Você está na página 1de 20

PENELUSURAN WADUK

1.1 Deksripsi
Penelusuran waduk atau bisa juga disebut penelusuran banjir (flood
routing) pada waduk adalah prosedur untuk menentukan waktu dan debit
aliran (hidrograf aliran) di waduk berdasarkan hidrograf banjir yang
direncanakan. Penelusuran waduk merupakan penelusuran hidrologis yang
penelusurannya dicari hidrograf debit banjir di suatu titik di hilir berdasar
hidrograf di hulu. Penelusuran waduk dapat juga dilakukan dengan bantuan
program HEC-HMS. Pada pemodelan DAS dapat dimasukkan elemen
reservoir sebagai pemodelan waduk pada DAS yang akan dihitung
penelusuran banjirnya. Pada tugas kali ini, perhitungan Flood Routing akan
dilakukan secara manual.
1.2 Tujuan
Tugas ini bertujuan untuk mencari hubungan antara debit Inflow dan
Outflow berdasarkan penelusuran banjir pada waduk. Output yang
diinginkan adalah bentuk grafik dari tabel flood routing.
1.3 Dasar Teori (Rumus-rumus yang diapakai)
1.3.1

Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana


Dari perhitungan curah hujan maksimum tahunan perlu ditentukan
kemungkinan terulangnya curah hujan maksimum harian guna
menentukan debit banjir rencana. Untuk menentukan curah hujan yang
akan dipakai dalam menghitung besarnya debit banjir rencana
berdasarkan analisa distribusi curah hujan awalnya dengan pengukuran
dispersi dilanjutkan dengan pengukuran dispersi dengan logaritma dan
pengujian kecocokan sebaran.
Beberapa macam cara untuk mengukur dispersi diantaranya adalah :
a. Standar Deviasi ( Sd )
Perhitungan standar deviasi digunakan rumus sebagai berikut :
1
1
2
n1
Sd =
( Xi Xrt ) ] 2

b. Koefisien kemencengan ( Cs )

Perhitungan koefisien kemencengan

( coeffisien of skewness )

digunakan rumus sebagai berikut :


n
n
Cs = ( n1 ) ( n2 ) Sd [ Xi Xrt ]3
i=1
c. Koefisien Kurtosis ( Ck ) digunakan rumus sebagai berikut :
n

Ck =

( Xi Xrt )4
i=1

( n1 ) ( n2 )( n3)Sd 4

d. Koefisien Variasi ( Cv )
Perhitungan koefisien variasi ( Cv ) digunakan rumus sebagai berikut :
Cv =
1.3.2

Sd
Xrt

Perhitungan Debit Q100 dengan Metode Gama-1


Satuan hidrograf sintetik Gama-1 dibentuk oleh tiga komponen dasar
yaitu waaktu naik (TR), debit puncak (Qp), waktu dasar (TB), dengan
uraian sebagai berikut :
a. Waktu Puncak (TR) dinyatakan dengan rumus :

b. Debit puncak (Qp) dinyatakan dengan rumus :


c. Waktu dasar (TB) dinyatakan dengan rumus :
d. Koefisien resesi (K) dinyatakan dengan rumus:
e. Aliran dasar (QB) dinyatakan dengan rumus:

dengan :

1.3.3

Perhitungan Karakteristik Tampungan Waduk


Kapasitas waduk dihitung berdasarkan kontur pada peta topografi.
Dari rumus volume tampungan akan dihasilkan hubungan antara elevasi
dengan luas genangan dan hubungan antara elevasi dengan volume
tampungan.
Berikut rumus yang dipakai untuk menghitung volume tampungan waduk
dan hasil perhitungannya beserta kurva hubungan elevasi, volume
tampungan dan luas genangan :

1
V i+1= . h . ( A i+ A i+1 + A i . Ai +1 )
3
1.3.4

Flood Routing
Untuk menentukan elevasi puncak embung dan mereduksi banjir
sesaat yang terjadi, dan menentukan debit Outflow pada bangunan
Spillway, perlu diadakan Flood Routing.
Langkah-langkah perhitungan Flood routing

Kolom 1: Berisi urutan nomor step yang dilakukan.

Kolom 2: Memasukan data jam ke sesuai data tabel Inflow


waduk.

Kolom 3: Mengubah jam menjadi detik ( 1 jam = 3600


detik).

