Você está na página 1de 7

1.

PENDAHULUAN
Surat kabar sebagai salah satu media informasi yang mudah didapat oleh semualapisan
masyarakat memegang peranan penting dalam pembinaan dan pengembanganbahasa
Indonesia. Selain surat kabar, di era globalisasi ini informasi juga dapat diakses dengan
mudah melalui media elektronik seperti internet. Tidak jarang masyarakat meniru bahasa yang
digunakan dalam surat kabar maupun internet, bahkan ada juga yang menjadikan sebagai
acuan dalam menulis. Oleh sebab itu, media massa diharapkan menggunakan bahasa yang
baik sesuai dengan situasi dan lingkungan serta benar menurut kaidah yang berlaku.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam surat kabar memiliki dampak positif terhadap
bahasa masyarakat. Demikian juga sebaliknya, penggunaan bahasa yang tidak tepat akan
memberikan dampak negatif terhadap bahasa masyarakat. Kesalahan yang terdapat dalam
media massa meliputi 1) kesalahan penerapan ejaan yang terdiri atas kesalahan penggunaan
tanda baca, kesalahan penulisan huruf, dan kesalahan penulisan kata; 2) kesalahan
penyusunan kalimat yang terdiri atas penyimpangan prinsip ekonomi bahasa, penyusunan
kalimat yang tidak teratur, penggunaan kata depan dan kata hubung di awal kalimat, dan
kesalahan penyusunan kalimat dari tuturan langsung; dan 3) kesalahan dalam penataan
pernalaran.

2. PEMBAHASAN
Bahasa Jurnalistik
Menurut Anwar (dalam Sumadiria, 2008), bahasa jurnalistik atau bahasa persadalah
salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas, yaitu: singkat, padat,sederhana, lancar,
jelas, lugas, dan menarik. Meskipun demikian, bahasa jurnalistikyang baik haruslah sesuai
dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atassusunan kalimat yang benar dan
pilihan kata yang cocok.
Moeliono (dalam Sarwoko, 2007), konsultan Pusat Bahasa, mengatakan bahwabahasa
jurnalistik tergolong ragam bahasa baku. Perbedaan bahasa jurnalistik denganbahasa baku
hanya terletak pada penggunaannya. Bahasa jurnalistik memiliki kekhasandiksi yang dicirikan
oleh upaya ekonomi kata dan kekhasan pengalimatan yang ditandaioleh pemendekan kalimat
(Moeliono dalam Sarwoko, 2007).
Kesalahan Penggunaan Bahasa Jurnalistik
Sarwoko

(2007)

menyatakan

bahwa

kesalahan

penggunaan

bahasa

yang

palingmencolok dari media massa yang kemudian diikuti oleh masyarakat adalah
kesalahandalam pemakaian kata, memenggal kata berpasangan yang idiomatis, kesalahan
padastruktur kalimat, penghilangan imbuhan dalam judul berita, pemenggalan kata yangtidak
tepat, dan penyalinan tanpa mengubah sedikit pun bahasa lisan menjadi bahasatulis.
Menurut Djabarudi (dalam Chaer, 1993), kesalahan penggunaan bahasadalam surat
kabar dikelompokkan atas kesalahan umum ejaan, kesalahan umummemilih dan membentuk
kata, dan kesalahan umum penyusunan kalimat.
Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah dalam tindakberbahasa
(Suwandi, 2008). Suwandi membagi kesalahan berbahasa atas empatkelompok, yaitu
kesalahan penggunaan ejaan, kesalahan pemilihan kata, kesalahanpenggunaan kalimat, dan
kesalahan pemaragrafan.Menurut Arifin dan Hadi (2009), kesalahan berbahasa terdiri atas
kesalahanpembentukan kata, kesalahan pemilihan kata, kesalahan penyusunan kalimat,
kesalahanpenataan pernalaran, dan kesalahan penerapan kaidah ejaan.
Ejaan yang Disempurnakan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran
danbagaimana

