Você está na página 1de 10

8.

NURFADIL WIRATAMA
ACHMAD PRABOWO
AHMAD FACHRY TOAHA
A. MALIK MAULANA
ADRIZAL RAMADHAN .S
PATRA ANGGANA P
ABDUL RAHMAN QADAFI

SMPN 12
MAKASS
AR

EFEKTIVITAS PENANGGULANGAN
NARKOBA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menganugrahkan kami untuk
membuat/ menyusun artikel tentang PENANGGULANGAN NARKOBA!!! tujuannya adalah
tiada lain untuk menyumbangkan ilmu untuk si pembaca agar dapat menjaga kesehatan mereka
dan agar mengetahui bahaya narkoba serta cara penanggulangannya.
Artikel PENANGGULANGAN NARKOBA ini sangat di perlukan karena di dalamnya
terdapat hal-hal tentang narkoba seperti cara menanggulangi narkoba agar kita dapat hidup sehat
terhindar dari bahaya narkoba.
Kita menyadari bahwa sekarang anak muda telah terpengaruh oleh era globalisasi yang
berdampak negative seperti Narkoba. Tentu hasil dari artikel ini ada kekurangannya.Dengan
upaya dan semangat peningkatan ilmu pengetahuan, kami senantiasa membuat artikel ini.
Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semu. Amin.

Efektivitas Penanggulangan Narkoba Melalui


Sistem Plug In Dalam Materi Pembeljaran
Pada Lembaga Pendidikan Formal
Dewasa ini kenakalan remaja yang terjadi di Indonesia sudah memasuki taraf yang
memprihatinkan. Kenakalan yang ada tidak sekadar pencarian jati diri ataupun
pengakuan eksistensi masyarakat melainkan sudah cenderung pada sikap kurang terpuji.
Banyak remaja yang merokok, minum minuman keras dan yang lebih berbahaya lagi
penyalahgunaan narkoba.

enakalan remaja ini cenderung meningkat setiap tahunnya khususnya dalam


penggunaan narkoba. Ironisnya narkoba ini tidak hanya mengancam kalangan atas,
kalangan bawah pun sudah jamak memakainya. Remaja sebagai pewaris bangsa ke
depan haruslah terhindar dari narkoba. Akan sangat mengkhwatirkan jika Indonesia gagal dalam
menanggulangi Narkoba secara efektif karena kemungkinan lahir sebuah generasi yang hilang
tidak terelakan. Generasi muda yang merupakan cermin dari barisan reformasi tidak lagi peka
terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekelilingnya.
Selain itu harkat dan martabat bangsa akn semakin rendah jika para pemimpinnya kelak
merupakan generasi yang tadinya adalah generasi yang kurang berbudi pekerti, cepat putus asa
dan tidak menghadapi tantangan zaman yang semakin berat.
Menyikapi ancaman Narkoba ini banyak cara yang sudah dan terus dilakukan baik
penanggulangan secara preventif (mencegah) maupun represif (penindakan). Akan tetapi banyak
usaha pencegahan dan pengobatan belumlah efektif dalam penanggulangan Narkoba. Usaha
tersebut belum mencakup ke seluruh lapisan dan tidak terstruktur.
Pengertian Narkoba
Menurut FA Purwoko (2003), istilah Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika
dan zat (bahan adiktif) lainnya. Ini diperjelas dalam UU No.22 Tahun 1997 tentang natkotika:
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sinetris
maupun semi sinetris yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat manimbulakan ketergantungan,
yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini
atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

Jenis Narkoba Yang Disalahgunakan


Menurut Purwoko, secara garis besar narkoba meliputi a) narkotika, b) psikotropika dan c)
zat-zat adiktif lainnya. Adapun M Arief (2004) mangemukakan ruang lingkup narkoba lebih luas
yakni narkotika, psikotropika, minuman keras (beralkohol) dan bahan-bahan berbhaya. Dengan

