Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
JURUSAN MATEMATIKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Klasifikasi Persamaan Diferensial
Pada umumnya dikenal dua jenis persamaan diferensial yaitu Persamaan
Diferensial Biasa (PDB) dan Persamaan Diferensial Parsial (PDP). Untuk mengetahui
perbedaan kedua jenis persamaan diferensial itu dapat dilihat dalam defenisi berikut :
Defenisi 1. 1 Persamaan Diferensial. adalah persamaan yang memuat turunan satu
atau beberapa fungsi yang tidak diketahui. Selanjutnya jika turunan fungsi itu hanya
tergantung pada satu variabel bebas maka disebut Persamaan Diferensial Biasa (PDB)
dan bila tergantung pada lebih dari satu variabel bebas disebut Persamaan Diferensial
Parsial (PDP)
Contoh 1. 1 Beberapa kelompokkan persamaan diferensial dalam bentuk PDB dan PDP
1)
2)
3)
4)
5)
dy
=x+5
dx
2
2z z
2
+
2 = x + y
2
y
x
y 3 y 2y 0
y y
xy 5
x t
2
d3y d2y
dy
x 2y
3
2
dx
dx
dx
(PDB)
(PDP)
(PDB)
(PDP)
(PDB)
Dalam modul ini pembahasan persamaan diferensial akan difokuskan pada Persamaan
Diferensial Biasa (PDB), sehingga semua contoh soal dan aplikasinya akan dikaitkan
dengan model fenomena persamaan diferensial yang hanya terikat pada satu variabel
bebas.
Defenisi 1. 2 Tingkat (order) dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh tingkat
tertinggi dari turunan dalam persamaan
F(x, y , y , . . . , y(n)) = 0
Defenisi 1. 3 Linieritas dan Homogenitas PDB tingkat n dikatakan linier bila dapat
dinyatakan dalam bentuk :
; dimana a0(x) 0
Selanjutnya
HELMI - PHK AI - 2007
PENDAHULUAN
Halama
1
JURUSAN MATEMATIKA
1) Bila tidak dapat dinyatakan dengan bentuk diatas dikatakan tak linier
2) Bila koefisien a0(x), a1(x), . . . , an(x) konstan dikatakan mempunyai koefisien
konstan bila tidak, dikatakan mempunyai koefisien variabel
3) Bila F(x) = 0 maka PDB tersebut dikatakan homogen bila tidak disebut
nonhomogen.
Contoh 1. 2
d 2w
+ x
d.
3
2
dv
dv
= sin
e.
f. y = 1 + ( y )2
g. (
+ vw = 0
dy 2
dy
) +y
=x
dx
dx
F(x, y , y , . . . , y(n)) = 0
.................
(1.1)
dimana F adalah fungsi real dengan (n + 2) argumen akan mempunyai solusi eksplisit
(terkandung jelas, terang-terangan) dan implisit (terkandung didalamnya meski tidak
dinyatakan secara jelas atau terang-terangan) dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Bila f adalah suatu fungsi dimana f C(I) dan f Cn(I) untuk x I dan I adalah
sebarang interval real, maka f dikatakan solusi eksplisit dari persamaan (1. dan jika
F(x, f, f , f , . . . , f(n) ) C(I) dan F(x, f, f , f , . . . , f(n) ) = 0 untuk x I
b. Sedangkan g(x, y) = 0 disebut solusi implisit dari pers. (1) jika fungsi g dapat
ditransformasikan dalam fungsi eksplisit f C(I) untuk x I dan minimal satu
merupakan solusi eksplisitnya.
Dalam hal ini penyelesaian persamaan diferensial dibagi tiga penyelesaian :
PENDAHULUAN
Halama
2
JURUSAN MATEMATIKA
Metoda Analitik. Metoda ini dapat menghasilkan dua bentuk solusi yaitu
bentuk eksplisit dan implisit yang dicari melalui teknik deduktif analogis dengan
menggunakan konsep-konsep matematik. Kelebihannya dapat mengetahui bentuk
fungsi solusinya namun tidak cukup fleksibel untuk masalah-masalah yang
komplek. Dengan menggunakan komputer pada sofware Matlab atau MAPPLE
masalah yang komplek dapat diselesaikan.
b.
Metoda Kualitatif.
geometris bagaimana visualisasi dari solusi PDB. Dengan mengamati pola grafik
gradien field (direction field) maka dapat diestimasi solusi PDB itu.
