Você está na página 1de 15

Anatomi Lower Gastrointestinal Tract

Intestinum Tenue (Usus Halus)


Terbentang dari pylorus sampai junctura ileocaecalis. Terdiri dari :
a) Duodenum
b) Jejenum
c) Ileum
Sebagian besar pencernaan dan absorpsi makanan berlangsung di dalam intestinum tenue.
Duodenum
Bagian intestinum tenue terpendek dengan panjang
sekitar 10 inci (25 cm) dan berbentuk huruf C yang
melingkari caput pancreas. Duodenum berawal pada
pylorus di sebelah kanan dan berakhir pada peralihan
duodenojejunal di sebelah kiri. Merupakan organ
yang penting karena merupakan tempat bermuara
dari ductus choledochus dan ductus pancreatis.
I.
Pars proksimal : pendek (5 cm), terletak
ventrolateral

terhadap

corpus

vertebrae

L1,yakni pars superior.


Pars descendens : lebih panjang (7-10 cm), melintas ke

II.

kaudal sejajar dengan sisi kanan vertebrae L1L3.

III.
IV.

Pars Horizontalis : panjangnya 6-8 cm dan melintas ventral terhdap vertebra L3.
Pars ascendens : pendek (5cm) dan berawal di sebelah kiri vertebra L3, lalu melintas ke kranial

sampai setinggi tepi kranial vertebra L2.


Vaskularisasi
Truncus coeliacus dan arteria mesentrica superior arteri-ateri duodenal.
Vena pancreaticoduodenale superior bermuara ke vena portae hepatik.
Vena pancreaticoduodenale inferior bermuara ke vena mesentrica superior.
Aliran Limfe
Pembuluh limfe duodenale di sebelah ventral mengikuti arteri-arteri dan ditampung oleh nodi
lymphoidei pancreoticoduodenales di sepanjang arteria splenica dan oleh nodi lymphoidei pylorici
sepanjang arteri gastroduodenalis.
Inervasi
Berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis nervus vagus dan saraf simpatis melalui pleksus
coeliacus dan plexus mesentricus.
Jejenum dan Ileum
Jejenum berawal dari flexura duodenojejunalis, dan intestinum ileum berakhir pada
ileocecal junction (pertemuan ileum dg caecum). Panjang jejenum dan ileum bersama adalah 6-7 m,
dari panjang ini dua perlima bagian adalah jejenum dan sisanya ileum. Lengkung-lengkung jejenum
dan ileum dapat brgerak bebas dan melekat dengan dinding posterior abdomen dengan perantaraan
lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dan dikenal sebagai mesentrium.
Perbedaan Jejenum dan Ileum

Vaskularisasi
Diperdarahi oleh A.mesentrica superior dan bagian paling bawah ileum diperdarahi oleh
a.ileocolica.
Vena sesuai dengan percabgan A.mesentrica superior dan mengalirkan darahnya ke dalam vena
mesentrica superior.
Aliran Limfe
Pembuluh limfe jejenum dan ileum melintasi antara lembar-lembar mesentrium ke nodi lymphoidei
mesentrici yang terletak :
a) Dekat pada dinding intestinum
b) Antara lengkung-lengkung arterial
c) Sepanjang bagian proksimal arteriae mesentrica superior.
Pembuluh limfe dari bagian akhir ileum mengikuti ramus ilealis arteria ileocolica ke nodi lmphoidei
iliocolici. Pembuluh eferen dari nodi lymphoidei mesentrici ditampung oleh nodi lymphoidei
mesentrici superiores.
Inervasi
Berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis ( nervus vagus ) plexus mesentricus superior.

Intestinum Crassum (Usus Besar)


Terbentang dari ileum hingga anus, terdiri dari :
a) Caecum
b) Appendix versiformis
c) Colon ascendens
d) Colon transversum
e) Colon descendens
f) Colon sigmoid
g) Rectum
h) Canalis analis