demikian ada banyak jenis narkoba. Jika dikonsumsi, jenis-jenis narkoba memiliki khasiat,
pengaruh dan efek negatif yang beragam. Selain itu Purwoko menyatakan jenis narkoba yang
sering disalahgunakan oleh remaja yaitu ekstasi, shabu, ganja, opiate, kokain, zat penenang, zat
halusinogen, bahan adiktif (bahan yang menyebabkan efek ketagihan) seperti alcohol. Kafeib,
nikotin dan solvent.
Korban Penyalahgunaan Narkoba
Berdasarkan hasil penelitian Dadang Hawari tahun 1990, didapatkan bahwa remaja (berusia
13-17 tahun) merupakan pemakai (penyalahgunaan ) narkoba terbesar (97 %) di Indonesia.
Sementara Purwoko menyatakan bahwa sebagian besar korban penyalahgunaan narkoba berusia
1525 tahun.
Sementara perkembangan kasus penyalahgunaan narkoba dari tahun ke tahun terus
meningkat. Berdasarkan data Mabes Polri per September 2003 terungkap bahwa pada akhir 2000
terdapat 3478 kasus narkoba. Di akhir September 2003 angka itu meningkat signifikan menjadi
3729 kasus. Sedangkan Dadang Hawari menyatakan bahwa jumlah pasien NAZA yang ada di
masyarakat sebanyak 10 kali dari angka resmi yang tercatat.
Menyimak gejala yang dikemukakan di atas, banyak elemen masyarakat yang berupaya
mengadakan kegiatan dalam rangka penanggulangan narkoba. Ironisnya berdasarkan hasil
temuan Tim Pokja Depdiknas 2002, sekitar 70 pasien dari 4 juta pecandu narkoba tercata sebagai
anak usia sekolah yang berumur 1420 tahun. Semua ini terjadi akibat publikasi dampak
penyalahgunaan narkoba yang tidak tepat. Kesalahan tersebut terjadi pada proses edukasi
kompanye narkoba seperti pada acara seminar maupun diskusi, pemberian materi di kelas dan
sasaran usia anak didik yang tidak tepat justru memicu anak sekolah untuk mencoba barang
haram tersebut. Selain itu menghadirkan selebritis mantan pengguna narkoba pada acara-acara
seminar membuka peluang meningkatnya pengguna narkoba karena sesuai dengan karakteristik
remaja yang suka meniru.
Upaya Penanggulangan Narkoba
Melihat kompleksnya persoalan ini, pada upaya konkret guna mencegah penyalahgunaan
narkoba khususnya di kalangan remaja yang melibatkan partisipasi semua pihak mulai dari
pemerintah, masyarakat, keluarga maupun sekolah. Mencegah lebih baik mengobati. Untuk itu
penyampaian pengetahuan narkoba sejak dini sangat dibutuhkan bagi remaja saat ini. Di sekolah
pencegahaan penyalahgunaan narkoba tidak seharusnya hany bergantungn pada bimbingan dan
konseling (BK). Kenyataan yang terjadi di lapangan, tidak semua sekolah yang mempunyai guru
pembimbing, sedangkan peredaran narkoba dan korbannya tidak pandang bulu. Untuk itulah
perlu dibuat sistem baru yang sesuai dengan kondisi yang ada, kurikulum (dalam hal ini berbasis
kompetensi) dan tuntutan zaman. Adapun sistem yang bisa diandalkan sebagai salah satu
problem solver yang efektif dalam penanggulangan narkoba di lembaga pendidikan formal
adalah melalui system plug in yaitu memasukan materi yang berkaitan dengan narkoba ked lam
mata pelajaran. Melalui jalur pendidikan formal ini siklus tindakan preventif penanggulangan
narkoba tidak dibatasi oleh kegiatan tertentu melainkan dapat berjalan bertahap sehingga proses
ini benar-benar mujarab. Meskipun cakupannya terbatas yakni hanya pembelajaran,sistem pluh
in lebih efektif karena 1) terencana, proses penyampaian materi berdasarkan kurikulum, 2)
terstruktur, merupakan bagian dari sistem pembelajaran yang tersiri atas guru, siswa, materi,

