Você está na página 1de 5

Muhammad Habibullah (I0214063), Natasia Anggi (I0214067)

BATA TIMBAL DENGAN NANOMATERIAL SEBAGAI PENGHALANG RADIASI


NUKLIR PADA BANGUNAN PLTN
Muhammad Habibbullah, I0214063, habibbullahmuhammad@gmail.com
Natasia Anggi Laxmita, I0214067, natasia.anggie@gmail.com

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak

Di era modern perkembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir sangat pesat serta meluas di segala
sektor kehidupan. Radiasi yang dihasilkan instalasi nuklir adalah salah satu penghambat dari segi
keamanan, kesehatan, serta keselamatan yang selama ini dikhawatirkan. Oleh sebab itu perlu adanya
proteksi terhadap radiasi termasuk dalam Pembakit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Salah satu bahan
yang paling sering digunakan sebagai perisai radiasi adalah Timbal (Pb).
Penerapan teknologi bata timbal dengan nano material adalah salah satu cara mencegah paparan
radiasi keluar dari bangunan PLTN. Selain tebal, pori yang kecil pada bata timbal dengan nano partikel
dapat bekerja efektif menahan radiasi, dikarenakan intensitas paparan radiasi yang lolos dari perisai
timbal dipengaruhi faktor ketebalan dan koefisien absorsi dari timbal tersebut. Secara kajian teori
dasar, koefisien absorbsi akan bertambah selaras dengan ukuran partikel yang semakin kecil. Hal
tersebut terjadi karena ukuran partikel akan menyisakan ruang dalam bentuk pori yang lebih mudah
ditembus radiasi, sehingga apabila timbal dikemas dalam ukuran nano dan pori mengecil maka
koefisien absorsi akan meningkat serta lebih maksimal digunakan sebagai perisai radiasi.
Kata Kunci : timbal, nanomaterial, perisai radiasi, proteksi radiasi

PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah jenis pembangkit thermal
dimana sumber panasnya berasal dari reaktor nuklir. Sama seperti tipe pembangkit thermal
lainnya, panas ini digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang kemudian memutar
generator. Dari generator yang berputar inilah dihasilkan listrik yang dapat digunakan
untuk aktivitas sehari-hari.
Pemanfaatan reaksi nuklir sebagai sumber energi listrik di masa sekarang masih
menuai banyak kontroversi, terlebih di Indonesia. Ada pihak yang kontra lantaran terbayang
pada bahaya radiasi yang mengancam jikalau terlepas ke lingkungan, namun ada pula pihak
yang pro lantaran mengetahui betapa besarnya keuntungan yang diperoleh dari
pemanfaatan energi nuklir.
Hal menggiurkan dari dikembangkannya energy nuklir adalah karena dapat
menghasilkan energi yang sangat besar dengan bahan bakar yang sedikit. Sebagai gambaran
adalah energi yang dihasilkan 1 kg Uranium-235 (material yang umum digunakan untuk
PLTN) setara dengan energi hasil pembakaran 1.500 ton batu bara. Selain itu, reaksi nuklir
yang terjadi juga tidak menghasilkan bahan polutan sebagaimana pembakaran batu bara
atau minyak bumi, sehingga pemanfaatan energi nuklir adalah salah satu cara memecahkan
Artikel Teknologi Bahan Bangunan

Muhammad Habibullah (I0214063), Natasia Anggi (I0214067)

persoalan lingkungan. Disamping kebutuhan listrik masyarakat dapat terpenuhi, juga tidak
menimbulkan polusi udara karena gas karbon yang dilepaskan saat pembakaran.
Dari wacana di atas, dapat diambil sebuah pengertian bahwa pengembangan PLTN
tetap perlu dilakukan dengan catatan perlu pula diimbangi dengan mekanisme keamanan
yang memadai, sehingga bisa menjamin tidak terlepasnya radiasi ke lingkungan sekitar.
Diantara caranya adalah dengan menggunakan material bata timbal dengan nano material
pada bangunan untuk menahan paparan radiasi yang timbul dari reaksi nuklir.
Artikel ilmiah ini akan membahas mengenai teori dan aplikasi batu bata berbahan
timbal dengan nano material sebagai jawaban atas kekhawatiran yang timbul terhadap
paparan radiasi pada PLTN. Dengan demikian, diharapkan kekhawatiran masyarakat
terhadap pembangunan PLTN terkhusus di Indonesia akan berkurang, sehingga manfaat
besar dibalik penerapan PLTN dapat dirasakan bersama. Selain sebagai penghematan
terhadap bahan bakar fosil yang semakin habis, juga lebih ramah lingkungan karena tidak
mengahsilkan gas polutan.
TINJAUAN TEORI
Dalam teknologi nuklir tidak dapat lepas dengan radioaktivitas. Pengertian
radioaktivitas adalah peristiwa statistik peluruhan yang tidak dapat diramalkan mana
yang akan meluruh. Peluruhan ini disertai dengan memancarkan radiasi dalam bentuk
radiasi partikel. Dalam peluruhan ini kebolehjadian meluruh suatu atom adalah dt ,
dengan konstata disintegrasi atau konstata peluruhan dan dt merupakan selang
waktu yang sangat singkat. Jika N adalah jumlah atom suatu bahan radioaktif yang
dalam waktu dt sedangkan dN adalah jumlah atom yang meluruh maka dapat N diturunkan

