Você está na página 1de 18

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Tanjungpura Pontianak

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

BAB II
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU
A. PDB Linier Order Satu Homogen
PDB order satu dapat dinyatakan dalam :
dy
= F(x,y)
dx

atau dalam bentuk turunan


M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0
Contoh 2. 1

(2.1)

dy y x
0 dapat ditulis : (y-x)dy + (y+x)dx = 0
+
dx y x

dimana, M(x,y) = y + x,
Contoh 2. 2

............

dan N(x,y) = y x.

dy
= 2y + x dapat ditulis dy = (2y + x ) dx atau (2y + x)dx dy = 0
dx

dimana, M(x,y) = 2y + x ; dan N(x,y) = -1.


B. Persamaan Homogen
Persamaan diferensial pada persamaan (2.1) dikatakan homogen jika M(x,y) dan N(x,y)
adalah fungsi-fungsi homogen dan berderajat sama. Subtitusi y = vx ; dy =v dx + x dv dan
PD Homogen dapat diubah menjadi PD dengan perubah terpisah.
Suatu fungsi f(x,y) disebut homogen berpangkat n jika f(x,y) = n f(x,y). Disini aka
diberikan contoh kasus.
Contoh 2. 3
Bukti .

f(x,y) = x2 + xy adalah homogen berpangkat 2


f(x,y) = (x)2 + (x)(y)
= 2x2 + 2(xy) = 2 (x2 +xy) = 2 f(x,y)

C. Teknik Variabel Terpisah


Jika persamaan (2.1) dapat ditransformasikan, maka persamaan tersebut dapat ditulis
dalam bentuk :
f1 ( x ) g 1 ( y )dx f 2 ( x ) g 2 ( y )dy 0 ..........................

Faktor pengintegral adalah

HELMI - PHK AI 2007

(2.2)

1
maka akan didapati
g 1( y ) f 2 ( x)

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


8

Halaman -

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

f1 ( x)
g ( y)
dx 2
0
.............................
(2.3)
f 2 ( x)
g 1( y )
Jika persamaan (2.2) tidak eksak namun persamaan (2.3) adalah eksak sehingga teknik

penyelesaiannya menyesuaikan dan dapat dilakukan integral langsung dalam bentuk

berikut ini

Contoh 2. 4

f1 ( x)
g ( y)
dx 2
C
f 2 ( x)
g 1( y )

Selesaikan PD : x dx + y dy = 0

Penyelesaian : x dx + y dy = C
: x2 + y2 = C

PUPD
Contoh 2. 5

x2 + y2 = C1

dimana C = 2C1

selesaikan xy dx + (y +1)x dy = 0

Penyelesaian :

dx

y 1
dy C
y

: yex+y = C

PUPD

x + y + ln y = C1

dimana C = ln C1

D. PDB Eksak
Defenisi 2.1 Misal F suatu fungsi dari dua variabel real, dan F kontinu pada turunan
pertama pada domain D maka jumlah diferensial dF didefenisikan sebagai :
dF(x,y) =

F ( x, y )
F ( x, y )
dy
dx +
y
x

; untuk semua (x,y) D

Defenisi 2.2 Persamaan 2.1 disebut diferensial eksak pada domain D jika ada fungsi F
dari dua variabel x,y sedemikian hingga ekspresi tersebut sama dengan jumlah dF(x,y)
untuk (x,y)D. Sesuaikan defenisi 2.1 dengan persamaan 2.1 diperoleh
M(x,y) =
Teorema 2.1

F ( x, y )
dx
x

N(x,y) =

F ( x, y )
dy
y

Persamaan 2.1 dengan M(x,y), N(x,y) kontinu pada turunan pertamanya

[M(x,y),N(x,y) C (D)] akan memenuhi dua kondisi berikut :


1)

Jika persamaan (2.1) PDB Eksak di D maka

M ( x, y ) N ( x, y )
=
untuk
y
x

(x,y) D
HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


9

Halaman -

JURUSAN MATEMATIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

2)

Sebaliknya jika

M ( x, y ) N ( x, y )
=
y
x

Persamaan Differensial Biasa

untuk (x,y)D maka dikatakan

pers.(2.1) akan eksak


Bukti : Jika pers. (2.1) eksak di D maka M(x,y) dx + N(x,y) dy adalah eksak diferensial D.
Dengan menggunakan defenisi 2.2.1 dan 2.2.2 maka terdapat suatu fungsi F sedemikian
F ( x, y )
= M(x,y) dan
x

sehingga :