hubungan

antara

lambang-lambang

itu

(pemisahan

dan

penggabungannya)dalamsuatu bahasa (Putrayasa, 2009). Ejaan yang dijadikan acuan dalam

berbahasaIndonesia saat ini adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang
ditetapkanpada tanggal 9 September 1987 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
danKebudayaan Republik Indonesia. Ejaan yang Disempurnakan dibagi atas lima, yaitu
(1)pemakaian huruf, (2) pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (3) penulisan kata,
(4)penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.
Kesalahan Penerapan Ejaan
Kesalahan penerapan ejaan yang ditemukan dalam surat kabar biasanya mencakup: 1)
kesalahan penggunaan tanda baca, 2) kesalahanpenulisan huruf , dan 3) kesalahan penulisan
kata. Kesalahan penggunaan tanda bacaterdiri atas kesalahan penggunaan tanda titik dan
tanda koma. Kesalahan penulisanhuruf terdiri atas kesalahan penulisan huruf miring dan
kesalahan penulisan hurufkapital. Kesalahan penulisan kata terdiri atas kesalahan penulisan
nama tempat,kesalahan penulisan kata depan dan awalan, dan kesalahan pengejaan kata.
Kesalahan penerapan ejaan yang paling sering muncul adalah kesalahanpenggunaan
tanda koma. Kesalahan ini muncul hampir di setiap kalimat. Berikut iniadalah contoh
kesalahan penggunaan tanda koma.
Masing-masing korban, mengaku kehilangan barang-barang elektronik, uangdan
perhiasan. (Harian Pagi Posmetro Padang, 13 Mei 2011)
Kesalahan penggunaan tanda koma pada kalimat di atas ada dua, yaitu pemakaiantanda koma
antara subjek dan predikat dan tidak digunakannya tanda koma sebelumkata dan pada rincian
yang terakhir. Perbaikannya adalah sebagai berikut.Masing-masing korban mengaku
kehilangan barang-barang elektronik, uang, dan perhiasan.
Kesalahan Penyusunan Kalimat
Kesalahan penyusunan kalimat yang ditemukan dalam surat kabar

Harian

PagiPosmetro Padang terdiri atas penyimpangan prinsip ekonomi bahasa, penyusunankalimat


yang tidak teratur, penggunaan kata depan dan kata hubung di awal kalimat, dankesalahan
penyusunan kalimat dari tuturan langsung.
Dalam bahasa jurnalistik dikenal istilah ekonomi bahasa yang berartimenggunakan kata
dengan sehemat-hematnya. Akan tetapi, tidak jarang ditemukankalimat-kalimat yang panjang
dan berbelit-belit.Sekali boking dengan durasi waktu selama tiga jam, jasanya dibayar
minimalseharga Rp 100ribu. (Harian Pagi Posmetro Padang, 7 Mei 2011)
Dalam kalimat di atas terdapat kata-kata yang memiliki makna yang sama, yaitu
durasi, waktu, dan selama. Selain itu kata minimal dan kata seharga bisa dihilangkan
salah satunya. Perbaikannya adalah sebagai berikut.
a. Sekali booking dengan durasi tiga jam, jasanya dibayar minimal Rp 100ribu.

