Você está na página 1de 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih
anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945 pada 2002,
pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR,
disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke
dalam rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali
pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai
bagian dari rezim pemilu. Pada umumnya, istilah "pemilu" lebih sering merujuk
kepada pemilihan anggota legislatif dan presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali.
Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 1955 adalah pemilihan
umum pertama di Indonesia yang diadakan pada tahun 1955. Pemilu ini sering
dikatakan sebagai pemilu Indonesia paling demokratis. Pemilu tahun 1955 ini
dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; beberapa daerah
dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) khususnya
pimpinan Kartosuwiryo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan
polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat
pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman. Pemilu ini bertujuan memilih
anggota-anggota DPR dan Konstituante.
Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi
Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan
minoritas yang diangkat pemerintah. Pemilu ini dipersiapkan di bawah
pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo
mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, dan kepala pemerintahan telah
dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.

1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam Analisis Pemilu Legislatif ini adalah :
1. Bagaimana kondisi geografis Kabupaten Sidoarjo?
2. Bagaimana Sumber Daya Alam serta korelasinya dengan Sumber Daya Manusia
dan Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Sidoarjo?
3. Bagaimana kondisi alam serta wilayah Sidoarjo?
4. Bagaimana kondisi sosial serta ekonomi Kabupaten Sidoarjo?
5. Bagaimana pengaruh aspek-aspek tersebut diatas dengan hasil pemilu legislatif
2014 di Kabupaten Sidoarjo?

1.3

Tujuan
Tujuan penelitian dalam Analisis Pemilu Legislatif ini adalah :
1. Menganalisis hasil pemilu legislatif kaitannya dengan aspek fisik dan sosial
Kabupaten Sidoarjo

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Geografis Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112,5o 112,9oBT dan 7,3o-7,5oLS dengan
wilayah yang berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik


Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan
Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto
Sebelah Timur : Selat Madura

Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten dnegan wilayah terkecil di provinsi Jawa


Timur dengan luas wilayah 63.438 atau 634,34km. Jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo
menurut hasil sensus penduduk adalah 1.548.820 jiwa dengan kepadatan penduduk ratarata 2441jiwa per km2.
Topografi Kabupaten Sidoarjo merupakan Dataran Delta dengan ketinggian antar 0 s/d
25 meter, ketinggian 0-3 meter dengan luas 19.006 Ha, meliputi 29,99%,
merupakan daerah pertambakkan yang berada di wilayah bagian timur. Wilayah bagian
tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari permukaan laut
merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan
pemerintahan, meliputi 40,81%. Wilayah bagian barat dengan ketinggian 10-25 meter
dari permukaan laut merupakan daerah pertanian, meliputi 29,20%.
Kondisi hidrogeologi Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah air tanah, payau dan air
asin yang mencapai luas 16.312.69 Ha. Kedalaman air tanahnya rata-rata 0-5 meter dari
permukaan tanah. Dan kondisi hidrologi Kabupaten Sidoarjo, terletak di dua aliran sungai
yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang dari Kali Berantas yang
berhulu di Kabupaten Malang. Untuk struktur tanah Kabupaten Sidoarjo terdiri dari Alluvial
kelabu seluas 6.236,37 Ha, Assosiasi Alluvial kelabu dan Alluvial Coklat seluas 4.970,23 Ha,
Alluvial Hidromart seluas 29.346,95 Ha, dan Gromosal kelabu Tua Seluas 870,70 Ha.

.
2.2 Sumber Daya Manusia dan Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Sidoarjo

Orientasi pekerjaan masyarakat sidoarjo masih dominan dalam dunia industri. Hal ini
sejalan dengan lapangan dan perkembangan dunia industri yang cukup besar di sidoarjo
dalam 3 tahun terakhir.

