Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
PENDAHULUAN
Air merupakan penopang kehidupan
manusia dalam memproduksi pangan.
Menurut PBB melalui FAO, peningkatan
jumlah penduduk dunia diperkirakan enam
miliar orang pada tahun 2025, juga
meningkatkan kebutuhan akan air hingga
lima kali lipat untuk keperluan irigasi.
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
(Pangkep) adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Membujur Sungai Pangkajene yang
mengalir ke selat Makassar dan merupakan
sungai yang berpotensi di Kabupaten
Pangkep.
Kualitas dan kuantitas air yang ada di
sungai tersebut diharapkan masih sesuai
berdasarkan dengan kegunaannya yaitu
sebagai sumber air irigasi bagi 8.615 ha
lahan irigasi Kabupaten Pangkep. Apakah
masih dalam batas-batas toleransi kriteria
1
2
Dosen,JurusanTeknikSipil,UniversitasHasanuddin,Makassar90245,INDONESIA
Mahasiswa,JurusanTeknikSipil,UniversitasHasanuddin,Makassar90245,INDONESIA
Ea = Penguapan(mm/hari)
e = Tekanan uap jenuh pada suhu rata
harian (mmHg)
ea = Tekanan uap sebenarnya (mmHg)
u = Kecepatan angin (m/dtk)
Transpirasi
Transpirasi adalah suatu proses
peristiwa uap air meninggalkan tubuh
tanaman.
Evapotranspirasi
Kebutuhan air tanaman dipengaruhi
oleh faktor-faktor perkolasi, evaporasi,
transpirasi yang kemudian dihitung
sebagai
evapotranspirasi.
Besarnya
evapotranspirasi digunakan rumus Penman
Modifikasi sebagai berikut:
Epan =
.(2)
IR =
. (5)
Dimana:
IR = Kebutuhan air untuk pengolahan
(mm/hari)
M = Kebutuhan air pengganti kehilangan
air akibat adanya evaporasi dan
perkolasi di sawah yang sudah
dijenuhkan = Eo + P (mm/hari)
Eo = Besarnya evaporasi air terbuang =
1,1 x Eto (mm/hari)
P = Perkolasi (mm/hari)
k = M.T/S
T =Lamanya pengolahan tanah (hari)
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan
(mm/hari)
e = Bilangan eksponen = 2,7182
Kebutuhan air untuk tanaman
palawija merupakan kebutuhan untuk
penjenuhan saja karena tidak dituntut
adanya penggenangan.
Curah Hujan Efektif
Curah hujan efektif yaitu besarnya
curah hujan yang jatuh pada suatu areal
pertanian yang hanya sebagian saja yang
dapat dimanfaatkan/diserap oleh tanaman
untuk memenuhi kebutuhan selama masa
pertumbuhannya.
Dalam menentukan nilai curah hujan
efektif terlebih dahulu menetukan nilai
curah hujan rerata dengan menggunakan
Metode Polygon Thiessensebagai berikut:
R=
.(6)
Dimana:
R
= Curah hujan rerata polygon
thiessen (mm/hari)
+ 1 (7)
Dimana:
+ 1 = Rangking curah hujan dari
N
1/5
terkecil
= Jumlah tahun pengamatan curah
hujan
= Kemungkinan tak terpenuhi 20%
b) Untuk Palawija
R50 =
+ 1 (8)
Dimana:
+ 1 = Rangking curah hujan dari
N
1/2
terkecil
= Jumlah tahun pengamatan curah
hujan
= Kemungkinan tak terpenuhi 50%
Reff = 0,7 x
.(9)
Dimana:
Reff = Curah Hujan Efektif (mm/hari)
R80 = Curah Hujan Andalan Padi
Reff = 0,7 x
(10)
Dimana:
Reff = Curah Hujan Efektif (mm/hari)
R50 = Curah Hujan Andalan Palawija
1/15 =Faktor pembagi dari nilai tengah
bulanan ke nilai harian
Penggantian Lapisan Air
Penggantian lapisan air dilakukan
sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm
(3,3 mm/hari selama 15 hari). Awal bulan
pertama dan bulan kedua penanaman.
Efisiensi Irigasi
Efisiensi irigasi adalah angka
perbandingan dari debit air irigasi yang
dipakai dengan jumlah debit air irigasi
yang dialirkan dan dinyatakan dalam
persen (%). Kehilangan tersebut dapat
berupa penguapan pada saluran irigasi,
rembesan dari saluran atau keperluan lain.
Dalam perencanaan besarnya efisiensi
irigasi total dari kehilangan air saluran
primer hingga tersier sebesar 65%.
