Você está na página 1de 10

PENGEMBANGAN PERANGKATPEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS INKUIRI

TERBIMBING DITUNJANG MEDIA PhET UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILN PROSES SAINS SISWA
MAKALAH KOMPREHENSIF

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Sri Poedjiastoeti, M.Si
Prof. Dr. Rudiana Agustini, M.Pd

Oleh:
Yunita
NIM 147795046

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berkaitan langsung dengan
aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu dalam setiap aspek kehidupan mutlak
diperlukan adanya pendidikan, untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berlangsung semakin cepat. Pemerintah melalui Permendikbud No. 68
tahun 2013 menyatakan bahwa penerapan Kurikulum 2013 pada jenjang SMP/MTs mulai
digunakan sejak tahun ajaran 2013/2014 dengan tujuan untuk mencetak generasi yang
siap menghadapi tantangan dan kebutuhan sumber daya manusia di masa depan. Orientasi
pengembangan kurikulum 2013 adalah

tercapainya peningkatan dan keseimbangan

antara kompetensi sikap (attitude), pengetahuan (knowledge)dan, keterampilan (skill)


disamping cara pembelajarannya yang menyenangkan.
Pembelajaran yang dikehendaki pada kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang dalam kegiatan intinya
mencakup komponen mengamati, menanya, mencoba, mengolah, mengkomunikasikan
(pola 5 M).

Pendekatan saintifik selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam

mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk


melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian.
Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,
perubahan,

dinamika,

dan

energetika

zatyang

melibatkan

keterampilan

dan

penalaran(Depdiknas, 2006). Dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak

terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh
karena itu, dalam pembelajaran kimia dibutuhkan model pembelajaran yang melibatkan
siswa secara langsung dalam memperoleh materi dan mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran yang melibatkan siswa pada pengalamanbelajar secara
langsung adalah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri (inquiry learning).
Gulo (2002) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri sebagai suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistimatis dan analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Sasaran utama pembelajaran
inkuiri adalah: (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2)
keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan (3)
mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses
inkuiri.
Dua tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensitas
keterlibatan siswa, yaitu inkuiri bebas(unguided inquiry) dan inkuiriterbimbing (guided
inquiry).Jika pada inkuiri bebas siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah
dan merancang proses penyelidikan, maka pada inkuiri terbimbing masalah dikemukakan
guru atau bersumber dari teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban
terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan intensif guru. Jenis inkuiri terbimbing
cocok digunakan untuk tingkat SMP, karena inkuiri terbimbing menyediakan lebih
banyak arahan untuk para siswa yang belum siap untuk menyelesaikan masalah
(Gormally, dkk., 2011).
Collete dan Chiapetta (1994) keterampilan proses sains adalah kemampuan dalam
melaksanakan tahap-tahap percobaan yang merupakan keterampilan proses terpadu, yang

meliputi keterampilan merumuskan masalah, menyusun hipotesis, menentukan variabel


percobaan,

merancang

percobaan,

pengumpulan

data,

menganalisis

data,

dan

merumuskan kesimpulan.Pentingnya keterampilan proses sains ini dikembangkan


menurut Ibrahim, dkk (2010), dengan keterampilan proses sains seseorang akan mampu
mengembangkan diri sendiri, belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu
dalam pembelajaran kimia perlu membekali siswa dengan keterampilan proses sains.
Kenyataan dilapangan pembelajaran kimia yang dilakukan selama ini kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains
melalui aktifitas eksperimen hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman guru
bagaimana mengembangkan LKS untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa,
sementara keterampilan proses sains merupakan salah satu aspek penting yang perlu
dilatihkan kepada siswa dalam pembelajaran kimia (Asiz, 2014), dan masih banyak siswa
tidak memiliki kesempatan untuk melakukan praktikum, sehingga banyak kemampuan
yang tidak diperolehnya karena tidak memiliki pengalaman yang diharapkan dan banyak
sekolah yang tidak dapat melaksanakan praktikum disebabkan oleh berbagai kendala,
mulai dari tidak tersedianya laboratorium, kurangnya peralatan, hingga mahalnya zat-zat
kimia bahan praktek, (Rahmat, 2012). Sehingga dalam kondisi seperti ini, guru dituntut
memiliki alternatif pembelajaran agar tetap dapat melatihkan keterampilan proses sains
melalui kegiatan eksperimen, salah satunya dengan menggunakan media.
Media memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, sebab dapat
membantu guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Seorang pendidik
perlu mempertimbangkan berbagai landasan agar media yang dipilih benar-benar sesuai
dengan tingkat pemahaman kemampuan berfikir, psikologis, dan kondisi sosial siswa
sebab penggunaan media yang tidak sesuai dengan kondisi anak akan menyebabkan tidak
berfungsinya media secara optimal, oleh karena itu siswa perlu diberikan sebuah stimulus