F ( x, y )
= N(x,y) ; untuk (x,y) D.
y

Selanjutnya turunan M terhadap y dan N terhadap x diperoleh :


2 F ( x, y ) M ( x, y )
=
y
xy

diketahui bahwa

dan

2 F ( x, y ) N ( x, y )
=
yx
x

F ( x, y ) F ( x, y )
=
untuk (x,y) D, sehingga dapat disimpulkan
xy
yx
M ( x, y ) N ( x, y )
=
y
x

bahwa

untuk (x,y) D

Penyelesaian PDB Eksak M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0


PUPD eksak berbentuk :
F(x,y) = C
dF

Ini berarti bahwa

(2.4)

F
F
dx
dy = M(x,y) dx + N(x,y) dy
x
y

F ( x, y )
= M(x,y) dx ; dan
x

F(x,y) =
Dimana

...........................

M ( x, y ) dx R(y)

..........................

(2.5)

menyatakan bahwa dalam pengintgralan itu y dipandang konstan dan dalam

hal ini R(y) adalah konstante integtrasi yang masih ditentukan sebagai berikut :
F ( x, y )

y
y

M ( x, y ) dx

dR
= N(x,y) dy ............................
dy

(2.6)

dR
Dari pers (2.6) dy R ( y ) ketemu dan R(y) juga ketemu ;

sehingga didapati PUPD eksak :

HELMI - PHK AI 2007

F(x,y) = C

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


10

Halaman -

JURUSAN MATEMATIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

Contoh 2. 6

Selesaikan xy dx + ( x2 + y) dy = 0

Penyelesaian

: Jika M(x,y) = xy, maka

Persamaan Differensial Biasa

( xy )
x , N(x,y) = y + x, maka
y

( 12 x 2 y )
x
x
Jadi

N ( x, y ) M ( x, y )
=
=x
y
x

F(x,y) =

adalah PDB Eksak

M ( x, y ) dx R ( y )

xy dx + R(y) = x2y + R(y)

dF

dy

x 2 R ( y ) = N(x,y)

y
dR
=
y

dy

dR =

PUPD adalah x2y + y2 = C1


Contoh 2. 7

dR

; x2 + dy = x2 + y

y dy sehingga diperoleh R(y) = y2 .

atau x2y + y2 = C

Tentukan solusi persamaan diferensial (x2 y) dx + (y2 x) dy = 0

Penyelesaian : M(x,y) = x2 y
N(x,y) = y2 x
PDB eksak karena

maka

M ( x, y )
M ( x 2 y )
=
= -1
y
y

maka

N ( x, y ) N ( y 2 x)
=
= -1
x
x

M ( x, y )
N ( x, y )
=
= -1
y
x

untuk (x,y) D

Penyelesaian umum persamaan diferensial (PUPD) :


Integral bentuk pertama

F(x,y) =
=

M ( x, y )x = x
1
3

yx

x 3 yx R ( y )

Lalu turunkan terhadap y diperoleh :


F ( x, y )
R ( x, y )
f ( 13 x 3 yx R ( y ))
=
= -x +
y
y
y

Pada hal kita memiliki


HELMI - PHK AI 2007

F ( x, y )
= N(x,y) = y2 x
y
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU
11

Halaman -

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

-x +

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

R ( x, y )
= y2 x
y

R(x,y) = y2 y
R(x,y) = 1/3 y3 + C

Jadi

Persamaan integral terakhir diperoleh R(x,y) adalah 1/3 y3 + C dengan demikian F(x,y)
menjadi
1
3

x3 yx +

1
3

y3 = C

atau

x3 3 yx + y3 = C

merupakan

PUPD
E.
F.

E. Faktor Integral
Faktor integrasi ini digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa
tingkat (order) satu tidak eksak. Langkah yang dimaksud adalah merubah PDB tidak
eksak menjadi eksak. Telaah lagi persamaan persamaan 2.1. Jika persamaan

M ( x, y )

N ( x, y )
maka dapat ditentukan (x,y) sedemikian sehingga diperoleh
x

(x,y) M(x,y) dx + (x,y)N(x,y) dy = 0

...................

