Você está na página 1de 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

A DENGAN DENGUE
HAEMORAGIC FEVER (DHF) DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA
TANGGAL 11 S.D. 14 FEBRUARI 2016

OLEH :
NI LUH PUTU SANTI SRININGSIH

(P07120014053)

NI WAYAN KRISMA ANDIANI

(P07120014063)

TINGKAT II.2 DIII KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Kasus:
An A umur 3 tahun 6 bulan menjalani rawat inap di Ruang Kaswari RSUD Wangaya atas
rujukan dari Puskesmas Densel I dengan tes Rumple lead positif. Ibu klien mengatakan anaknya
mengalami demam sejak 3 hari lalu serta mual, muntah, tidak mau makan dan bintik-bintik
merah pada lengan klien.Pasien tampak lemah, Nadi: 92 x /menit, Suhu: 380 C, dan pernapasan
22x/menit.
.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN DENGUE


HAEMORAGIC FEVER (DHF) DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA
TANGGAL 11 S.D. 14 FEBRUARI 2016
Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Februari 2016 di Ruang Kaswari RSUD Wangaya,
data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Sumber data adalah
pasien, keluarga pasien dan rekam medis pasien
I.

II.

IDENTITAS
A. Anak
1. Nama
:A
2. Anak yang ke
:1
3. Tanggal lahir/umur: 17 Agustus 2012 (3 tahun 6 bulan)
4. Jenis kelamin
: Laki-laki
5. Agama
: Hindu
B. Orang tua
1. Ayah
a. Nama
: Tn. B (kandung)
b. Umur
: 29 th
c. Pekerjaan
: Wiraswasta
d. Pendidikan
: S1
e. Agama
: Hindu
f. Alamat
: Jl. Pulau Moyo No. 22 Denpasar
2. Ibu
a. Nama
: Ny. C (kandung)
b. Umur
: 27 tahun
c. Pekerjaan
: IRT
d. Pendidikan
: SMA
e. Agama
: Hindu
f. Alamat
: Jl. Pulau Moyo No. 22 Denpasar
GENOGRAM ( dibuat apabila ada hubungan dengan kasus yang dibuat)

III.

ALASAN DIRAWAT
a) Keluhan Utama
:
Demam
b) Riwayat Penyakit
:
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami demam sejak 3 hari lalu. Pasien
debawa ke PUSKESMAS lalu dirujuk ke RS dengan tes Rumple lead positif.
Keluhan yang menyertai adalah mual, muntah, tidak mau makan dan bintik-bintik
merah pada lengan klien.

IV.

RIWAYAT ANAK (0 6 TAHUN), tergantung penyakit


A. Perawatan dalam masa kandungan :
Ibu pasien mengatakan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan
dilakukan sebanyak 4 kali setiap 2 bulan di Poliklinik Kebinanan RSUD
Wangaya, hasil pemeriksaan normal. Ibu mengatakan tidak mengonsumsi obatobatan selama kehamilan, selama kehamilan ibu mendapatkan imunisasi TT 2
kali. Ibu pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang parah dan tidak
ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga.
B. Perawatan pada waktu kelahiran :
Ibu pasien mengatakan umur kehamilannya 36 minggu, melahirkan di RSUD
Wangaya dengan ditolong oleh dokter, persalinan berlangsung secara spontan,
lama persalinan 10 jam, An. A langsung menangis setelah dilahirkan. BB lahir :
2900 gr, PBL : 48 cm, LK/LD: 32/34

V.

KEBUTUHAN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL DALAM KEHIDUPAN SEHARIHARI


A. Bernafas
Pasien mengatatakan tidak mengalami kesulitan dalam bernapas.
B. Makan dan minum
- Bayi
ASI/PASI : Pemberian ASI sejak lahir hingga umur 1 tahun
Makanan pendamping ASI :
Makanan cair (air buah/sari buah) diberi umur 6 bulan
Bubur susu diberi umur 8 bulan
Nasi tim saring diberi umur 8 bulan
Nasi tim diberi umur 1 tahun
Pola makan 3 kali sehari dengan tetap diselingi ASI.
- Anak-anak
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit nafsu makan An. A baik dan makan dengan
teratur, mampu menghabiskan 1 porsi makanan 3 kali sehari berupa nasi. Pasien

