Você está na página 1de 8

ADA CERITA

DI BALIK PANTAI SRAU


Pagi-pagi aku melihat ibu membuka jendela kamarku. Spontan, aku segera
membuka mata dan bangun dari tidurku yang lelap. Pagi ini udara terasa sangat dingin
sampai menusuk tulang. Semilir angin membuatku ingin tidur lagi. Huaaahhh...., sesekali
aku menguap, karena aku masih sangat mengantuk. Agar badanku lebih segar, aku segera
mengambil handuk, lalu pergi ke kamar mandi. Setelah mandi dan memakai baju, aku lalu
pergi untuk sarapan dan bergegas mengambil tas berwarna merah di meja belajarku. Di
meja, ibu sudah menyiapkan sarapan. Sorot mataku melihat ke sekeliling rumah, tetapi
tidak ada, lalu ibu bertanya padaku.
Nak, apa yang sedang kau cari-cari?
Tanya ibu sambil menuangkan nasi ke piringku
Aku sedang mencari ayah bu, kemana kenapa tidak ikut sarapan?
Jawabku heran,
Oh.... ayahmu sudah berangkat ke ladang, jawab ibu singkat.
Kenapa pagi-pagi sekali bu? tanya ku merasa belum puas.
Katanya agar cepat selesai dan segera pulang jawab ibu.
Setelah selesai bertanya dan merasa puas, tak terasa makananku di piring sudah
habis. Aku pun meneguk segelas air putih di meja. Setelah itu, aku lalu berpamitan pada
ibu dan segera berangkat ke sekolah. Dijalan aku melihat banyak orang yang sudah
melakukan aktifitasnya masing-masing. Oh iya, aku lupa, namaku Rina Lestari. Aku biasa
dipanggil dengan sebutan Rina. Rumahku terletak di Desa Candi, Kecamatan Pringkuku.
Jaraknya hanya 25 km dari pusat kota Pacitan. Di daerahku terdapat salah satu tempat
pariwisata yang sangat terkenal, namanya Pantai Srau. Pantainya sangat indah dan masih
alami.
Akhirnya aku sampai di sekolah. Aku lalu pergi ke kelas dan segera duduk di
bangku favoritku. Bel masuk berbunyi, jam pertma hari ini adalah Pendidikan Agama
Islam. Aku mendengar suara langkah kaki, oh.... ternyata bu Siti yang datang, ia lalu
mengajak murid untuk berdoa dan membuka pelajaran.di kelas aku tidak bisa fokus dengan
pelajaran karena, aku selalu memikirkan kejadian dijalan tadi. Sebenarnya saat di jalan tadi
aku melihat warga asing. Sedang berbincang-bincang dengan warga kupikir tadi wisatawan
yang sedang bertanya, tapi kok sepertinya beda dan kelihatannya serius sekali. Setelah
kupikir dan ku lihat. Warga tadi ternyata pak yanto dan lek sarto. Pak yanto adalah ketua

