Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Halaman | 1
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga
modul pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG) Tahun 2016 yang dapat dimanfaatkan
berbagai bidang profesi yang membutuhkan informasi geospasial seperti bidang pertanian,
perkebunan, kehutanan dan laninnya selesai disusun. Shalawat dan Salam kepada Nabi
Muhammad SAW atas teladan ahlak dan semangat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan kepada ummatnya.
Kegiatan ini secara nyata akan menambah kapasitas pengetahuan dan keterampilan
aparat dinas-dinas terkait, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang
menuntut kerja aparat pemerintahan yang mampu dan terampil di bidangnya. SIG
merupakan alat bantu dalam mengelola data baik spasial maupun non spasial dan saat ini
telah menjadi standar bagi pengelolaan data terpadu. Sebagai alat bantu, perkembangan
SIG berjalan sangat cepat mengikuti perkembangan sistem pengelolaan data dan
perkembangan perangkat keras pengolah data. Pelatihan ini memberikan kesempatan
kepada para peserta dari berbagai bidang SKPD terkait untuk mengembangkan diri dengan
mengikuti perkembangan keilmuan dan zaman yang cepat.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dekan
Fakultas Teknologi Pertanian serta Ibu Ketua Prodi Teknik Pertanian Universitas Andalas
atas kepercayaannya kepada kami dalam memberikan pelatihan dan kami berharap semoga
dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya aparat Pemerintah di lingkup sektor pertanian
atau yang terkait. Pelatihan ini didasarkan pada pengalaman pelaksanaan LP2B dimana
perlu adanya keterampilan SIG pada staf di instansi pemerintahan khususnya dinas
pertanian dan perkebunan.
Halaman | i
1.1
1.2
ArcGIS ESRI............................................................................................................................... 2
BAB II.
2.1
Peta .............................................................................................................................................. 6
2.2
2.3
2.1.1
2.1.2
2.2.2
2.2.3
Sistem Proyeksi.................................................................................................................... 15
3.2
ArcCatalog .............................................................................................................................. 18
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
Merancang Geodatabase.................................................................................. 22
3.1.5
ArcMap .................................................................................................................................... 31
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Membuat Bookmarks........................................................................................ 43
4.2
4.2.2
4.2.3
BAB V.
5.1
Digitasi Peta........................................................................................................................... 53
5.1.1
5.1.2
5.1.3
5.1.4
5.2
5.3
5.4
5.4.2
5.4.3
Buffer ....................................................................................................................................... 63
6.2
Clip ............................................................................................................................................ 65
6.3
Intersect .................................................................................................................................. 67
6.4
Split ........................................................................................................................................... 69
6.5
Union ........................................................................................................................................ 71
6.6
Merge ....................................................................................................................................... 73
6.7
Dissolve ................................................................................................................................... 75
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
8.2
8.2.2
8.2.4
8.2.5
Stream Order........................................................................................................ 92
8.2.6
8.2.7
8.2.8
Watershed ............................................................................................................. 94
9.2
9.2.2
9.2.3
9.2.4
Membuat Legenda............................................................................................101
9.2.5
9.2.6
9.2.7
9.2.8
Halaman | iv
BAB I.
ArcGIS Desktop : Merupakan integrasi dari sederetan aplikasi aplikasi SIG yang
terdiri dari tiga produk perangkat lunak utama yang dibedakan menurut level
kemampuannya: ArcView, ArcEditorTM, dan ArcInfo.
b.
Server GIS : Merupakan kumpulan aplikasi ArcGIS yang berbasiskan server yang
digunakan untuk membangun suatu sistem lintas departemen yang terintegrasi
untuk koleksi, organisasi, visualisasi, pengelolaan, serta pendistribusian
informasi geografis. Aplikasi ArcGIS berbasis server terdiri dari tiga produk:
ArcIMS, ArcGIS Server, dan ArcGIS Image Server.
c.
d.
Mobile GIS : Merupakan aplikasi ArcGIS yang difokuskan untuk keperluan mobile
device, antara lain: ArcPad, ArcGIS Mobile.
Halaman | 2
ArcMap : Aplikasi utama yang dapat digunakan pada ArcGIS Desktop untuk
pemetaan, editing, analisis, dan manajemen data spasial. ArcMap digunakan
untuk pemetaan dan visualisasi secara 2 dimensi.
b.
Halaman | 3
c.
ArcScene : Aplikasi yang juga digunakan untuk visualisasi 3D, namun difokuskan
pada area. Pada ArcScene kita dapat menampilkan permukaan bumi secara 3
Dimensi sehingga kita dapat melakukan navigasi, perancangan pada areal yang
diinginkan. ArcScene juga tercakup dalam ekstensi ArcGIS 3D Analyst.
b.
Halaman | 5
BAB II.
2.1 Peta
Peta adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang
datar atau kertas dengan skala tertentu dan juga dilengkapi simbol sebagai penjelas.
Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005). Peta
merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan,
merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada
tahapan pada tingkatan pembangunan.
Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (Digital Map), yaitu peta yang
berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer.
Biasanya peta digital ini dibuat dengan menggunakan software GIS (Geography
Information System). Ilmu yang mempelajari tentang peta dan pemetaan disebut
dengan kartografi dan orang yang ahli dalam bidang peta dan pemetaan disebut
kartograf. Syarat yang haarus dimiliki oleh sebuah peta yakni :
a.
b.
c.
2.1.1
Judul Peta: Memuat informasi maksud dan tujuan peta serta lokasi
Misalnya : Peta Lereng Kecamatan Ampek Angkek.
b.
Skala Peta: perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Skala pada peta dapat disajikan
dengan angka atau grafik. Misalkan skala Peta 1 : 2500 Artinya 1 cm di
kertas = 2500 cm di lapangan atau 1 cm = 25 m.
Halaman | 6
digambar
dengan
ini
perlu
diperhatikan
untuk
a
c
b
d
PETA
f
g
h
e.
f.