menyukai semua jenis lauk, sayuran dan buah yang disediakan. An. A juga suka
jajan makanan ringan yang dibeli di warung. Dalam sehari mampu minum 8 10
gelas air putih.
Saat sakit nafsu makan An. A menurun dan makan tidak teratur, pasien tetap
makan 3 kali sehari namun hanya mampu menghabiskan 2 3 sendok makan.
Pasien juga hanya mampu menghabiskan 1-2 gelas air putih per hari. Terjadi
penurunan berat badan sebanyak 2 kg.
C. Eliminasi (BAB/BAK)
Ibu pasien mengatakan An. A tidak mengalami masalah dalam BAB/BAK. An. A
bisa BAB 1 x sehari pada pagi hari, berwarna kecoklatan, bau khas feses,
konsistensi lembek. BAK 1-2 kali sehari, warna kuning kecoklatan, 500 cc.
D. Aktifitas
Permainan
Ibu pasien mengatakan pasien suka bermain, pasien paling suka bermain mobilmobilan bersama kakak sepupunya.
E. Rekreasi
Ibu pasien mengatakan An. A suka berekreasi ke pantai atau hanya sekedar
menonton TV bersama keluarga.
F. Istirahat dan tidur
Ibu pasien mengatakan An. A mempunyai kebiasaan mencucui kaki dan kencing
sebelum tidur, pasien tidur malam mulai pukul 20.00 sampai pukul 06.00, pasien
dapat tidur dengan nyenyak. Pasien juga mempunyai kebiasaan tidur siang selama
1-2 jam sehari.
G. Kebersihan diri
Mandi :
Ibu pasien mengatakan An. A mandi dengan dibantu di kamar mandi memakai
sabun, kemudian dikeringkan dengan handuk, gosok gigi 2 x sehari pada pagi dan
sore hari mengunakan pasta gigi dengan dibantu
H. Pengaturan suhu tubuh
Ibu pasien mengatakan suhu badan An. A terasa hangat
I. Rasa nyaman
Ibu pasien mengatakan An. A merasa tidak nyaman dirawat di RS dan rewel
J. Rasa aman
Ibu pasien mengatakan merasa khawatir An. A jatuh dari tempat tidur serta takut
An. A tertular penyakit lain di RS.
K. Belajar (anak dan orangtua)

Ibu pasien mengatakan tidak begitu memahami tentang makanan yang baik,
sebab-sebab penyakit, kesehatan lingkungan, personal hygiene, dan tumbuh
kembang anak
L. Prestasi
Ibu pasien mengatakan An. A sehari sebelum MRS tidak mau makan, namun saat
ini An. A sudah mau makan meskipun hanya sedikit-sedikit tapi sering.
M. Hubungan sosial anak
Ibu pasien mengatakan hubungan sosial anak baik, orang yang paling dekat
dengan anak adalah ayah dan ibu, komunikasi antara anak dengan keluarga sangat
baik.
N. Melaksanakan ibadah
Ibu pasien mengatakan An. A belum mampu melaksanakan ibadah dengan
mandiri, ibadah yang biasa dilakukan adalah melaksanakan puja tri sandhya
dimana An. A dibimbing oleh ayahnya untuk mengucapkan mantra.
VI.

PENGAWASAN KESEHATAN
Bila sehat diawasi di puskemas
Bila sakit minta pertolongan kepada dokter atau bidan
Ibu pasien mengatakan rutin melakukan kunjungan ke Posyandu
Di rumah anak biasanya diawasi oleh ayah, ibu dan anggota keluarga yang lain
Imunisasi ( 1 5 tahun)
Imunisasi
BCG

Umur
0 hari

DPT I, II, III

Tgl diberikan
17/8/12

bulan,

4 17/10/12,

bulan, 6 bulan
HB I, II, III

CAMPAK
Tambahan / anjuran
VII.

hari,

Reaksi
Demam

Tempat Imunisasi
Rumah sakit

ringan
Demam

Posyandu, posyandu,

17/12/12,

12/2/13
1 17/8/12,

bulan, 6 bulan

17/9/12,

9 bulan

17/2/13
17/5/13

posyandu
Demam

RS,
posyandu

Demam

Posyandu

PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA


N
o

Jenis
Penyakit

Akut/Kronis
/Menular/tidak

Umur
saat
sakit

Lamanya

Pertolongan

posyandu,

VIII.

KESEHATAN LINGKUNGAN
Ibu pasien mengatakan lingkungan di sekitar rumahnya cukup padat dan banyak terdapat
genangan air.

IX.

X.