2.3 Kondisi Alam Kabupaten Sidoarjo


Pada tanggal 28 Juli 2009 ditetapkannya Peraturan Daerah Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2009
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029 oleh Bupati saat
itu Win Hendrarso. Dalam Perda tersebut Pasal 68 dinyatakan bahwa Siborian termasuk
menjadi salah satu kawasan strategis pembangunan perekonomian di Kabupaten Sidoarjo.
Kemudian pada pasal 74 lebih lanjut dinyatakan bahwa Siborian adalah kependekan dari
Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Jabon, dan By Pass Kecamatan Krian yang dikembangkan
untuk kawasan industri dan perdagangan. Pengembangan kawasan tersebut meliputi:
Kecamatan Sidoarjo yaitu berada di sepanjang Jalan Lingkar Timur Sidoarjo untuk
pengembangan industri dan perdagangan; Kawasan Jabon akan dikembangkan kawasan mix
use untuk kegiatan industri; dan pengembangan By Pass Krian untuk kawasan industri dan
perdagangan. Kawasan mix use, merupakan penggunaan lahan campuran dimana terdapat
beberapa kegiatan yang menjadi satu area yang berdekatan seperti permukiman,
perdagangan dan jasa, pemerintahan serta industri yang terdapat pada satu lokasi
Siborian memiliki daya tarik bagi investasi usaha karena adanya potensi-potensi yang
dimiliki oleh masing-masing kawasan industri tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa
kedekatan Kabupaten Sidoarjo dengan ibukota provinsi Jawa Timur (yaitu Surabaya)
merupakan daya tarik utama karena kota Surabaya memiliki hampir seluruh fasilitas yang
dibutuhkan oleh industri, seperti besarnya jumlah konsumen produk industri, sumber-sumber
daya yang diperlukan bagi industri (manusia, pembiayaan/ perbankan, mesin-mesin, dan
sebagainya), serta adanya pelabuhan udara dan dermaga laut bagi kepentingan distribusi
produk baik domestik maupun internasional.
Keterdekatan kawasan Siborian dengan kawasan industri lain (Surabaya Industrial
Estate / SIER, Kawasan industri Ngoro, Pasuruan Industrial Estate Rembang / PIER) serta
banyaknya industri-industri kecil penunjang di sekitar Kabupaten Sidoarjo dan Kota
Surabaya juga menjadi daya tarik tersendiri, karena menyediakan bahan baku utama dan
penunjang bagi kegiatan industri. Pengembangan lokasi usaha dan industri serta penanaman
modal, khususnya sektor perdagangan dan industri manufaktur besar pada akhirnya
merambah pada kawasan-kawasan yang berdekatan dengan ibukota provinsi. Dalam hal ini,
Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi yang sangat memadai guna memenuhi kebutuhankebutuhan yang diperlukan bagi suatu investasi. Kenyataan tersebut terbukti dengan semakin
bertambahnya penanam modal baik penanam modal dalam negeri maupun penaman modal
asing yang melakukan aktivitas usaha dan produksinya di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Kecamatan Krian jika dilihat dari potensi Sumber Daya Alamnya daerah tersebut juga
sangat cocok untuk dikembangkan sebagai Kawasan Agropolitan Tanaman Pangan dan
Holtikultura. Hal tersebut diperlihatkan dengan kondisi Kawasan lahan sawah di Kecamatan
Krian tergolong Luas, Lihat data berikut:
Kecamatan Kecamatan Sidoarjo, seluas 149 Ha ;
a. Kecamatan Candi, seluas 266 Ha ;
b. Kecamatan Sukodono, seluas 600 Ha ;
c. Kecamatan Tanggulangin, seluas 935 Ha ;
d. Kecamatan Porong, seluas 554,23 Ha ;
e. Kecamatan Tulangan, seluas 1.338,25 Ha ;
f.
Kecamatan Krembung, seluas 1.669,47 Ha ;.
5

g. Kecamatan Jabon 369,40 Ha ;


