Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Piping Stress analysis adalah suatu cara perhitungan tegangan (stress) pada pipa
yang diakibatkan oleh beban statis dan beban dinamis yang merupakan efek resultan dari
gaya gravitasi, perubahaan temperature, tekanan di dalam dan di luar pipa, perubahan
jumlah debit fluida yang mengalir di dalam pipa dan pengaruh gaya seismic. Process
piping dan power piping adalah contoh system perpipaan yang membutuhkan analisa
perhitungan piping stressnya yang dilakukan tentunya oleh pipe stress engineer untuk
memastikan rute pipa, beban pada nozzle, dan tumpuan pipa telah dipilih dan diletakkan
tepat pada tempatnya sehingga tegangan (stress) yang terjadi tidak melebihi limitasi
besaran maksimal tegangan yang diatur oleh ASME atau peraturan lainnya
(codes/standard) dan peraturan pemerintah (government regulations). Untuk melakukan
sebuah pipe stress analysis biasanya para piping engineer memakai pendekatan finite
element method dengan memakai beberapa software umum di dunia perpipaan yaitu
CAESAR II, AutoPipe, ROHR2 atau CAEPIPE.
Tujuan utama dari piping stress analysis adalah untuk memastikan beberapa hal berikut:
Teori maximum principal stress adalah yang digunakan dalam ASME B31.3 sebagai dasar
teori untuk analisa pipa. Nilai maksimum atau minimum dari normal stress bisa disebut
sebagai principal stress. Selanjutnya tegangan (stress) dapat dikelompokkan menjadi 3
kategori yaitu:
Primary Stresses
Terjadi karena respon dari pembebaban (statis dan dinamis) untuk memenuhi persamaan
antara gaya keluar dan gaya ke dalam, serta gaya momen dari sebuah sistem pipa. Primary
stresses are not self-limiting.
Secondary Stresses
Terjadi karena perubahan displacement dari struktur yang terjadi karena thermal expansion
dan atau karena perpindahan posisi tumpuan. Secondary stresses are self-limiting.
Peak Stresses
Tidak seperti kondisi pembebanan pada secondary stress yang menyebabkan distorsi, peak
stresses tidak menyebabkan distorsi yang signifikan. Peak stresses adalah tegangan
tertinggi yang bisa menyebabkan terjadinya kegagalan kelelahan (fatigue failure).
Static Stress Analysis
Setiap sistem perpipaan pasti mempunyai basic stress yang nantinya secara kumulatif bisa
disebut sebagai static stress. Basic stress terdiri dari:
(a) Axial Stress : = F /A
(b) Bending Stress : = Mb / Z
(c) Torsion Stress : = Mt / 2Z
(d) Hoop Stress : = PD / 2t
(e) Longitudinal Stress : = PD / 4t
(f) Thermal Stress : = T x x E
Basic Stress pada Pipa
Static stress analysis adalah sebuah analisa perhitungan pada pipa untuk memastikan nilai
dari semua tegangan (stress) akibat beban statis tidak melebihi dari limitasi yang diatur
oleh aturan atau standard tertentu. Biasanya, pada piping engineer menggunakan aturan
(standard) yaitu ASME B31.3 sebagai panduan untuk melakukan dan menganalisa static
stress. ASME B31.3 mengatur semua masalah perpipaan mulai dari limitasi propertis yang
dibutuhkan, sampai pada pembebanan yang memperhitungkan kondisi pressure, berat
struktur dan komponennya, gaya impact, gaya angin, gaya gempa bumi secara horizontal,
getaran (vibrasi), thermal expansion, perubahan suhu serta perpindahan posisi tumpuan
anchor.
ASME B31.3 mengklasifikasi beban menjadi 2 macam:
Primary Loads
Sustain Loads
Beban yang muncul terus menerus dan berkesinambungan selama masa operasi dari sistem
perpipaan. Contoh: gaya berat dari struktur pipa sendiri, pressure fluida yang mengalir di
dalamnya.
o
Occasional Loads
Beban yang muncul tidak berkesinambungan, atau munculnya tiba-tiba selama masa
operasi dari sistem perpipaan. Contoh: gaya angin, gaya gempa bumi.
Expansion Loads
Beban yang muncul karena adanya perubahan displacement dari system perpipaan
yang bisa diakibatkan oleh thermal expansion dan perubahan letak tumpuan.
Sedangkan dalam ASME B31.3 limitasi dari masing-masing besaran pembebanan adalah
sbb:
Jumlah beban longitudinal karena pressure, weight dan sustain loads lainnya kemudian
ditambah oleh tegangan yang diakibatkan occasional load seperti gempa bumi dan gaya
angin, nilainya tidak boleh melebihi 1.33Sh.
Mechanical Excitation
Pulsation
Analisa Vibrasi dapat didefinisikan sebagai studi dari pergerakan osilasi, dengan tujuan
mengetahui efek dari vibrasi dalam hubungannya dengan performance dan keamanan
sebuah sistem dan bagaimana mengontrolnya. Vibrasi secara sederhana dapat dilihat dari
gambar 3. Seperti terlihat pada gambar 3, ketika massa kita tarik ke bawah lalu dilepaskan,
maka pegas akan meregang dan selanjutnya akan timbul gerakan osilasi sampai periode
waktu tertentu. Hasil frekuensi dari gerakan osilasi ini bisa disebut sebagai natural
frekuency dari sistem tersebut dan merupakan fungsi dari massa dan kekakuan.
dengan,
EI
= kombinasi massa pipa dan massa tambah disekitar pipa persatuan panjang,
slug/ft
C
Sebagai contoh, jika kedua ujung bentangan bebas pipa diasumsikan berbentuk tumpuan
sederhana maka C adalah p/2 atau 1.57. Jika kedua ujung pipa diasumsikan diklem, C
adalah 3.5. Dalam praktek, cukup sulit untuk menentukan modeling terbaik kondisi ujung
bentangan bebas untuk mensimulasikan kondisi ujung yang diasumsikan.
Displacement
Velocity
Acceleration
Amplitudo dari ketiga hal di atas tergantung dari frekuensinya dan lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik di bawah ini.
Salah satu penyebab vibrasi pada pipa adalah flow dari fluida di dalam pipa itu sendiri.
Fenomena ini biasa dikenal dengan istilah Flow Induced Vibration (FIV). FIV bisa
disebabkan karena peningkatan flowrate (debit) fluida yang menyebabkan kecepatan fluida
di dalam pipa bertambah sehingga jenis aliran berubah dari laminar menjadi turbulen.
Aliran turbulen ini yang menyebabkan pipa bergetar (vibrasi).