yang baik dalam pembelajaran yang menggunakan media agar tercipta kondisi
pembelajaran yang bisa menarik siswa untuk belajar menjadi lebih baik. Salah satu
stimulasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi adanya berbagai kendala, terutama
masalah sarana laboratorium, adalah dengan memanfaatkan simulasi intraktif PhET
(Rahmat, 2012).
PhET (Physics Education Technology) adalah paket simulasi berbasis eksperimen
dikembangkan oleh University of Colorado. Banyak kelebihan yang dapat diperoleh dari
penggunaan PhET untuk menggantikan praktikum nyata di laboratorium, diantaranya
praktikum dapat dikerjakan di mana saja dan kapan saja karena tidak memerlukan alat
dan bahan kimia khusus seperti di laboratorium, dan tidak menghasilkan limbah sehingga
tidak menimbulkan masalah pencemaran oleh bahan kimia. Banyak hal-hal yang tidak
mungkin diamati pada praktikum secara langsung menjadi mungkin melalui animasi pada
lab virtual, misalnya pengamatan terhadap pergerakan partikel, interaksi antar partikel,
pembacaan suatu data dalam bentuk angka-angka dan perubahannya secara langsung
karena komputer melakukan perhitungannya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam upaya mengembangkan
perangkat pembelajaran yang dapat melatih siswa memperoleh keterampilan proses sains
dalam pembelajaran IPA khususnya kimia, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudulPengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Berbasis Inkuiri
Terbimbing Ditunjang Media PhET untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah dalam penelitian
secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana kelayakan perangkat
pembelajaran IPA SMP berbasis inkuiri terbimbing menggunakan PhET untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa?. Rumusan masalah penelitian tersebut


dapat dijawab melalui pertanyaan berikut:
1. Bagaimana validitas perangkat pembelajaran kimia berbasis inkuiri terbimbing
ditunjang media PhET yang dikembangkan?
2. Bagaimana keterlaksanaan perangkat pembelajaran kimia berbasis inkuiri terbimbing
ditunjang media PhET ?
3. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan perangkat
pembelajaran kimia berbasis inkuiri terbimbing ditunjang media PhET?
4. Bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis inkuiri
terbimbing ditunjang media PhET?
5. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing
ditunjang media PhET?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah tersedianya perangkat pembelajaran kimia
berbasis inkuiri terbimbing yang layak untuk meningkatkan keterampilan proses sains
siswa ditunjang media PhET. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut peneliti menjabarkan
beberapa tujuan penelitian yang lebih spesifik, yaitu:
1. Mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran kimia berbasis inkuiri terbimbing
ditunjang media PhET yang dikembangkan?
2. Mendeskripsikan keterlaksanaan perangkat pembelajaran kimia berbasis inkuiri
terbimbing ditunjang media PhET ?
3. Mendeskripsikan aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan perangkat
pembelajaran kimia berbasis inkuiri terbimbing ditunjang media PhET?

4. Mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis inkuiri


terbimbing ditunjang media PhET?
5. Mendeskripsikan respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran berbasis inkuiri
terbimbing ditunjang media PhET?

D. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1.

Bagi guru, memberikan alternatif pengembangkan kemampuan mengelola


kelas dan sebagai bahan pertimbangan memilih pendekatan serta model
pembelajaran yang akan digunakan selama proses belajar mengajar

2.

