Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kasus:
Tn. AN umur 67 tahun di ruang Amarilis dengan diagnosa medis hipertensi. Saat
pengkajian didapati pasien nampak sakit sedang, pucat, terpasang oksigen 5 L/menit
menggunakan canul binasal, terpasang kateter urine dan IVFD Asering 1500 cc/24 jam,
tingkat kesadaran compos mentis dengan GCS 15, TD 190/110 mmHg, frekuensi nadi 114
x/menit dengan irama irregular dan teraba lemah, suhu tubuh 37, 8 C, frekuensi pernapasan
28 x/menit dengan irama irreguler dan terlihat menggunakan otot bantu pernapasan. Tinggi
badan 160 cm dan berat badan 70 kg. Nampak konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor, tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, CRT > 2 detik, akral teraba dingin,
ada sianosis di ekstremitas bawah, terdapat kaku kuduk. Pasien mengatakan sebelum sakit
senang makan daging dan sering mengkonsumsi minuman beralkohol. Saat sakit, pasien
makan 3x/hari. 1 porsi habis dengan menu sesuai yang diberikan RS. Balance cairan selama
24 jam adalah (-)1500 cc. Urine berwarna kuning pekat. Pasien mengeluh nyeri dada yang
menyebar sampai ke bahu, nyeri terasa seperti ditekan, dengan skala nyeri 6, nyeri terasa bila
bergerak dan akan berkurang bila beristirahat/berbaring ditempat tidur. Pasien dianjurkan
untuk bed rest total sehingga segala aktivitas dibantu. Pasien juga mengeluh susah tidur bila
nyeri datang pada malam hari. Terlihat pasien tidur tidak nyenyak. Setiap kurang lebih 1 jam
pasien nampak bangun.
1. Analisa Data
Data Fokus ( Subyektif dan
No
.
1.
Obyektif )
- DS :
-DO:
(+) letih
(+) pucat
(+) lemah
(+) nampak sakit sedang
(+)Sianosis ekstremitas bawah
(+)
terdapat
kaku
kuduk
Etiologi
Masalah
Hipertensi
curah jantung
darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
(+)
kulit
dingin
Pembuluh darah
Sistemik
Vasokontriksi
Afterload meningkat
RR : 28 x/mnt
S : 37,8C
2.
DS :
Klien
menyatakan
mengeluh
nyeri
dada
berkurang
bila
Nyeri
Hipertensi
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Pembuluh darah
beristirahat/berbaring
ditempat tidur.
- DO :
KU :
(+) lemah
(+) nyeri, skala 6/10
(+) wajah meringis
(+) memegang daerah nyeri
- TTV :
TD : 190/110 mmHg
N : 114 x/mnt
RR : 28 x/mnt
S : 37,8C
3.
-DS:
Intoleransi aktivitas
berkurang
bila
beristirahat/berbaring
ditempat tidur.
-DO :
(+) letih
(+) pucat
(+) lemah
(+) disritmia
(+) TD abnormal
(+)
terjadi
perubahan-
perubahan EKG
TTV :
TD : 190/110 mmHg
N : 114 x/ menit
S : 37,8C
Hipertensi
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Pembuluh darah
Sistemik
Afterload meningkat
Fatigue
Intoleransi aktivitas
RR : 28x/menit
2. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan ( Secara Prioritas )
1.
Risiko
penurunan
curah
jantung
b/d
iskemia
miokard.
2.
Nyeri b/d ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan
3.
miokardium
sekunder
dari
penurunan
suplai
darah
ke
miokardium.
3. Intervensi Keperawatan
NO
Diagnosis
Tujuan dan
Intervensi
Rasional
Keperawatan
1.
Kriteria Hasil
Resiko penurunan
Setelah dilakukan
Mandiri:
Mandiri:
tindakan
iskemia miokard.
keperawatan selama
tekanan memberikan
2x24 jam
diharapkan tidak
langkap tentang
terjadi penurunan
keterlibatan/bidang
curah jantung.
masalah vaskuler.
