Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Deskripsi Singkat
Relevansi
: Mata kuliah ini sebagai lanjutan dari materi auditing I dan II yang lebih
spesifik membahas mengenai profesi audit internal.
AUDIT
EVIDENCE
AUDIT
PROCEDURES
WORKING
PAPERS
AUDIT EVIDENCE
Bukti Audit (Audit Evidence) komponen yang sangat penting dari semua proses audit
internal. Kualitas hasil audit internal dan saran tergantung pada kemampuan mereka untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit yang cukup dan tepat.
Dalam pengumpulan bukti memerlukan interaksi yang luas dan komunikasi dengan
personil auditee dalam penugasan audit. Maka dari itu, auditor internal harus terbuka,
komunikatif, dan kolaboratif. Manajer dan karyawan memahami tujuan dan ruang lingkup
penugasan audit. Auditor internal secara khusus mencari hal-hal yang mengandung sinyal
ketidakberesan/ kesalahan.
Gambar 1
Professional Skepticism And Reasonable Assurance
Bukti audit harus persuasif untuk meminimalisasi risiko audit (audit risk), adalah
risiko pengambilan kesimpulan audit yang tidak valid dan/ memberikan saran yang salah
dalam penugasan audit.
Pedoman bagi auditor internal untuk mendapatkan bukti audit yang persuasif:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Bukti dari pihak ketiga yang independen lebih dapat diandalkan (more reliable)
dibandingkan dari personil auditee;
Bukti yang dihasilkan oleh sistem dengan kontrol yang efektif lebih dapat diandalkan
(more reliable) dibandingkan yang dihasilkan oleh sistem dengan kontrol tidak
efektif;
Bukti yang diperoleh secara langsung oleh auditor internal lebih dapat diandalkan
(more reliable) dibandingkan secara tidak langsung;
Bukti yang terdokumentasi lebih dapat diandalkan (more reliable) dibandingkan tidak
terdokumentasi;
Bukti tepat waktu lebih cukup/ dibutuhkan (more sufficient) daripada tidak tepat
waktunya;
Bukti yang kuat lebih cukup/ dibutuhkan (more sufficient) daripada bukti yang
lemah;
Ukuran sampel yang lebih besar lebih cukup/ dibutuhkan (more sufficient) dari
sampel yang lebih kecil.
Tabel 1
Reliability Of Documentary Evidence
Levels Of
Reliability
High
Descriptions
Dokumen yang disiapkan oleh auditor internal
Example Documents
Inventory test counts
Process maps
Risk and control
Matrices
Confirmations
Cut off bank statement
Letters from outside
attorneys
Medium
Low
Vendor invoices
Canceled checks
Deposit slips
Written policy statement
Receiving reports
Time cards
AUDIT PROCEDURES
Gambar 3
Audit Procedures
Prosedur Audit (Audit Procedures), merupakan tugas tertentu yang dilakukan oleh
auditor internal untuk mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan untuk mencapai tujuan
audit yang ditentukan.
Selama proses audit, harus menerapkan:
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
Inquiry
Memberikan pertanyaan kepada auditee secara personal atau pihak ketiga dan
memberikan respon baik lisan maupun tertulis. Inquiry membuat bukti audit secara
tidak langsung. Bukti tersebut bisa bersifat persuasive jika inquiry tersebut diberikan
langsung kepada auditee atau pihak ketiga dan responnya tidak bias. Bentuk inquiry
tersebut dapat berupa wawancara, survey, dan kuesioner.
2.
Observation
Merupakan proses melihat orang, prosedur, dan proses secara langsung.
Observation pada umumnya lebih persuasif dibandingkan inquiry karena auditor
internal secara langsung dalam mengumpulkan buktinya. Keterbatasan mengenao
observation adalah mengenai waktu pengumpulan buktinya. Auditor internal dalam
mengumpulkan bukti dengan melakukan observation terkadang mendapatkan bukti
yang tidak mewakili secara keseluruhan.
3.
Inspection
Merupakan proses mempelajari dokumen dan catatan dan memeriksa secara fisik
sumber daya yang berwujud. Pemeriksaan fisik sumber daya berwujud memberikan
auditor internal dengan pengetahuan secara langsung dari keberadaan dan kondisi
fisik sumber daya. Auditor internal harus mengakui dan memperhitungkan tingkat
keahlian mereka.
4.
Vouching
Merupakan proses pelacakan informasi secara mundur dari satu dokumen, catatan
atau sumber daya berwujud ke dokumen lainnya yang disiapkan sebelumnya.
Vouching dilakukan khusus untuk menguji validitas informasi yang didokumentasikan
atau direkam.
5.