media dll, 3) berjenjang, materi yang disajikan disesuaikan dengan tingkat dan umur para
pebelajar.
Adapun bentuk kegiatan penanggulangan narkoba dalam system Plug In ini dapat diuraikan
sebagai berikut: 1. Memberikan informasi seluas-luasnya kepada siswa tentang bahaya
penyalahgunaan narkoba. Kegiatan ini bisa disampaikan pada mata pelajaran agam, PPKN,
Bahasa Indonesia dan Muatan Lokal untuk SMP, SMA dan PT meliputi penyampaian sejumlah
informasi baik secara langsung (tatap uka) atau teks bacaantentang narkoba kepada siswa.
Sedangkan untuk SD, mata pelajaran yang bisa meliputi pelajaran agama, PPKN, Bahsa
Indonesia dan Muatan Lokal. 2. Membimbing siswa untuk menerapkan pola hidup sehat. Yang
dimasud adalah memberikan penerangan, contoh langsung serta imbauan kepada siswa untuk
memahami hidup sehat dengan menghindari makanan dan minuman yang membahayakan
kesehatan jiwa dan raga serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Poin ini dapat
disisipkan ke dalam mata pelajaran olah raga, biologi (IPA) dan PKK. Selain itu, yang perlu
diperhatikan adalah:
a.
Materi yang diberikan adalah sejumlah bahan yang disampaikan oleh guru tentang
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Untuk amta pelajaran yang memungkinkan
dimasukannya materi narkoba, maka materi disampaikan sperti materi pelajaran pada
umumnya. Sedangkanuntuk mata pelajaran yang tidak berkaitan langsung dnegan narkoba,
maka materi ini dapat disusun dalam bentuk bahan bacaan, tema diskusi ataupun
dikemasdalam bentuk contoh-contoh. Materi tersebut maliputi materi tentang pengertian
narkoba, jenis-jenis narkoba, penyalahgunaan dan penanggulangan narkoba serta prinsip atau
pola hidup sehat.
b.
Metode yang digunakan, yang dimaksud adalah cara, teknik maupun startegi yang
digunakan oleh guru dalam penyampaian informasi tentang penyalahgunaan narkoba di
kalangan remaja. Metode yang bisa digunakan meliputi ceramah, diskusi, tanya jawab dan
latihan.
c.
Sarana dan prasarana yang dapat menunjang yaitu segala sesuatu yang dapat
mendukung pelaksanaan kegiatan tentang penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja oleh
guru baik berupa ruangan, peralatan maupun lingkungan.

Mengingat sudah menjamurnya pengaruh Narkoba diberbagai kalangan maka


Penanggulangan Narkoba sangatlah penting, guna untuk menjaga generasi penerus bangsa.
Cara terbaik untuk mencegah kecanduan terhadap Narkoba adalah dengan tidak mengkonsumsi
kembali obat-obat terlarang, nah perlunya pihak dokter, layanan masyarakat, keluarga
memberikan penjelasan secara detail efek dari obat terlarang dalam dosis berlebih terhadap tubuh
kita.
Nah apabila Anda perlu mengambil lebih banyak dosis diluar yang telah dianjurkan karena
penyakit kambuh kembali, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter Anda.
Orang tua dapat mengambil langkah-langkah berikut dalam membantu Penanggulangan
Narkoba khusus bagi anaknya :

Komunikasi, sering berbicara antar orang tua dan anak, dengan memberikan informasi
tentang resiko penggunaan dan penyalahgunaan Narkoba atau obat-obat terlarang.

Dengarkan, Jadilah pendengar yang baik bagi orang tua bila anak-anak sedang berbicara
mengenai tekanan antar sebaya mereka, maka anak akan mendukung dalam penolakan
terhadap Narkoba.
Jadilah Contoh Yang baik, mencontohkan pengaruh buruk terhadap anak, khususnya
ketergantungan kepada obat terlarang, akan berdampak sangat buruk bagi perkembangan
hidupnya, dan efeknya akan lebih cepat untuk kecanduan Narkoba.
Jagalah keharmonisan keluarga, memperkuat hubungan dalam keluarga itu sangat
diperlukan, karena bila anak dikucilkan dalam keluarga, maka dia akan merasa asing,
sendirian dan biasanya obat terlaranglah sebagai penghilang rasa sakit yang diderita oleh
si anak.

Tujuan dari program terapi kecanduan obat pada umumnya adalah agar si pasien berhenti
menggunakan obat-obat terlarang secepat dan se aman mungkin, cara penanggulangan
Detoxification secara bertahap akan mengurangi dosis obat atau zat kimia seperti methadone
yang memiliki efek samping yang tidak terlalu parah bagi tubuh. Untuk beberapa orang,
mungkin lebih aman bila menjalani proses program Rehabilitasi rawat jalan.
Beberapa bentuk penanggulanan Narkoba tambahan setelah Detoxification :

Konseling, pasien atau keluarga melakukan konsultasi kepada psikolog, atau psikiater,
nah kegiatan ini dapat membantu si pasien terhindar dari kecanduan obat-obatan,
kebiasaan atau prilaku terapi yang dijalankan akan membantu si pasien apabila terjadi
kambuh atau penarikan kembali terhadap obat-obatan.

