Você está na página 1de 10

Analisa Kasus Managing Daddy Stress at Baxter

Healthcare

Disusun Oleh :
Andi Apri Sulistya Putri 14311134
Syadza Zulfa As Salsabila 14311146
Arendya Nariswari 14311147
Indri Puspita SaI 14311160

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Dosen Pengampu: Arif Hartono, SE. MHRM. PhD.

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015

1. Latar Belakang dan Sejarah Baxter

2.

Perusahaan Baxter Incorporated merupakan perusahaan perawatan

kesehatan yang ada di Amerika dengan kantor pusat yang berada di Deerfield
Illinois Amerika Serikat. Baxter Incorporated berdiri pada tahun 1931 dan
didirikan oleh Donald Baxter seorang dokter medis. Baxter Healthcare merupakan
pemasok bahan atau kebutuhan medis khusus untuk penderita penyakit Hemofilia ,
Penyakit Ginjal dan terapi Intraverna. Selama 2014, Baxter dan The Baxter
International Foundation memberikan lebih dari $ 50 juta, termasuk donasi
produk, kontribusi kas dan hibah yayasan. Perusahaan

ini telah memberikan

kontribusi hampir $ 332.000.000 selama lima tahun terakhir. Hibah

Yayasan

bertujuan untuk meningkatkan akses perawatan gigi, kesehatan mental dan


layanan kesehatan lainnya untuk anak-anak, yang tidak diasuransikan, veteran
dan orang tua. Secara khusus, pada tahun 2014, Yayasan menyumbangkan $ 2,9
juta pada kas di 21 negara. Pada tahun 2014, Baxter termasuk ke dalam urutan
13 di 100 daftar perusahaan Terbaik di majalah Citizen sebagai perusahaan yang
memiliki Tanggung Jawab Perusahaan untuk kinerja dan tanggung jawab sosial.
Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang kasus ketenaga
kerjaan yang terjadi di Baxter Incorporated.
3.

Selama beberapa waktu perempuan diharuskan memilih antara

keluarga dan karir. Sekarang waktunya laki-laki yang memilih antara keluarga dan
karir. Saat ini laki-laki yang harus berpikir ulang untuk membuat prioritas. Dia harus
dapat meluangkan waktu untuk istri dan keluarganya. Apapun yang terjadi,
mengkombinasikan hal tersebut di generasi muda saat ini untuk memulai perubahan
di tempat kerja. Teknologi juga memudahkan untuk menyelesaikan pekerjaan di
rumah.
4.

Pemimpin perusahaan melihat hal itu sebagai masalah baginya dan di karyawannya.
Sebagai contoh, M.Jansen Kraemer (44th), pada jam 6 sore sudah meninggalkan
kantornya untuk makan malam bersama keluarganya. Jansen menjadi generasi baru
bagi para pekerja yang memiliki ide dimana ia bisa menyelesaikan masalahnya ini.
Beberapa karyawan pria dan wanita biasanya justru memilih keluar dari pekerjaannya
karena mereka tidak bisa menyelesaikan masalah pekerjaannya serta membagi waktu
dengan keluarganya bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki beberapa anak.

5.

Istri Kramer mendukung suaminya untuk membagi waktunya terhadap keluarga.


Kramer tetap mengantar jemput anaknya dan mengantar anaknya ke penitipan anak
apabila ia ada rapat di kantor.

6.

Kraemer tidak hanya memiliki simpati, ia juga seorang karyawan yang berpotensi di
pasaran. Jadi, dia mendukung karyawan untuk fleksibel terhadap jam kerjanya.
Pegawai boleh menyelesaikan pekerjaannya dalam 4 hari dan sisanya dapat bekerja
dirumah.

7.

Untuk memastikan manajer mempraktekkan teori yang disampaikannya, kenaikan


manajer tergantung pada evaluasi dari bawahan, seberapa baik dia menyediakan
lingkungan kerja yang mendukung. Kraemer menulis suatu artikel pribadi di setiap
bulannya yang di dalam artikel tersebut biasanya menceritakan tentang kehidupan
rumah tangga Kraemer.

8.