RT di desaku dan lek sarto adalah sekertaris RT. Aku penasaran dengan apa yang mereka
bicarakan, serasa mengganjal di pikiranku, yang mengusikku untuk segera mencari tahu.
Tiba-tiba aku tersentak kaget saat bu Siti membuyarkan lamunanku. Bu siti lalu bertanya
padaku kenapa melamun. Aku pun menjawab tidak apa-apa. Lalu bu Siti meminta ku untuk
fokus pada pelajaran.
Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, aku langsung mengambil tas dan segera
pergi keluar kelas. Aku ingin segera cepat-cepat pulang karena aku ingin menanyakan
kejadian tadi pagi pada ayah dan ibu. Akhirnya aku sampai dirumah. Setelah berganti baju
dan makan tanpa basa basi, aku langsung bertanya kebetulan saja ayah dan ibu sedang
berbincang-bincang di teras depan rumah. Setelah aku menceritakan semuanya. Ayah dan
ibu juga penasaran, tapi mereka bilang kepadaku untuk tidak memikirkan kejadian tadi,
tapi untuk fokus pada pelajaran. Aku lalu pergi ke kamar. Dikamar aku lalu mengambil
buku pelajaran, dan langsung duduk di meja belajarku. Selembar demi selembar buku telah
ku baca, tapi tidak ada satupun kalimat yang masuk kedalam otakku. Sore pun berganti
dengan malam yang sunyi dan dingin. Di ruang keluarga Ayah dan Ibu sudah berkumpul
sambil menonton acara TV kesayangan mereka. Aku lalu ikut duduk, dikursi dan ikut
menonton TV. Tiba-tiba ayah bertanya pada ku.
Nak apa kamu sudah belajar ? tanya ayah.
Iya,, aku sudah belajar Ayah.. jawabku singkat.
Nak, kamu tidak usah terlalu memikirkan kejadian tadi, karena ayah takut
nanti akan menggagu belajarmu... Perintah Ayah sambil memegang
pundakku.
Iya Ayah,, jawabanku sambil sedikit menundukkan kepala.
Ku lirik jam menunjukkan pukul 21.00 wib. Saatnya aku untuk tidur. Aku lalu
pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan setelah itu kembali ke kamar.
Kukuruyuk.....kukuruyuk... suara ayam berkokok terdengar keras melantundi
telingaku. Aku pun langsung terbangun. Ku lirik ada cahaya masuk ke dalam kamarku. Oh
rupanya itu cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarku. Ternyata sedari tadi ibu
sudah membuka jendela kamarku. Hari ini hari minggu, hari yang pas untuk bersantai. Aku
lalu keluar dari kamar. Tiba-tiba aku mencium harum bau masakan yang membuat perutku
menjadi keroncongan. Aku lalu menuju dapur dan mendekati ibuku. Ku liha di meja sudah
ada masakan kesukaanku, lau aku bertanya pada ibu.
Hmm... Ibu embuat masakan kesukaanku ya ?? tanyaku merasa senang.
Iya... Ibu sengaja membuat masakan kesukaanmu agar kamu lebih

bersemangat hari ini . jawab ibu sambil tersenyum.


Ah... Ibu bisa saja jawabku.
Belum sempat aku mau mencicipi. Tiba-tiba ibu melarangku.
Eh eh eh... jangan dulu, sebaiknya kamu mandi dulu sana... jawab ibu yang
sempat mengagetkanku.
Baiklah bu. Jawabku sambil pergi dari dapur dan segera mengambil
handuk untuk mandi.
Selesai mandi aku lalu pergi ke depan rumah. Sebelumnya aku suda membuat
agenda untuk kegiatanku hari ini, yaitu mencari tahu kejadian kemarin. Setelah melihat
suasana di depan rumah, aku kembali masuk ke dalam rumah dan berjalan ke dapur. Di
dapur ibu masih menyiapkan makanan di meja. Dengan cepat aku langsung mengambil
piring, dan segera makan. Setelah makan, aku lalu berpamitan pada ibu dan ayah. Aku
bilang pada Ayah dan Ibu kalau aku mau pergi kerumah Tina. Tina adalah anak dari Pak
Yanto, ketua RT di desaku. Setelah sampai dirumah Tina, aku lalu mengetuk pintu.
Tok...tok...tok...Assalamualaikum.Wr.Wb... Tina ?? kataku sambil
mengetuk pintu.
Iya, sebentar...jawab tina membukakan pintu.
Hai Tina..? kataku sambil melambaikan tangan.
Hai juga Rina. Ada apa kamu kemari? tanya Tina.
Hemm... aku mau tanya sama kamu... jawabku sedikit malu-malu.
Bertanya apa Rina? Jawab Tina penasaran.
Aku mau tanya tentang perbincangan ayahmu dengan warga asing kemarin
pagi jawabku.
Memang ada hubungan apa ? apa yang terjadi ? tanya Tina.
Sebenarnya....
Setelah aku menceritakan semuanya. Tina lalu bertanya kepada ayahnya, yang
kebetulan Ayah Tina sedang berada di rumah. Tina pun masuk ke dalam rumah dan segera
bertanya pada ayahnya. Tiba-tiba Ayah Tina keluar dan segera memberitahu.
Ohhh... ternyata nak Rina yang datang jawab Pak Yanto sambil tersenyum.
Iya pak jawabku sambil tertawa kecil.