Insert : merupakan sebuah penjelasan daerah pada peta berupa peta kecil
yang terdapat pada peta utama. Biasanya merupakan penggambaran
Halaman | 7
h.
2.1.2
Peta Timbul : peta jenis ini menggambarkan bentuk permukaan bumi yang
sebenarnya, misalnya peta relief.
b.
Peta Datar (peta biasa) : peta umumnya yang dibuat pada bidang datar,
misalnya kertas, kain atau kanvas.
c.
Peta Digital : peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada suatu
pita magnetik atau disket, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya
menggunakan komputer. Peta digital dapat ditayangkan melalui monitor
komputer atau layar televisi. Peta digital ini hadir seiring perkembangan
teknologi komputer dan perlatan digital lainnya.
Berdasarkan maksud dan tujuan pembuatan peta, maka data dan informasi
yang ada di dalam peta dikelompokkan menjadi dua, yakni peta umum dan
khusus (tematik) :
a.
Peta
chartography
(kartografi)
Merupakan
peta
yang
b.
Peta Tematik : merupakan peta yang hanya menggambarkan satu atau dua
kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan di peta yang
menyajikan unsur/tema tertentu pada permukaan bumi sesuai dengan
keperluan penggunaan peta tersebut. Data tematik yang disajikan dapat
dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Contoh peta yang digolongkan
sebagai peta tematik:
-
Peta diagram : pada peta ini subyek tematik yang berelasi disajikan
dalam bentuk diagram yang proporsional.
Halaman | 9
Peta isoline : pada peta ini menyajikan harga numerik untuk distribusi
yang continue dalam bentuk garis yang terhubung pada suatu nilai yang
sama.
Peta kadaster : yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 sampai
dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak milik tanah.
b.
Peta skala besar : yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai
dengan 1: 250.000. Contoh: Peta topografi
c.
Peta skala sedang : yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000
sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta kabupaten per provinsi.
d.
Peta skala kecil : yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai
dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi di Indonesia.
e.
Peta geografi : yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.
Contoh: Peta Indonesia dan peta dunia.
Data Vektor : Data vektor merupakan model data yang paling banyak
digunakan, model ini berbasiskan pada titik (point) dengan nilai koordinat
Halaman | 10
(a) Data vektor titik merepresentasikan objek spasial yang tidak memiliki
dimensi panjang/luas. Fitur spasial direpresentasikan dalam satu pasangan
koordinat x,y. Contohnya stasiun curah hujan, titik ketinggian, observasi
lapangan, titik-titik sampel, titik ground check point (GCP), titik koordinat
lokasi, atau titik Branch mark; (b) Data garis merepresentasikan objek yang
memiliki dimensi panjang namun tidak mempunyai dimensi area, misalnya
jaringan jalan, pola aliran, garis kontur, data traking, sungai; Sedangkan (c)
Data poligon merepresentasikan fitur spasial yang memiliki area (luas),
contohnya adalah unit administrasi, unit tanah, zona penggunaan lahan,
areal sawah, batas daerah, dan hamparan lahan.
Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat
berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada
basisdata batas-batas daerah.
b. Data Raster : Model data raster mempunyai struktur data yang tersusun
dalam bentuk matriks atau piksel dian membentuk grid. Setiap piksel
memiliki nilai tertentu dan memiliki atribut tersendiri, termasuk nilai
koordinat yang unik. Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada
ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi. Model data ini biasanya
digunakan dalam remote sensing yang berbasiskan citra satelit maupun
airborne (pesawat terbang). Selain itu model ini digunakan pula dalam
membangun DEM dan DTM.
Halaman | 11
Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixelnya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di
permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil
ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin
tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batasbatas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,
vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster
adalah besarnya ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar
pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras
yang tersedia.
2.2.2
b.
Halaman | 13
c.
d.
e.
Data Tabular, Data tabular berupa informasi tabel dapat dijadikan input
data pada SIG, seperti data tabel X,Y,Z dapat dijadikan informasi ketinggian
tempat, selanjutnya data produksi pertanian pada satu areal kawasan dapat
dijadikan data spasial.
2.2.3
informasi
vektor
geometris);
**.shx
(Shape
index,
penyimpanan indeks dari vektor geometris yang ada pada shp; **.dbf
(menyimpan file berisikan informasi/data-data dalam bentuk tabular dari
masing-masing shape dalam bentuk dBase III); terkadang terdapat file
tambahan yakni **.prj (menyimpan informasi sistem koordinat dan
proyeksi yang digunakan); **.sbn & **.sbx (spasial index dari masingmasing features.
f.
Data Raster, memiliki format yang berbeda dari data vektor. Seperti **.tif,
**.DEM, dll.
g.
Sistem Lintang Bujur (Latitude Longitude) Pada sistem koordinat ini, bumi
dibagi menjadi 360 bagian, tiap bagian bernilai 1o, dan titik nol derajat
(acuan/datum) adalah di Greenwich, Inggris. Disamping itu, garis khatulistiwa
Halaman | 15
UTM (Universal Transver Mercator) Untuk UTM, bumi kemudian dibagi kedalam
beberapa zona, antara 01 s/d 60 dengan satuan meter. Pada sistem koordinat
bumi akan dibagi menjadi dua bagian, di atas khatulistiwa sebagai bagian utara
dengan simbol (N) serta dibagian selatan khatulistiwa di beri simbol (S). Proyeksi
UTM dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Sejak saat itu proyeksi ini
menjadi standar untuk pemetaan topografi. Wilayah Indonesia (90 144 BT
dan 11 LS 6 LU) terbagi dalam 9 zone UTM. Artinya, wilayah Indonesia
dimulai dari zone 46 sampai zone 54 (meridian sentral 93 141 BT).
Halaman | 16
Halaman | 17
BAB III.
