Você está na página 1de 13

TUGASHUKUMPERSAINGANUSAHA

ANALISAKASUSJASAPELAYANANTAKSIDI
BANDARAINTERNASIONALSULTANHASANUDDIN,
MAKASSAR
PERKARANOMOR18/KPPU/I/2009

DEARAKHMANIAYUS
031311133170

UNIVERSITASARILANGGA
SURABAYA

2015
KasusJasaPelayananTaksidiBandaraInternasionalSultanHasanuddin,
Makasar
PerkaraNomor:18/KPPUI/2009
KASUSPOSISI
DalamhaliniPT.AngkasaPuraI(Persero)CabangBandaraInternasional
SultanHasanuddin,Makassardisebutsebagaiterlapor.
Secretariat menerima laporan hasil monitoring tentang adanya dugaan
praktek monopoli dalam pelayanan jasa taksi yang dilakukan oleh
koperasitaksibandaudara(kopsidara)diBandaraSultanHasanuddin,
Makasar.
Karenaadanya Laporan Hasil Monitoring yangditerima olehKomisi telah
lengkapdanjelas,makaterhitungsejaktanggal29Juli2009sampaidengan9
September 2009, Komisi melanjutkan perkara ini pada tahap Pemeriksaan
Pendahuluan. Pada tahap Pemeriksaan Pendahuluan tim pemeriksa
menyimpulkan bahwa terdapat bukti awal yang cukup adanya dugaan
PelanggaranpadaPasal19huruf(a),(c),dan(d)UUNomor5Tahun1999
yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin terkait Jasa Pelayanan Taksi. Berdasarkan
LaporanHasilPemeriksaanPendahuluan,timpemeriksamerekomendasikan
kepada Rapat Komisi agar Pemeriksaan Pendahuluan dilanjutkan ke tahap
PemeriksaanLanjutan.Komisimenyetujuidanmengeluarkansuratpenetapan
terhitungtanggal9September2009sampaidengantanggal8Desember2009.
Kemudian tim pemeriksa memerlukan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan
terhitungsejaktanggal9Desember2009sampaidengantanggal25JAnuari
2010.
SetelahmelakukanPemeriksaanLanjutan,TimPemeriksamembuaLaporan
HasilPemeriksaanLanjutanyangisinyasebagaiberikut:
a. AdanyadugaanpelanggaranPasal19huruf(a),(c),dan(d)UUNo.
5Tahun1999yangdilakukanolehPT.AngkasaPuraI(Persero)

Cabang Bandara Internasional Sultan Hasanuddin terkait Jasa


PelayananTaksi.Pelanggarantersebutdilakukandengancara:
Membatasi operator angkutan yang dapat masuk ke
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sebanyak 7
operator(4operatortaksi,2operatorangkutansewa,dan1
operatorbusDamri).
Membatasi unit angkutan masingmasing operator
taksi/sewa sebanyak 10 unit dan operator bus Damri
sebanyak2unit.
Menetapkanbiayaoperasionalangkutan(taksi,sewa,dan
bus) di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin secara
berlebihan.
FAKTALAIN
Pada Pemeriksaan Pendahuluan tanggal 7 September 2009, Kopsidara
menyatakan seharusnya yang dapat masuk ke Bandara Internasional
SultanHasanuddinadalahoperatorangkutantaksiyangsudahmemiliki
izin operasi, tapi faktanya terdapat beberapa angkutan sewa yang
beroperasidiBandaraInternasionalSultanHasanuddintanpamemiliki
izin operasi seperti PT. Bandar Avia Mandiri, CV. Anugerah Karya,
PerusdaMaros,danPrimkopau.
PadapemeriksaanLanjutantanggal16November2009,PT.BosowaUtama
menyatakan bahwa prospek bisnis taksi bandara masih cukup terbuka. PT.
Bosowa Utama menyatakan mampu memperoleh keuntungan sebesar Rp.
26.000.000,selamasebulandenganmengandalkan10unittaksi.
Pada pemeriksaan lanjutan tanggal 16 November 2009, PT. Bandar Avia
MandirimenyatakanidelanyakepadaPT.AngkasaPuraI(Persero)Cabang
Internasional Sultan Hasanuddin untuk mengizinkan 25 unit mobil dapat
menutupi biqaya operasional pengoperasian angkutan sewa di Bandara
InternasionalSultanHasanuddin.
Padapemeriksaanlanjutantanggal16November2009CV.AnugerahKarya
menyatakantelahmasukkeBandaraInternasionalSultanHasanuddinsejak