(2.7)

merupakan persamaan diferensial biasa yang eksak. Pertanyaan adalah bagaimana


prosedur untuk memperoleh (x,y) ? Dapat ditentukan dengan memperhatikan teorema
2.1. Bila persamaan 2.2 eksak maka
( M ) ( N )
=
y
x

M
N
M
N
=
y
y
x
x
M
N

N
M
y
x
x
y
M N

N
M

x
x
y
y

HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


12

Halaman -

JURUSAN MATEMATIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

( x, y ) =

Persamaan Differensial Biasa

M
x
y
M
N

y
x

..................... (2.8)

adalah formula faktor integrasi secara umum


Ada beberapa teknik untuk menentukan faktor integral dari persamaan diferensial biasa :
E. 1

Jika V= f(z) dimana z = g(x,y)

Maka

V
V
V z
V z
=
.
dan y =
.
: sehingga
x
z x
z y
V

M y + V y = N
+V
x
x
M

berubah menjadi

M
V z
V z
N
. y + V y = N
.
+V
z
z x
x

atau

Contoh 2. 8

N(x, y) M (x, y)

V
x
y
=
z
z Faktor integral I untuk z = xy
V
M (x, y)
N(x, y)
y
x

Selesaikan PD 2 x 2 y 2 3x dx + 4 x 2 y 2 3y dy = 0

Penyelesaiaan : M(x,y) = 2 x 2 y 2 3x , dan N(x,y) = 4 x 2 y 2 3y

2y
M ( x, y )
= 2
y
x y2

dan

N ( x, y )

jadi

M ( x, y ) N ( x, y )

tidak eksak.
y
x

4x
x y2
2

Kita cari faktor integral. Misalkan z = x2+ y2 jadi v = f(x2+ y2)


z
= 2x
x

dan

z
= 2y
y

N(x, y) M (x, y)

V
x
y
=
z
z dz
v
M (x, y)
N(x, y)
y
x
HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


13

Halaman -

JURUSAN MATEMATIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

4x

x y
2

2y

Persamaan Differensial Biasa

x y2
2

x y 3x 2 y 4 x y 3 y 2 x
2

dz

1
V
V
dz
=
=
2
2 dz
2
(
x

y
)
v
v
z
1
1
ln v = ln z ,
v=
=
x2 y2
z
1

kemudian kalikan faktor integral

diperoleh

x 2 y 2 3x

dx + 4

dx 4
+

x y

x 2 y 2 3y dy

3x

dengan persamaan diferensial

x y2
2

3y

dy
=

x y

=0
(buktikan bahwa PDeksak)

PUPD berbentuk F(x,y) = C

F(x,y) =

jadi
PUPD
E. 2

dx R ( y ) 2 x 3 x 2 y 2 R ( y )
=

x y
2

F ( x, y )

3x

3y
x y
2

R ( y ) = 4

3y

x 2 y 2

R ( y ) = 4

R(y) = 4x + C
2x 3 x 2 y 2 4 y C

Jika V = f(x)

Maka :

V
dV

x
dx

sehingga

dan

V
0,
y

v
dM
V
N
V
V
= N
y
dy
x
x

sedemikian sehingga
dM
dV
N
V
= N
dy
dx
x
dM
dV
N
V
V
= N
dy
dx
x

M (0) V

atau

HELMI - PHK AI 2007

M
dN

V
dx
= y
dx
v
N

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


14

Halaman -

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

M
dN

dx = h(x) sehingga V e h ( x ) dx
Karena V= f(x) saja, maka faktor integrasi y
N

Contoh 2. 9

Selesaikan (x2 + y2 + x) dx + xy dy = 0

Penyelesaian : M(x,y) = x2 + y2 + x
M
2y
y

sehingga

dan

dan

N(x,y) = xy

N ( x, y )
y
x

M ( x, y ) N ( x, y )

atau 2y y, PDB tidak eksak. Maka dilakukan faktor


y
x

M
dN

V
dx
integrasi agar PDB menjadi eksak yaitu
= y
dx
v
N
y
1
V 2 y y
= xy xy x dx
v

ln v = ln x

sehingga demikian diperoleh Faktor Integrasi

v=x
didapati

Jadi PDB eksak menjadi jika dikalikan v = x

x{[x2 + y2 + x] dx + [xy dy]} = 0 atau (x3 + xy2 + x2) dx + (x2y) dy = 0

Sehingga penyelesaian menjadi F(x,y) = C


F(x,y) = (x3 + xy2 + x2) dx + R(y)
= x4 + x2y2 +

F ( x, y )
= x2y + R ( y )
y

R ( y )