PERKEMBANGAN ANAK (0 6 tahun)


a. Motorik Kasar
Berguling usia 2 bulan
Duduk usia 7 bulan
Merangkak dan merayap usia 8 bulan.
Berdiri usia 10 bulan
Berjalan 12 bulan
b. Motorik Halus
Menggenggam benda usia 4 bulan
c. Bahasa
Meniru suara disekitar usia 10 bulan
Berbicara usia 18 bulan
d. Personal Sosial
Bermain ciluk ba usia 6 bulan
Merespon jika dipanggil usia 7 bulan
Melambaikan tangan usia 9 bulan
Bermain sendiri usia 2 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum : kebersihan cukup, pergerakan normal, postur tegak
B. Warna kulit : normal
C. Suara waktu menangis : keras
D. Tonus otot : lemah
E. Turgor kulit : menurun
F. Udema : tidak ada
G. Kepala
Bentuk kepala mesochephale, rambut pendek berwarna hitam, kebersihan cukup,
nyeri tekan tidak ada.
H. Mata :
Bentuk bola mata simetris kanan kiri, pergerakan bola mata mampu ke segala arah,
pupil isokor, konjungtiva pucat, sclera putih, visus baik.
I. Hidung :
Bentuk hidung normal, tidak terdapat sekret, tidak ada nafas cuping hidung.
J. Telinga
Bentuk telinga simetris kanan kiri, kebersihan cukup, keaadaan alat pendengaran
normal.
K. Mulut:

Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, tenggorokan merah muda, tidak
ada peradangan, tidak ada kesulitan menelan, gigi bersih, tidak ada gigi berlubang.
L. Leher:
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada pembesaran vena jugularis,
kaku kuduk tidak ada, pergerakan leher normal.
M. Thoraks:
Bentuk dada normal, gerakan dada simetris kanan kiri, irama pernapasan reguler 22
x/menit, tidak ada tarikan otot bantu pernapasan, suara nafas vesikuler kanan kiri.
N. Jantung :
S1S2 tunggal reguler, mur-mur, ictus cordis (+) kuat, perkusi redup
O. Persarafan :
1. Nervus I (alfactorius) : penghidu: Normal, mampu membedakan bauan
2. Nervus II (opticus) : penglihatan: Tidak ada gangguan penglihatan
3. Nervus III,IV,VI (oculomotorius,trochlearis,abducens)
Konstriksipupil
: Normal
Gerakan kelopak mata : Normal terhadap rangsangan
Pergerakan bola mata
: Bola mata dapat digerakan kesegala arah
Pergerakan mata kebawah & dalam: Dapat digerakkan ke bawah dan ke
dalam
4. Nervus V (trigeminus)
Sensibilitas/sensori
Refleks dagu
Reflex kornea
5. Nervus VII (facialis)
Gerakan mimic

: Uji nyeri dan sensasi sentuhan ringan baik


: Retraksi otot temporalis dan maseter normal
: Normal terhadap sentuhan
: Mampu mengangkat alis mata, cemberut,

senyum, dll.
Pengecapan 2/3 di bagian depan: Mampu merasakan makanan
6. Nervus VIII (acusticus)
Fungsi pendengaran
: Normal tanpa alat bantu
7. Nervus IX & X (glosopharingius & vagus)
Refleks menelan
: mampu menelan dengan baik
Refleks muntah
: Mersepon rangsangan yang diberikan
Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : mampu membedakan rasa
Suara
: Pelan
8. Nervus XI (assesorius)
Memalingkan kepala kiri dan kanan: Mampu memalingkan kepala kekiri
dan kekanan
Mengangkat bahu
: Mampu mengangkat bahu
9. Nervus XII (hypoglossus)
Deviasi lidah
: Tidak ada deviasi lidah
P. Abdomen :
Bentuk simetris, terjadi pembesaran hati dan limfe, nyeri tekan pada regio
epigastrium, peristaltik usus 15 kali/menit.

Q. Ekstremitas :
Bentuk ekstremitas atas dan bawah normal, Kuku tampak bersih, Pengisian kapiler <
2 detik, terpasang IVFD RL pada tangan kiri
a. Motorik
- Pergerakan kiri/kanan
Atas
Bawah

R.
S.
T.

U.

XI.