Program Perawatan, program perawatan ini termasuk pendidikan umum dan sesi terapi
yang difokuskan pada pembentukan ketenangan dan pencegahan kecanduan kembali.
Self help groups meeting, seperti pertemuan kelompok khusus untuk ketergantungan
obat Narkoba tingkat satu. Dengan sharing secara personal permasalahan yang terjadi
dapat meningkatkan harga diri dari si pasien, sehingga dapat mencegah dari kecanduan
Narkoba.

Peer Education atau Pendidikan di kalangan anak muda, telah menjadi populer di berbagai
Negara sebagai metode pendidikan dan pencegahan narkoba bagi anak muda.
Program ini beroperasi pada prinsip bahwa anak muda yang lebih mungkin untuk bisa
menyebarkan informasi serta pendekatan lainnya dikalangan kaum muda lainnya. Pendidik
dalam program ini, melatih khusus agar informasi positif bisa menyebar secara luas di
lingkungan anak-anak muda.
Manfaat dari program ini secara luas berdampak positif dalam hal pengetahuan, keterampilan,
pengembangan diri, sikap dan keyakinan.

NARKOBA
Dari sisi medis, narkoba memang dilegalkan dan hanya digunakan untuk keperluan medis dan
memiliki nilai positif. Tapi bila digunakan diluar keperluan medis, narkoba membawa dampak
negative dan membahayakan bagi para pemakainya. Penyalah gunaan narkoba diluar
kepentingan medis sesungguhnya perbuatan melanggar hukum, oleh karena itu para produsen,
pengedar dan jaringannya, dan pemakainya harus ditindak tegas secara hukum. Untuk
penanggulangan penyalah gunaan narkoba diperlukan upaya yang terpadu dan komprenhensif
yang meliputi upaya preventif, represif, terapi dan rehabilitasi. Penanggulangan harus dilakukan
bukan saja oleh pemerintah tetapi juga oleh non pemerintah penanggulangan pada upaya
Demand reduction and supply reduction secara simultan, sinkron, koordinatif, kontinyu dengan
perangkat hukum memadai.
UPAYA PENANGGULANGAN
1. Preventif
- Pendidikan Agama sejak dini
- Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh perhatian dan kasih saying.
- Menjalin komunikasi yang konstruktif antara orang tua dan anak
- Orang tua memberikan teladan yang baik kepada anak-anak.
- Anak-anak diberikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba, jenis, dan dampak
negatifnya
2. Tindakkan Hukum
-Dukungan semua pihak dalam pemberlakuan Undang-Undang dan peraturan disertai tindakkan
nyata demi keselamatan generasi muda penerus dan pewaris bangsa. Sayangnya KUHP belum
mengatur tentang penyalah gunaan narkoba, kecuali UU No :5/1997 tentang Psikotropika dan
UU no : 22/1997 tentang Narkotika. Tapi kenapa hingga saat ini penyalah gunaan narkoba
semakin meraja lela ? Mungkin kedua Undang-Undang tersebut perlu di tinjau kembali
relevansinya atau menerbitkan kembali Undang-Undang yang baru yang mengatur tentang
penyalahgunaan narkoba ini.
3. Rehabilitasi
Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang rumah sakit secara khusus untuk
mereka yang telah menderita ketergantungan. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa
alternative penanggulangan yang dapat kami tawarkan :
a. Mengingat penyalah gunaan narkoba adalah masalah global, maka penanggulangannya harus
dilakukan melalui kerja sama international.
b. Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah pelaksanaan Hukum yang tidak
pandang bulu, tidak pilih kasih. Kemudian menanggulangi masalah narkoba harus dilakukan
secara terintegrasi antara aparat keamanan ( Polisi, TNI AD, AL, AU ) hakim, jaksa, imigrasi,
diknas, semua dinas/instansi mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah. Adanya ide tes urine
dikalangan Pemda Kalteng adalah suatu ide yang bagus dan perlu segera dilaksanakan. Barang
siapa terindikasi mengkomsumsi narkoba harus ditindak sesuai peraturan DIsiplin Pegawai Negri
Sipil dan peraturan yang mengatur tentang pemberhentian Pegawai Negri Sipil seperti tertuang
dalam buku pembinaan Pegawai Negri Sipil. Kemudian dikalangan Dinas Pendidikan Nasional