Kolom 4: Memasukan nilai besarnya Inflow waduk sesuai


data tabel
Inflow waduk.

Kolom 5: Merata-rata nilai Inflow waduk di antara dua jam,


yang didapat dari kolom 4

Kolom 6: Volume Inflow = Inflow rata-rata (m3/detik) x


Waktu (detik)

Kolom 7: Mengasumsikan nilai elevasi mercu waduk.

Kolom 8: Menghitung nilai outflow waduk dengan rumus:


O = B x Cd x (h)1,5
dimana,
O

= Outflow waduk (m3/detik)

= Lebar spillway (m) = 20 m

Cd

= Koefisien debit diambil nilai konstan


sebesar 2,5

= Tinggi air di atas spillway(m)

Kolom 9 : Merata-rata nilai outflow waduk di antara 2 jam


dari kolom 8.

Kolom 10: Menghitung dengan rumus:


Volume Outflow = Outflow rata-rata (m3/detik) x Waktu (m)

Kolom 11: Menghitung perubahan air waduk (s) dengan


rumus: s = Volume Inflow Volume outflow

Kolom 12 : Tampungan total, daya tampung awal ditambah


dengan nilai s.

Kolom 13: Elevasi air di atas waduk

1.4 Data
1.4.1

Peta DAS dan Statsiun Hujan


Daerah yang ditinjau adalah WS (Wilayah Sungai) Jratunseluna, DAS
Garang. Di mana sebagian besar dari DAS ini terletak di kota Semarang.

Gambar 1. Peta DAS Garang


Curah hujan didasarkan pada konfigurasi Thiessen yang dilakukan pada statsiun
di sekitar DAS Garang.

Gambar 2 Konfigurasi Thiessen di DAS Garang


Tabel 1 Curah hujan maksimum tahunan rata-rata DAS Garang

1.4.2

Data Hujan
Data curah hujan harian maksimum dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2 Curah hujan maksimum tahunan rata-rata DAS Garang

1.5 Analisis (Perhitungan)


1.5.1

Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana

Berdasarkan rumus distribusi dengan metode perhitungan dan grafis,


didapatkan hasil analisa frekuensi curah hujan sebagai berikut :
Tabel 2. Uji Smirnov-Kolgorov Distribusi Gumbel

Tabel 3. Uji Smirnov-Kolgorov Distribusi LogNormal

Tabel 3. Uji Smirnov-Kolgorov Distribusi LogPearsonIII

Setelah diketahui nilai variabel-variabel dari perhitungan parameter


statistik, dapat ditentukan metode distribusi mana

yang dapat dipakai.

Pemilihan jenis sebaran atau metode distribusi harus sesuai dengan


persyaratan yang ada.
Tabel 4. Pemilihan Metode Distribusi

Dari tabel 4 ditinjau persyaratan parameter statistik yang mendekati adalah


metode Log Pearson Tipe III. Namun untuk memastikan ketepatan dalam
pemilihan distribusi tersebut perlu dilakukan perbandingan hasil perhitungan
statistik dengan plotting data pada kertas probabilitas dan Uji SmirnovKolmogorov.

Gambar 1. Plotting Distribusi Normal

Gambar 2. Plotting Distribusi Gumbel

Gambar 3. Plotting Distribusi LogNormal

Gambar 4. Plotting Distribusi LogPearson III

Gambar 5. Hasil Analisis Frekuensi pada Kertas Probabilitas


Dari sebaran data pada kertas probabilitas diperoleh :
- Distribusi Gumbel maks = 0,173
- Distribusi LogNormal maks = 0,171
- Distribusi LogPearsonIII maks = 0,123
- Distribusi Normal maks = 0,224
Dengan lulusnya keempat distribusi dalam Uji Smirnov-Kolgorov, maka
dipilih

distribusi

dengan

maks

paling

kecil,

yakni

Distribusi

LogPearsonIII dengan maks = 0,123. Dengan maks yang kecil, maka


simpangan data semakin kecil dan data semakin beraturan.