Dengan kriteria
Hipertensi berat
hasil:
diklasifikasikan pada
1.Pantau TD
a. DS :
peningkatan tekanan
Klien
mengatakan
mmHg, hasil
tidak lagi
pengukuran diastolik di
merasa
pusing.
dipertimbangkan
Klien
sebagai peningkatan
mengatakan
pertama, kemudian
tidak lagi
maligna. Hipertensi
merasa lemas
DO :
(-) letih
(-) pucat
(-) lemah
ditentukan untuk
penyakit
serebrovaskular dan
(-)Sianosis
penyakit iskemi
ekstremitas bawah
Curah jantung
kembali
meningkat
1.Perbandingan dari
Irama dan
Frekuensi
Jantung
2.Amati
warna
kelembaban
diastolik 90-115
kulit, 2. Adanya pucat, dingin,
suhu, kulit lembab dan masa
mungkin
berkaitan
dengan
vasokonstriksi
atau
mencerminkan
stabil(HR=60-
dekompensasi/penurunan
100x/mnt)
TTV :
3.
Catat
TD : 120/80 mmHg
umum/tertentu.
curah jantung.
edema
3.
Mengindi
kasi gagal
N : 85 x/menit
jantung,
S : 36 C
kerusakan ginjal
RR : 20 x/menit
Kolaborasi:
atau vaskuler.
Kolaborasi:
4. Berikan obat-obat
4.
sesuai indikasi,
contoh:
Diuretic tiazin,
misalnya:
kortikosteroid,
fungsi
hidroklorotiazid,
bendroflumentiazid
Tiazid
mungkin
ginjal
yang
membatasi
retensi cairan.
5. Berikan pembatasan 5. Pembatasan ini dapat
cairan dan diit natrium menangani retensi cairan
sesuai indikasi
respon hipertensif,
dengan demikian
menurunkan kerja
jantung.
NO
2.
Diagnosis
Tujuan dan
Keperawatan
Kriteria Hasil
Intervensi
dilakukan Mandiri :
kebutuhan 2x24
miokardium
sekunder
penurunan
diharapkan
1. Kaji PQRST
Mandiri :
Hasil pengkajian dapat
digunakan dalam
jam
penentuan
nyeri
terapi,pengontrolan,tolera
dari berkurang/terkontrol
suplai dengan
Rasional
nsi nyeri
kriteria
2. Anjurkan klien
darah
miokardium.
ke hasil:
a. DS:
untuk melaporkan
menyebabkan syok
kardiogenik yang
berdampak pada
Klien
kematian mendadak.
mengatakan
3. Istirahatkan klien
nyeri
menurunkan kebutuhan
berkurang
Istirahat akan
oksigen jari perifer
Klien
sehingga akan
mengatakan
menurunkan kebutuhan
nyeri
berkurang
meningkatkan suplai
ketika
beraktifitas
miokardium yang
membutuhkan O2 untuk
b. DO :
menurunkan iskemia
(-) lemah
Kolaborasi :
(-) nyeri, skala 4/10
(-) wajah meringis
4. Berikan O2
(-)memegang daerah
tambahan dengan
nyeri
kanula nasal atau
TTV :
masker sesuai
TD : 120/80 mmHg
dengan indikasi
N : 85 x/menit
Kolaborasi :
36
4. Meningkatkan jumlah
O2 yang ada untuk
pemakaian miokardium
sekaligus mengurangi
ketidaknyamanan
sekunder terhadap
iskemia
RR : 20 x/menit
contohnya :
kerja miokardium
Penghambat beta:
atenolol, tonomin,
pindalol, propenolol
Penkes :
Penkes :
6. Ajarkan teknik
6. Meningkatkan asupan
relaksasi pernapasan
NO
Diagnosis
Tujuan dan
Keperawatan
Kriteria Hasil
kelemahan tindakan
keperawatan selama
2x24 jam,
diharapkan masalah
intoleransi aktivitas
teratasi. Dengan
kriteria hasil:
Intervensi
Mandiri :
Mandiri :
aktivitas,
frekuensi
merupakan
istirahat,
peningkatan
TD
Klien
selama/sesudah
nyata
aktivitas
sistolik
beraktivitas dengan
40
normal
tekanan
b. DO :
meningkat
(-) letih
(-) pucat
(-) lemah
(-) disritmia
mmHg),
Stabilitas
Hemodinamika
baik
dalam
mengkaji
yang
membantu
perhatikan frekuensi
a. DS :
mengatakan
Rasional
atau
dari
respons
indikator
kelebihan
(tekanan
meningkat
mmHg
atau
diastolik
20
dispnea
nyeri
keletihan
kelemahan
kerja
dada,
dan
yang
berlebihan,
diaphoresis, pusing
Tekanan darah
atau pingsan
2.