Keunggulannya dapat memahami secara mudah sifat-sifat solusi suatu PDB namun
PENDAHULUAN
Halama
3
JURUSAN MATEMATIKA
fungsi asli dari solusinya tidak diketahui dan juga kurang fleksibel untuk kasus yang
komplek.
c.
Metoda Numerik. Pada saat sekarang metoda ini merupakan metoda yang
sangat fleksibel. Metoda ini berkembangan sesuai dengan perkembangan komputer
dan dapat menyelesaiakan suatu PDB dari level yang mudah sampai level yang
komplek. Walaupun fungsi solusi tidak diketahui secara eksplisit maupun implisit
namun data yang diberikan dapat divisualisir dalam grafik sehingga dapat dianalisis
dengan baik. Namun metoda ini berdasarkan pada prinsip-prinsip aproksimasi
sehingga solusi yang dihasilkan adalah solusi hampiran (pendekatan) Sebagai
konsukwensi dari penggunaan metoda ini adalah adanya evaluasi berulang dengan
menggunakan komputer untuk mendapatkan hasil yang akurat. Salah satu metoda
yang telah anda kenal adalah metoda EULER dengan rumus yn+1 = yn + hf(t,y)
.........................
(1.2)
+ y
dy
dx
=0
..........................
(1.3)
Jika kita eliminasi dari persamaan (1.2) dan (1.3) diperoleh hubungan antara x, y
dan
dy
dy
. F(x, y,
) = 0 merupakan persamaan diffeensial dari berkas garis-garis
dx
dx
lengkung tersebut.
b. Ditentukan suatu berkas garis-garis lengkung datar :
f(x, y, 1, 2) = 0
..........................
(1.4)
+ y
dy
dx
=0
..........................
(1.5)
karena persaman (1.5) belum dapat dieliminasikan maka persamaan (1.5) harus di
turunkan ke x kembali agar diperoleh :
HELMI - PHK AI - 2007
PENDAHULUAN
Halama
4
2 f
x 2
2 f
xy
dy
dx
2 f
+ y 2 .(
dy
dx
JURUSAN MATEMATIKA
)2 + y
d2y
dx 2
=0
..........................
(1.6)
Persamaan (1.6) dapat diselesaikan 1dan 2 dengan cara eliminasi diperoleh
persamaan diferensial berbentuk :
f(x, y,
dy
dx
d2y
dx 2
)=0
E. Soal-Soal Penyelesaian :
Contoh 1. 3
....................................
(1.7)
dy
=
dx
.....................................
(1.8)
Penyelesaian :
Diturunkan ke x, terdapat :
dy
y
=
dx
x
turunan ke tiga
d3y
dx 3
dy
= 2Ax + B
dx
kemudian
d2y
= 2A ; Lalu turunkan ke x diperoleh
dx 2
Penyelesaian :
dy
= 2Ae2x + Bex ;
dx
d2y
= 4Ae2x + Bex
dx 2
PENDAHULUAN
Halama
5
JURUSAN MATEMATIKA
d3y
d3y d2y
d3y d2y
d 2 y dy
2x
x
2x
=
8Ae
+Be
maka
=
2Ae
,
dan
=
2(
dx 3
dx 3 dx 2
dx 3 dx 2
dx 2 dx
)
jadi persamaan yang diminta adalah y 3 y 2 y 0
Contoh 1. 6
......... (1.a)
y = -asin x + b cos x
......... (1.b)
y = -acos x - bsinx
......... (1.c)
eliminasi pers. (1.b) dan (1.c) diperoleh a = - sinx y - cosx y dan b = cosx y - sinx
y kemudian hasil tersebut di subtitusikan ke pers (1.a) didapati :
y y
+
+ xy = 5
x t
(b)
y d 2 y dy
+
+
x dx 2 dx
(c)
2 y y
+
+y=0
t
s 2
(d)
2
d3y d2y
dy
+
+
-x = 2y
2
dx
dx 3
dx
- 3x = 0
2.
dQ Q
d 2Q
+R
+
=0
2
dt
C
dt
y xy 2 y ( y ) 2 xy 0
PENDAHULUAN
Halama
6
d 3w
(d)
3
dv
dw
dw
+x
dv
dv
+ vw = 0
3.
4.
5.
a.
b.
6.
JURUSAN MATEMATIKA
y = A cos(ax) + Bsin(ax)
7.
8.
9.
dy
d2y
-x
+y=0
2
dx
dx
dy 2
dy
) +2x
-y = 0
dx
dx
PENDAHULUAN
Halama
7