= x2y

, R(y) = C

x4 + x2y2 +

PUPD
E. 3

=0

x3 + R(y)

x3 + C atau

3x4 + 6 x2y2 + 4x3 = C

Jika v = f(y)

Maka

V
=0
x

sehingga :

dan

V
dV
=
,
y
dy

v
M
V
N
V
N
V
=
y
y
x
x

berubah menjadi
HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


15

Halaman -

JURUSAN MATEMATIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

Persamaan Differensial Biasa

v
M
N
V
= N ( 0) V
y
y
x

atau
N M

V
y
= x
dy
v
M
N M

misalkan h(y) = x
y
sehingga faktor integrasi V e h ( y ) dy
dy
M

Contoh 2. 10

Selesaikan 2xy dx + (y2 3x2) dy = 0

Penyelesaian : M(x,y) = 2xy

M ( x, y )
= 2x
y

N ( x, y )
= -6x
x

dan

N(x,y) = y2 3x2

maka

M ( x, y )
M ( x, y )

atau (2x -6x)


y
y

sehingga PDB tidak eksak, Sekarang dicari faktor eksaknya seperti berikut :
N M

= x
y
dy
M

V
v

6x 2x
dy
2 xy
8x

= 2 xy dy y dy
jadi

ln v = - 4ln y v = y 4 . Sebagai FI
1

jika faktor integrasi V = y 4 maka kalikan dengan PDB


2xy dx + (y2 3x2) dy = 0,
1 3x 2
2x
2 4
dx

didapati PDB eksak sebagai berikut : 3


y
y
y

dy = 0

PUPD berbentuk F(x,y) = C ;


Jika

F(x,y) =

HELMI - PHK AI 2007

2x
dx + R(y)
y3

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


16

Halaman -

JURUSAN MATEMATIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

Persamaan Differensial Biasa

x2
+ R(y) ;
y3

F ( x, y ))
N ( x, y )
y
F
3x 2
1
3x 2

R
(
y
)

y
y2
y2
y4
R ( y )

sehingga

R=

dy

x2 1
- =C
y3 y

PUPD :
E. 4

1
dR
=
dy
y2

dy = -

atau

1
+C
y

x2 y2 = C y3
Homogen dan Mx + Ny 0

Jika M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0


1

maka faktor integral V Mx Ny


Contoh 2. 11

Selesaikan (x4 + y4) dx xy3 dy = 0

Penyelesaian :

M(x,y) = (x4 + y4)

M ( x, y )
4 y3
y

dan

N(x,y) = - xy3

N ( x, y )
y3
x

PDB tersebut di atas tidak eksak karena

M ( x, y )
M ( x, y )

atau 4y3 -y3


y
y

Faktor integrasinya adalah


1
(x y )x (-xy 3 )y
1
= 5
x xy 4 xy 4
1
= 5 .
x

Kemudian dikali dengan PDB tersebut diatas dengan faktor integrasi V =


1

y4

1
x5

y3

sehingga diperoleh PDB eksak sebagai berikut : 5 dx 4 dy 0


x x
x
Jadi PUPD : F(x,y) = C

HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


17

Halaman -

JURUSAN MATEMATIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

Persamaan Differensial Biasa

1 y4
F(x,y) = 5 dx R ( y )
x x
1 y4
= ln x + R(y)
4 x4
F ( x, y )
N ( x, y )
y

y3
y3

maka 4 R ( y ) 4
x
x
4
1 y
PUPD :
ln x =C
4 x4

E. 5

R ( y ) = 0 maka R(y) = C,

4x4 ln x y4 = Cx4

atau

Jika M(x,y) dx + N(x,y) dy = y.f(xy) dx + x g(xy) dy = 0 dan f(xy) g(xy)


V

maka faktor integral


Contoh 2. 12

1
Mx Ny

Selesaikan y(x2y2 + 2) dx + x(2- 2x2y2) dy = 0

N(x,y)= x(2-2x2y2)

dan

M
3y3x2 2 ,
y

Penyelesaian : M(x,y) = y(x2y2 + 2)