Fungsi utama dari Crassum adalah mengabsorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang
tidak dicerna sampai dapat dikeluarkan dari tubuh sebagai feces.
Caecum
Bagian pertama intestinum crassum dan beralih menjadi
colon ascendens. Terletak di perbatasan ileum dan
intestinum crassum. Merupakan kantong buntu yang
terletak pada fosa iliaca dextra. Panjang 2,5 inci (6 cm)
dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Mudah
bergerak walau tidak memiliki mesentrium.
Vaskularisasi
Arteriae caecalis anterior dan arteriae caecalis posterior membentuk a.ileocolica, sebuah cabang
arteria mesentrica superior. Vena mengikuti arteriae yang sesuai dan mengalirkan darahnya ke vena
mesentrica superior.
Aliran Limfe dan Persarafan
Berjalan melalui beberapa nodi mesentrici dan akhirnya mencapai nodi mesentrici superiores.
Persarafan : berasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) membentuk
plexus mesentricus superior.
Appendix Versimformis
Berupa pipa buntu yang berbentuk seperti cacing dan berhubungan dg caecum di sebelah kaudal
peralihan ileosekal. Mempunyai otot dan mengandung jaringan limfoid yang banyak. Panjang
bervariasi 3-5 inci (8-13 cm). Dasarnya melekat pada permukaan posteromedial caecum,sekitar 1
inci (2,5 cm) di bwh juncturan ileocaecalis. Bagian appendix lainnya bebas,diliputi oleh
peritoneum, yang melekat pada Lapisan bawah mesentrium intestinum tenue melalui
mesentriumnya

sendiri

yg

pendek,

messoappendix.

Messoapendix

berisi

arteria,

vena

appendicularis dan saraf-saraf.


Appendix versiformis terletak di regio iliaca dextra, dan pangkal diproyeksikan ke dinding anterior
abdomen pada titik sepertiga bawah garis yang menghubungkan spina iliaca anterior superior dan
umbilikus (titik McBurney).

Perdarahan
Arteria appendicularis merupakan cabang arteria caecalis posterior. Arteri ini berjalan menuju ujung
appendix vermifomis di dalam messoappendix.Vena appendicularis mengalirkan darahnya ke vena
caecalis posterior.
Aliran Limfe dan Persarafan
Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe ke satu atau dua nodi yang terletak di dalam
messoappendix dan dari sini dialirkan ke nodi mesenterici superiores.
Persarafan : berasal dari cabang simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) dari plexus mesentricus
superior.
Colon Ascendens
Melintas dari caecum ke arah kranial pada sisi kanan cavitas abdominalis ke hepar, dan membelok
kiri sebagai flexura coli dextra. Colon ascendens terletak retroperitoneal sepanjang sisi kanan
dinding abdomen dorsal, tetapi di sebelah ventral dan pada sisi-sisinya tertutup oleh peritoneum.
Peritoneum sebelah kanan dan sebelah kiri colon ascendens membentuk fossa paracolica. Colon
ascendens biasanya terpisah dari dinding abdomen ventral oleh liku-liku intestinum tenue dan
omentum majus.

Vaskularisasi
Arteri ileocolica dan arteria colica dextra, cabang arteri mesentrica superior. Vena ileocolica dan
vena colica dextra anak cabang dari mesentrica superior mengalirkan balik darah dari colon
ascendens.

Pembuluh Limfe dan Persarafan


Pembuluh limfe melintasi ke nodi lymphoidei paracolici dan nodi lymphoidei epicolici nodi
lymphoidei mesenterici superiores.
Persarafan berasal dari plexus mesentricus superior.
Colon Transversum
Bagian intestinum paling besar dan mobil. Bagian intestinum ini melewati abdomen dari flexura
colli dextra ke flexura colli sinistra dan disini membelok ke arah kaudal menjadi colon descendens.
Flexura colli sinistra terletak pada bagian kaudal ren sinistra dan dihubungkan diafragma oleh
ligamentum phrenicocolicum. Mesocolon transversum adalah mesentrium colon tranversum mobil.
Radix mesentrii ini terletak sepanjang tepi kaudal pancreas dan sinambung dengan peritoneum
parietale di sebelah dorsal. Krna mesentrium ini demiian mobil,letak colon dapat berubah-ubah, dan
biasanya colon menggantung ke bawah hingga setinggi anulus umbilikalis. Bisa juga mencapai
pelvis.
Vaskularisasi
Arteri Colon transversum terutama melalui arteria colica media, cabang arteri mesentric superior
tetapi memperoleh darah juga dari a.colica dextra dan sinistra.
Penyaluran balik darah dr colon transversum terjadi melalui vena mesentrica superior.
Aliran Limfe dan Persarafan
Limfe dari colon tranversum disalurkan ke nodi lymphoidei colicii medii yang ditampung oleh nodi
lymphodei mesentrici superiores.
Saraf berasal dari plexus mesentricus superior dan mengikuti a.colica dextra. Yang mengikuti
a.colica sinistra plexus mesentricus inferior.
Colon Descendens
Melintas retroperitoneal dari flexura colli sinistra ke fossa iliaca sinistra dan disini beralioh menjadi
sigmoideum. Peritoneum menutupi di sebelah ventral dan lateral dan menetapkannya pada dinding
abdomen dorsal.
Vaskularisasi
Diperdarahi oleh a.colica sinistra dan a.sigmodae yang merupakan cabang a.mesentrica inferior.
Vena mengikuti arteri yang sesuai dan bermuara ke vena mesentrica inferior.
Persarafan dan Aliran Limfe
Cairan limf dialirkan ke nodi lymphoidei colici dan nodi mesentrici inferiores yang terletak di
pangkal a.mesentrica inferior.