Sebenarnya kemarin itu saya dan warga asing itu sedang berbicara masalah
Pembangunan villa di dekat pantai srau jawab Pak Yanto panjang lebar.
Villa pak ? tanyaku sedikit tercengang.
Iya, villa ? jawab Pak Yanto.
Kalau boleh tau. Nama warga asing itu siapa ? dan apa bapak menyetujuinya
? tanyaku.
namanya Pak Chriss, Bapak menyetujui saja jika tidak menggangu warga
yang lain jawab Pak Yanto.
Ohhh... ya sudah Pak makasih juga atas informasinya jawabku sambil
berdiri.
Iya, sama-sama nak Rina jawab Pak Yanto.
Ya sudah Pak Yanto dan Tina, saya pamit pulang dulu.
Assalamualaikum.Wr.Wb kataku segera pergi.
Wangalaikumsalam.Wr.Wb jawab Pak Yanto dan Tina bersamaan.
Dijalan aku senang sekali. Karena akhirnya semua keraguan di dalam pikiranku
terbongkarlah sudah. Rasanya lega sekali bisa mengetahui semuanya. Akhirnya aku sampai
juga di rumah. Ingin rasanya aku cepat-cepat cerita pada Ayah dan Ibu, tapi sayangnya
Ayah sudah pergi ke ladang. Akhirnya aku menonton tv dan sampai akhirnya aku tertidur
pulas.
Nak bangun ! sudah sore waktunya mandi.. kata ibu sambil menggoyanggoyang tubuhku.
Iya bu... jawabku sambil mengusap mata.
Aku lalu bangun dan segera mandi. Setelah mandi, ternyata Ayah sudah pulang.
Aku lalu mengajak Ayah dan Ibu untuk berkumpul.
Ayah, Ibu cepat duduk sini, aku mau bercerita kataku sambil menarik
tangan Ayah dan Ibu.
Iya, sebentar nak... ada apa to ? tanya ibu.
Ini yah, bu, aku sudah tau tentang perbincangan Pak Yanto dengan warga
asing itu ? jawabku.
Oh iya... memangnya ada apa ? yanya Ayah.

Warga asing itu ternyata mau membangun villa di dekat pantai srau. Nama
warga asing itu pak Chriss. Jawabku.
Pembangunan villa ? Tanya Ibu.
Iya. Pak Yanto juga setuju jika tidak menggangu warga yang lain saja ?
Jawabku.
Oh... seperti itu to ceritanya... kata ibu.
Pantas saja tadi Ayah melihat banyak mobil yang membawa perlengkapan
bangunan Kata Ayah.
Oh... jawabku sambil mengangguk.
Beberapa bulan kemudian pembangunan villa tersebut ternyata sudah jadi.
Banyak wisatawan yang datang dan singgah di villa pak Chriss. Sekarang semua sudah
kembali seperti semula. Tidak ada masalah dan tidak ada keraguan lagi. Tapi tiba-tiba ada
berita yang sangat mengejutkan warga. Yaitu katanya di pantai srau ada sumber air yang
konon katanya angker dan ada penunggunya. Memang di pantai srau ada sumber air. Tapi
aku tidak tau kalau sumber air tersebut ternyata angker. Aku tidak percaya dengan hal-hal
seperti itu. Tapi ada juga warga yang mempercayainya. Padalah sumber air itu seing
diambil warga untuk memenuhi kebutuhan di kala musim kemarau tiba. Aku lalu bertanya
pada ayah dan ibu, dan jawaban meraka sama saja. Setiap aku berangkat sekolah, banyak
warga yang sedang membicarakan cerita tersebut. Sampai-sampai warga meminta Pak
Yanto untuk memanggil orang pintar (dukun, dll), untuk mengusir hantu tersebut. Pak
yanto menyetujuinya dengan alasan untuk menjamin keselamatan warga. Pak Yanto pun
segera memanggil Pak Slamet, orang pintar di desaku. Akhirnya pada jumat kliwon
tepatnya jam 9 malam, para warga dan Pak Slamet sudah berkumpul di dekat sumber air
tersebut, dab Pak Slamet segera melakukan ritual. Beberapa menit kemudian ritualnya
sudah selesai. Pak Slamet pun lalu memberi tahu semua warga.
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan warga semua, maaf saya tidak bisa mengusir hantuhantu tersebut, dikarenakan hantu tersebut tidak mau pergi kata pak Slamet,
Lalu apa yang bisa kita lakukan selanjutnya, pak? tanya pak Yanto
Untuk sementara kita biarkan saja dulu, takutnya nanti kalau terus
diusik/dganggu, hantunya bisa marah dan mengganggu warga setempat dan para
wisatawanpun juga tidak nyaman jawab pak Slamet.
Baiklah kalau begitu, terima kasih sudah mau membantu kata pak Yanto.
Iya pak, sama-sama jawab pak Slamet.