Tracing
Merupakan proses pelacakan inormasi secara maju dari satu dokumen, catatan, atau
sumber daya berwujud, ke dokumen lainnya yang disiapkan sebelumnya. Tracing
dilakukan khusus untuk menguji kelengkapan informasi yang didokumentasikan atau
direkam.
6.
Reperformance
Merupakan proses mengulangi kontrol atau prosedur lainnya. Reperforming kontrol
memberikan bukti audit langsung mengenai efektivitas operasi. Reperforming
perhitungan memberikan bukti langsung apakah perhitungan auditee benar. Secara
independen merumuskan perkiraan akuntansi, seperti penyisihan kredit macet, dan
membandingkannya dengan estimasi auditee memberikan bukti langsung mengenai
kewajaran estimasi auditee.
7.
Analytical Procedures
Menilai informasi yang diperoleh selama penugasan audit dengan mengidentifikasi
atau mengembangkan perbandingan antara informasi yang didapatkan dengan
harapan oleh auditor internal. Berikut adalah analytical procedures yang biasanya
digunakan yaitu:
a.
b.
Ratio Analysis
Auditor internal menghitung rasio yang berkaitan dengan keuangan (misal
current ratio, gross profit percentage, inventory turnover, and cost of raw
materials purchased divided by cost of finished goods produced) dan rasio
non finansial (missal sales divided by square footage of sales space, payroll
Trend Analysis
Auditor internal membandingkan informasi kinerja (contoh individual
amount, common-size percentages, and/ or ratios) untuk periode fiskal saat
ini dengan informasi lainnya dari periode lainnya.
d.
e.
External Benchmarking
Auditor internal membandingkan informasi kinerja bagi organisasi dengan
organisasi lainnya.
f.
Internal Benchmarking
Auditor internal membandingkan informasi kinerja satu unit organisasi
dengan unit organisasi lainnya.
8.
Confirmation
Mendapatkan langsung verifikasi tertulis mengenai keakuratan informasi dari pihak
ketiga yang independen. Bukti yang diperoleh melalui konfirmasi umumnya dianggap
sangat handal karena datang langsung dari sumber-sumber independen kepada
auditor internal. Terdiri dari 2 jenis umum mengenai konfirmasi:
a.
b.
Adalah perangkat lunak serbaguna yang dapat digunakan untuk tujuan umum seperti
pemilihan record, pencocokan, perhitungan kembali, dan pelaporan. Contoh:
a.
Software utilitas (Utility software);
b.
Uji data (Test data);
c.
Software aplikasi untuk tracing dan pemetaan (Application software tracing and
mapping);
d.
Sistem audit pakar (Audit expert systems);
e.
Audit kontinu (Continuous auditing).
WORKING PAPERS
IIA
Gambar 4
Working Papers
Gambar 5
Purpose of Working Paper
Contents
of Working Papers
The content of internal audit engagement
working paper will depend on the nature of
the engagement. They should always,
however, provide complete, accurate, and
concise documentation of the engagement
process.
Gambar 6
Contents of Working Paper
Isi kertas kerja dari penugasan audit internal akan tergantung pada sifat dari
penugasan audit. Mereka selalu harus, bagaimanapun, menyediakan dokumentasi lengkap,
akurat, dan ringkas dalam proses audit tersebut.
Jenis-jenis dari working paper yang biasa digunakan dalam penugasan audit adalah
contohnya sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Program kerja yang dibuat untuk dokumen mengenai nature, extent, dan timing dari
prosedur spesifik audit;
Anggaran waktu dan alokasi sumber daya untuk penugasan audit;
Kuesioner untuk mendapatkan informasi tentang auditee (tujuan, risiko, kontrol, dll);
Peta proses atau diagram alur yang digunakan untuk kegiatan proses dokumen;
Tabel, grafik, dan diagram digunakan untuk merencanakan dampak dan
kemungkinan risiko usaha;
Agenda untuk pertemuan dengan tim audit internal dan auditee;
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
Gambar 7
Working Paper Standarization
Berikut adalah standarisasi dari kertas kerja yang digunakan dalam penugasan audit
adalah:
a.
b.
c.
d.
Gambar 8
Working Paper Standarization For Complete And Well Organized
File-file dalam working paper harus lengkap dan terorganisir dengan baik, bahwa
setiap file harus:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Ditandatangani dan diberi tanggal oleh auditor internal yang melakukan pekerjaan
dan yang meninjau pekerjaan;
Mengidentifikasi dengan jelas mengenai sumber data auditee;
Penjelasan yang jelas dari spesifik prosedur yang harus dilakukan;
Tertulis dengan jelas dan mudah dimengerti.
REFERENSI
Reding, et., al. 2009. Internal Auditing: Assurance & Consulting Services. The Institute of
Internal Auditors Research Foundation (IIARF): Second Edition. Florida.