Kraemer mengukur ketulusan karyawannya dalam bekerja dengan melihat bagaimana


mereka memimpin hidupnya. Contohnya, ketika ia tidak bekerja keluar kota, ia
memutuskan untuk tidak pulang terlalu larut malam, membantu anaknya mengerjakan
pekerjaan rumah dan makan malam bersama keluarga. Dari jam 10 malam sampai jam
1 pagi ia hanya menyalakan voicemail dan email. Para karyawannya pun memaklumi
kalau hal itu tidak mempengaruhi bagi perusahaan dan tidak akan menimbulkan
masalah bagi perusahaan.

9.

Disini Kraemer menyarankan bahwa dimanapun lokasi mu, dikota manapun


kantormu, tetaplah jalin komunikasi dengan keluarga dan sempatkanlah untuk pulang
apabila pekerjaanmu masih didalam kota, karena hal itulah yang dibutuhkan baginya.

10.
11. Rumusan Masalah
Bagaimana keseimbangan keluarga / pekerjaan berbeda untuk pria dan wanita?
Apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk memastikan lingkungan kerja di

perusahaan tersebut ramah terhadap keluarga?


Apa praktek HRM yang spesifik dan akan mendukung sebuah organisasi yang
ramah keluarga?
12.
13.
14.
15.

16.
17. Analisis Kasus
18.
19.
Dari kasus yang terjadi di perusahaan peralatan kesehatan Baxter
Incorporated kita dapat melihat bahwa para pekerja maupun manajer dapat tetap
meluangkan waktu mereka di sela-sela padatnya pekerjaan di perusahaan, namun jika
kita telaah lebih dalam tidak semua karyawan , manajer bahkan atasan dapat berpikir
dan menerapkan apa yang telah dilakukan oleh Kreamer karena pada dasarnya di
setiap perusahaan pastinya memiliki pimpinan maupun kebijakan yang beragam dan
tidak seluruh perusahaan longgar di dalam kebijakannya apalagi menyangkut hal yang
hubunganya dengan keluarga.
20.
Namun di sisi lain tanggung jawab sebagai orang tua mengharuskan
seorang pekerja atau karyawan dapat membagi waktunya antara waktu bekerja dan
waktu untuk anak-anaknya, sehingga anak-anak tetap merasakan dan mendapatkan
perhatian dari kedua orang tuanya. Quality time di dalam sebuah keluarga menjadi
sebuah moment yang penting di dalam tumbuh kembang seorang anak, terlebih saat
ini kebanyakan dari orang tua mengandalkan teknologi dan pengasuh sebagai
penolong atau jalan keluar bagi beberapa orang tua untuk menyelesaikan
permasalahan dalam mengurus anak dan bekerja. Bukannya menolong hal ini justru
semakin menjauhkan orang tua terhadap anak-anaknya yang menyebabkan berbagai
dampak tumbuh kembang pemikiran dan psikologis anak, mulai dari ketergantungan
terhadap teknologi masa kini hingga menjurus ke hal-hal negative seperti kenakalan
remaja karena kurangnya kontrol dan perhatian orang tua terhadap anaknya secara
langsung.

Di kasus ini Kraemer menerapkan Quality time nya secara teratur dan

semakin berjalan baik dengan adanya dukungan dari istrinya yang juga sama-sama
bekerja, anak-anak Kreamer pun tidak kurang perhatian dari kedua orangtuanya
bahkan seiring dengan berjalanya waktu dan usia anak-anak, membuat mereka
menjadi mengerti dan paham akan membagi waktu diantara keluarga dan pekerjaan.
Permasalahanya adalah tidak semua pria dan wanita yang bekerja memikirkan hal
tersebut dan terkadang berujung mengorbankan salah satunya sehingga terjadi ketidak
seimbangan, di sisi lain jika harus melepas suatu pekerjaan berarti tidak adanya
pemasukan orang tua untuk membiayai kelanjutan hidup anak-anaknya hal ini
menyebabkan para orang tua mengambil jalan pintas mengeksploitasi anak untuk
mencari uang seperti yang kebanyak terjadi di Indonesia saat ini.

21.