N ( x, y )
2 6x2 y 2 .
x

M ( x, y )
M ( x, y )

( PDB tidak eksak )


y
y
1
Faktor Integrasi V
2 3
(x y 2y)x (2x - 2x 3 y 2 )y

Sehingga

1
x 3 y 3 2 xy (2xy - 2x 3 y 3
1
FI =
3x 3 y 3
x2 y2 2
2 2x2 y
dx

dy 0
PDB Eksak nya adalah :
3x 3 y 2
3x 3 y 2

Dengan cara yang sama diperoleh PUPD :

x = Cy2. e x
E. 6

ln x -

1
3x 2 y 2

ln y = C1 atau

1
2

y2

PDB : py dx + qx dy + x myn (ry dx + sx dy) = 0 mempunyai faktor integral V=x hyk


jika

F.

h 1
k 1
h m 1 k n 1

dan
p
q
r
s

PDB Berbentuk (ax + by + c) dx + (px + qy +r) dy = 0

HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


18

Halaman -

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

F. 1

Jika : aq bp = 0 atau

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

p q
= =m
a b

Untuk mendapatkan PUPD gunakan subtitusi u = ax + by, dy =

du adx
maka PD
b

tersebut dapat diubah menjadi perubah terpisah.


F. 2

Jika : aq bp 0
Untuk mendapatkan PUPD gunakan subtitusi x = x1 + h dan y = y1 + k, dimana

x = h dan y = k. . PD akan menjadi PD Homogen :


(ax1 + by1) dx1 + (px1 + qy1) dy1 = 0
G. PDB Berbentuk : y.f(xy) dx + x g(xy) dy = 0
Untuk mendapatkan PUPD subtitusikan z = yx, dy =

x dz z dx
, maka dapat
x2

diperoleh PD dengan perubah terpisah.


H. Trayektori Ortogonal
H.1.

Trayektori Ortogonal
Koordinat siku-siku

Berkas garis lengkung

f(x,y,) = 0

.........................

(2.9)

.........................

(2.10)

Dimana parameter.
Persamaan diferensial :

F(x,y,

dy
)=0
dx

Berkas garis lengkung lain yang memotong tegak lurus garis-garis lengkung pers, (2.9)
disebut trayektori ortogonal (t0). Karena

dy dy t 0
.(
) = -1 (ingat gradien m.m1 = -1)
dx dx

Maka PD trayektori ortogonal adalah F(x,y,

1
dy
dx

)=0

Koordinat Kutub
Berkas garis lengkung :f(r,,) = 0
Dengan persamaan diferensial F(r, ,

HELMI - PHK AI 2007

dr
)
d

.......................

(2.11)

.......................

(2.12)

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


19

Halaman -

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

Jika P(r,) sebarang titik pada pers. (2.11), maka tan =

r
dr
d

; dimana sudut yang

dibentuk oleh garis singgung di titik itu dengan jari-jari hantar. Untuk trayektori

ortogonal, maka 1 =
; dimana 1 adalah sudut yangdibentuk oleh garis singgung
2

r2
dr

dr
dan jari-jari hantar , sehingga tan 1 = - cotan = 1 d , karena
= dr

d
r
d

maka PD trayektori ortogonal :

H.2.

F(r, ,

t0

r
dr ) = 0

Trayektori Isogonal
Koordinat Siku-siku

Berkas garis lengkung

f(x,y,) = 0

Persamaan diferensial :

F(x,y,

dy
)=0
dx

........................

(2.13)

.........................

(2.14)

Berkas garis lengkung lain yang memotong tegak lurus garis-garis lengkung pers. (2.13)
dengan sudut , disebut trayektori isogonal.

Maka PD trayektori isogonal :

dy
tan
dx
F(x,y,
)=0
dy
1 tan .
dx

Koordinat Kutub
Berkas garis lengkung : f(r,,) = 0
Persamaan diferensial F(r, ,

dr
)= 0
d

.........................

(2.15)

..........................