N
N

N
N

Kekuatan otot kanan/kiri

Atas
5
Bawah
5
- Tonus otot kanan/kiri

5
5

Atas

Bawah

- Massa kiri/kanan

Atas
N
N
Bawah
N
N
- Koordinasi gerak
: Baik
b. Refleks
Atas
- Biceps kanan/kiri
: Fleksi terhadap perkusi
- Triceps kanan/kiri
: Ekstensi terhadap perkusi
Bawah
- KPR kiri/kanan
: positif
- APR kiri/kanan
: positif
c. Sensori
- Nyeri
: mampu merespon rangsangan nyeri
- Rangsang suhu
: mampu merespon rangsangan suhu
- Rasa raba
: mampu merespon perabaan
Alat kelamin : tampak bersih, tidak ada nyeri tekan
Anus : tampak bersih, tidak ada nyeri tekan
Antropometri (ukuran pertumbuhan)
1. BB = 16 kg
2. TB = 92 cm
3. Lingkar kepala= 45 cm
4. Lingkar dada = 50 cm
5. Lingkar lengan= 11 cm
Gejala kardinal :
1. Suhu
= 38oC
2. Nadi
= 92 x/menit
3. Pernafasan
= 22 x/menit

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 Februari 2015


1.

Darah rutin
Pemerikasaan
WBC
RBC
HGB

2.

HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
Dengue

Hasil
7.5 x 103/L
4.4 x 106/L
13,8 g/dL

Nilai normal
5 10 x 103/L
4 5 106/L
L=13-16 g/dL, P=12-14

36,5 %
82 fL
30.9 Pg
38.0 g/dl
130 x103 /mm3

g/dL
40-48 %
70-92 fL
27-31 Pg
28-36 g/dL
150-400 x103 /mm3

Anti Dengue
Ig G
Ig M
XII.

Hasil
Non reaktif
reaktif

Nilai rujukan
Non reaktif
Non reaktif

HASIL OBSERVASI
1. Interaksi anak dengan orang tua: baik
2. Bentuk/arah komunikasi: 2 arah
3. Ambivalensi/kontradiksi Prilaku: tidak ada
4. Rasa aman anak: anak tampak gelisah

ANALISA DATA
TGL/JAM
DATA FOKUS
11 Februari 2016 DS: Ibu klien
mengatakan
pukul 08.30
anaknya
demam

INTERPRETASI/PENYEBAB MASALAH
Invasi virus dengue
Peningkatan

Infeksi virus dengue dalam


tubuh

DO:
- TTV
Nadi: 92 x
/menit
Suhu: 380 C
Pernapasan:
22x/menit
- Klien
tampak
gelisah
- Pemeriksaan

Melepaskan endotoksin

Merangsang sistem imun

Respon tubuh

Terjadi inflamasi

tubuh

suhu

Dengue
reaktif

Merangsang hipotalamus

Peningkatan suhu tubuh


Respon peningkatan suhu

11 Februari 2016 DS:


- Ibu klien
mengatakan
anaknya
sering mual
dan muntah
- Ibu klien
mengatakan
nafsu makan
anaknya
menurun

pukul 08.30

DO:
- Klien tampak
lemah
- BB = 16 kg
- Porsi makanan
tidak habis
11 Februari 2016 DS:
pukul 08.30

ibu pasien
mengatakan
anak malas
minum
DO:
- Suhu: 38oC,
Nadi: 98x/m,
RR:22x/m
- Bibir kering
- Konjungtiva
pucat
- Klien
berkeringat
banyak
- Turgor kulit
menurun

tubuh

Gangguan
pemenuhan nutrisi
kurang dari

Merangsang medulla vonithing kebutuhan tubuh


centre

Anoreksia

Kebutuhan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

Peningkatan suhu tubuh

Merangsang medula vomiting


centre

Anoreksia

Peningkatan asam lambung

Mual/muntah

Pengeluaran cairan dan


elektrolit yang berlebihan

Resiko kekurangan
volume cairan

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


No
1

Tanggal

Diagnosa Keperawatan

Muncul
11 Februari Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
invasi virus dengue ditandai dengan
2016
DS: Ibu klien mengatakan anaknya demam

Tanggal
14

Teratasi
Februari

2012

DO:
- TTV
Nadi: 92 x /menit
Suhu: 380 C
Pernapasan: 22x/menit
- Klien tampak gelisah
- Pemeriksaan Dengue reaktif
2

11 Februari Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan
2016
anoreksia ditandai dengan
DS:
- Ibu klien mengatakan anaknya sering
mual dan muntah
- Ibu klien mengatakan nafsu makan
anaknya menurun

14

Februari

2012

DO:
- Klien tampak lemah
- BB = 16 kg
- Porsi makanan tidak habis
3

11 Februari Resiko ketidakseimbangan elektrolit


berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
2016
ditandai dengan
DS:
- ibu pasien mengatakan anak malas minum
DO:
- Suhu: 38oC, Nadi: 98x/m, RR:22x/m
- Bibir kering
- Konjungtiva pucat
- Klien berkeringat banyak
- Turgor kulit menurun

14
2012

Februari

TTD

XV.