Menjawab rumusan masalah yang pertama tentang bagaimana pria dan

wanita melakukan pressure atau dorongan keseimbangan pekerjaan diantara pekerjaan


dan keluarga, mungkin hal ini tidak terjadi ketika era globalisasi belum berlangsung
karena pada zaman dahulu orang banyak beranggapan bahwa pria pekerjaanya
mencari nafkah sedangkan wanita mengurus rumah, tapi tidak saat ini dimana
kebutuhan hidup yang tidak terbatas mengharuskan beberapa wanita untuk bekerja
bahkan ada beberapa pekerja wanita yang merasa gengsi terhadap kaum pria. Pria
juga sangat berperan di dalam rumah tangga saat ini kebutuhan anak-anak akan sosok
seorang ayah sangat penting di dalam tumbuh kembang anak-anak yang selalu
dijadikan contoh pemimpin yang baik di dalam keluarganya. Peran keduanya
sebenarnya sangat penting di dalam pekerjaan dan keluarga namun terkadang
kebanyakan pria lebih banya menghabiskan waktu dalam bekerja, sehingga tak jarang
anak- anak merasa kehilangan sosok maupun perhatian lebih dari seorang ayah. Dari
permasalahan ini dapat disimpulkan bahwa seorang pria yang bekerja sesibuk apapun
pekerjaan yang merek miliki baiknya dapat menyeimbangkan keduannya dan saling
berbagi tugas dengan pasanganya di dalam mengurus anak.
22.

Untuk

memudahkan karyawannya dalam menyelesaikan pekerjaan

agar lebih efisien dan produktif, dalam kaitannya membagi waktu dengan keluarga,
maka perusahaan perlu membuat suatu teknologi maupun solusi yang dapat
mempermudahkan pekerja di dalam menyelesaikan pekerjaan meskipun tidak berada
di kantor tempat mereka bekerja. Karyawan sebaiknya dipermudah dengan fsilitas
berupa teknologi yang dapat menyelesaikan pekerjaan di rumah sehingga pekerjaan
tetap selesai tepat waktu. Kemudahan ini nanti nya akan berpengaruh juga terhadap
motivasi bekerja pekerja, manajer maupun seorang atasan sekalipun. Karyawan akan
lebih bersemangat untuk mengerjakan tugasnya karena tidak harus selalu berada di
kantor. Tetapi para karyawan tersebut harus tetap bertanggung jawab dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Mereka dapat menyelesaikan pekerjaan sambil tetap
berkumpul dengan keluarga.
23.

Di dalam penerapanya di dalam organisasi maupun perusahaan

dibutuhkan sikap tanggung jawab penuh dan tingkat kesadaran diri sebagai seorang
pekerja. Karyawan atau pekerja yang bersangkutan harus tetap mampu menyelesaikan
segala tugas yang ada di perusahaan meskipun disamping hal tersebut Karyawan
tersebut memiliki tanggung jawab di dalam keluarga, sikap toleransi dari antar

karyawan maupun pekerja , manajer serta atasan sangat disarankan agar tidak terjadi
adanya kesalah pahaman maupun ketidak adilan di dalam perusahaan, karyawan yang
menyempatkan waktunya dnegan keluarga atau mendapat kelonggaran waktu untuk
keluarganya juga harus sadar bahwa free-time atau Quality time yang diberikan oleh
kebijakan perusahaan tidak dapat digunakan sewenang-wenang karena meskipun
nantinya ada teknologi untuk menyelesaikan pekerjaan meskipun tidak di kantor etika
bekerja pun juga harus tetap dijunjung tinggi di dalam melakukan pekerjaan. Dalam
menghadapi permaslahan yang ada kami memiliki beberapa alternatif yang akan kami
jadikan menjadi acuan dan pemecah atau solusi dari permaslahan yang ada untuk
kemudia diimplementasikan ke dalam perusahaan agar keseimbangan diantara
prioritas keluarga dan pekerjaaan tetap terjaga .
24.
25. Alternatif Solusi
1. Menerapkan peraturan atau kewajiban hari kerja dari hari senin sampai dengan
hari Jumat dengan jam kerja dari pukul 9 pagi sampai dengan pukul 6 , alasan
mengapa jam kantor pukul sembilan adalah agar orangtua dapat terlebih dahulu
mengurusi anak mulai dari menyiapkan sarapan sampai dengan mengantarkan ke
sekolah, pertimbangan lainnya adalah guna untuk mengurangi kemacetan di hari
hari biasa, karena mayoritas perkantoran dan sekolah memiliki jam bekerja mulai
dari jam 7 pagi yang menyebabkan kepadatan jalan raya. Selain itu jam lembur
hanya diterapkan sampai dnegan jam 9 malam dan lembur tersebut hanya
dilakukan pada jangkauan hari senin sampai dengan jumat saja sedangkan sabtu
dan minggu adalah full hari untuk keluarga.
2. Menerapkan hari kerja dari hari senin sampai dengan sabtu dengan jam kerja
mulai pukul 8 pagi sampai dengan jam 6, alasan mengapa pukul 8 adalah
dikarenakan mempersiapkan anak adalah hal yang tidak terlalu memakan waktu
lama untuk melakukannya dan mengantar anak ke sekolah dapat dilakukan
sebelum jam 8 karena mayoritas anak sekolah masuk pada pukul 8, jika jam
masuknya kantor pukul 9 jangkauan waktunya akan terlalu lama dan membuang
jam kinerja karyawan terlalu banyak, selama bekerja karyawan diperbolehkan
kontak atau berhubungan dengan keluarga dengan waktu yang fleksible atau
kapanpun, lalu dari hari senin sampai sabtu merupakan full bekerja dengan
keringanan boleh berhubungan dengan keluarga dan hari minggu adalah hari
bebas untuk karyawan bercengkrama dengan keluarganya.