b. Sekali booking dengan waktu tiga jam, jasanya dibayar seharga Rp 100ribu.
c. Sekali booking selama tiga jam, jasanya dibayar seharga Rp 100ribu.
Kesalahan Penataan Pernalaran
Kesalahan penataan pernalaran yang terdapat dalam media cetak umumnya terjadi
karena kesalahan dalam penarikan simpulan. Dalam satu kalimat terdapat dua ide yang tidak
berhubungan, bahkan ada juga yang bertentangan.Selain itu, terdapat juga ide yang tidak bisa
diterima secara logika. Contohnya:
Salah satu bocah yang dimaksud Suryati adalah Jonian Putra (10). Namanya
ternyata tak sebagus nasibnya. Jonian mengaku sehari-hari bekerja sebagai
pengemis. (Harian Pagi Posmetro Padang, 14 Mei 2011)
Kalimat Namanya ternyata tak sebagus nasibnya. adalah kalimat yang tidak
bernalar. Secara gramatikal kalimat tersebut bisa dibenarkan, tetapi secara logika tidak
bisa diterima. Berikut perbaikannya.
Salah satu bocah yang dimaksud Suryati adalah Jonian Putra (10). Nasibnya
ternyata tak sebagus namanya. Jonian mengaku sehari-hari bekerja sebagai
pengemis.
Kesalahan Dalam Pengetikan
Kesalahan ini adalah tingkat paling fatal dalam penulisan. Terlebih untuk konsumsi
media massa profesional seperti koran. Beda halnya dengan opini atau blogger yang memang
identik dengan menulis tanpa membaca ulang kembali tulisannya. Berikut contoh kesalahan
dalam paragraf di media massa online baru-baru ini.

contoh artikel media massa online.wanasedaju.blogspot.com

Di bawah ini merupakan contoh kesalahan pengetikan pada media massa elektronik

media massa online. Foto: adiwirasta.blogspot.com

Kesalahan Penulisan Judul Kata Hubung


Kata hubung dalam judul seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil. Tetapi masih
sering didapati tayangan televisi yang tidak mengindah hal tersebut. Salah satu contoh
tayangan semacam Uya Memang Kuya dengan ketidakkonsistenan pemakaian teks bahasa
biasanya, masih dapat diterima. Disamping itu tayangan tersebut hanya main-main dan
berselera "rendah". Tetapi bagaimana jika hal tersebut dilakukan.
Kata hubung yang sering menjadi bagian dari judul tulisan adalah: YANG, KARENA,
dan DENGAN. Beberapa media konsisten menggunakan kata hubung lain yang jauh lebih
banyak untuk dirumuskan serupa. Tapi lebih banyak yang tidak konsisten karena kepentingan
komunikasi jurnalistik atau ketidaktahuan penulis.

3. PENUTUP
Kesalahan penerapan ejaan dalam surat kabar maupun internet terdiri atas kesalahan
dalam penggunaan tanda baca, kesalahan penulisan huruf, dan kesalahan penulisan kata.
Kesalahan penyusunan kalimat juga terdiri atas penyimpangan prinsip ekonomi bahasa,
penyusunan kalimat yang tidak teratur, penggunaan kata depan dan kata hubung di awal
kalimat, dan kesalahan penyusunan kalimat dari tuturan langsung. Kesalahan penataan
pernalaran dalam media massa yang dijadikan contoh terjadi antara lain karena pemakaian
kalimat yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Selain itu, penyusunan kalimat yang salah
juga membuat kalimat menjadi tidak bernalar.
Setelah dilakukan analisis terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam media massa
cetak maupun elektronik, ternyata masih banyak terdapat kesalahan, baik dalam penerapan
ejaan, penyusunan kalimat, maupun penataan pernalarannya.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal E. dan Farid Hadi. 2009.1001 Kesalahan Berbahasa Edisi Ketiga.
Cetakan IV.Jakarta.Akademika Pressindo
Chaer, Abdul.1993.Pembakuan Bahasa Indonesia.Jakarta.Rineka Cipta.
Harian Pagi Posmetro Padang.Edisi Mei 2011
Putrayasa, Ida Bagus.2009.Kalimat Efektif: Diksi, Struktur, dan Logika.Bandung. PT.
Refika Aditama
Sarwoko, Tri Adi. 2007.Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik.Yogyakarta.Penerbit
ANDI
Sumadiria, AS Haris.2008.Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis.
Cetakan II.Bandung.Simbiosa Rekatama Media
Suwandi, Sarwiji.2008. Serbalinguistik: Mengupas Pelbagai Praktik Berbahasa.
Cetakan I.Surakarta.Sebelas Maret University Press

Você também pode gostar