1.5.2

Perhitungan Debit Q100 dengan Metode Gama-1


Hasil Perhitungan Hidrograf Satuan Sintetik metode GAMA-1 dengan
debit Q100

Tabel 2. Debit per

1.5.3

Perhitungan

jam hasil HSS Gama-1

Karakteristik

Tampungan Waduk
Kapasitas waduk dihitung berdasarkan kontur pada peta topografi.
Elevasi pada peta CAD dicheck satu per satu kemudian dilihat luasanya.
Volume dihitung berdasarkan rumus yang ada pada bab Dasar Teori.
Berikut hasil perhitunganya.
Tabel 3. Hubungan Elevasi, Volume dan Luas Genangan

Gambar 7. Kurva hubungan elevasi, volume tampungan dan luas genangan

Gambar 8. Rencana genangan Waduk Garang (perkiraan)

1.5.4

Flood Routing
Perhitungan Flood Routing pada waduk rencana dilakukan berdasarkan
langkah-langkah iterasi yang ada pada bab Dasar Teori. Hasilnya adalah
sebagai berikut :

Tabel 10. Flood


Jam

(t)
0

routing
Inflow

(m3/dt)

Inflow
ratarata

Vol.
Inflow

Asum
si
Eleva
si

(m3/dt)

(m3)

(m)

86.87

270
168.76
5

Yo

Outflow

(m)
0

(m3/dt)
0

270.8
0.8

271.5

574.8

(x10^4
m3)

(x 10^4
m3)
310000

(m)
270

34.346

123645.6
1

483908.3
9
793908.3
9

270.8

1615742.
9

271.5

2692117.
1

271.9

3789456.
2

272.1

4743697.
5

272.3

5440777.
9

272.5

5778095.
7

272.6

441099.4
9

821834.5
1

770011.7
6

1076374.
2

271.783
6
272.1

313.503
272.3
2.3

357.166
5
272.5
2.5

484.67

390.970
6
272.6
2.6

407.43

146676

1128610.
7

954241.3
2

1285799.
6

697080.4
2

379.473
3

174481
2

446.48

1097339

334.859
8

198288
0

522.86

978420.9
7

292.146
2

208285
2

578.74
550.8

251.421

207576
0

578.4
578.57

(x 10^4
m3)

213.892
2

2.1

(m3/dt)

271.9
576.6

Ew

176.363
3

184638
6
1.9

Sw

122.527
6
1.5

68.6920
1

126293
4

450.97
512.88
5

Vol.
Outflow

607554

250.66
350.81
5

Outflow
rata-rata

1407494.
2

337317.7
9

402.467
9
396.691

1428087.

38678.11

5
8

368.39

11

13

14

16

447840

109.12

271.8

271.7

1.7

273294

66.59

271.6

1.6

213498

52.02

40.64

1.8

349848

85.24

271.5
46.33

17

1.9

1.5

166788
271.4

1.4

1206349.
9
1052620.
6

941310.1

0
231.835
5
0
212.786
8
0
194.290
3
0
176.363
3
0
159.024

222.311
1
203.538
6
185.326
8
167.693
7

869861.8
4
800320.1
3
732738.7
9
667176.4
8
603697.4
7

272.55

5661112.
7

272.4

5394110.
8

272.2

5075314.
2

272

4707268.
1

271.9

4285246.
3

271.8

3834774.
2

271.7

3375329.
4

271.6

2921650.
9

271.5

2484741.

271.4

267001.9
318796.6
368046.1

251.421
241.628
3

5816773.
8
155661.1

271.529
261.475

271.9

59.305

573264

139.68

75.915
15

292.394
6
272

1346127.
1

313.260
2

733824

178.8

97.18

2.2

356.934
1
335.097
2

272.2

124.4

2.4

939348

228.88

159.24
12

373.924
2
272.4

203.84

2.55

390.914
3

119046
6

292.98
260.93

10

1
272.55

330.68
5
9

422021.8
450472.1
459444.8
453678.5
436909.5

2
36.195
18

130302

31.75

271.3
15.875

57150

1.3

0
142.293
9
0

4
150.659
1

542372.6
1

412070.6
2072670.
8

71.1469
5

256129.0
1

-198979

700
600
500
400
Debit (m3/d)

300

Inflow
Outflow

200
100
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718
Waktu (Jam)

Gambar 9. Grafik Hubungan Inflow dan Outflow

271.3

1.6 Kesimpulan
Dari perhtiungan Flood routing pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa untuk elevasi muka air banjir +270m dan lebar mercu 30m,
didapatkan:
1. Elevasi muka air banjir tertinggi +272,6 m
2. Volume tampungan 5778096 x 104 juta m3
3. Luas Genangan 900.000 m2

20

Você também pode gostar