3.1 ArcCatalog
ArcCatalog adalah salah satu program dari ArcGIS yang bisa digunakan antara
lain untuk menelusuri atau mencari data (browsing), mengorganisir (organizing),
mendistribusikan (distributing) dan mendokumentasikan (documenting) suatu
struktur data dalam ArcGIS. Untuk memulai ArcCatalog dapat dilakukan dengan
mengklik Start All Programs ArcGIS ArcCatalog. Atau bisa pada ArcMap
dengan mengklik ikon
Menu Bar
Catalog Tree
Tampilan
Menu Bar, dimana terdapat berbagai macam fungsi menu dan icon-icon yang
cukup membantu dalam hal mengatur ataupun mengelola file-file peta.
2.
3.
Layar Tampilan, kolom ini juga terbagi tiga, yaitu Content untuk menampilkan
file-file yang ada dalam suatu directory; Preview untuk menampilkan
data/informasi yang ada pada file-file peta yang dipilih atau untuk menampilkan
Halaman | 18
3.1.1
b.
Selanjutnya carilah lokasi folder yang akan di akses, Pada kesempatan kali
ini (Pelatihan GIS 2016)
c.
3.1.2
Membuat Shapefile
Pada Latihan ini dibuat shape file yang akan kita gunakan pada pertemuan
berikutnya. Diantarnya shapefile sawah berupa poligon, shape file jaringan
Halaman | 19
Klik lokasi folder dari shapefile pada Catalog Window. Banyak cara yang
dapat dilakukan untuk membuat shapefile, salah satunya dengan mengklik
kanan folder tersebut lalu New Shapefile..; Cara lainnya klik kanan pada
tampilan Konten New Shapefile
b.
Lalu akan muncul kotak dialog Creat New Shapefile Ganti Nama shapefile
nya menjadi sawah (sesuai dengan keinginan). Selanjutnya pilih Features
Type sesuai dengan jenis shape file.
Halaman | 20
Tentukan sistem koordinat yang akan dipakai dengan menekan ikon Edit...,
sehingga akan muncul kotak dialog Spatial Reference Properties untuk
menentukan sitem koordinat yang akan digunakan.
d.
e.
f.
g.
3.1.3
b.
3.1.4
Merancang Geodatabase
Geodatabase merupakan database relasional yang mencakup informasi
geografis. Geodatabase memuat kelas kelas/golongan feature dan table. Kelas
kelas feature dapat diorganisasikan ke dalam set data feature. Personal
Geodatabase dapat dibuat untuk menyimpan serta mengolah data spasial, di
dalam Personal Geodatabase terdapat :
a.
b.
c.
d.
e.
Raster Dataset : Kumpulan dari satu atau lebih band dalam suatu data
raster
Adapun langkah dalam membangun Personal Geodatabase dapat dilakukan
Buka ArcCatalog
b.
c.
Klik File New Personal Geodatabase atau dapat juga dengan klik
kanan pada folder lokasi penyimpanan New Personal Geodatabase.
Halaman | 22
d.
e.
f.
Setelah itu maka akan muncul dialog New Feature Dataset yang akan anda
buat dengan mengetik nama dari Feature tersebut lalu Next.
Halaman | 23
g.
Selanjutnya anda harus mengisi sistem koordinat untuk data yang anda
buat yakni Projected Coordinate System UTM WGS 1984
Southern Hemisphere WGS 1984 UTM Zones 47S lalu klik Next.
h.
Halaman | 24
i.
Lalu Klik Finish. Setelah semua pengaturan selesai maka Feature Dataset
telah dapat digunakan.
Untuk membuat geodatabase raster catalog dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut :
a.
sistem koordinat yang sama, dengan cara klik kanan pada Personal
Geodatabase (SUMBAR) New Raster Catalog. Selanjutnya akan tampil
jendela Create Raster Catalog.
b.
Tamplate Raster Catalog dapat diisi jika kita memiliki tamplate yang telah
ada untuk raster catalog. Isikan nama dari raster catalog sesuai dengan
yang diinginkan (tidak boleh spasi). Pada latihan ini diisikan Data_Raster.
Halaman | 25
c.
Untuk Coordinate System for Raster Column dan Coordinate System for
Geometry Column diisikan dengan sistem koordinat yang akan digunakan
pada latihan ini digunakan WGS_1984_UTM_Zone_47S. Lalu Klik OK. Jika
sukses ini ditandai adanya informasi di kanan bawah pada jendela windows.
Klik kanan pada Feature Dataset (Data Proses) New Feature Class
Halaman | 26
Setelah itu akan muncul dialog seperti di bawah ini, Isilah data shapefile
yang diinginkan kemudian pilih Next. Pada latihan kali ini dilakukan
dengan membuat beberapa feature class yakni Sawah, Kecamatan, dan
Jalan. Data ini diperlukan nantinya untuk proses Digitasi
c.
Ada beberapa pilihan pada Type of Feature yang disimpan pada featur class
yakni poligon, line, poin, Multipoint, dll. Selanjutnya klik Next.
d.
Jika menginginkan Field tambahan ketik field yang diinginkan dan tipe data
yang akan diisikan. Lalu klik Finish.
Halaman | 27
Subtypes ini hanya digunakan untuk memberikan diskripsi pada field yang
mempunyai tipe numerik, dimana nilai numerik tersebut didefinisikan
menjadi keterangan.
b.
Isi field dapat digunakan oleh beberapa feature dalam satu personal
geodatabase. Pada tab Subtypes klik tool Domains..
-
Halaman | 28
Catalog Tree
Property
Buka property dari feature class (sawah) dengan cara klik kanan feature
class (Sawah) anda kemudian pilih property
Halaman | 29
d.
Ketika
tampil
Window
Import,
isikan
input
Features
Halaman | 30
Pada pelatihan GIS ini file DATA tersimpan ke dalam tiga buah folder yakni :
-
Data Tabulasi : Folder ini berisi data-data tabel baik dalam format excel,
word ataupun pdf.
