan lunak. GO, ISK, sepsis,
Kontraindikasi
Perhatian
Efek Samping
2.
Maxpro
Komposisi: Cefixime
Kontraindikasi: hipersensitif terhadap sefalosporin
Efek samping: syok, hipersensitifitas, kelainan hematologi,
gangguan GI
3.
Maltiron
Merupakan multivitamin dan mineral
Komposisi per tablet: vitamin A 6.000 IU, vitamin B1 3 mg,
vitamin B2 3 mg, vitamin B6 2 mg, vitamin B12 2 mcg, vitamin C
22
Asam Traneksamat
Merupakan analog asam aminokaproat, yaitu penghambat bersaing
dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin
sendiri berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin, dan faktor
pembekuan darah. Oleh karena itu, asam aminokaproat dapat
membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang
berlebihan.
Efek samping: pruritus, eritema, hipotensi, dispepsia, mual, diare.
5.
Prognosis
Prognosis baik (ad bonam).
23
DAFTAR PUSTAKA
24