Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Alkoholik Kardiomiopati
Oleh :
Adhi Bagus Subarkah
042010101022
Pembimbing :
dr. Dandy H, Sp.JP.FIHA
BAB I
PENDAHULUAN
Kardiomiopati adalah kelainan primer miokard yang menyebabkan
gangguan fungsi miokard, dengan penyebab yang tidak diketahui dan bukan
disebabkan oleh penyakit bawaan, hipertensi, kelainan katup, sklerosis koroner
atau kelainan perikard Dalam kebanyakan kasus, kardiomiopati menyebabkan otot
jantung menjadi lemah. Beberapa kelainan medikal menyebabkan berbagai tipe
kardiomiopati, tetapi semua tipe kardiomiopati mempunyai satu persamaan yaitu
menurunkan fungsi efisiensi dari otot jantung dan menghilangkan kemampuan
jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ketika jantung tidak dapat lagi
memompa cukup darah untuk memenuhi keperluan tubuh, terjadilah apa yang
disebut gagal jantung.
Pembagian kardiomiopati bermacam-macam, berdasarkan kepada etiologi,
patologi, genetika, klinik, biokimia, fungsi hemodinamik dan sebagainya, tetapi
tidak ada satu pun yang memuaskan karena banyak tumpang tindih. WHO
menggolongkan kardiomiopati menjadi dua kelompok, yaitu kardiomiopati primer
yang tidak diketahui penyebabnya dan kardiomiopati sekunder yang disebabkan
oleh infeksi, kelainan metabolik, penyakit sistemik, herediter familial, reaksi
sensitivitas dan toksin.
Pembagian kardiomiopati yang banyak dianut saat ini adalah menurut
Goodwin yang berdasarkan kelainan struktur dan fungsi (patofisiologi), yaitu
kardiomiopati, hipertropik, kardiomiopati dilatatif dan kardiomiopati restriktif.
Dibeberapa negara dilaporkan kardiomiopati merupakan penyebab kematian
sampai 30% atau lebih dari semua kematian karena penyakit jantung.
Penyebab kardiomiopati terbesar pada usia muda adalah alkohol menurut
penelitian Regan, 1990. Alkohol akan menyebabkan defisiensi beberapa nutrisi
untuk jantung sehingga dapat menyebabkan kelainan pada otot jantung.
Kardiomiopati alkohol ada 3 tahapan klinik, tahapan asimtomatik (preclinical),
akut, dan kronik. Keadaaan ini dipengaruhi seberapa lama dan sering seseorang
telah mengkonsumsi alkohol
BAB 2
IDENTITAS PASIEN
A.
Identitas
Nama
: Tn fathor Rohman
Jenis Kelamin
: laki-laki
Umur
: 25 tahun
Alamat
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
: 25.86.89
Tanggal MRS
: 23 Juli 2009
Tanggal Pemeriksaan
: 25 Juli 2009
Tanggal KRS
: 29 Juli 2009
B. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang
pasien mengeluh sesak sejak 3 hari yang lalu dan di sertai nyeri dada,
kemudian pada tanggal 23 juli 2009 pasien merasa sesak dan nyeri dada
yang terjadi secara tiba-tiba dan sangat kuat serta menjalar ke bahu
sehingga pasien dibawa ke RSUD dr soebandi lewat IGD, batuk (-) ,pilek
(-) , demam (-), nyeri kepala (-), BAB (+) normal kekuningan BAK (+)
normal kadang kekunigan.pasien mengeluh sering berdebar-debar
terutama saat bekerja. Sebelumnya pasien mengeluh sering sesak pasien
lupa mulai kapan sesak timbul,sesak terjadi terutama saat melakukan
aktivitas dan sesak akan berkurang jika dibuat istirahat, bila tidur pasien
pasien menggunakan 2 bantal karena pasien merasa sesak bila tidur
terlentang. Pasien sulit tidur malam hari terbangun karena measa sesak.
Menurut pasien, ia sering mengkonsumsi minuman berolkohol seperti topi
miring, new port atau mansion. Hampir setiap hari pasien minum
minuman beralkohol sekali minum pasien bisa menghabiskan 2-3 botol
kurang lebih 1-2 liter minuman alkohol dengan konsentrasi 40 %.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi & DM disangkal oleh pasien. Penderita tidak pernah
sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat hipertensi, DM disangkal.Asma disangkal, batuk lama keluarga
disangkal.
Riwayat Pengobatan
Untuk sakitnya yang sekarang, penderita belum pernah berobat.
Riwayat Sosial
Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya. Pasien tidak bekerja,
hanya membantu pekerjaan orang tua di rumah. Rumah pasien berukuran
6 m x 12 m, berlantai semen, bertembok batu bata, dengan 3 kamar dan
setiap kamar ada jendela, kamar mandi jamban dekat sumur ada di dalam
rumah,. Sumber air untuk memasak, minum dan mencuci dari sumur.