tahun2005sebagaipenyediaangkutansewa.Padatahun2009,CV.Anugerah
Karya mendapatkan kesempatan berusaha di Bandara Internasional Sutan
Hasanuddinsebagaipenyediajasaangkutansewadanangkutantaksi.Sebagai
penyedia jasa angkutan taksi, CV. Anugerah Karya telah mendapat 5 izin
operasi dariDishubProvinsiSulawesiSelatansedangkansebagaipenyedia
jasaangkutansewa,CV.AnugerahKaryabelummemilikiizinoperasidari
DishubProvinsiSulawesiSelatan.
Pada pemeriksaan lanjutan tanggal 7 Desember 2009 PT. Gowa Makassar
TaksimemilikiniatuntukdapatberoperasidiBAndaraInternasionalSultan
Hasanuddin, namun mengingat adanya pembatasan jumlah unit taksi dan
bebanbiayaoperasionalyangharusditanggung.PT.GowaMakassarTaksi
merasa keberatan. PT. Gowa Makassar Taksi belum pernah mengajukan
permohonan kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Internasional
Sultan Hasanuddin untuk dapat berusaha di Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin.
Pada tanggal 24 November 2009 PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang
InternasionalSultanHasanuddinmemintaDishubProvinsiSulawesiSelatan
untuk membuka pengoperasian pelayanan taksi bandara tanpa membatasi
jumlah,denganketentuanpengelolataksisudahmemenuhisyaratyangtelah
ditetapkan Gubernur Sulawesi Selatan, namun sampai Laporan Hasil
Pemeriksaan Lanjutan ini dibuat, Dishub Provinsi Sulawesi Selatan belum
menanggapi permintaan PT.AngkasaPuraIPersero)CabangInternasional
SultanHasanuddintersebut.

Adapun latar belakang penyediaan jasa layanan angkutan darat diBandara


InternasionalSultanHasanuddinadalahsebagaiberikut:
a. Sejak tahun 1969 keberadaan taksi liar telah beroperasi di sekitar
BandaraInternasionalSultanHasanuddin.Sehinggapadatahun1982,
dihimpun lah taksitaksi tersebut dalam suatu koperasi yang bernama
KoperasiTaksiBandara(Kopsidara)untukmenertibkantaksitaksiliar
tersebut.
b. Tujuan pembentukan Kopsidara adalah untuk menampung aspirasi
pemiliktaksisertauntukmempermudahkoordinasidanpenertibantaksi

diBandaraInternasionalSultanHasanuddin.Namun,hanyataksiyang
tergabung dalam Kopsidara yang diperbolehkan beroperasi dan
mengambil penumpang di Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin.