Radiasi sendiri adalah energi dalam bentuk gelombang atau partikel subatomic yang
bergerak. Radiasi secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu: radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik terdiri dari non-ionisasi
(gelombang radio, microwave, infra merah, sinar tampak, ultraviolet) dan ionisasi (sinar
X dan gamma). Adapun radiasi partikel terdiri dari: radiasi alpha, beta dan neutron.
Radiasi umumnya diartikan sebagai radiasi ionisasi. Radiasi tidak dapat dirasakan
langsung oleh indra manusia sehingga untuk mengetahui adanya suatu radiasi di suatu
tempat maka perlu adanya alat bantu pendeteksi radiasi yang biasa disebut dengan
detektor radiasi. Sifat radiasi dapat berinteraksi dengan material yang dilalui dengan
proses ionisasi, eksitasi, dan interaksi lainnya. Sifat radiasi tersebut dijadikan sebagai dasar
dari pembuatan detector.
Artikel Teknologi Bahan Bangunan

Muhammad Habibullah (I0214063), Natasia Anggi (I0214067)

Gambar 01. Radiasi Partikel


(Sumber: jurnal ilmiah, Margi Fitriawan, 2014)

Absorbsi radiasi dari suatu bahan merupakan kemampuan dari suatu bahan dalam
menyerap dan menahan suatu radiasi untuk lolos melewati bahan, sehingga salah satu
bentuk kehilangan energy radiasi beta bila mengenai medium. Namun kemampuan
absorbsi dari bahan tergantung pula dari jenis radiasi yang mengenai bahan absorber,
sehingga tentu kemampuan bahan A dalam menahan radiasi alfa tentu akan berbeda
dengan kemampuannya dalam menahan radiasi gamma.
Perisai penghalang radiasi partikel menunjukkan bahwa radiasi gamma adalah
radiasi yang paling kuat dan harus ditahan dengan menggunakan plat timbal sedangkan
radiasi beta perlu plat alumunium dan radiasi alfa hanya dengan selembar kertas saja
sudah cukup. Sehingga dalam proteksi radiasi hal utama yang harus dipikirkan adalah
bagaimana menahan radiasi gamma sebab ketika radiasi gamma dapat ditahan maka
secara otomatis juga menahan radiasi alfa serta beta.

Gambar 02 . Absorbi Radiasi Bahan


(Sumber: jurnal ilmiah, Margi Fitriawan, 2014)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Nano teknologi merupakan teknologi canggih yang berkaitan dengan sintesis
nano-partikel, pengolahan bahan nano dan aplikasinya. Biasanya jika ukuran partikel
berada pada rentang 1-100 nm umumnya disebut nanopartikel. Berikut adalah gambaran
tentang yang disebut ukuran nano:
Pada beberapa dimensi: 1 nm = 10 = 10-9 meter dan 1 m (yaitu, 1 mikron) =
10-4cm = 1000 nm. Untuk bahan oksida, diameter satu ion oksigen sekitar 1,4 . Jadi, tujuh
ion oksigen akan membuat sekitar 10 atau 1 nm, yaitu, sisi 'rendah' dari kisaran nano. Di
sisi yang lebih tinggi, sekitar 700 oksigen ion dalam dimensi spasial akan membuat apa
yang disebut 'batas' dari berbagai nano material.
Artikel Teknologi Bahan Bangunan

Muhammad Habibullah (I0214063), Natasia Anggi (I0214067)

Penerapan teknologi nano material pada bata Timbal yang akan digunakan untuk
bahan bangunan PLTN menggunakan prinsip semakin kecilnya partikel, maka semakin rapat
pula celah yang mungkin terjadi diantara ikatan atom Timbal. Semakin rapat celah tersebut,
maka semakin bagus pula lapisan Timbal mencegah bocornya partikel radiasi ke luar
bangunan.