Vektor : Folder ini memuat beberapa contoh data vektor baik titik, garis
maupun polygon.
Pilih ArcGIS
2.
3.
Selanjutnya akan terlihat kotak dialog starup yang akan memberikan pilihan
dalam memulai Projek. Ada dua pilihan yakni membuka projek yang telah ada
(Existing Maps) atau mebuka Projek baru (New Maps).
Halaman | 31
4.
3.2.1
Attributes
(opsional)
ArcCatalog
(opsional)
ArcToolBox
(opsional)
Data View
Layout View
DATA
FRAME
/ MAP
AREA
Serch
(opsional)
Sistem
Koordinat
Halaman | 32
b.
Button
Nama
Fungsi
New Project
Open
Membuka
Project
sebelumnya
Projek
yang
telah
dibuat
Halaman | 33
Cut
Copy
Paste
Undo
Redo
Add Data
Editor
Toolbar
Table
Contents
ArcCatalog
Menampilkan ArcCatalog
Search
ArcToolBox
Menampilkan ArcToolBox
Python
encripsi
Model
Menampilkan Model
- Tools Toolbar; Toolbar Tools merupakan salah satu bagian utama dalam
interaksi informasi gegrafis pada data frame. Tool ini digunakan untuk
explorasi dan navigasi Data Frame .
Halaman | 34
Nama
Fungsi
Memperbesar sekali tampilan objek pada
Data Frame dengan menempatkan posisi
Zoom In
Zoom Out
Pan
Full Extent
Fixed Zoom
In
Fixed Zoom
Out
Back
Forward
Select
Features
Clear
Selection
Select
Elements
Identify
c.
Go To XY
Location
Table of Contents (TOC) merupakan daftar isi, list atau layer yang
digunakan dalam projek dan ditampilkan pada Map area jika diaktifkan.
TOC dapat berisi bermacam-macam format data (shapefile, geodatabase,
Tif, TIN, tabel dbf, txt, image, dll).
Mode List
Layer
Features
Check list (tampilan
aktif/tidak aktif pada
Map Area
Model list pada TOC ada 4 jenis yakni List By Drawing Order; List By
Source; List By Visibility; List By Selection, dan yang biasanya digunakan
untuk kemudahan dalam pengaturan layer adalah List By Drawing Order.
d.
Data View; Tampilan data berupa tampilan utuh keseluruhan Map Area,
tanpa dibatasi ukuran kertas.
f.
Layout View; Tampilan yang akan terlihat pada saat pembuatan layout
peta, atau dibatasi ukuran bidang kerja (kertas).
g.
h.
Attributes; Toolbar ini merupakan optional dan akan bekerja pada saat
start editing, dimana akan menampilkan informasi dari data yang kita select.
i.
j.
k.
3.2.2
dilakukan dengan cara mendrag (klik kiri lalu tahan dan bawa ke halaman Map
Area / Data Frame. Namun cara lainnya dan standar yakni dengan mengklik
Add Data
Jika lokasi file telah dikoneksikan melalui ArcCatalog, maka akan langsung
terlihat pada Folder Connection, namun jika belum maka dapat dilakukan
dengan mengklik ikon Connect to Folder
didapatkan filenya maka klik 2 kali atau pilih dan klik OK.
Halaman | 37
Mengganti Nama Layer ; Klik kanan pada Layers, Pilih Properties Tab
General, Ganti nama
b.
Halaman | 38
d.
Menhapus Salah layer/Data, hal ini dilakukan dengan klik kanan pada
layer yang akan dihapus lalu pilih Remove.
e.
f.
Klik kanan dengan pada layer yang akan diganti warna featurenya, lalu
pilih Property.
Halaman | 39
Value Field dipilih sesuai dengan dasar pembagian warna pada peta,
Color Ramp merupakan pilihan warna yang akan ditampilkan secara
otomatis, dan untuk menampilkan keseluruhan feature maka pilih ikon
Add All Values.
Halaman | 40
Jika ingin merubah warna persegmen value maka tinggal klik dua kali
warna yang ingin digantikan. Maka akan timbul window Symbol Selector
g.
Pilih menu Insert Data Frame lalu akan di peroleh dua data Frame
yang pertama Layer dan New Data Frame,
Halaman | 41
Jika ingin kembali pada Data Frame layer maka klik kanan pada Layer
dan pilih Activate.
h.
Pilih Label Features, maka akan keluar nama dari field yang ditunjuk.
i.
Halaman | 42
yakni : Table
3.2.4
Membuat Bookmarks
Bookmark merupakan salah satu teknik navigasi di ArcMap, yang berfungsi
untuk menhyimpan informasi tampilan zoom dan pan pada suatu kondisi
tertentu, sehingga kita dengan mudah dapat menampilkannya kondisi tersebut
kembali. Pada saat digitasi Bookmarks dapat membantu dalam mempermudah
tampilan dan menjaga tingkat ditail dari gambar. Adapun langkahnya sebagai
berikut :
j.
Posisiskan tampilan view sesuai dengan yang diinginkan, dan skala yang
diinginkan sehingga tampak tingkat ditail dari gambar, lalu klik Menu
Bookmarks Create.
k.
l.
Selanjutnya akan dengan mudah kembali pada view ini dengan mengklik
menu Bookmarks dan akan terlihat nama yang telah ditulis.
Halaman | 43
Halaman | 44
BAB IV.
x
X
Y T y
(x, y)
(X, Y)
sistem koordinat
citra
4.2.1
Georeferencing Items
Pada saat memilih Georeferencing maka akan ada list item kebawah yang
merupakan proses georeferencing. Adapun menu tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
Item
Fungsi
Update
Georeferencing
pada raster
Rectify
Fit To Display
Update Display
Auto Adjust
Transformation
Sets transformasi
Delete Control
Points
Reset
Transformation
kontrol
Options
4.2.2
Ikon
Nama
Add
Fungasi
Points
raster
Secara otomatis membuat link untuk raster
Auto
Registration
Select Link
Zoom To
Selected Link
Delete Link
Viewer
View Link
Table
tabular
Halaman | 47
Shift
Scale
Measurement
Text Box
4.2.3
Halaman | 48
d.
e.