RENCANA KEPERAWATAN
No
1

Hari,

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Tgl.
Keperawatan
Kamis, 11 Peningkatan

Setelah diberikan asuhan

1. Observasi tanda-tanda

Februari

suhu tubuh

keperawatan selama 3 x 24

2016

berhubungan

jam diharapkan suhu tubuh

vital
2. Berikan kompres hangat
3. Anjurkan untuk banyak

dengan invasi

kembali normal (36,5oC)

virus dengue

dengan kriteria hasil:

DS: Ibu klien

normal (36,5-37,5oC)
mengatakan Nadi dalam rentang normal
(70-110 x/menit)
anaknya
RR dalam rentang normal
demam
(20-30x/m)
Tidak ada perubahan warna
kulit

- TTV
Nadi: 92
x /menit
Suhu: 380 C
Pernapasan:
22x/menit
- Klien
tampak
gelisah

Nama/T
TD

ditandai dengan Suhu tubuh dalam rentang

DO:

Rasional

minum
4. Kolaborasi dalam
pemberian antipiretik :
Paracetamol syrup 3 x
120 mg (1 sendok teh)

1. Dengan mengobservasi
tanda-tanda vital dapat
menunjukkan respon
dan efek peningkatan
suhu tubuh
2. Dengan kompres hangat
dapat menurunkan suhu
tubuh
3. Dengan banyak minum
dapat menggantikan
cairan yang keluar
4. Dengan pemberian
antipiretik dan
antibiotik dapat
mengontrol demam dan
panas

- Pemeriks
aan
Dengue
reaktif
2

Kamis, 11 Gangguan

Setelah dilakukan asuhan

Februari

pemenuhan

keperawatan selama 3 x 24

pasien, makanan yang

mengidentifikasi

2016

nutrisi kurang

jam diharapkan kebutuhan

disukai dan tidak

kebutuhan nutrisi

dari kebutuhan

nutrisi terpenuhi, dengan

tubuh

kriteria hasil:

berhubungan

Pasien tidak mual dan

dengan

muntah
Nafsu makan pasien

anoreksia
ditandai dengan
DS:

meningkat
Tidak terjadi penurunan BB

yang berarti
- Ibu klien
Pasien mampu
mengatak
menghabuiskan porsi
an
makanannya
anaknya
sering
mual dan
muntah
- Ibu klien

1. Kaji pola makan

disukai
2. Jelaskan pada pasien
tentang pentingnya
makanan bagi
kesembuhan
penyakitnya
3. Lakukan perawatan
mulut sesudah dan
sebelum makan
4. Anjurkan makan
dengan porsi kecil tapi
sering
5. Timbang berat badan
pasien
6. Delegasi dalam
pemberian terapi
Ranitidin 2 x 50 mg

1. Membantu dalam

pasien
2. Memotivasi pasien
untuk makan
3. Memberikan rasa segar
pada saat makan
4. Mencegah pasien
merasa mual
5. Memberikan terapi
tentang keektifan
terapi
6. Ranitidine dapat
mengurangi rasa mual

mengatak
an nafsu
makan
anaknya
menurun
DO:
-

Klien
tampak

lemah
BB = 16 kg
Porsi
makanan
tidak habis

Kamis, 11 Resiko

Setelah diberikan asuhan

1. Observasi tanda-tanda 1. Dengan mengobservasi

Februari

ketidakseimbang

keperawatan selama 3 x 24

2016

an elektrolit

jam diharapakan

vital
2. Anjurkan pasien untuk

berhubungan

keseimbangan cairan dan

dengan

eletrolit terpenuhi dengan

peningkatan

kriteria hasil:

suhu tubuh

Pasien mampu minum 480-

ditandai dengan

800 ml /hari
Suhu, nadi dan RR dalam

DS:

banyak minum
3. Observasi intake output
4. Kolaborai pemberian
cairan infus sesuai
kebutuhan
5. Observasi hasil
pemeriksaan

tanda-tanda vital dapat


diketahui
perkembangan keadaan
pasien
2. Dengan banyak minum
dapat menggantikan
cairan yang keluar
3. Memberi informasi
tentang keseimbangan

ibu pasien

rentang normal (S: 36,5-

mengatakan

37,5oC, N: 70-110x/m, RR:

anak malas
minum
DO:
-

muda
Suhu: 38oC, Tidak ada tanda-tanda
Nadi: 98x/m,
dehidrasi, elastisitas turgor