Konsekuensinya, Kopsidara dilarang mengambil

penumpangdiluarBandaraInternasionalSultanHasanuddin.
c. Keberadaan taksi Kopsidara diperkuat dengan Keputusan Gubernur
SulawesiSelatanNomor194Tahun2003tentangIzinOperasiAngkutan
TaksiKopsidara. Kebijakanituberimbaspadapenetapanmetodetarif
berdasarkan zona. Akibatnya adalah tarif taksi bandara yang berlaku
sangat tinggi dankonsumenyang terpaksamemikul bebanitu secara
sepihak.
d. Terhadap praktek pengoperasian taksi bandara ini, KPPU terus
melakukanpembelaan.Padatanggal12Februari2008,PT.Angkasa
PuraI(Persero)CabangBandaraInternasionalSultanHasanuddin
mengeluarkansuratmengenaiPembebasanTaksiMasukBandara,
yang menyatakan bahwa PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang
BandaraInternasionalSultanHasanuddinmenyetujuipelaksanaan
pelayanantaksidibandaraharussesuaidenganketentuanUUNo.5
Tahun1999.
e. Sebagairealisasinya,PT.AngkasaPuraI(Persero)CabangBandara
InternasionalSultan Hasanuddinmembukakesempatanberusaha
di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin kepada 7 operator
angkutan darat (taksi, sewa, dan bus) yang sebelumnya pernah
mengajukan permohonan kepada PT. Angkasa Pura I (Persero)
CabangBandaraInternasionalSultanHasanuddinuntukberusaha
di Bandara Internasional, yaitu: Perusda Maros, CV. Anugerah
Karya,PT.BandarAviaMandiri,PrimkopauLanudHasanuddin,
PT. Bosowa Utama, PT. Putra Transport Nusantara, dan Perum
Damri.
f. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan
padatahun2008mengenaidataoperatortaksiyangsudahmemiliki

izin operasi di Provinsi Sulawesi Selatan, diketahui terdapat 5


operatortaksiyangtidakmendapatkesempatanuntukberusahadi
BandaraInternasionalSultanHasanuddin,yaitu:PT.LimaMuda
Nusantara, Puskud Hasanuddin, PT. Lima Muda Mitra, Gowata
Taksi,danGowaMakassarTaksi.
g. Selanjutnya, PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara
Internasional Sultan Hasanuddin menetapkan pembatasan kuota
masingmasing 10 unit untuk operator angkutan taksi dan sewa,
kecuali taksi Kopsidara dan juga menetapkan biaya operasional
yangharusdibayarkanoperatorangkutandarat(taksidansewa)
yangberusahadiBandaraInternasionalSultanHasanuddindengan
totalbiaya(sewatempatloket,stikerdanparkerberlangganan)per
tahunnyasebesarkuranglebihRp.5.500.000,(limajutalimaratus
riburupiah)ditambahbiayasekalibukapintuangkutantaksi/sewa
sebesarRp.6.000,(enamriburupiah)atausatukalitirbusDamri

sebesarRp.50.000,(limapuluhriburupiah).
AdapundasarhukumpenyelenggaraanTaksidiBandaraInternasionalSultan
Hasanuddin:
1. Keputusan Menteri Pehubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum
Perihal Kewenangan Penetapan Load Factor dan Izin Operasi
Penyelenggaraan Taksi di Bandara. Dalam Pasal 28, dijelaskan bahwa
yang termasuk angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari
angkutantaksidanangkutansewa. DalamPasal64ayat1dijelaksan
bahwa untuk melakukan kegiatan angkutan harus memiliki izin
operasi.IzinoperasitersebutdiberikanolehGubernuruntukangkutan
taksi yang melayani khusus untuk pelayanan kendaraan dari tempat
tertentuyangmemerlukantingkatpelayanantinggisepertibandara,dan
wilayah operasinya lebih dari satu daerah kabupaten/kota dalam satu
provinsi.SehinggaberdasarkanketentuanyangdiaturdalamKeputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM 35 tahun 2003 sebagaimana maka