b. Keluhan berdasarkan sistem
Sistem serebrospinal
sistem kardiovaskuler
: berdebar-debar
sistem pernafasan
: dyspneu
sistem gastrointestinal
sistem urogenital
sistem integemantum
Sistem muskuloskeletal
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Vital Sign
Tensi
: 130 / 70 mmHg
Nadi
RR
: 28 x/menit
Temp
: 36,8 C
Kepala/Leher
4. Pernapasan
: dispnea
5. Kulit
6. Kelenjar Limfe
7. Otot
8. Tulang
9. Berat Badan
= 61 Kilogram
= 160 Sentimeter
61
(1,6)2
Kesan : Didapatkan keadaan umum pasien lemah, kesadaran
composmentis,
Bentuk
: bulat
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
2. Mulut
3. Leher :
KGB
Tiroid
4. Thorax
Cor :
Inspeksi
Palpasi
Perksusi
Batas kanan
Batas kiri
Pulmo anterior
Pemeriksaan
Apectus ventral
Apectus sinistra
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi
wheezing (-/-)
wheezing (-/-)
Pulmo posterior
Pemeriksaan
Apectus ventral
Apectus sinistra
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi
wheezing (-/-)
wheezing (-/-)
5. Abdomen :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
= timpani
= Cembung
6. Anogenital : anus (+), massa (-), genital perempuan, kelainan (-) massa
(-)
7. Ekstremitas : Superior = Akral hangat +/+ , Odema -/Inferior
IV.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
23-07-2009
Nilai Normal
Hb
LED
Leukosit
Hct
Trombosit
FAAL HEPAR
13,4
13,9
41
388
11,4-15,1 g/dL
0-25 mm/jam
4,3-11,3 X 109/L
40-47%
150-450 X 109/L
SGOT
SGPT
Albumin
FAAL GINJAL
44
90
3,7
31 U/L
36 U/L
3,4-4,8 gr/dL
Hematologi:
Kreat. Serum
BUN
Asam Urat
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Chlorida
Calcium
LEMAK
Trigliserida
Kolesterol Total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
0.8
11
2,5
0,5-1,1 mg/dL
6-20 mg/dL
2,0-5,7 mg/dL
131,8
3,62
93,0
2,66
135-155 mmol/L
3,5-5,0 mmol/L
90-110 mmol/L
2,15-2,57 mmol/L
129
128
20
88
150 mg/dL
220 mg/dL
40-60 mg/dL
100 mg/dL
Pemeriksaan Radiologi
V.
RESUME
Penderita dengan nama Tn Fathor Rohman, umur 25 tahun, dengan keluhan :
Sesak(+), Nyeri dada yang menjalar ke bahu (+), batuk (-) ,pilek (-) , demam (-),
nyeri kepala (-), BAB (+),BAK (+) hipertensi & DM disangkal. Didapatkan
keadaan umum pasien lemah, kesadaran composmentis,Tensi: 130 / 70
mmHg,Nadi: 120 x/menit regular ,RR: 28 x/menit, dispnea: (+),IMT dalam batas
normal.pemeriksaan fisik Cor Inspeksi: PMI tidak tampak ,Palpasi : PMI tidak
teraba ,Perksusi Batas kanan : redup pada ICS IV PSL Dex, Batas kiri: redup
pada ICS VI AAL Sin .Auskultasi: S1S2 tidak tunggal, bising sistolik Blowing
Mitral. Pulmo: retraksi (-/-),Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), wheezing (-/-).lekosit
13,9 (4,3-11,3 gr/dl), SGOT 44 (31 U/L),SGPT 90 (9-43 U/L) Radiologi kesan
cardiomegali dengan efusi pleura kiri.
VI.
DIAGNOSIS KERJA
alkohol
VII.
PENATALAKSANAAN
Jika sesak beri O2 4 L/menit, posisi duduk
Diet Rendah Garam 6 gr/hr
Infus RL : D5 = 1 : 1 14 tpm
Sefotaksim 3 x 1 gr
Spironolakton 25 mg 1x1 tab
ISDN 3 x 5 mg
Digoksin 1 x 1 tablet (0,25mg)
Captopril 3 x 12,5 mg
VIII. PROGNOSIS
Dubia Ad malam
BAB 3
PEMBAHASAN
10
(kemungkinan ditentukan oleh genetik) alkohol dapat menjadi racun yang kuat
untuk otot jantung langsung merusak sel-sel jantung.
Pada orang yang sering mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan
kelainan
nutrisi
terutama
kekurangan
vitamin
B1 dapat
menyebabkan
11
Defisiensi nutrisi
(vit B/ tiamin)
Gangguan
transport ion Ca
Gangguan
sintesis protein
Dilatasi pembuluh
darah
Penurunan kontraktilitas
otot jantung
Peningkatan CO
Dilatasi Kardiomiopati
Gangguan fungsi
mitokondria
Penurunan metabolisme
(asam lemak)
Penumpukan glikogen
pada otot jantuung
Gejala Klinis Gejala yang paling menonjol adalah gagal jantung kongestif
kanan dan kiri, berupa sesak saat bekerja, lemah, ortopneu, dispneu paroksimal
nokturnal, edema ferifer, palpitasi, yang secara bertahap pada sebagian besar
pasien. Beberapa pasien mengalami dilatasi ventrikel kiri dalam beberapa bulan
sampai beberapa tahun sebelum timbul gejala.
Pada kasus ini ditemukan gejala nyeri dada yang khas, kemungkinan
terdapat penyakit jantung iskemia secara bersamaan. Pada penyakit yang telah
lanjut dapat pula ditemukan keluhan nyeri dada akibat sekunder dari emboli paru
dan nyeri abdomen akibat hepatomegali kongestif. Keluhan sering kali secara
gradual, bahkan sebagian besar awalnya asimtomatik walaupun telah terjadi
dilatasi ventrikel kiri selama berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun.
Dilatasi ini kadangkala diketahui bila telah timbul gejala atau secara kebetulan
bila dilakukan pemeriksaan radiologi dada yang rutin.
Pemeriksaan Penunjang dapat mengunakan radiologi dada terlihat
pembesaran jantung akibat dilatasi ventrikel kiri dan kanan, walaupun seringkali
terjadi pembesaran pada seluruh ruang jantung. Pada lapangan paru terlihat
gambaran efusi pleura kiri.
12
13
14