3. Alternatif ketiga adalah hari kerja yang diterapkan dari hari senin hingga hari
Jumat dengan jam kerja mulai pukul 8 pagi sampai dengan pukul 8 malam dengan
menetapkan waktu-waktu tertentu untuk menghubungi keluarga, yaitu pada waktu
istirahat pekerja yang telah dijadwalkan setiap hari kerjanya yaitu hari senin
sampai dengan jumat dengan waktu istirahat pukul 12 , pukul 3 sore dan pukul 6
di luar jam tersebut pekerja tidak diperkenankan berhubungan dengan keluarga
kecuali dalam keadaan terdesak jadi orang tua dapat menghabiskan waktu untuk
kegiatan keluarga pada hari sabtu dan minggu , hal tersebut sudah dirasa lebih dari
cukup untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, jika terlalu dibebaskan akan
banyak pekerja yang menyalahgunakan kebebasan tersebut sehingga pekerjaan
tidak dapat terselsaikan tepat waktu dan maksimal serta mengganggu konsentrasi
dari pekerja tersebut.
4. Alternatif keempat adalah hari kerja yang diterapkan setiap hari Senin sampai
dengan Jumat dari pukul 8 pagi sampai dengan pukul 7 malam dengan
menetapkan waktu tyang fleksibel bagi pekerja dengan perjanjian dan kebijakan
tertentu yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerja yang berkaitan dengan hal
berhubungan dengan pihak keluarga jika pekerja tersebut memiliki keluarga,
Manajemen Sumber Daya Manusia harus mengumpulkan data mengenai pekerja
tersebut secara detail dari mulai jumlah anak, pendidikan sang anak dan data
pekerjaan tentang sang istri apakah istrinya bekerja atau tidak, dan melakukan
pendekatan secara personal kepada pekerja agar tidak terjadi miss communication
di antara kedua belah pihak, perjanjian atau kebijakan tersebut dapat berupa surat
maupun form yang berisi perjanjian untuk menggunakan kebebasan hak
berhubungan dengan keluarga secara bijak dan tetap disiplin dan jika dalam
melakukan kewajiban ( pekerjaan) pegawai tersebut kinerjanya menurun atau
bahkan sering meninggalkan pekerjaan dikarenakan keluarganya dalam periode
tertentu dan membuat kinerja perusahaan turun maka perlu adanya sanksi bertahap
yang di berikan perusahaan kepada pegawai tersebut. Dengan begitu diharapkan
pegawai akan bijak di dalam menggunakan hak nya berhubungan dengan
keluarga, pekerja dapat meninggalkan pekerjaanya sebentar dengan alasan tertentu
atau mendesak dengan waktu pengganti jam pekerjaan yang ditinggalkanya
dengan lembur maksimal sampai dengan pukul 9 malam .
26.
27.
28. Keputusan

29.