Kecamatan Krian, seluas 571 Ha ;
a. Kecamatan Balongbendo, seluas 1.189,70 Ha ;
b. Kecamatan Tarik, seluas 2.084 Ha ;
c. Kecamatan Prambon, seluas 2.085 Ha ;
d. Kecamatan Wonoayu, seluas 1733,02 Ha
Lihat juga data yang diambil dari Dinas Perternakan, Perkebunan dan Pertanian
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 berikut ini:
Kecamatan Pekarangan
Tegal
Ladang Padang Sementara
Hutan
Rumput
Tidak
Rakyat dan
ditanami
Hutan
Negara
Sidoarjo
2,029.40
131.90
Jabon
423.73
180.28
269.58
552.15
Krian
1,313.66
33.20
Kecamatan Perkebunan Rawa Tambak
Kolam
Luas Wilayah
Sidoarjo
65.10
3,088.20
5,856.83
Jabon
4,230.00
5.00
6,688.00
Krian
1,681.25
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010
Sedangkan untuk Kecamatan Jabon lebih cocok untuk dikembangkan Kawasan
Agropolitan Perikanan, Karena Potensi Sumber daya Alamnya banyak terkait, pertambakan
dan Perairan. Berikut data yang bisa diliihat:
1. Kawasan konservasi dan resapan air Kabupaten Sidoarjo terletak:
a. Kecamatan Sedati, seluas 978,33 Ha ;
b. Kecamatan Buduran, seluas 536,90 Ha ;
c. Kecamatan Sidoarjo, seluas 780,84 Ha ;
d. Kecamatan Jabon, seluas 1.244,95 Ha ;
2. Sempadan pantai Kabupaten Sidoarjo terletak di :
a. Kecamatan Sedati, seluas 185,73 Ha kearah darat dan seluas 742,92 Ha kearah laut ;
b. Kecamatan Buduran, seluas 10,06 Ha kearah darat dan seluas 40,24 Ha kearah laut ;
c. Kecamatan Sidoarjo, seluas 20,48 Ha kearah darat dan seluas 81,92 Ha kearah laut ;

Kecamatan Jabon, seluas 125,66 Ha kearah darat dan seluas 502,64 Ha kearah laut.
3. Kawasan pantai berhutan bakau/mangrove Kabupaten Sidoarjo terletak di:
a. Kecamatan Sedati, seluas 635,94 Ha ;
b. Kecamatan Buduran, seluas 30,84 Ha ;
c. Kecamatan Sidoarjo, seluas 64,74 Ha ;
4. Kawasan perikanan Kabupaten Sidoarjo, terdapat di:
a. Kecamatan Waru, seluas 402,2 Ha ;
b. Kecamatan Sedati, seluas 1919,13 Ha ;
c. Kecamatan Buduran, seluas 1731,20 Ha ;
d. Kecamatan Sidoarjo, seluas 3127,9 Ha ;
e. Kecamatan Candi, seluas 1031,7 Ha ;
f. Kecamatan Tanggulangin, seluas 496,6 Ha ;
g. Kecamatan Porong, seluas 496,3 Ha ;
2.4 Kondisi Sosial dan Ekonomi Kabupaten Sidoarjo
Perikanan, industri dan jasa merupakan sektor perekonomian utama Sidoarjo. Selat
Madura di sebelah Timur merupakan daerah penghasil perikanan, diantaranya ikan,
udang, dan kepiting. Udang dan bandeng menjadi primadona, kedua produk laut ini lalu
menjadi salah satu simbol lambang daerah.
Sektor industri di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan
dengan pusat bisnis kawasan Indonesia Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan Laut
Tanjung Perak maupun Bandar Udara Juanda, memiliki sumber daya manusia yang
produktif serta kondisi sosial politik dan keamanan yang relatif stabil menarik minat
investor untuk menanamkan modalnya di Sidoarjo. Sektor industri kecil juga berkembang
cukup baik, diantaranya sentra industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin, sentra
industri sandal dan sepatu di Wedoro - Waru dan Tebel - Gedangan, sentra industri
kerupuk di Telasih - Tulangan.
Sidoarjo dikenal sebagai sentranya budidaya tambak di Jawa Timur. Berdasarkan data
statistik perikanan budidaya Jawa Timur, total produksi budidaya tambak sidoarjo terbaik
kedua setelah kabupaten Gresik. Andalan produksi budidaya tambak kabupaten Sidoarjo
adalah komoditas bandeng dan udang terutama udang windu dan vaname. Oleh karenanya
tidak salah jika Sidoarjo menjadikan ikan bandeng dan udang sebagai ikon daerah.
Sentra produksi budidaya tambak kabupaten sidoarjo terbagi dalam 8 kecamatan yang
tersebar di muara sungai atau delta yang sangat subur lahannya dan perairannya yang
bagus. Potensi pengembangan budidaya tambak di kabupaten sidoarjo sangat besar.
Berdasarkan data dinas kelautan dan perikanan kabupaten sidoarjo memiliki potensi
budidaya tambak sebesar 15.530 hektare.
Berikut secara lengkap luas lahan budidaya tambak di Kabupaten Sidoarjo:
1. Kecamatan Jabon 4.144 hektare.
2. Kecamatan Sedati 4.100 hektare.
3. Kecamatan Sidoarjo 3.128 hektare.
4. Kecamatan Candi 1.032 hektare.
5. Kecamatan Buduran 731 hektare.
7