Persarafan saraf simpatis dan parasimpatis nervi sphlancini pelvici melalui plexus mesentricus
inferior.
Colon Sigmoid
Jerat usus berbentuk S . Menghubungkan colon descendens dengan rektum. Meluas dari tepi pelvis
sampai segmen sacrum ketiga, untuk beralih menjadi rectum. Berakhirnya taenia coli menunjukkan
permulaan rektum. Colon sigmoid memiliki mesentrium yang panjang dan dikenal sebagai
mesocolon sigmoideum. Karena itu colon sigmoid cukup mobil.
Diperdarahi oleh Arteriae sigmoidae cabang arteri mesentrica inferior. Vena mesentrica inferior
membawa darah balik dari colon sigmoid dan descendens.
Pembuluh limfe ke nodi lymohoideii colici medii nodi mesentrici superior
Persarafan simpati berasal dari truncus symphateticus bagian lumbal dan plexus hypogastricus
superior sepanjang cabang a.mesentrica inferior. Saraf parasimpatis berasal dari nervi splanchini
pelvici.
Rectum
Bagian akhir intestinum crassum yang terfiksasi. Ke arah kaudal beralih menjadi canalis analis.
Panjang kira-kira 12 cm 15 cm dengan penampangnya dalam keadaan kosong 2.5 cm. Rectum
mempunyai kemampuan untuk dilatasi sampai sebesar 7.5 cm.
Canalis Analis
Canalis analis adalah bagian akhir dari intestinum crassum panjangnya 2.5 cm sampai 4 cm. mulai
dari flexura parinealis recti. Biasanya canalis analis dalam keadaan tertutup dan baru terbuka pada
waktu defekasi (buang air besar).

Histologi Lower Gasrtointestinal Tract


Duodenum

Tunika mukosa : epitel selapis silindris yang


memiliki mikrovili dan di atara vili terdapat
kelenjar intestinal atau kel. Lieberkuhn. Pada dasar
kelenjar terdapat sel paneth. Di dalam sitoplasma
terdapat granula kasar berwarna merah.
Tunika submukosa : dipenuhi kel.Brunner. Tunia
mukosa+submukosa membentuk plika sirkular
krenkingi. Banyak terdapat vilus intestinalis dan
plexus meissner dapat ditemukan disini.
Tunika muskularis lapis : sirkular dan longitudinal,
terdapat plexus saraf auerbach.
Tunika Adventisia : berupa jaringan ikat jarang.

Ileum

Tunika mukosa : di lamina propria terdapat kelompokan nodulus limfatikus yang membntuk
bangunan khusus disebut bercak peyer. Kelompok nodulus limfatikus ini sering terlihat meluas ke
dalam submukosa sehingga sering menjadikan tunika muskularis mukosa terpenggal-penggal.
Tunika submukosa : terdiri atas jar.ikat jarang dengan plexus meissner di dalamnya. Disini tidak
terdapat kelenjar. Plika sirkular kerekringi tampak lebih pendek dibandingkan yang terdapat pada
duodenum maupun yeyenum.
Tunika muskularis : struktur sama dengan duodenum dan yeyenum
Tunika serosa : terdiri dari jar.ikat jarang.

Appendix Vermiforfis
Tunika Mukosa : epitel selapis silindris,tidak mempunyai vilus yang ada hanya kel.lieberkuhn saja.
Di lamina propria banyak nodulus limfatikus, memenuhi sekeliling dindingnya. Tunika muskularis
mukosa dapat ditemukan juga.
Tunika submukosa : jar. Ikat jarang tanpa kel. Dan banyak terdapat serbukan limfosit yang berasal
dari lamina propria.