Kami memutuskan untuk memilih alternatif 4 yang kami rasa cukup

relevan dan adil bagi setiap pekerja yang ada di perusahaan serta kami rasa jam
kerjanya mampu memenuhi apa yang dibutuhkan oleh perusahaan serta di sisi lain
pekerja tetap dapat berhubungan dengan keluarganya sehingga parents control
terhadap anak-anak mereka tetap terjaga dengan catatan pekerja tersebut mampu
menggunakan hak tersebut secara bijak, tidak menyalahgunakan hal tersebut untuk
menunda pekerjaan secara disengaja yang membuat hasil kerja perusahaan kurang
optimal. Diterapkanya sistem perjanjian yang diharapkan akan membuat pegawai
berpikir matang di dalam pembagian waktu berkomunikasi dengan keluarganya tetapi
tetap melakukan kewajibannya sebagai pegawai di perusahaan tersebut.
30.
31. Agenda Implementasi
32.
Pertama tama HRM harus mengumpulkan data pegawai siapa
sajakah pegawai yang memiliki keluarga , lalu untuk kemudian di
kelompokkan mana yang sudah berkeluarga dan mana yang belum, bagi yang
berkeluarga diwajibkan untuk mengisi form perjanjian mengenai pemberian
sanksi

jika

melakukan

penyalah

gunaan

terhadap

hak

kebebasan

berkomunikasi dengan keluarga, lalu kemudian diterapkanlah jam kerja dari


masing masing jabatan tersebut kepada masing masing pegawai.
33.
Selama proses berlangsungnya pegawai dalam pekerja HRM meneliti
satu per satu kinerja karyawan setiap periode nya mulai dari minggu pertama
bekerja hingga minggu keempat setelah diterapkanya alternatif tersebut
apakah ada penurunan kinerja dari pekerja yang berkeluarga dan pekerja
tersebut diketahui kerap kali ijin untuk mengurus keluarganya di rumah, jika
memang ada, HRM perlu melakukan pendekatan personal kepada pegawai
yang bersangkutan
berhak

membantu

untuk kemudian diselesaikan permasalahanya,HRM


pegawai

dalam

memberikan

solusi

permasalahan

pegawainya namun jika setelah di lakukan pendekatan dan pemberian solusi


pegawai tersebut di dalam 3 bulan bekerja masih saja pulang pergi dan ijinnya
semakin lama semakin tidak logis maka perlu diberlakukanya sanksi kepada
pegawai secara bertahap tujuannya agar pegawai sadar dan bertangggung
jawab atas keleluasaan perusahaan dalam memberikan kebebasan kepada
pegawai mulai dari pengurangan jam kerja yang pada jam kerja tersebut akan
digantikan oleh pekerja yang belum berkeluarga, jika masih melakukan hal

tersebut pegawai secara berkala akan diberikan sanksi berupa pemotongan gaji
hingga PHK.
34.
35. Kesimpulan dan Rekomendasi
36.

Kesimpulanya adalah perlunya pemberian hak setiap pekerja kepada

karyawanya secara layak mengenai kebebasan berhubungan dengan keluarga, anakanak masih memerlukan pengawasan serta perhatian dari orang tua di dalam
tumbukembanganya dengan melihat orang tua mereka bekerja namun tetap
menyempatkan waktu untuk anak-anak , mereka akan terbiasa dan nantinya saat
dewasa mereka juga akan mengerti dan dapat menerapkan hal tersebut di dalam
keluarganya , karena pertumbuhan dan psikologis anak sangat rentan terhadap hal-hal
yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan menerapkan alternatif tersebut
diharapkan kebutuhan akan keduannya akan seimbang diterapkan di dalam
perusahaan dengan catatan pegawai yan bersangkutan dapat sadar diri dan ememnuhi
tanggung jawabnya sebagai pekerja.
37. Rekomendasi :
38. Sebaiknya alternatif yang ada dilakukan evaluasi bertahap dalam jangka waktu yang
lebih pendek dikarenakan jika jamngka waktu evaluasi terlalu lama dikhawatirkan bagi
pekerja yang selalu ijin di dalam kerjanya nantinya akan berujung pada penurunan
kinerja perusahaan yang terlalu lama sehingga merugikan perusahaan
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.

48. Sumber Referensi

49.

https://en.wikipedia.org/wiki/Baxter_International

Você também pode gostar