Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih
anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002,
pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR,
disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke
dalam rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali
pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai
bagian dari rezim pemilu. Pada umumnya, istilah "pemilu" lebih sering merujuk
kepada pemilihan anggota legislatif dan presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali.
Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 1955 adalah pemilihan
umum pertama di Indonesia yang diadakan pada tahun 1955. Pemilu ini sering
dikatakan sebagai pemilu Indonesia paling demokratis. Pemilu tahun 1955 ini
dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; beberapa daerah
dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) khususnya
pimpinan Kartosuwiryo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan
polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat
pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman. Pemilu ini bertujuan memilih
anggota-anggota DPR dan Konstituante.
Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi
Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan
minoritas yang diangkat pemerintah. Pemilu ini dipersiapkan di bawah
pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo
mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, dan kepala pemerintahan telah
dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam Analisis Pemilu Legislatif ini adalah :
1. Bagaimana kondisi geografis Kabupaten Sidoarjo?
2. Bagaimana Sumber Daya Alam serta korelasinya dengan Sumber Daya Manusia
dan Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Sidoarjo?
3. Bagaimana kondisi alam serta wilayah Sidoarjo?
4. Bagaimana kondisi sosial serta ekonomi Kabupaten Sidoarjo?
5. Bagaimana pengaruh aspek-aspek tersebut diatas dengan hasil pemilu legislatif
2014 di Kabupaten Sidoarjo?
1.3
Tujuan
Tujuan penelitian dalam Analisis Pemilu Legislatif ini adalah :
1. Menganalisis hasil pemilu legislatif kaitannya dengan aspek fisik dan sosial
Kabupaten Sidoarjo
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Geografis Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112,5o 112,9oBT dan 7,3o-7,5oLS dengan
wilayah yang berbatasan dengan :
.
2.2 Sumber Daya Manusia dan Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Sidoarjo
Orientasi pekerjaan masyarakat sidoarjo masih dominan dalam dunia industri. Hal ini
sejalan dengan lapangan dan perkembangan dunia industri yang cukup besar di sidoarjo
dalam 3 tahun terakhir.
Kecamatan Jabon, seluas 125,66 Ha kearah darat dan seluas 502,64 Ha kearah laut.
3. Kawasan pantai berhutan bakau/mangrove Kabupaten Sidoarjo terletak di:
a. Kecamatan Sedati, seluas 635,94 Ha ;
b. Kecamatan Buduran, seluas 30,84 Ha ;
c. Kecamatan Sidoarjo, seluas 64,74 Ha ;
4. Kawasan perikanan Kabupaten Sidoarjo, terdapat di:
a. Kecamatan Waru, seluas 402,2 Ha ;
b. Kecamatan Sedati, seluas 1919,13 Ha ;
c. Kecamatan Buduran, seluas 1731,20 Ha ;
d. Kecamatan Sidoarjo, seluas 3127,9 Ha ;
e. Kecamatan Candi, seluas 1031,7 Ha ;
f. Kecamatan Tanggulangin, seluas 496,6 Ha ;
g. Kecamatan Porong, seluas 496,3 Ha ;
2.4 Kondisi Sosial dan Ekonomi Kabupaten Sidoarjo
Perikanan, industri dan jasa merupakan sektor perekonomian utama Sidoarjo. Selat
Madura di sebelah Timur merupakan daerah penghasil perikanan, diantaranya ikan,
udang, dan kepiting. Udang dan bandeng menjadi primadona, kedua produk laut ini lalu
menjadi salah satu simbol lambang daerah.
Sektor industri di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan
dengan pusat bisnis kawasan Indonesia Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan Laut
Tanjung Perak maupun Bandar Udara Juanda, memiliki sumber daya manusia yang
produktif serta kondisi sosial politik dan keamanan yang relatif stabil menarik minat
investor untuk menanamkan modalnya di Sidoarjo. Sektor industri kecil juga berkembang
cukup baik, diantaranya sentra industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin, sentra
industri sandal dan sepatu di Wedoro - Waru dan Tebel - Gedangan, sentra industri
kerupuk di Telasih - Tulangan.
Sidoarjo dikenal sebagai sentranya budidaya tambak di Jawa Timur. Berdasarkan data
statistik perikanan budidaya Jawa Timur, total produksi budidaya tambak sidoarjo terbaik
kedua setelah kabupaten Gresik. Andalan produksi budidaya tambak kabupaten Sidoarjo
adalah komoditas bandeng dan udang terutama udang windu dan vaname. Oleh karenanya
tidak salah jika Sidoarjo menjadikan ikan bandeng dan udang sebagai ikon daerah.
Sentra produksi budidaya tambak kabupaten sidoarjo terbagi dalam 8 kecamatan yang
tersebar di muara sungai atau delta yang sangat subur lahannya dan perairannya yang
bagus. Potensi pengembangan budidaya tambak di kabupaten sidoarjo sangat besar.
Berdasarkan data dinas kelautan dan perikanan kabupaten sidoarjo memiliki potensi
budidaya tambak sebesar 15.530 hektare.
Berikut secara lengkap luas lahan budidaya tambak di Kabupaten Sidoarjo:
1. Kecamatan Jabon 4.144 hektare.
2. Kecamatan Sedati 4.100 hektare.
3. Kecamatan Sidoarjo 3.128 hektare.
4. Kecamatan Candi 1.032 hektare.
5. Kecamatan Buduran 731 hektare.
7
BAB III
PEMBAHASAN
10
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
11
12