RR:22x/m
Bibir kering
Konjungtiva

pucat
Klien
berkeringat

20-30x/m)
Bibir lembab
Konjungtiva berwarna merah

banyak
Turgor kulit
menurun

kulit baik.

laboratorium

cairan
4. Menggantikan cairan
yang keluar
5. Sebagai patokan klinis
dalam menentukan
diagnosis banding

CATATAN PERKEMBANGAN
No
1

Tanggal
Kamis, 11
Februari 2016

No
Dx
I/II

Jam
Pk. 09.00 WITA

Implementasi
Mengukur tanda-tanda vital pasien

Evaluasi
DS: Ibu pasien mengatakan suhu
tubuh pasien panas dan pasien
gelisah.
DO: Suhu: 38 0 C,
N: 92x/m,
RR: 22x/m
Pasien tampak gelisah
Turgor kulit menurun
Konjungtiva pucat

Pk. 09.15 WITA

Mengukur BB Pasien

II

DS: ibu pasien mengatakan BB


ketika terakhir anaknya
ditimbang sekitar 17 kg
DO: BB:16kg

Pk. 09.30 WITA


I

Memberikan kompres hangat

DS: ibu pasien mengatakan suhu


tubuh pasien masih panas
DO : Suhu: 37,8 0 C, N: 94x/m, RR:
24x/m

Nama/Ttd

Pk. 09.30 WITA

Menganjurkan banyak minum

DS: ibu pasien mengatakan anaknya


minum cuma sedikit-sedikit dan

I/II

mual ketika diberi minum


DO: bibir pasien tampak kering

DS: Ibu pasien mengatakan anaknya


Pk. 10.00 WITA

Kolaborasi dalam pemberian obat


antipiretik (paracetamol syrup 120

mg)

lebih suka minum obat dalam


bentuk syirup
DO: Pasien kooperatif saat diberikan
obat
DS: ibu pasien mengatakan
semenjak sakit anaknya menjadi

Pk. 11.00

Mengkaji pola makan pasien,


makanan yang disukai dan tidak

II

disukai

tidak nafsu makan. Ibu pasien


mengatakan anaknya suka
makan nasi kuning.
DO: Pasien tampak tidak
menghabiskan porsi
makanannya
DS: Ibu Pasien mengatakan tidak
mengerti dengan penjelasan
perawat, ibu pasien mengatakan

Pk. 11. 30

Menjelaskan kepada ibu pasien

dirinya masih panik


DO: ibu pasien tampak kebingungan

II

tentang pentingnya makan bagi

ketika diberi KIE oleh perawat

kesembuhan pasien

dan tampak panik


DS: Ibu Pasien mengatakan pasien
tidak nafsu makan, mual dan
muntah-muntah
DO: pasien tampak tidak mau
makan, pasien tampak lemas

Pk. 12.00

Menganjurkan makan dengan porsi

DO : pasien kooperatif, obat

kecil tapi sering


II

diberikan secara oral dengan

Ti

dibantu oleh ibu pasien


DS: ibu pasien mengatakan badan
anaknya sudah tidak panas
DO: S: 37,5oC, N: 90x/m, RR: 24

Pk. 14.00

Delegasi dalam pemberian terapi

x/m

Paracetamol 120 mg
DS: Ibu Pasien mengatakan pasien

masih mual dan muntah-muntah


DO: pasien menghabiskan 7 sendok
Pk. 16.00
I/II
I

Mengobservasi TTV pasien

makan bubur yang disediakan


O : pasien kooperatif, obat diberikan
secara oral dan IV perset dengan
dibantu oleh ibu pasien