Bagi siswa, membantu mengatasi kesulitan pemahaman materi yang sedang


dielajari dan membantu siswa meningkatkan keterampilan proses sains yang terjadi
pada diri mereka

3.

Bagi peneliti, sebagai referensi untuk memperluas wawasan tentang


bagaimana memiliki dan menerapkan model-model pembelajaran efektif dengan
materi yang nantinya akan diajarkan pada siswa.

4.

Bagi pembaca, sebagai acuan penelitian lain yang relevan untuk


dikembangkan lebih lanjut dan menambah pengetahuan lebih lanjut dan menambah
pengetahuan mengenai materi yang terkait.

5.

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya


tentang pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan menggunakan
program simulasi PhET

6.

Sebagai masukan dalam peningkatan kualitas pembelajaran kimia khususnya


bagi sekolah-sekolah yang tidak memiliki peralatan laboratorium kimia yang
memadai.

E. Definisi Istilah, Asumsi, dan Pembatasan Masalah


1. Definisi Istilah
Berdasarkan judul penelitian Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia
Berbasis Inkuiri Terbimbing Ditunjang Media PhETuntuk Meningkatkan Keterampiln
Proses Sains Siswa terdapat beberapa istila yang perlu didefinisikansebagai berikut:
a. Keterampilan proses sains adalah keterampilan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar berupa keterampilan pengamatan, pengklasifikasian, penginterprestasikan
data, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan bilangan, melakukan
eksperimen, mendefinisian secara operasional, dan merumuskan model (Nur, 2011)
b. Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada proses dan
keahlian untuk melakukan kegiatan penelitian, di dalamnya melibatkan bermacammacam aktivitas, misalnya melakukan observasi, bertanya, menguji hipotesis, dan
membuktikan dengan eksperimen, menggunakan alat-alat, menganalisis dan
menginterprestasikan data, mengusulkan jawaban, menjelaskan dan memprediksi,
serta mempresentasikan hasilnya (The National Research Council, 2000 dan
Vajoczki, 2011)
c. Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan oleh
guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan
jawaban sendiri terhadap masalah tersebut dibawa bimbingan guru.
d. Model pembelajaran inkuiri berbasis media simulasi PhET adalah suatu model
pembelajaran yang menitik beratkan pada perkembangan berpikir siswa yang

dilandaskan pada pengalaman dan keterlibatan langsung terhadap suatu permasalahan


menggunakan fasilitas dan proses-proses laboratorium secara digital melalui program
PhET Simulation. Model pembelajran ini menitik beratkan lima tahapan model
pembelajran inkuiri.
e. Paket program PhET (Physics Education Technology) merupakan sebuah situs yang
dibuat oleh University of Coiorado. Situs ini menyediakan simulasi pembelajaran
kimia yang sangat intraktif mengajak siswa untuk belajara. Simulasi PhET ini
membuat suatu animasi kimia abstrak atautidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Intraksi yang dilakukan berupa menekan tombol, menggeser benda atau memasukkan
suatu data, kemudian saat itu juga akibat dari intraksi yang dilakukan akan terlihat
segera.

F. Asumsi Penelitian
Adanya lembar isian yang memerlukan jawaban dan imformasi yang sukar
dibuktikan maka asumsi penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Siswa memberikan informasi secara jujur dan benar terhadap angket respon siswa
yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, tanpa ada tekanan dari siapapun.
b. Guru memberikan informasi tentang respon siswa terhadap kegiatan belajar secara
jujur dan benar.
c. Pengamat berlaku objektif dalam mengisi lembar pengamatan pelaksanaan
pembelajaran dan aktivitas siswa selama penelitian.

G. Pembatasan Masalah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terhindar dari berbagai interprestasi
maka sesuai dengan judul dan latar belakang di atas, diberikan batasan bahwa subyek

adalah siswa-siswa kelas VII SMPPGRI 16 Sidoarjo semester Ganjil tahun pelajaran
2015-2016 pada pokok bahasan asam, basa dan garamdengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing ditunjang media PhET.

Você também pode gostar