Colon
Tunika Mukosa : epitel selapi silindris, tidak memiliki vilus. Dan terdapat banyak nodululs limfatik
di dalam lamina propria. Membenruk sederetan lip.memanjang (kolumna rektalis morgagni)
Tunika submukosa : terdiri atas jar.ikat jarang ditemukan juga plexus meissner.

Tunika muscularis : melingkar susunan seperti biasa, longitudinal tidak mempunyai ketebalan yang
sama seputar lingkar dindingnya.

Rektum-Anus
Tunika mukosa : perubahan jenis epitel dari epitel selapis silindris dengan sel goblet menjadi epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Kelompokkan nodulus limfatikus didapatkan pada lapisan ini.
Kriptus tidak terlihat lagi di anus.
Tunika muskularis Mukosa : tidak ditemukan pada daerah anus, lamina propria digantikan oleh
dermis dan ditemukan kelenjar apokrin yang disebut kelenjar sirkumanal.
Tunika submukosa : berupa jaringan ikat jarang lamina propria pada tempat pertemuannya dengan
anus dan akhirnya digantikan oleh dermis dan hipodermis.
Tunika Muskularis : melingkar pada daerah rektum menebal membentuk otot lingkar yaitu
M.Sfingter ani internum.
Tunika Adventisia : jaringan ikat jarang

FISIOLOGI SALURAN PENCERNAAN PADA BAYI

Motilitas usus halus hanya sedikit berkembang sebelum umur kehamilan 28 minggu.
Kontraksi gastrik

yang belum teratur pertamakali ditemukan pada awal minggu ke 26

kehamilan.
Motilitas gastrointestinal mulai dapat diukur pada usia kehamilan 28 sampai 30 minggu
walaupun belum mendapatkan diet enteral. Usus halus menunjukkan pola motilitas yang tidak
teratur antara umur kehamilan 27 dan 30 minggu, dan menjadi pola yang lebih matang pada
kehamilan

33

sampai

34

minggu

dimanaterdapat kompleks migrasi mioelektrik. Transit

gastroanal berkisar 8 sampai 96 jam pada bayi preterm sedangkan pada orang dewasa 4 sampai
12 jam.
Peningkatan koordinasi dan kekuatan kontraksi gaster dan usus halus mulai didapatkan pada
usia kehamilan 30 minggu. Pada usia kehamilan 36 minggu pola motilitas saluran cerna janin
mulai menyerupai pola motilitas usus bayi yang telah cukup bulan, saat ini gerakan
menghisap dan menelan telah teratur, janin menelan cairan amnion kira-kira 450 mL/hari pada
trimester ketiga.
Motilitas organ saluran cerna diatur oleh input dari miogenik, neural dan neuroendokrin
baik saat puasa atau saat digesti. Berikut berapa faktor yang mempengaruhi motilitas saluran
cerna antara lain aktivitas listrik otot polos gastrointestinal dan ion Kalsium, kalium

dan

kontraksi otot, system syaraf dan neurotransmitter dan hormon yang disekresi oleh neuronneuron enterik yang berpengaruh terhadap motilitas gastrointestinal.
Rasio kalium intra dan ekstraseluler merupakan faktor penentu potensial listrik di sel
membran. hal ini berperan dalam bangkitan potensial jaringan saraf dan otot. Pada

keadaan

hipokalemi dapat terjadi keadaan eksitabilitas neuromuskuler (hiporefleksia atau paralysis,


penurunan peristaltik atau ileus).
Traktus gastrointestinal

memiliki

system

persarafan

yang

disebut

system

saraf

enteric,seluruhnya terletak di dinding usus, mulai dari esophagus mamanjang sampai ke anus.
Sistem ini terutama mengatur pergerakan dan sekresi gastrointestinal.
Neurotransmiter dan hormon yang berperan pada motilitas saluran cerna.
Terdapat beberapa zat yang berperan sebagai neurotransmitter berbeda yang dilepaskan
oleh ujung-ujung saraf dari neuron enterik. Beberapa neurotrassmiter yang sering kita kenal
adalah asetilkolin, norepineprin sedangkan yang lain adalah adenosis

trifosfat,

serotonin,

dopamin, Kolesistokinin, substansi P, vasoactive intestinal polypeptide, somatostatin, leuenkephalin, metenkephalin, dan bombesin. Fungsi spesifik dari neurotransmitter ini kurang
dikenal, sehingga pembahasannya terbatas.
Hormon tiroid

berpengaruh terhadap motilitas saluran gastrointestinal, pada keadaan

hipotiroid terjadi penurunan aktivitas listrik dan motorik dari esophagus, lambung , usus

halus dan usus besar, sehingga pada keadaan

hipotiroid dapat terjadi keadaan konstipasi.