Instruksikan
2.
dalam batas
pasien tentang
menghemat energi
normal (90-120
teknik penghematan
mengurangi
Teknik
mmHg)
energi, misal:
penggunaan energi,
Curah jantung
menggunakan kursi
juga membantu
kembali
keseimbangan antara
meningkat
Asupan dan
oksigen.
output sesuai
melakukan aktivitas
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 85 x/menit
S : 36 C
RR : 20 x/menit
dengan perlahan
3.
Berikan
3.
dorongan
aktivitas
untuk
Kemajuan
bertahap
melakukan
mencegah peningkatan
aktivitas/perawatan
diri
Memberikan
bantuan
hanya
sebatas
terhadap
dapat
jika
ditoleransi.
Berikan
bantuan
sesuai kebutuhan.
kebutuhan
akan
mendorong
kemandirian
dalam
melakukan aktivitas.
4. Implementasi dan Evaluasi
No.
Diagnosa
1. Resiko penurunan
curah jantung b/d
iskemia miokard.
Tanggal
14 Mei 2016
Jam 08.00-08.30
WITA
Implementasi
Mandiri :
1. Memantau tekanan
Evaluasi
S : klien menyatakan k
darah.
Hasil :
TD abnormal (190/110
O:
mmHg)
(-) letih
(-) pucat
(-) lemah
TTV kembali normal:
2. Mengamati warna
kulit, kelembapan
suhu, dan masa
TD : 120/80 mmHg
pengisian kapiler
N : 85 x/menit
Hasil:
S : 36 C
RR : 20 x/menit
3. Mengkaji adanya
edema
Hasil :
Adanya edema di paru
Kolaborasi :
P: intervensi 1, 2 dilan
Mandiri :
Jam 08.00-08.30
1. TD normal
WITA
2. Nyeri
b/d
seimbangan
darah
dengan
dan
kebutuhan
miokardium sekunder
dari penurunan suplai
darah ke miokardium.
Jam 09.30-10.00
WITA
merasa nyaman
Mandiri
1. Mencatat karakteristik
nyeri, lokasi, intensitas,
lamanya dan
S: klien menyatakan ny
penyebaran.
Hasil:
Klien mengatakan
O:
(-) lemah
TTV normal:
Hasil :
Pasien kurang
TD : 120/80 mmHg
kooperatif
3. Mengistirahatkan
N : 85 x/menit
S : 36 C
RR : 20 x/menit
pasien
Hasil :
Pasien kurang
kooperatif
Kolaborasi
4. Memberikan O2 tambahan
dengan kanula nasal atau
masker sesuai dengan
indikasi
Hasil :
Pasien kooperatif
5. Memberikan terapi
farmakologis
Hasil :
Pasien kurang kooperatif
Penkes
6. Mengajarkan teknik
relaksasi pernapasan dalam
pada saat nyeri
Hasil :
Pasien kurang kooperatif
15 Mei 2016
Mandiri :
A: masalah teratasi
P: intervensi dilanjutka
Jam 09.30-10.00
1. Pasien mengatakan
WITA
3.
Intoleransi
Jam 11.00-11.30
1. Pasien kooperatif
Mandiri :
S: Klien mengatakan
dapat
normal
beraktivitas
O:
(-) letih
(-) lemah
(-) disritmia
(-) terjadi
peru
perubahan EKG
TTV normal:
TD : 120/80 mmHg
N : 85 x/menit
3. Memberikan dorongan
S : 36 C
untuk melakukan
RR : 20 x/menit
aktivitas/perawatan diri
terhadap jika dapat ditoleransi.
Hasil :
Pasien kurang kooperatif
15 Mei 2016
Jam 11.00-11.30
Mandiri
1. Nadi kembali normal
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentika
dengan N: 85 x/mnt
2. Pasien kooperatif
3. Pasien kooperatif