(2.16)

r
m
dr
r
Misalkan tan = m. Jika dalam pers. (2.16) , dr diganti dengan : d
r
1 m
d
dr
d
dr
r dr mr 2 d
Atau
diganti dengan
didapati PD trayektori isogonal
d
r d m dr

HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


20

Halaman -

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

Contoh 2 12
Penyelesaian :

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

tentukan trayektori ortogonal dari berkas garis lurus y = x.


y = x

PD berkas garis lurus tersebut adalah

dy
= .
dx
dy
y=
x
dx

1
.x
PD trayektori ortogonalnya : y = - dy
dx

sehingga PDnya dapat dipisahkan menjadi :


x dx + y dy = 0

x dx + y dy = C1

x2 + y2 = C1

x2 + y2 = 2C1

x2 + y2 = C

Jadi PD Trayektroi ortogonal :


Contoh 2 13

Tentukan berkas garis lengkung yang memotong anggota-anggota


hiperbola : y2 + 2xy x2 = C dengan sudut 45o.

berkas

Penyelesaian : berkas hiperbola

y2 + 2xy x2 = C.

Diturunkan kex terdapat :


2y dy + 2x dy + 2y dx 2x dx = 0

(y+x) dy +(y-x) dy = 0
(y+x) y + y x = 0

PD trayektori isogonal yang memotong dengan sudut 45o ialah :


(y + x)
atau

y 1
+yx=0
y 1

(ingat rumus tan untuk

y 1
)
y 1

x dx y dy = 0.

trayektor isogonalnya
y2 - x2 = C1
2
2
PUPD trayektori :
y -x =C
I. Soal Soal Penyelesaian
Contoh 2. 13

Buktikan bahwa (x + y) dx + (x + y-1) dy = 0 adalah PUPD dari


(x + y)2 2y = C

Penyelesaian : (x + y) dx + (x + y-1) dy = 0

............

(a)

akan dibuktikan dengan penyelesaian aq bp = 0. dimana a = 1; b = 1; p =1; q = 1, akan


diperoleh (1)(1) (1)(1) = 0.
HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


21

Halaman -

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

misalkan

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

u=x +y
du = dx + dy dy = du dx

Dengan subtitusikan dy ke persamaan (a) diperoleh


PDB :

u dx + (u 1)(du dx) = 0

dx +( u 1) du = 0

atau

2x + (x + y -1)2 = C

dx + (u 1) du = C
x + (u 1)2 = C
lalu gantikan u = x + y ,

diperoleh

x + (x + y -1)2 = C

PUPD
atau

(x + y)2 y = C

Contoh 2. 14

Selesaikan PD (2x 5y + 3) dx (2x + 4y 6) dy = 0

Penyelesaian : (2x 5y + 3) dx (2x + 4y 6) dy = 0

a = 2; b = -2; p = -2 ; q = -4
Bentuk sistim persamaan

............

(b)

(2)(-2) (-2)((-4) 0

2x 5y + 3 = 0

.............

(c)

2x + 4y 6 = 0

.............

(d)

Dengan menggunakan eliminasi dari persamaan (c) dan (d) maka diperoleh x = 1 ; dan
y = 1. Misalkan

x = x1 + 1

dx = dx1

.............

(e)

y = y1 +1

dy = dy1

.............

(f)

PD pada persamaan (e) dan (f) di subtitusikan ke persamaan (b)


PDB menjadi
(2x1 -5y1) dx1 (2x1 + 4y1) dy1 = 0

..............

(g)

Penyelesaian PD pada persamaan (g) kita harus memisalkan lagi y1 = z x1. maka z =
Lalu kalikan persamaan (g) dengan
(2 - 5
sehingga diperoleh

y1
x1

1
diperoleh PDB
x1

y1
y1
) dx1 ( 2 + 4
) dy1 = 0
x1
x1

(2 5z) dx1 (2 + 4 z)( z dx1 + x1 dz) = 0


dx1
2 4z
dz = 0
x1
2 7z 4z 2

HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


22

Halaman -

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

dz
2
dz
4

= C1

3 4z 1 3 z 2

lnx1 -

x13 (z 1)(z + 2)2 = C.

Lalu z kita gantikan dengan

y1
terdapat
x1

(4y1 x1)(y1 +2x1)2 = C.