Sedangkan pada keadaan hipertiroid akan terjadi keadaan sebaliknya yaitu diare.
Hormon motilin adalah suatu suatu hormon polipeptida yang disekresi oleh sel
enterokromatin

usus,

terbukti

dapat

membantu

meningkatkan

motilitas

usus sehingga

meningkatkan pula frekuensi defekasi. Motilin pada orang dewasa,diproduksi oleh sel
endokrin yang berada di atas usus halus. Hormon ini berperan pada pemendekan waktu
transit di usus halus . Kadar motilin plasma akan meningkat setelah mendapatkan diet secara
enteral pada bayi kurang bulan.Tingginya kadar motilin dalam darah saat masa neonatus
berhubungan dengan, efisiensi dari fungsi motorik saluran cerna.
Absorbsi air di usus halus disebabkan karena derajad osmolaritas yang terjadi apabila bahan
terlarut (khususnya natrium) diabsorbsi secara aktif dari lumen usus oleh sel epitel vili. Ada
beberapa mekanisme penyerapan Na di usus halus :
Natrium( Na+) terkait dengan penyerapan ion klorida atau diabsorbsi langsung sebagai ion
Na+ atau ditukar dengan ion hydrogen atau terkait dengan absorbsi bahan organik seperti
glukosa aatu asam amino tertentu untuk dapat masuk sel epitel. Penambahan glukosa ke
larutan elektrolit

dapat meningkatkan penyerapan Natrium di usus halus sebanyak tiga kali.

Setelah disbsorbsi, natrium dikeluarkan dari sel epitel melalui pompa ion yang disebut sebagai Na+
K+ATPase. Pengeluaran Na+ ke cairan ekatraseluler ini meningkatkan osmolaritasnya dan
menyebabkan air dan elektrolit lainnya mengalir secara pasip dari lumen usus halus melalui
saluran interseluler ke dalam cairan ekstraseluler. Proses ini menjaga keseimbangan osmotik
antara cairan intraluminer usus dan cairan ekstraseluler.
ENZIM PENCERNAAN PADA BAYI
Proses pencernaan kemudian disempurnakan oleh sejumlah enzim dalan getah usus ( sukus
enterikus) sehingga zat makanan menjadi bentuk yang siap

diserap.

Enzim-enzim ini banyak terdapat diantara vili brush border. Beberapa organ dan enzim
yang berperan dalam proses pencernaan zat makanan (karbohidrat, lemak, dan protein) pada
bayi, belum berfungsi secara optimal. Aktivitas enzim ini akan bertambah sesuai dengan
bertambahnya usia. Aktivitas amilase yang optimal akan tercapai pada usia 12 bulan, lipase
mencapai kadar seperti orang dewasa pada usia 24 bulan, sedangkan aktivitas tripsin pada
bayi baru lahir sudah sama dengan orang dewasa.
Karbohidrat terpenting dalam diet bayi adalah laktosa,

sedang pada anak besar dan

dewasa 60% karbohidrat dalam diet adalah pati, sedikit sukrosa dan sedikit sekali laktosa.
Kurang lebih 4,8 % ASI terdiri dari laktosa, yang menyediakan hampir 40% dari total kalori
yang disediakan oleh ASI . Kolustrum mengandung laktosa yang rendah yaitu sekitar 5,3

gram/100 ml sedangkan pada ASI matur lebih tinggi secara bermakna yaitu 6,8 gram /
100ml.
Laktosa dan disakarida yang lain dicerna oleh enzim yang berada di membran brush border
pada enterosit yang telah matur. Laktase menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa. Aktivitas laktase meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, dari 30
% pd kehamilan 26-34 minggu menjadi 70% pada kehamilan 35-38 minggu dan mencapai 100
% pada usia 2-4 minggu setelah lahir. Setelah itu aktivitas enzim laktase secara genetik akan
menurun dan mencapai kadar terendah pada usia dewasa.
Lima puluh persen kebutuhan kalori pada bayi dicukupi

dari lemak dalam ASI dan

susu formula. Lebih dari 98% lemak susu ini dalam bentuk triagliseride, yang mengandung
asam lemak jenuh dan tidak jenuh yag diesterasi menjadi gliserol.