Gambar 03. Ilustrasi perbandingan Timbal biasa dan Nanopartikel Timbal


(Sumber: jurnal ilmiah, Margi Fitriawan, 2014)

Selain itu, dengan semakin banyaknya jumlah partikel yang menyusun bahan Timbal,
maka semakin besar pula koefisien absorbsi pada bahan. Semakin tinggi koefisien absorbs,
maka semakin banyak pula partikel radiasi yang diserap oleh bahan penahan.
Penggunaan Bata Timbal pada tembok antiradiasi tentu membutuhkan perlakuan
yang berbeda dengan pemasangan bata pada umumnya. Pemasangan bata timbal disusun
dengan rapat, dengan pengikat besi bangunan 10 mm. Penyusunan bata yang rapat
bertujuan agar tidak ada celah yang dapat beresiko pada kebocoran partikel radiasi ke luar.

Besi bangunan 10 mm
Gambar 04. Bata Timbal Nano material dan pemasangannnya
(Sumber: data pribadi, 2016)

Kelebihan lain penggunaan bata timbal adalah tidak mengganggu bentuk fisik
bangunan. Bata timbal lebih sebagai pengisi, sehingga struktur utama tidak terganggu.
Bagian luar bata pun tetap bisa ditutupi cat atau acian, sehingga tembok bangunan yang
tersusun dari bata timbal dapat terlihat seperti tembok pada umumnya. Andaikata tidak
Artikel Teknologi Bahan Bangunan

Muhammad Habibullah (I0214063), Natasia Anggi (I0214067)

diberi cat atau acian pun, bata timbale dapat diberi inovasi warna yang beragam, sehingga
dalam penggunaannya justru dapat memunculkan nilai estetika pada bangunan.
KESIMPULAN
Pada setiap instalasi nuklir perlu adanya pengamanan terhadap radiasi yang
dipancarkan oleh inti radioaktif. Pengamanan ini dapat secara prosedur kerja ataupun
instrumen instalasi nuklir dan kelengkapannya. Umumnya secara sederhana untuk proteksi
radiasi dari bahan-bahan radioaktif digunakan timbal. Teknik memasang penahan radiasi
dilakukan dengan menghalangi/menahan laju paparan radiasi yang mengarah ke obyek lain
yang berupa pekerja radiasi, pekerja non radiasi maupun tempat fasilitas umum. Bahan
penahan yang digunakan berupa timbal (Pb) yang memiliki ketebalan tertentu sehingga laju
paparan maksimum setelah melewati penahan sebesar 2,5 mR/jam untuk daerah pekerja
radiasi dan 0,25 mR/jam untuk daerah umum.
Dari pembahasan di atas, dapat diambil pengertian bahwa dengan timbal berukuran
nano yang dijadikan penahan radiasi akan memiliki kualitas yang lebih baik dari pada timbal
biasa tanpa diproses menjadi nano timbal. Sehingga dengan kulitas yang lebih baik dibading
dengan timbal biasa ini maka nano timbal tersebut sangat cocok dijadikan material penahan
radiasi serta diaplikasikan semisal sebagai bata timbal yang digunakan pada bangunan
PLTN, terlebih pada bagian reaktor nuklirnya.
DAFTAR PUSTAKA
BATAN, 2005, DisainPenahanRuangSinar X, Pusdiklat, BATAN, Jakarta
BATAN, 2005, Dasar Proteksi Radiasi, Pusdiklat, BATAN, Jakarta.
A.K. Bandyupadhyay. 2008. Nano Materials. New Delhi: NEWAGE INTERNATIONAL(P)
LIMITED, PUBLISHERS
Dwijananti, Pratiwi. 2012. FISIKA INTI. Semarang : Universitas Negeri Semarang, Semarang
Fitriawan, Margi. 2014. Kajian Teori Dasar Pada Nanomaterial Timbal Sebagai Proteksi
Radiasi. Universitas Negeri Semarang, Semarang

Artikel Teknologi Bahan Bangunan

Você também pode gostar