Jika gambar memiliki sitem koordinat yang terlihat dengan jelas, maka
koreksi geometrik dapat dilakukan dengan mengisi sumbu X dan Y pada
titik kontrol, namun jika tidak maka disesuaikan dengan kondisi alam pada
raster dengan data shapefile. Pada kesempatan ini kita akan menyesuaikan
dengan kondisi peta shapefile.
Halaman | 49
dijadikan titik kontrol baik berupa sudut / tanda alam yang nantinya dapat
terlihat pada peta shapefile dengan memperbesar bagian terlebih dahulu.
Lalu klik kiri. Lalu perbesar layer shapefile yang akan diambil referensinya
(Dharmasraya) dengan cara klik kanan Zoom to Layer.
g.
Lalu klik kiri pada bagian yang hampir sama lokasi/tanda alamnya.
h.
Lakukan hal yang sama sebanyak 3 4 kali. Diusahakan lokasi titik kontrol
saling berjauhan, misal titik 1 sudut kanan bawah dan titik 2 di sudut kiri
atas.
Halaman | 50
Setelah selesai akan terlihat titik kontrol yang telah dibuat, jika sudah pas
maka dapt dilakukan Update Georeferencing. Selesai.
4.2.4
dijadikan data spasial berbasis koordinat. Adapun langkah yang dapat dilakukan
yakni :
a.
Tambahkan data Foto ke dalam ArcMap dengan cara klik Add Data
Halaman | 51
Lihat tanda alam yang mudah dikenali dan dapatkan titik koordinatnya
dengan menggunakan GPS. Pada latihan ini digunakan empat tanda alam ,
baik simpang, sudut jalan, parkiran, Jembatan dan lainnya.
c.
d.
Ketik koordinat yang telah didapatkan baik dalam desimal degre atau UTM.
e.
Setelah keempat titik kontrol dibuat maka Gambar sudah dapat diproses.
Halaman | 52
BAB V.
5.1
Digitasi Peta
secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam
format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain yang
sebelumnya dalam format raster baik dari sebuah citra satelit resolusi tinggi
Halaman | 53
Persiapan Digitasi
Pada latihan ini data raster yang akan dilakukan Digitasi yakni data raster
yang telah dilakukan georeferencing (Sawah Dharmasraya.jpg).
a.
b.
c.
d.
e.
Maka akan terlihat Jendela Create Features disebalah kanan Map Area, jika
tidak terlihat maka klim ikon
Halaman | 54
f.
5.1.2
Digitasi Poligon
Untuk mempermudah digitas banyak cara dalam digitasi, salah satunya
dengan membuat batas luar poligon terlebih dahulu baru dipotong sesuai
batasan.
a.
b.
Ikuti garis/batas kecamatan pada gambar dengan klik kiri pada setiap
belokan, hingga membentuk poligon secara keseluruhan.
Halaman | 55
d.
pada toolbar
e.
f.
Setelah proses digitasi selesai maka klik Editor Stop Editing untuk
mengakhiri edit pada features.
Halaman | 56
5.1.4
5.2
dan Y menjadi data spasial berupa titik. Adapun langkah yang dilakukan yakni :
d.
e.
Pada Add XY Data Dialog, klik open dan browse Data\Data Tabulasi\ input XY.xls
(harus format .xls), lalu tentukan posisi sheetnya.
f.
g.
Halaman | 57
Selanjutnya ada peringatan bahwa belum ada Object-ID. Hal ini bisa diabaikan
untuk sementara.
i.
Hasil ini hanya bersifat sementara (belum jadi shapefile), maka untuk
menyimpan layar klik kanan pada layer Sheet1$event dan pilih File Export
Data.. Pilih Export : All features dan Output Class Featureset sebagai shapefile
dengan folder yang diinginkan.
5.3
satunya dengan menggunakan aplikasi DNR GPS. DNR GPS dapat secara otomatis
menghubungkan komputer dengan GPS Garmin. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut :
a.
b.
Halaman | 58
d.
menu Waypoint
Download.
e.
f.
DNR GPS dapat menginport dan mengeksport data dari berbagai format
diantaranya : shapefile, dbf, gpx, klm, kmz, dall.
5.4
5.4.1
5.4.2
Buka attribute table shapefile yang baru dibuat dengan cara klik kanan pada
shapefile Open Attribute Table.
b.
Kemudian akan muncul data attribute peta tersebut sesuai dengan yang
dibuat pada saat geodatabase terdahulu.
c.
Jika dilihat pada Table terlihat 4 buah field, dan untuk menambahkan field
kecamatan dengan cara mengklik Table Options Add Field. Add Field
dan Delete Field hanya dapat dilakukan pada saat stop editing (tidak
sedang mengedit).
Halaman | 60
Pengertian
Nilai angka tanpa desimal dengan range
-32 768 hingga 32 767
Long Integer
Float
Double
Text
Berisikan kata
Date
berisikan
informasi
tanggal
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
Blob
Raster
Gambar
akan
tersimpan
pada
geodatabase
Guid
d.
e.
Isi data sesuai nama kecamatan dan setelah data diisikan keseluruhan
nonaktifkan editting (Editor Stop Editing).
Halaman | 61
5.4.3
Delete Field
Delete Field hanya dapat dilakukan pada satu Field saja. Delete bisa
dilakukan pada Attribute Table atau pada ArcCatalog. Adapun tahapan dalam
menghapus Field yakni :
a. Arahkan kursor pada judul Field yang akan dihapus, lalu klik kanan, maka
akan terlihat opsi Field.
b.
Halaman | 62
BAB VI.