Kemudian kita ganti y1 = y - 1
PUPD

dan x1 = x 1 maka

(4y x 3)(y + 2x 3)2 = C

Contoh 2. 15

Selesaikan PD (x y -1) dx + (x + y + 5) dy = 0

Jawaban PUPD adalah ln| (x + 2)2 + (y + 3)2 | + 2 arctan


Contoh 2. 16

y3
=C
x2

(buktikan)

Selesaikan PD : y ( 1+ xy) dx + x (1 xy) dy = 0

Penyelesaian :Jika PDB


Subtitusikan y =

z
x

y ( 1+ xy) dx + x (1 xy) dy = 0

.............

(h)

xdz zdx
x2

dy =

2z2 dx + x (1-z) dz = 0

PD menjadi

2dx
(1 z )

dz = C
x
z2

ln x2 +

1
- ln z = C
z

ln

1
x2
+
=C
z
z

kemudian z kita gantikan yx maka diperoleh


PUPD :
Contoh 2. 17

ln

x
y

1
xy

Selesaikan y

=C

x 3y
`
2x

Penyelesaian : subtitusikan y = vx, dengan v adalah fungsi x. kemudian turunkan terhadap


x maka diperoleh dy = v dx + x dv (gunakan kaidah perkalian)
dv
dy
=v+x

dx
dx

x 3y
dv
vx

2x
dx

x 3vx 2 xv
dv

x
2x
2x
dx

x vx
dv
dv
dv
dx
dv
x
x(1 v) 2 x 2

(1+ v) = 2x

2x
dx
dx
dx
2x 1 v

HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


23

Halaman -

JURUSAN MATEMATIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

Persamaan Differensial Biasa

ln x - ln (1+ v) = C1 ln x ln (1+v)2 = 2 C1

ln x ln 1

= 2C1

ln x - ln

ln x ln(y+x)2 + ln x2 = 2C1

= 2C1

; dimana C = 2C1

( x + y )2 = Cx3

PUPD :
J.

x y

x x

Soal Soal Latihan

A. Tentukan jawaban umum untuk persamaan-persamaan berikut ini dengan metodemetode yang sesuai.
1.

dy
y
=
dx
x
dy
= y+3
dx

13.

cos2x dx (y+3) dy = 0

14.

(x2 y) dx x dy = 0

15.

sin x
dy cos x dx = 0
1 y

16.

(x + ycos x) dx + sin x dy = 0

2.

cos2x

3.

dy
= xy y
dx

4.

dy
(x-y)
=x+y
dx

17.

5.

sin x dy
= cos x
(1 y) dx

18.

(x3 + 3xy2)

6.

dy
= 3x2 + 4x 2
dx

19.

(y xy2) = x + x2y)

7.

2x2 dy = (x2 + y2) dx

20.

x dx + y dy = (x2 + y2) dx

8.

(2x +3y +4)dx + (3x + 4y +5)dy = 0

21.

(x + y +1) dx (x y 3) dy

9.

dy
(1 x)(1+2y) =
dx

10.

dy
e =4
dx

11.

y tan x

12.

2x

dy
= ( 4 + y2 ) sec2x
dx
2

y(x-2y)dx x dy = 0

dy
= (y+2)(x+2)
dx
dy
= y3 + 3x2y
dx
dy
dx

=0
22.

(2y 3x) dx + x dy = 0

23.

x dy y dx = x2 ex dx

24.

(x y2) dx + 2xy dy = 0

25.

x dy y dx = 3x2 (x2+ y2 dx

26.

y(x + y) dx x2 dy = 0

27.

dy
- y = x3 cos x, y = 0 ; x
dx

=
HELMI - PHK AI 2007

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


24

Halaman -

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Tanjungpura Pontianak

28.

JURUSAN MATEMATIKA

Persamaan Differensial Biasa

(1+ x2)

dy
+ 3xy = 5x, y = 2
dx

;x=1
Cari Trayektori ortogonal dan isogonal dari berkas garis .

29.
a.

3x + 2y =

f.

3x 4y + = 0 ; = arc tan 4

b.

xy =

g.

y2 = 4x

; = 45o

c.

x + 2y =

h.

x2 + y2 = 2

; = 450

d.

x2 + 2y2 = 1

i.

r = ; r > 0, 0 < 2, =

e.

y2 = x

45o
j.

HELMI - PHK AI 2007

r = (1-cos )

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA TINGKAT SATU


25

Halaman -

Você também pode gostar