penetapan kebutuhan kendaraan/load factor dan pemberian izin


operasiterkaitpenyelenggaraantaksidibandaraadalahmerupakan
kewenanganGubernur.
2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 48 tahun 2002 tentang
Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, Pasal 34 menyebutkan bahwa
usaha kegiatan penunjang Bandar udara terdiri dari jasa secara
langsung maupun tidak langsung yakni jasa pelayanan angkutan
darat (land transportation service) yaitu kegiatan jasa angkutan
darat bagipenumpang dan atau barangserta pengunjungBandar
udara,antaralaintaksidanbus.
3. Peraturan Gubernur No. 62 tahun 2008 tentang Penyesuaian Tarif
Angkutan Taksi dan Angkutan Sewa dalam Wilaya Provinsi Sulawesi
SelatansertaMobilPenumpangUmum(mikrolet)danMobilBusUmum
Trayek MakassarSungguminasa perihal pengaturan tarif angkutan
taksidibandara. Pasal 1, tarifangkutan taksiumumuntuk sekali
jalan ditentukan berdasarkan 3 jenis tarif yaitu tarif awal (Rp.
5.000,), tarif dasar (Rp. 3.500,/kilometer), dan tarif waktu (Rp.
35.000,0/jam). Pasal 2, tarif angkutan taksi bandara dan angkutan
sewa BandarudaradenganpelayanandaribandaraInternasionalSultan
Hasanuddin ke kota Makassar, Ibukota Kabupaten Maros, dan Ibukota
KabupatenGowa(Sunguminasa)ditetapkanberdasarkanzonasebagai
berikut: Zona I (meliputi kecamatan Biringkanaya, kecamatan
Tamalanrea, Ibukota Kabupaten Maros) sebesar Rp. 65.000,/sekali
jalan, Zona II (meliputi kecamatan Makassar, Tallo, Ujung Tanah,
Bontoala, Wajo, Ujung Pandang, Panakkukang) sebesar Rp.
87.000,/sekalijalan,ZonaIII(meliputikecamatanMariso,Mamajang,
Tamalate,Rappocini,IbukotaKabupatenGowa(Sunguminasa) sebesar
Rp.100.000,/sekalijalan.Sehinggapenetapantarifangkutantaksi
di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar diatur
denganPeraturanGubernur.

4. Rekomendasi Tim Pengkajian Teknis Angkutan Darat di Bandara


InternasionalSultanHasanuddinNo.UM.002/33/KADHND/09tentang
Hasil Pelaksanaan Tugas Tim Pengkajian Teknis Angkutan Darat di
BandaraInternasionalSultanHasanuddintanggal2Maret2009.
Menetapkan penambahan jumlah kebutuhan kendaraan
angkutan darat yang akan beroperasi di Bandara Intersional
SultanHasanuddinsebanyak62unit(60unitTaksi/angkutan
sewa2unitbusDamri)denganalasanuntukmenghindarikesan
monopoli usaha pelayanan jasa angkutan darat di bandara
sesuaisuratKPPU danYLKI(YayasanLembaga Konsumen
Indonesia),untukmemberikankesempatanoperatorlaindalam
pemberianpelayananjasaangkutandaratdibandara.
Menetapkannamanamaoperatoryangakandiberikanizin
berdasarkanpermohonanyangmasukPerusdaMaros(10
unittaksiatauangkutansewa),CV.AnugerahKarya(10
unittaksiatauangkutansewa),PT.BandarAviaMandiri
(10 unit taksi atau angkutan sewa), Primkopau Lanud
Hasanuddin (10 unit taksi), PT. Bosowa Utama (10 unit
taksi),PT.PutraTransportNusantara(10unittaksi),dan
PerumDamri(2unitbis).
Menetapkannamanamaoperatordalamprosesizinoperasidi
KantorDinasPerhubunganProvinsiSulawesiSelatandengan
persyaratan.
Menetapkansistempemberlakuantarif:tarifangkutantaksi
milik Kopsidara dan taksi umum serta angkutan sewa wajib
menggunakan tarif zona sesuai Peraturan Gubernur No. 62
tahun 2008 tentang Penyesuaian Tarif Angkutan Taksi dan
AngkutanSewadalamWilayaProvinsiSulawesiSelatanserta
Mobil Penumpang Umum (mikrolet) dan Mobil Bus Umum
Trayek MakassarSungguminasa. Atrif bus Damri wajib
menggunakan tarif jarak khusus untuk bus Damri yang
ditetapkandenganPeraturanGubernurSulawesiSelatan.Tarif
angkutan taksi bandara dan taksi umum wajib menggunakan