Pk. 18.00

Menganjurkan makan dengan porsi


kecil tapi sering

II
Pk. 22.00

Delegatif dalam pemberian terapi


paracetamol syrup 120 mg dan
Ranitidine 50 mg

I/II
2

Jumat, 12

I/II

Februari 2016

Pk. 06.00

Mengobservasi TTV pasien

DS: Ibu pasien mengatakan suhu


tubuh anaknya hangat
DO: S: 37,5oC, N: 94x/m, RR:
22x/m

Pk. 06.15
I/II

Pk. 07.00
III

Delegatif dalam pemberian terapi

DO: pasien kooperatif, obat

paracetamol syrup 120 mg dan

diberikan secara oral dan IV perset

Ranitidine 50 mg

dengan dibantu oleh ibu pasien

Mengobservasi intake dan output

DO :

cairan

Intake
Infus : 276 ml
Minum : 500 ml

Output
Kencing : 500 ml
IWL : 240 ml
BC=776-740=+36
Pk. 08.00
II

Menganjurkan makan dengan porsi

DS: ibu pasien mengatakan an. A

kecil tapi sering

hanya menghabiskan 5 sendok


makan, makanan yang diberikan
DO: an. A tampak tidak
menghabiskan porsi makanan yang
diberikan

Pk. 08.30
III

Mengobservasi hasil pemeriksaan

DO:

laboratorium

WBC 7 x 103/L
RBC

4.4 x 106/L

HGB 13 g/dL
HCT 36 % 40-48 %
PLT

126 x103 /mm3

Pk. 09.00

Mengukur BB pasien

DO: BB= 16 kg

Pk. 10.00

Mengukur TTV pasien

DS: Ibu pasien mengatakan suhu

II

badan anaknya tidak panas dan


banyak keluar keringat
DO: S: 36,1 oC, N: 98 x/m, RR
24x/m
Pk. 12.00

II

Menganjurkan makan dengan porsi


kecil tapi sering

DS: Ibu Pasien mengatakan pasien


hanya menghabiskan 5 sendok
makan dari 1 porsi makanan
yang diberikan dari RS, ibu
pasien mengatakan pasien masih
mual.
DO: pasien tampak menghabiskan 5
sendok makan, makanan yang
diberikan dan pasien tampak
mual-mual.
DS:ibu pasien mengatakan pasien

Pk. 13.00

Menganjurkan untuk banyak minum

III

minum sekitar 100 ml dari tadi pagi


DO: pasien tampak menghabiskan
100 ml air
DO : pasien kooperatif

Pk. 14.00

Delegasi dalam pemberian terapi

I
Pk. 16.00

Paracetamol 120 mg

DS: Ibu pasien mengatakan suhu

Mengukur TTV Pasien

tubuh anaknya hangat


DO: S:37,8oC, N: 94x/m, RR 22x/m

I/II
I

DO: Pasien kooperatif


Pk. 16.10
II

Menjelaskan pada ibu pasien tentang


pentingnya makanan bagi
kesembuhan penyakitnya
DO: Ibu pasien kooperatif

Pk. 17.00

Melakukan perawatan mulut


sesudah dan sebelum makan

II

DS: Ibu Pasien mengatakan pasien


Pk. 18.00

Menganjurkan makan dengan porsi


kecil tapi sering

masih mual dan muntah-muntah


DO: pasien menghabiskan 7 sendok
makan bubur yang disediakan

II

DO : pasien kooperatif, obat


Pk. 22.00

Delegatif dalam pemberian terapi


paracetamol syrup 120 mg dan
Ranitidine 50 mg

I/II
3

Jumat, 13
Februari 2016

I/II

Pk. 06.00

1. Mengobservasi TTV pasien

diberikan secara oral dan IV


perset dengan dibantu oleh ibu
pasien

DS: Ibu pasien mengatakan suhu


tubuh anaknya hsudah tidak panas

DO: S: 36,8oC, N: 99x/m, RR:


22x/m
I/II

III

Pk. 06.15

Pk. 07.00

Delegatif dalam pemberian terapi

DO: pasien kooperatif, obat

paracetamol syrup 120 mg dan

diberikan secara oral dan IV perset

Ranitidine 50 mg

dengan dibantu oleh ibu pasien

Mengobservasi intake dan output

DO :

cairan

Intake
Infus : 276 ml
Minum : 700 ml
Output
Kencing : 700 ml
IWL : 240 ml
BC=976-940=+36