juga harus berani melakukan test urine kepada para siswa SLTP-SLTA, dan barang siapa
terindikasi positif narkoba agar dikeluarkan dari sekolah dan disalurkan ke pusat rehabilitasi. Di
sekolah- sekolah agar dilakukan razia tanpa pemberitahuan sebelumnya terhadap para siswa
yang dapat dilakukan oleh guru-guru setiap minggu. Demikian juga dikalangan mahasiswa di
perguruan tinggi.
c. Khusus untuk penanggulangan narkoba di sekolah agar kerja sama yang baik antara orang tua
dan guru diaktifkan. Artinya guru bertugas mengawasi para siswa selama jam belajar di sekolah
dan orang tua bertugas mengawasi anak-anak mereka di rumah dan di luar rumah. Temuan para
guru dan orang tua agar dikomunikasikan dengan baik dan dipecahkan bersama, dan dicari upaya
preventif penanggulangan narkoba ini dikalangan siswa SLTP dan SLTA.
d. Polisi dan aparat terkait agar secara rutin melakukan razia mendadak terhadap berbagai
diskotik, karaoke dan tempat-tempat lain yang mencurigakan sebagai tempat transaksi narkoba.
Demikian juga merazia para penumpang pesawat, kapal laut dan kendaraan darat yang masuk,
baik secara rutin maupun secara insidental.
e. Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan POLRI untuk menerbitkan sebuah booklet
yang berisikan tentang berbagai hal yang terkait dengan narkoba. Misalnya apakah narkoba itu,
apa saja yang digolongkan kedalam narkoba, bahayanya, kenapa orang mengkomsumsi narkoba,
tanda- tanda yang harus diketahui pada orang- orang pemakai narkoba cara melakukan upaya
preventif terhadap narkoba. Disamping itu melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah, perguruan
tinggi, dan berbagai instansi tentang bahaya dan dampak negative dari narkoba. Mantan pemakai
narkoba yang sudah sadar perlu dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan seperti itu agar
masyarakat langsung tahu latar belakang dan akibat mengkomsumsi narkoba.
F. Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali untuk membina iman dan
rohani para umatnya agar dalam setiap kotbah para tokoh agama selalu mengingatkan tentang
bahaya narkoba.
g. Seperti di Australia, misalnya pemerintah sudah memiliki komitmen untuk memerangi
narkoba. Karena sasaran narkoba adalah anak-anak usia 12-20 tahun, maka solusi yang
ditawarkan adalah komunikasi yang harmonis dan terbuka antara orang tua dan anak-anak
mereka. Booklet tentang narkoba tersebut dibagi-bagikan secara gratis kepada semua orang dan
dikirin lewat pos kealamat-alamat rumah, aparteman, hotel, sekolah-sekolah dan lain-lain.
Sehubungan dengan kasus ini, maka keluarga adalah kunci utama yang sangat menentukan
terlibat atau tidaknya anak-anak pada narkoba. Oleh sebab itu komunikasi antara orang tua dan
anak-anak harus diefektifkan dan dibudayakan.

Kesimpulan
Melalui sistem Plug In, narkoba dapat diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan formal
dengan tidak mengiliminasi jalur pendidikan non formal. Sistem Plug ini pada jalur pendidikan
formal dirasa dapat membantu proses penanggulangan narkoba lebih efektif. Selain itu dengan
materi-materi yang diberikan, apra pebelajar tidaj hanya ampu mengatasi permasalahaan dirinya
tapi melahirkan konselor-konselor di sekitarnya. Tentunya, agar proses penanggulangan narkoba
ii lebih meluas, upaya-upaya penanggulangan yang sudah ada tetap berjalan beriringan sehingga
target pemerintah tahun 2015 Indonesia terbebas dari narkoba dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA :

1. http://agnessekar.wordpress.com/2009/03/07/penanggulanganmasalah-narkobamiras-dan-judi/
2. www.anneahira.com/narkoba/penanggulangan-narkoba.htm
3. echamoy.files.wordpress.com/.../artikel-penanggulangannarkoba.doc

Você também pode gostar