tarif argometer setelah ada peremajaan taksi bandara yang


berjumlah 100 unit. Angkutan taksi yang izinnya akan
diterbitkanolehDinasPerhubunganProvinsiSulawesiSelatan
masih tetap menggunakan tarif zona. Sampai dengan paling
lambattanggal31Desember2010seluruhangkutantaksiyang
beroperasidiBandaraInternasionalSultanHasanuddinsudah
harusmenggunakanargometer.
PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional
Sultan HAsanuddin dalam suratnya kepada Tim Pemeriksa
NomorAP.I.2930/HK.02.01/2009/ROHBmenyatakanbahwa
jika tidak ada pembatasan jumlah taksi yang beroperasi di
bandara maka akan dapat mematikan taksi Kopsidara. Taksi
Kopsidarasaatini hanyamelayani 34rit sehari danapabila
ditambah dengan taksi lainnya maka pendapatan taksi
Kopsidara dapat berkurang hingga 2 rit sehari. Kondisi ini
membuatKopsidaraterjepitdenganmasuknyaangkutansewa
takberijin.Pihakyangmemilikikapasitasuntukmenentukan
jumlahkuotakebutuhankendaraanangkutandaratadalahDinas
Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan, bukan PT. Angkasa
Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin.

Adapun standar operasional dan prosedur jasa layanan angkutan darat di


BandaraInternasionalSultanHasanuddin:
1. Dalam teknis pelaksanaan kegiatan taksi bandara diberlakukan standar
operasidenganmengaturhalhalyangmestidipenuhiolehoperatortaksi
danbus.
2. Operatortaksidanbuswajibmenyediakanloketpenjualankarcisdengan
ukuran1x1M2sesuaiestetikabandara

3. Mengenakan biaya sewa tempat loket penjualan karcis sebesar Rp.


165.000,/M2/bulankepadaoperatortaksidanbusDamri
4. MengenakanbiayaRp.6.000,/sekalibukaintukepadaoperatortaksidan
Rp.50.000,/sekaliritkepadabusDamri
5. Operasionaltaksidanbuswaijbmenggunakanstikerresmibandaradan
dikenakanbiayastikersebesarRp.500.000,/kendaraandanbiayaparker
berlangganan selama 1 tahun periode 2009 sebesar Rp. 500.000, /
kendaraan(belumtermasukPPN10%)
6. Melaporkanhasilpenjualanataskegiatanjasaangkutandibandarasetiap
bulankepadaPT.AngkasaPuraI(Persero)CabangBandaraInternasional
Sultan Hasanuddin c.q. Divisi Komersial & Pengembangan Usaha
selambatlambatnyatanggal5bulanberjalandenganmelampirkanbukti
bukti.

Dasar hukum Pengenaan Biaya Operasional di Bandara Internasional Sultan


Hasanuddin,Makassar:
1. Keputusan Direksi PT. Angkasa Pura I (Persero) Nomor
KEP.49/KU.20.2.4/tentangPungutanKonsesidiBandarayangDikelola
PT.AngkasaPuraI(Persero)
2. Keputusan Direksi PT. Angkasa Pura I (Persero) Nomor
KEP.51/KU.2.0.6/2005tentangTarif/BiayaParkirKendaraanBermotordi
KantorCabangPT.AngkusaPuraI(Persero)BandarUdaraHasanuddin
Makassar.

ANALISAKASUS
PasarBersangkutan
1. Pasarbersangkutanberdasarkanpasal1angka10UUNo.5Tahun1999
adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran
tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa yang sama atau
sejenisatausubstitusidaribarangdanataujasatersebut.
2. Dalampasarbersangkutanterbagimenjadi2yaitugeographicalmarket
danproductmarket.

3. Geographical market adalah wilayah dimana substitusi permintaan dan


penawaranberada.Dalamkasusinigeographicalmarketiniadalahtempat
domisili hukum PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara
InternasionalSultanHasanuddindiMakassar,ProvinsiSulawesiSelatan.
4. Productmarketdarikasusiniadalahjasapelayananangkutantaksi.
5. Jadi,pasarbersangkutandalam perkaraini adalah jasapelayanantaksi
yang dilakukan oleh operator taksi di Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin,Makassar,ProvinsiSulawesiSelatan.