Setelah itu, semua warga kembali ke rumah masing-masing. Hari demi hari dilalui
warga dengan penuh kecemasan. Lambat laun para wisatawan sudah mendengar berita
tersebut. Tiba-tiba dengan cepat pak Chriss berlari menuju rumah pak Yanto. Kebetulan
sepulang sekolah tadi aku bermain dirumah Tina. Pak Chriss lalu menyuruh Tina untuk
memanggil pak Yanto, pak Yanto pun keluar dan menyuruh pak Chriss untuk masuk ke
dalam rumah. Setelah itu, pak Yanto bertanya kepada pak Chriss.
Ada apa pak, sepertinya ada masalah? tanya pak Yanto
Ini lho pak, saya takut sekali jawab pak Chriss dengan nada ketakutan
Takut apa pak? Bicara saja tanya pak Yanto lagi
Akhir-akhir ini saya dan para pegawai saya sering dihantui dan diganggu oleh
hantu-hantu itu pak jawab pak Chriss
Hantu? Maksudmu hantu penunggu di sumber air itu? Tanya pak Yanto
Iya pak, tolong saya pak lakukan sesuatu jawab pak Chriss memohon.
Baiklah nanti saya akan bicara dengan pak Slamet kata pak Yanto
Terima kasih pak Yanto Kata pak Chriss
Iya sama-sama jawab pak Yanto
Kalau begitu saya pamit pulang dulu, Assallamualaikum kata pak Chriss
Waalaikumsallam jawab pak Yanto.
Pak Yanto lalu pergi kerumah pak Slamet, Aku lalu pulang kerumah dan langsung
memberi tahu ayah dan ibu.
Assallamualaikum kataku sembari masuk rumah
Waalaikumsallam jawab ayah dan ibi
Kamu habis dari rumah Tina to? tanya Ayah
Iya, oh ya aku dengar berita looo kataku sedikit bercanda
Berita apa? tanya Ibu
Tadi, waktu aku dirumah Tina, pak Chriss bilang pada pak Yanto kalau dia sering
dihantui dan diganggu oleh penunggui sumber air itu? Jawabku
Apa! kata ayah dan ibu
Iya, lalu pak Yanto langsung pergi kerumah pak Slamet kataku.
Hemm... semoga tidak terjadi apa-apa ya kata Ibu