Pada pelatihan kali ini, kita akan mencoba beberapa tools sederhana dalam
geoprocessing, yakni :
6.1 Buffer
Perintah ini digunakan untuk membuat feature dengan jarak tertentu dari suatu
feature yang sudah tersedia. Adapun tahapan Buffer dapat dilakukan dengan cara :
Halaman | 63
a.
b.
c.
Selanjutnya akan muncul Buffer windows, input Features merupakan data yang
akan di Buffer (Jalan_Dharma). Output Feature Class akan otomatis diisikan, jika
ingin merubah klik browse dan simpan di Vektor dengan nama Jalan_Buffer.
d.
Distance (Value or Field) merupakan jarak dari buffer, sesuaikan dengan lebar
jalan. Pada kali ini lebar jalan 6 meter sehingga jika garis berada ditengah maka
nilai linear unit =3 meter
e.
f.
Jika ingin memilih attribut yang akan dikeluarkan pilih Dissolve Type dengan opsi
List dan pilih Field yang akan di dissolve. Pada latiahan ini pilih NONE dan OK.
Halaman | 64
g.
6.2 Clip
Perintah ini digunakan untuk memotong suatu feature dengan feature lain yang
memiliki daerah overlap. Pada kesempatan ini kita akan membuat jalan yang hanya
berada di kecamatan Pulau Punjung. Adapun langkah yang akan dilakukan yakni :
Halaman | 65
+
a.
Perbesar tampilan pada Kec. Pulau Punjung dengan cara Open Atrribut Table
klik kiri pada kolom Pulau Punjung hingga berubah warna, lalu klik kanan pilih
Zoom to Selected.
b.
Halaman | 66
Input Features berisikan data yang akan di clip (Jalan_Dharma), dan Clip Features
adalah data yang akan meng Clip. Jika featur Pulau Punjung tidak di select maka
jalan tetap akan dipotong secara keseluruhan, namun karena kita sudah
menselect hanya Kec. Pulau Punjung maka akan Di Clip pada Kecamatan tersebut.
d.
Output Feature Class akan otomatis diisikan, jika ingin merubah klik browse dan
simpan di lokasi yang diinginkan dan beri nama. Lalu Klik OK.
e.
6.3 Intersect
Perintah ini digunakanu untuk mengoverlaykan 2 feature dimana daerah
cakupan yang diambil adalah daerah yang overlap (tumpang tindih). Pada
kesempatan ini kita akan membuat intersect antara jalan yang hanya berada di
kecamatan Timpeh. Adapun langkah yang akan dilakukan yakni :
Halaman | 67
Perbesar tampilan pada Kec. Timpeh dengan cara Open Atrribut Table klik kiri
pada kolom Timpeh hingga berubah warna, lalu klik kanan pilih Zoom to
Selected.
b.
c.
Input
Features
berisikan
data
yang akan
di
intersect
(Jalan_Dharma,
Kecamatan_Dharma).
Halaman | 68
Output Feature Class akan otomatis diisikan, jika ingin merubah klik browse dan
simpan di lokasi yang diinginkan dan beri nama, lalu OK. Tunggu hingga proses
selesai.
e.
6.4 Split
Perintah
ini
digunakan
untuk
memotong
suatu
feature
kemudian
menyimpannya menjadi beberapa feature. Pada kesempatan ini kita akan men Split
(menecah) antara Jalan_Dharma dengan Kecamatan_Dharma. Adapun langkah
yang akan dilakukan yakni :
+
Halaman | 69
Kecamatan_Dharma.
b.
c.
Input Features berisikan Feature yang akan di Split (dipecah), Split Features
adalah Feature yang akan Men-Split Feature di atas, sedangkan Split Field
merupakan data di split berdasarkan pilihan (kecamatan). Target Workspace
adalah lokasi hasil shapefile disimpan, hal ini dikarenakan jalan akan dipecah
sebanyak jumlah Field (kecamatan). Pada latihan ini hasil disimpan pada folder
Vektor, lalu klik Add.
Halaman | 70
Setelah semua isian selesai dan XY tolerance dikosongkan, maka klik OK. Tunggu
hingga proses selesai.
e.
Hasil Split seluruhnya akan tersimpan pada Folder Vektor. Jika belum terlihat
maka Add Data untuk keseluruhan Shapefile yang telah displit.
6.5 Union
Merupakan proses overlay yang digunakan untuk menggabungkan 2 feature
poligon atau lebih. Union hanya dapat bekerja pada Feature poligon.
Pada
kesempatan ini kita akan menggabungkan antara jalan hasil Buffer (Jalan_Buffer)
dengan Kecamatan_Dharma. Adapun langkah yang akan dilakukan yakni :
Halaman | 71
Kecamatan_Dharma.
b.
c.
Input Features berisikan Feature yang akan di gabungkan dalam hal ini
Jalan_Buffer dan Kecamatan_Dharma.
d.
Output Feature Class akan otomatis diisikan, jika ingin merubah klik browse dan
simpan di lokasi yang diinginkan dan beri nama, Save. Lalu Klik OK, tunggu
hingga proses selesai.
Halaman | 72
6.6 Merge
Merupakan proses overlay yang digunakan untuk menggabungkan beberapa
input dataset dengan tipe yang sama (point, line, Polygon) menjadi satu dataset. Merge
dapat menggabungkan titik, garis, poligon atau tabel. Pada kesempatan ini kita akan
menggabungkan antara jalan hasil split di kecamatan : IX Koto, Pulau Punjung,
Timpeh dan Sitiung. Adapun langkah yang akan dilakukan yakni :
a.
Kecamatan_Dharma.
b.
Halaman | 73
c.
Untuk input Dataset pilih browse. Lalu pilih sambil menahan ctrl + klik shapefile
jalan IX Koto, Pulau Punjung, Sitiung, Timpeh. Lalu Add.
d.