II

Pk. 08.00

Menganjurkan makan dengan porsi

DS: ibu pasien mengatakan an. A

kecil tapi sering

mampu menghabiskan setengah


porsi makanan yang diberikan
DO: makanan yang tersisa setengah
porsi

III

Pk. 08.30

Mengobservasi hasil pemeriksaan

DO:

laboratorium

WBC 6 x 103/L
RBC

4.5 x 106/L

HGB 14 g/dL
HCT 36 % 40-48 %
PLT

148 x103 /mm3

II

Pk. 09.00

Mengukur BB pasien

DO: BB= 16 kg

Pk. 10.00

Mengukur TTV pasien

DS: Ibu pasien mengatakan suhu


badan anaknya tidak panas dan
banyak keluar keringat
DO: S: 36,2oC, N: 98 x/m, RR 23x/m
DS: Ibu Pasien mengatakan pasien

II

Pk. 12.00

Menganjurkan makan dengan porsi


kecil tapi sering

menghabiskkan porsi
makanan yang diberikan dari RS
DO: pasien tampak tidak lemas
DS:ibu pasien mengatakan pasien
minum sekitar 500 ml dari tadi pagi

III

Pk. 13.00

Menganjurkan untuk banyak minum


DO : pasien kooperatif

Pk. 14.00

Delegasi dalam pemberian terapi


Paracetamol 120 mg

DS: Ibu pasien mengatakan suhu


tubuh anaknya hangat

I/II

Pk. 16.00

Mengukur TTV Pasien

DO: S:37,8oC, N: 96x/m, RR 26x/m

I
DO: Pasien kooperatif
Pk. 16.10
I

Pk. 17.00
II

Menjelaskan pada ibu pasien tentang


pentingnya makanan bagi
kesembuhan penyakitnya

Melakukan perawatan mulut


sesudah dan sebelum makan

DO: Ibu pasien kooperatif

DS: Ibu Pasien mengatakan pasien


menghabiskkan porsi

Pk. 18.00

Menganjurkan makan dengan porsi


kecil tapi sering

II

makanan yang diberikan dari RS


DO: pasien tampak tidak lemas
DO : pasien kooperatif, obat
diberikan secara oral dan IV

Pk. 22.00
I/II

Delegatif dalam pemberian terapi


paracetamol syrup 120 mg dan
Ranitidine 50 mg

perset dengan dibantu oleh ibu


pasien

Minggu, 14
Februari 2016

I/II

Pk. 06.00

Mengobservasi TTV pasien

DS: Ibu pasien mengatakan suhu


tubuh anaknya hsudah tidak panas
DO: S: 36,8oC, N: 99x/m, RR:
22x/m

Pk. 06.15
I/II

Delegatif dalam pemberian terapi


paracetamol syrup 120 mg dan

DO: pasien kooperatif, obat

Ranitidine 50 mg

diberikan secara oral dan IV perset


dengan dibantu oleh ibu pasien

Pk. 07.00
III

Mengobservasi intake dan output

DO :

cairan

Intake
Infus : 276 ml
Minum : 700 ml
Output
Kencing : 700 ml
IWL : 240 ml
BC=976-940=+36

Pk. 08.00
II

Menganjurkan makan dengan porsi

DS: ibu pasien mengatakan an. A

kecil tapi sering

mampu menghabiskan 1 porsi yang


disediakan
DO: 1 porsi makanan habis

Pk. 08.30
III

Mengobservasi hasil pemeriksaan

DO:

laboratorium

WBC 6 x 103/L
RBC

4.5 x 106/L

HGB 14 g/dL
HCT 36 % 40-48 %
PLT

155 x103 /mm3

Pk. 09.00

Mengukur BB pasien

DO: BB= 16 kg

Pk. 10.00

Mengukur TTV pasien

DS: Ibu pasien mengatakan suhu

II
I

badan anaknya tidak panas


DO: S: 36,2oC, N: 98 x/m, RR 26x/m

EVALUASI
No
1

Hari/Tanggal
Minggu, 14 Februari

No

Evaluasi Sumatif

Dx
1

S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak

panas lagi
O : Suhu: 36,2oC, Nadi: 98 x/m, RR 26x/m
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien
S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak mual

2016

Minggu, 14 Februari
2016

Minggu, 14 Februari
2016

lagi, An. A mampu menghabiskan 1 porsi yang

disediakan
O : tidak terjadi penurunan berat badan, BB : 16 kg
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien
S : Ibu pasien mengatakan pasien mampu minum 700
cc/hari
O : Bibir lembab, Konjungtiva berwarna merah
muda, Suhu: 36,2oC, Nadi: 98 x/m, RR 26x/m
A : Tujuan Tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien

TTD

Você também pode gostar