Setelah itu, aku bergegas mandi. Setelah mandi aku duduk dikursi dan
menyalakan TV. Ku dengar ayah berbicara pada ibu. Ayah lalu keluar dari kamar. Aku
langsung bertanya pada ayah.
Yah.... mau pergi kemana? tanyaku
Ayah mau kerumah pak Slamet jawab ayah
Oh, aku ikut! kataku
Baiklah, ayo! jawab ayah
Bersama ayah, aku lalu pergi menuju rumah pak Slamet. Sampai disana terlihat
pak Yanto masih duduk disamping pak Slamet. Kamipun mengucapkan salam.
Assallamualaikum kataku dan ayah
Wallaikumsallam jawab pak Yanto dan pak Slamet.
Ada apa datang kemari? tanya pak Slamet
Ini saya diberitahu anak saya tentang kejadian yang menimpa pak Chriss jawab
ayah.
Iya, saya juga baru saja diberitahu oleh pak Yanto kata pak Slamet.
Lalu langkah selanjutnya apa? tanya ayah
Begini saja, nanti malam kita bertiga ke villa pak Chriss kata pak Slamet
Untuk apa? tanya pak Yanto
Kita nanti coba berunding dulu dengan pak Chriss jawab pak Slamet
Baiklah, kalau begitu nanti malam jam 8 kita kumpul di villa pak Chriss kata
pak Yanto
Ok, ya sudah saya pamit pulang dulu, Assalamuallaikum kata kami serempak
Wallaikumsallam jawab pak Slamet.
Aku dan ayah lalu pulang ke rumah. Sampai dirumah, ayah langsung
menceritakan semua pada ibu. Sore berganti dengan malam. Selesai makan, aku duduk di
meja belajarku. Menyiapkan buku pelajaran yang akan kubawa besok. Setelah itu, aku
belajar sebentar. Tepat pukul 08.00 WIB, aku dan ayah sudah bersiap-siap pergi ke villa
pak Chriss. Kami lalu berpamitan pada ibu. Dijalan aku sudah tidak sabar ingin cepat-cepat
sampai disana. Jarak antara rumahku dengan pantai Srau tidak jauh, sehingga bisa
ditempuh dengan berjalan kaki. Akhirnya kami sampai di villa pak Chriss. Pak Yanto dan
pak Slamet juga sudah sampai. Mereka lalu berunding, sementara aku, sku sedang asyik
mengelilingi villa pak Chriss. Mereka pun akhirnya selesai berunding, lalu pak Slamet

pergi menuju sumber air tersebut dan segera melakukan ritual. Pak Yanto, pak Chriss, aku
dan ayah menunggu di belakang pak Slamet. Selesai melakukan ritual, ternyata hantu itu
tetap tidak mau pergi. Akhirnya dengan perasaan kecewa, aku, ayah, pak yanto dan pak
Slamet pulang kerumah masing-masing. Setelah sampai dirumah, aku lalu pergi ke kamar
mandi dan bersiap-siap untuk tidur.
Esoknya, aku berangkat sekolah. Saat sarapan tadi, ibu bilang padakau kalau pak
Chriss sudah pergi meninggalkan villa tersebut, karena takut dihantui dan diganggu lagi.
Awalnya aku tidak percaya, tapi akhirnya aku paham maksud pak Chriss. Ternyata berita
tentang kepergian pak Chriss sudah menyebar, padahal hanya beberapa orang saja yang
dikasih tahu.
Pukul 13.00 WIB, aku sudah pulang dari sekolah. Dirumah aku segera berganti
baju dan makan. Ayah lalu menghampiriku yang sedang asyik menonton TV.
Nak, jika ada orang bertanya tentang kejadian yang menimpa pak Chriss, kamu
bilang tidak tahu saja ya? kata ayah
baik yah jawabku sambil mengangguk
Bulan ini hanya sedikit wisatawan yang datang ke pantai srau. Mereka takut jika
kejadian yang dialami pak Chriss, juga dialami mereka. Lambat laun berita tersebut sudah
tidak diperbincangkan lagi. Berita dan kejadian yang dialami pak Chriss tersebut belum
terbukti benar tidaknya dan masih mengundang tanya, maka dari itu banyak warga yang
menganggap itu hanyalah mitos. Villa pak Chriss kini tida ditinggali, sehingga
bangunannya banyak yang rusak. Wisatawan pun sekarang sudah banyak yang datang,
hingga masuk dalam kategori pantai terindah di Pacitan.

Você também pode gostar