Selanjutnya pada Output Dataset akan otomatis diisikan, jika ingin merubah klik
browse dan simpan di lokasi yang diinginkan dan beri nama (Jalan_4_Kecamatan),
Save.
Halaman | 74
e.
6.7 Dissolve
Disolve Berfungsi untuk Menciptakan feature baru dengan menggabungkan
poligon yang memiliki informasi Field yang sama, baik garis, atau poligon. Pada
kesempatan ini akan dilakukan dissolve pada peta sumbar berdasarkan Kabupaten.
Adapun langkah yang akan dilakukan yakni :
Halaman | 75
a.
b.
c.
Input
Features
berisikan
Shapefile
yang
akan
di
dissolve
Halaman | 76
Sebelum
Dissolve
Halaman | 77
Tabel di bab ini akan dibahan beberapa proses yang dapat dilakukan pada data tabel
(Attribut Table).
b.
c.
d.
Halaman | 78
sebagai tool
untuk melakukan query terhadap data spasial dengan kriteria tertentu. Pada latihan
ini kita akan mencari Kecamatan Sitiung. Adapun langkah yang dilakukan yakni :
a.
b.
Selanjutnya akan muncul window untuk query seperti pada gambar di bawah ini.
Isikan sitiung Sistem search dapat menggunakan All Field (seluruh Field di
Shapefile) atau In Field (hanya pada field). Lalu klik Find.
c.
Selanjutnya akan ditampilkan beberapa hasil pencarian klik kanan pada hasil dan
pilih Zoom To...
Halaman | 79
e.
b.
Table Option Add Field, lalu buat nama Penduduk dan Type = Long Integer
c.
d.
e.
c.
Pilih field yang akan dipilih lalu klik 2 kali maka pada Text box isian SQL akan
otomasis tertulis. Kemudian pilih =, lalu klik Get Unique Values untuk
menampilkan daftar isian pada field tersebut, pilih nama yang akan di select. Lalu
Apply.
d.
Jika menguasai penggunaan Ekspresi SQL maka dapat dilakukan denga mengetik
pada textbox SQL dengan notasi yang telah disediakan. Contoh KABKOT =
DHARMASRAYA hasilnya setiap Field KABKOT yang berisikan Dharmasraya
akan di Select.
e.
Hasilnya dapat dilihat pada gambar Attribut Table, dimana terdapat 52 featur
yang memiliki nama Dharmasraya dari 1021 features.
Halaman | 81
Buka attribute table. Jika field untuk menghitung luas telah ada maka langsung
klik kanan, namun jika belum maka harus dibuat field untuk menghitung luas
dengan type Double.
b.
Table Option Add Field, lalu buat nama LUAS dan Type = Double.
c.
Klik kanan pada judul Field Luas lali pilih Calculate Geometry. Property yang
akan dihitung adalah Area, dan unitnya dalam Hectares (ha). Lalu OK.
Halaman | 82
Buka attribut Table dari Shapefile dengan cara klik kanan pilih Open Attribute
Table.
b.
Table Option Add Field, lalu buat nama Kerapatan dan Type = Double.
c.
d.
Akan keluar window Field Calculator. Aktifkan opsi VB Script. Lalu pada Textbox
Kerapatan = diisikan apa yang menjadi fungsi untuk kerapatan.
e.
Klik dua kali Field Penduduk lalu notasi / lalu Field LUAS, lalu Klik OK.
Tunggu hingga proses selesai.
f.
Maka pada field kerapatan akan didapatkan hasil bagi jumlah penduduk dengan
luas.
Halaman | 83
Buka attribut Table dari Shapefile dengan cara klik kanan pilih Open Attribute
Table.
b.
Table Option Creat Graph, tipe grafik dapat dipilih pada Graph type.
c.
d.
Lalu lanjutkan pengisian utuk bentuk gerafik dan posisi grafik. Lalu Finish.
Halaman | 84
e.
Halaman | 85
Panggil data raster yang akan diproses (DEM), baik dalam format *.tif, *.DEM, dan
lainnya
b.
c.
Input data Raster (DEM.tif), pilih lokasi penyimpanan hasil, yang nantinya berupa
vektor.
d.
Contour interval merupakan interval dari ketinggian yang akan dibuat. Lalu klik
OK. Tunggu hingga proses selesai.
Halaman | 86
digital
dari
Earth
Explorer
dapat
di
download
di
Halaman | 87
Pemotongan IMAGE
Pemotongan dilakukan untuk memberi batasan administrasi wilayah studi,
atau fokus terhadap wilayah tertentu yang akan di analisis. Hal ini dilakukan
karena data hasil download biasanya lebih besar dari wilayah studinya.
a
b
c
a.
b.
c.
Halaman | 88
8.2.2
Hydrologi Fill
Tools ini digunakan untuk memperbaiki piksel piksel yang kurang baik
(imperfection) pada DEM yang digunakan Arctoolbox Spatial Analys Tools
Hydrologi Fill.
Halaman | 89
8.2.4
Halaman | 90
Warna yang bukan sungai adalah yang paling hitam, jika diperhatikan
nilainya maka dibawah 18,506.51765. untuk dapat memisahkannya digunakan
logika seperti berikut :
ArctoolBox > Spatial Analyst Tools > Map Algebra > Raster Calculator
Bukan Sungai
Sungai
Halaman | 91
8.2.5
Stream Order
Tools ini difungskan untuk mengetahu ordo dari sungai, konsep yang
digunakan adalah Strahler. Nilai paling kecil berada di aliran paling hulu dengan
no 1 dan terus bertambah hingga outlet.
ArctoolBox > Spatial Analyst Tools > Hydrology > Stream Order
Id yang tertera
adalah ordo
yang terbentuk.
Halaman | 92
8.2.6
8.2.7
Batas DAS
Untuk mendapatka batas daerah aliran sungai (DAS) bias memanfaatkan
tools Basin, maka secara otomatis akan membentuk batas batas DAS dari data
DEM yang telah dirubah menjadi Flow Direction.