PembagianKuotaTaksi
1. PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional Sultan
HasanuddindiindikasikanmelakukandiskriminasiterhadapPT.Bosowa
Utama, PT. Putra Transport Nusantara, Primkopau Lanud Hasanuddin,
dan CV. Anugerah Karya dengan cara membatasi peredaran unit
operator taksi, sedangkan bagi operator taksi Kopsidara tidak
dibatasi. Dengan adanya pembatasan tersebut mengakibatkan
operatortaksiPT.BosowaUtama,PT.PutraTransportNusantara,
PrimkopauLanudHasanuddin,danCV.AnugerahKaryadibatasi
masingmasing sebanyak 10 unit, sedangkan bagi taksi Kopsidara
dapatmengoperasikan185unit.
2. PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional Sultan
Hasanuddinberindikasi melanggar Pasal19huruf(a)UUNo.5tahun
1999 yang berbunyi: Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau
beberapakegiatan,baiksendirimaupunbersamapelakuusahalain,yang
dapatmengakibatkanterjadinyapraktekmonopolidanataupersaingan
usahatidaksehatberupa:c)membatasiperedarandanataupenjualan
barangdanataujasapadapasaryangbersangkutandand)melakukan
praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tersebut. PT. Angkasa
PuraI(Persero)CabangBandaraInternasionalSultanHasanuddin
berada pada pasar bersangkutan yang sama yaitu jasa pelayanan
taksiyangdilakukan oleh operator taksi diBandara Internasional

Sultan Hasanuddin, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan sehingga


PT.AngkasaPuraI(Persero)CabangBandaraInternasionaltidak
diperkenankanuntukmembatasiperedaranjasa.
PT.AngkasaPuraI(Persero)CabangBandaraInternasionalSultan
Hasanuddin juga menetapkan hanya taksi yang tergabung dalam
Kopsidara yang diperbolehkan beroperasi dan mengambil
penumpangdiBandaraInternasionalSultanHasanuddin.

KESIMPULAN
SehinggadalamkasusiniPT.AngkasaPuraI(Persero)CabangBandaraInternasional
SultanHasanuddinterbuktisecarasahmelanggarketentuanPasal19hurufUUNo.5
tahun1999karenaPT.AngkasaPuraI(Persero)CabangBandaraInternasionalSultan
Hasanuddinterbuktitelahmenolakdan/ataumenghalangioperatortaksiumumyang
memilikiizinoperasidariDinasPerhubunganProvinsiSulawesiSelatanuntukdapat
menyediakan jasa layanan taksi di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
dilakukan hanya dengan cara memberikan izin berusaha di Bandara Internasional
hanyakepada4operatortaksibaruselainKopsidara,yaituPT.BosowaUtama,PT.
PutraTransportNusantara,PrimkopauLanudHasanuddin,danCV.AnugerahKarya.
DanterbuktisecarasahmelanggarketentuanPasal19hurufdUUNo.5tahun1999
karena PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Internasional Sultan
Hasanuddinmembatasiperedaranunitoperatortaksi,sedangkanbagioperatortaksi
Kopsidara tidak dibatasi. Dengan adanya pembatasan tersebut mengakibatkan
operatortaksiPT.BosowaUtama,PT.PutraTransportNusantara,PrimkopauLanud
Hasanuddin, dan CV. Anugerah Karya dibatasi masingmasing sebanyak 10 unit,
sedangkanbagitaksiKopsidaradapatmengoperasikan185unit.
OlehkarenaituPT.AngkasaPuraI(Persero)CabangBandaraInternasionalSultan
HasanuddinharusmembukakesempatanbagioperatortaksiyangtelahmemilikiIzin
Operasi dari Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan untuk mendapat izin
berusaha sebagaipenyedia layanan jasataksi dilingkungan Bandara Internasional
SultanHasanuddinMakassar.

Sehingga Hakim menjatuhkan putusan yakni menghukum PT. Angkasa Pura I


(Persero) Cabang Bandara Internasional Sultan Hasanuddin berkejawiban untuk
membayardendasebesarRp.1.000.000.000,(satumilyarrupiah)yangharusdisetor
keKasNegarasebagaisetoranpendapatandendapelanggarandibidangpersaingan
usaha.

Você também pode gostar