Asam lemak jenuh

utama dalam ASI adalah asam palmitat yang merupakan 20 25 % dari seluruh asam
lemak.dalam ASI, lebih dari 60% asam palmitat diesterasi pada posisi Sn-2 dari rantai trigliserid.
Fisiologi Defekasi
Proses defekasi diawali dengan adanya mass movementdari usus besar desenden yang
mendorong tinja ke dalam rektum. Mass movementtimbul +/- 15 menit setelah makan

dan

hanya terjadi beberapa kali dalam sehari. Adanya tinja dalam tinja dalam rektum menyebabkan
peregangan rektum dan pendorongan tinja kearah sfinkter ani.
Reflek Defekasi
Reflek defekasi timbul saat tinja memasuki rektum , maka peregangan rektum selanjutnya
menimbulkan rangsangan sensoris pada dinding usus dan pelvis, sehingga menimbulkan
gelombang peristaltik pada usus besar desenden, sigmoid dan rektum, mendorong tinja
kearah anus. Distensi rektum menimbulkan impuls pada serat-serat sensoris asendens yang
selanjutnya

dibawa

Sementara

itu

ke

terjadi

kortek

yang menimbulkan

kesadaran

tentang

adanya

distensi.

kontraksi sementara otot lurik sfingter ani eksternus, puborectal

sling( bagian dari muskulus levator ani). Dengan demikian terjadilah reflek yang disebut reflek
inflasi.
Pengantaran impuls saraf ke arah distal melalui pleksus mienterikus pada bagian kaudal
dinding rektum akan menyebabkan reflek inhibisi otot polos muskulus sfingter ani internus.
Peristiwa ini disebut reflek relaksasi rektosfingter.
Relaksasi sfingter ani internus ini terjadi secara proposional terhadap volume dan
kecepatan distensi rektum. Keadaan ini diikuti oleh penghambatan spingter ani eksternus,
yang melibatkan jalur refleks dan fasilitasi kortikal. Reflek puborektalis akan mengakibatkan
melebarnya sudut

anorektal ( normal 60 105 o menjadi 140o) menyebabkan jalur anus tidak

terhalangi. Peningkatan tekanan abdomen dihubungkan dengan peristaltik pada dinding


abdomen, menyebabkan keluarnya tinja sehingga terjadi pengosongan rektum.
Setelah tinja keluar, maka segera terjadi terjadi reflek penutupan,

aktivitas ini terjadi

sangat cepat yaitu kembalinya otot dasar panggul, sudut anorektal dan tonus spingter ke posisi
semula.
Fisiologi Defekasi Pada Bayi
Pada bayi perkembangan fungsi dan struktur anorektal bertambah sesuai umur. Rektum
bertambah panjang disertai dengan tumbuhnya katup rektal dan sudut anorektal. Terdapat
variasi waktu terjadi pada perkembangan reflek inhibitor rektoanal.

Pada

kontrol

volunter,

distensi rektal akan dengan cepat menyebabkan hilangnya aktivitas elektrik dan tonus dari
spinkter ani eksternal.
Defekasi pada bayi baru lahir diawali dengan keluarnya mekoneum. Mekoneum adalah
tinja yang berwarna hitam, kental dan lengket yang merupakan campuran

sekresi kelenjar

intestinal dan cairan amnion. Pada keadaan normal, mekoneum akan keluar pada 36-48 jam
pertama setelah lahir sebanyak 2 3 kali per hari.
Mikroflora usus normal gram positif pada ASI lebih banyak dibandingkan gram negatif.
Pada bayi kurang bulan sering didapatkan tinja yang keras atau frekuensi defekasi yang
rendah. Pada bayi yang mendapatkan susu formula memiliki tinja yang lebih padat
dibandingkan dengan yang mendapatkan ASI.
Pola Defekasi
Pola defekasi pada anak sangat bervariasi dan sangat bergantung pada fungsi organ, susunan saraf,
jenis diet , serta usia anak. Pada fungsi organ dan sistim saraf yang normal, maka pola makan sangat
berperan.

Você também pode gostar