ArctoolBox > Spatial Analyst Tools > Hydrology > Basin
Halaman | 93
Convert to Polygon
8.2.8
Watershed
Tools ini digunakan jika ingin mengetahui hanya satu batas DAS pada
kawasan tertentu yang dikontrol dengan outlet. Syarat yang harus dipenuhi
adalah data outlet format vector bentuk point.
Halaman | 94
Halaman | 95
BAB IX.
LAYOUT
Layout view merupakan tahapan akhir dalam menyelesaikan satu peta yang
diinginkan. Perlu rancangan dan disain yang menarik dalam penyusunan layout agar
Pata kita nantinya dapat dengan mudah dimengerti, menarik untuk dilihat dan
berisikan informasi yang dibutuhkan.
Pembuatan layout pada ARcGisdilakukan pada tampilan layout maka kita harus
aktifkan layout view pada bagian kiri bawah ArcMap. Atau dapat dipilih pada menu
View Layout View.
Selanjutnya peta yang ada akan ditampilkan pada halaman Layout, halaman ini
ditandai dengan adanya ukuran kertas (bidang kerja). Dan akan dimunculkan toolbar
Layout.
Layout toolbar memiliki beberapa ikon/tool yang dapat dipakai dalam bembuat
halaman layout. Tool-tool tersebut antara lain :
Halaman | 96
NAMA
Zoom
FUNGSI
In/zoom Memperbesar / memperkecil peta pada layer yang
Out
Pan / Geser
Zoom
Page
Zoom 100%
Fixed
in/zoom out
Go to
previous extent
sesudah
zoom control
Toogle
mode
Focus data frame untuk fokus pada data frame yang aktif
change layout
Data driven page untuk membuat data driven page- satu data frame
toolbar
Klik Menu File Page and Print Setup atau klik kanan diluar bidang kerja
(kertas) pilih Page and Print Setup.
Halaman | 97
Tentukan printer yang akan digunakan, selanjutnya tentukan ukuran kertas (size
A4), dengan orientasi Landscape.
c.
d.
Pada tampiran layout Data Fram memenuhi bidang kertas, klik dan tarik salah
sati sudut Data Frame sesuai dengan besaran yang diinginkan.
e.
Selanjutnya kita buatkan kotak untuk judul dan atribut peta. Dengan cara
mengaktifkan Drawing Toolbar Customize Toolbars Draw.
Halaman | 98
b.
Tulis judul pada peta yang akan dibuat, selanjutnya atur posisi dari judul
peta tersebut.
c.
Untuk mengatur ukuran font dan jenis font, klik kanan pada judul peta, lalu
pilih properties, dan klik Change Symbol, maka selanjutnya akan muncul
silbom selector, untuk mengatur style dari judul sesuai keinginan.
9.2.2
b.
Selanjutnya akan muncul kotak Text pada layout, dan ketik informasi yang
ingin disampaikan, baik berupa sumber Peta, Tahun pembuatan, lembaga
pembuat dan lainnya.
c.
Klik kanan pada kotak text dan pilih properties, sehingga muncul dialog
properties.
d.
Tulisan pada text dapat dirubah sesuai kebutuhan dan posisi tulisan juga
dapat dirumah, jika ingin merupah tipe tulisan dengan mengklik Change
Symbol.
Halaman | 99
b.
Selanjutnya akan muncul kotak dialog scale bar selector. Pilih salah satu
tanda skala yang diinginkan lalu klik properties untuk pengaturan lanjutan.
c.
d.
e.
f.
g.
Halaman | 100
Membuat Legenda
Dalam membuat legenda yang perlu menjadi perhatian pada saat
melakukan proses symbologi yakni pemilihan warna dan symbol pada peta,
apabila ada aturan bakunya maka harus mengikuti aturan, namun jika tidak ada
maka lakukan inprovisasi dalam pemberian symbol dan warna. Adapun langkah
dalam pembuatan legenda yakni :
a.
b.
Selanjutnya akan muncul kotak dialog legenda Wizard. Proses ini terdiri
dari lima tahapan yakni :
-
Mengedit ukuran dan bentuk lambang yang mewakili setiap data yang
diinginkan pengguna.
c.
Kita dapat mengatur legenda lebih rinci dengan klik kanan diatas legenda
dan pilih properties.
Halaman | 102
9.2.5
b.
Selanjutnya akan muncul kotak dialog North Arrow Selector. Pilih salah satu
tanda mata angin yang diinginkan,
9.2.6
c.
d.
e.
Klik kanan pada Data Frame, pilih properties. Atau melalui Menu View
Data Frame Properties
b.
Selanjutnya akan muncul kotak dialog Frame Properties pilih tab Grid
New Grid
c.
Selanjutnya akan muncul kotak dialog pemilihan jenis koordinat dan garis
koordinat yana akan dipilih (pilih Graticule)
Halaman | 104
e.
f.
Tahap selanjutnya mebuat batas kotak koordinat pada peta, selanjutnya klik
Finish.
g.
Untuk mengatur Grid kembali Klik kanan pada Data Frame, pilih properties.
Atau melalui Menu View Data Frame Properties Tab Grid,
Halaman | 105
i.
Di reference system properties pilih tab Label dan ganti label orientationvertical label untuk left dan right.
9.2.7
Klik menu Insert Data Frame, ganti nama New Data Frame menjadi
Sumbar
9.2.8
b.
c.
d.
Klik kanan lalu pilih zoom to layer untuk melihat layar secara keseluruhan.
Menyimpan Peta
Peta dapt disimpan dengan cara klik Menu File Save As.. simpan peta
dalam format *.mxd dan *.mxt. Ekstensi *.mxd untuk menyimpan peta dalam
bentuk dokumen Project, sedangkan ekstensi .mxt untuk menyimpan peta
dalam bentuk template.
Halaman | 106
Halaman | 107
Halaman | 2