Kebutuhan Air Tanaman
a) Untuk Padi
NFR = Etc + P - Reff + WLR .(11)
Dimana:
NFR = Kebutuhan air tanaman
(mm/hari)
Etc = Penggunaan konsumtif tanaman
(mm/hari)
P
= Perkolasi (mm/hari)
Reff = Curah hujan efektif (mm/hari)
WLR= Penggantian lapisan air
(mm/hari)
b) Untuk Palawija
NFR = Etc + P - Reff (12)
4
Dimana:
NFR = Kebutuhan air tanaman
(mm/hari)
Etc = Penggunaan konsumtif tanaman
(mm/hari)
P
= Perkolasi (mm/hari)
Reff = Curah hujan efektif (mm/hari)
Kebutuhan Pengambilan (DR)
Kebutuhan pengambilan dirumuskan
sebagai berikut:
DR =
..(13)
sesuai,
umumnya
didasarkan
atas
pertimbangan data yang tersedia. Dari hal
tersebut, maka metode untuk perhitungan
debit andalan yang digunakan adalah
Metode Lengkung Debit.
Metode Lengkung Debit dipakai
dengan mengacu pada pencatatan data
debit yaitu pencatatan tinggi elevasi (H)
dan debit (Q) yang diperoleh dari data
pengamatan 10 tahun terakhir terhitung
dari tahun 2002 hingga tahun 2011 pada
Stasiun Pencatat Tinggi Muka Air (Staff
Gauge) Tabo-tabo, kemudian dibuat
persamaan hubungan antara Q H dengan
menggunakan persamaan regresi linear.
Persamaan regresi linear:
Dimana:
NFR = Kebutuhan bersih (netto) air di
sawah (mm/hari)
E
= Efisiensi irigasi secara
keseluruhan (65%)
8,64 = Koefisien pengkonversi mm/hari
ke lt/dtk/ha
Pola Tanam
Pola Tanam merupakan rencana tata
tanam bagi daerah irigasi berguna untuk
menyusun pola pemanfaatan air irigasi
yang tersedia untuk memperoleh hasil
produksi tanam yang sebesar-besarnya
dalam pertanian. Perencanaan pola tanam
dilakukan dengan memperhitungkan nilai
evapotranspirasi, perkolasi, sumbangan
curah hujan efektif, kebutuhan air saat
pengolahan tanah, penggantian lapisan air,
kebutuhan konsumtif tanaman, dan
efisiensi total saluran irigasi. Dari pola
tanam tersebut diperoleh nilai kebutuhan
air irigasi untuk setiap ha yang digunakan
dalam perencanaan sebagai koefisien
pengali terhadap luas keseluruhan lahan
tanam.
Kuantitas Debit Andalan
Debit andalan (dependable flow)
adalah debit sungai untuk dipakai sebagai
sumber air irigasi. Dalam menganalisis
debit andalan, cara yang dipakai
didasarkan atas pemilihan metode yang
Yi b 0 b1X i (14)
Dimana:
Yi = Nilai estimasi Y untuk observasi i
b 0 = Estimasi regresi intercept
b1 = Estimasi slope regresi
X i = Nilai X untuk observasi i
Dari persamaan yang didapat dari
hubungan antara Q H, diplot nilai data
tinggi muka air hasil pencatatan stasiun ke
dalam persamaan diatas maka diperoleh
nilai debit. Dalam melakukan prediksi
untuk tahun 2013 dilakukan dengan
membuat model (trend) dengan regresi
linear untuk tiap-tiap bulannya.
Keseimbangan Air
Keseimbangan air merupakan suatu
perimbangan antara ketersediaan air
dengan kebutuhan air dari keseluruhan
lahan irigasi. Melalui keseimbangan air
dapat diketahui saat terjadinya kekurangan
air atau kelebihan air selama satu tahun
dan dapat mengetahui kemampuan
layanan irigasi terhadap keseluruhan lahan
irigasi yang tersedia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas Air
Dari
keseluruhan
pemeriksaan
kualitas air Sungai Pangkajene, ada satu
pemeriksaan yang tidak memenuhi syarat
kriteria baku mutu kualitas air kelas IV
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
Nomor 69 Tahun 2010 untuk pemenuhan
sumber air irigasi yaitu pemeriksaan
Biological Oxygen Demand (BOD).
Biological Oxygen Demand (BOD)
atau Kebutuhan Oksigen Biologis
merupakan suatu analisa jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh bakteri aerob untuk
menguraikan (mengoksidasikan) hampir
semua zat organis yang terlarut dan
sebagian zat-zat organis yang tersuspensi
dalam air. Tingginya nilai BOD dari batas
yang dipersyaratkan menggambarkan
adanya pencemaran akibat air buangan
penduduk dan industri yang berada di
sekitar Sungai Pangkajene. Oleh karena
itu, air limbah rumah tangga hendaknya
tidak dibuang ke sungai/badan air dan
sebaiknya diolah terlebih dahulu dan pada