6. Kecamatan Tanggulangin 497 hektare.


7. Kecamatan Porong 496 hektare.
8. Kecamatan Waru 402 hektare
Lokasi lahan budidaya tambak terbesar terletak di kecamatan Sedati dan kecamatan
Jabon yang masing-masing luasan lahan tambaknya berada dikisaran 4.100 ha. Kecamatan
Sedati lokasi lahan budidaya cukup dekat dengan kota sidoarjo dan juga sangat dekat dengan
bandara Djuanda. Bahkan lokasinya terlihat dari pesawat ketika berada di atas Jawa Timur.
Lokasi yang cukup dekat dengan pusat ekonomi dan pusat kota menyebabkan kecamatan
Sedati cukup rawan dengan alih fungsi lahan dan penurunan kualitas air dan tanah. Apalagi,
kini berdiri beberapa pabrik yang dikhawatirkan mencemari perairan budidaya tambak
sekitar.
Sementara kecamatan jabon letaknya cukup jauh. Sama halnya dengan kecamatan
sedati, kecamatan Jabon sebagian besar petambaknya juga usaha budidaya tambaknya juga
menggunakan system polikultur. Komoditas yang dikembangkan di kecamatan ini juga lebih
beragam. Setidakya ada polikultur dengan rumput laut gracilaria di daerah ini.
Secara umum budidaya tambak di kabupaten sidoarjo lebih banyak didominasi
komoditas bandeng, udang windu dan udang vaname. Model budidaya tambak yang
dikembangkan adalah system polikultur yakni membudidayakan dua komoditas atau lebih
dalam satu lahan tambak. Polikultur yang banyak dikembangkan di sidoarjo adalah budidaya
bandeng dengan udang baik udang windu ataupun udang windu.
Petambak di kabupaten sidoarjo rata-rata dapat melakukan panen sebanyak dua
sampai tiga kali panen. Hasil panen sebagian besar dijual ke pedagang yang datang ke
pembudidaya. Komoditas bandeng dipanen sebanyak dua kali dalam setahun sementara
udang windu dipanen sebanyak tiga kali dalam setahun.
Rata-rata panen yang dihasilkan oleh pembudidaya cukup menjanjikan. Oleh
karenanya banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya pada usaha budidaya tambak.
Setiap pembudidaya melakukan usaha budidaya tambak dengan rata-rata luasan 1-2 hektare.
Sebagian besar pembudidaya tambak melakukan usaha budidaya tambak berlatar belakang
warisan orang tua. Para pembudidaya tambak memiliki kemampuan berbudidaya tambak
didapat dari usaha sendiri dengan cara otodidak.
Hasil budidaya bandeng dan udang dijual di daerah Sidoarjo dan ke luar negeri..
Potensi pengembangan budidaya bandeng dan udang di kabupaten ini masih cukuo besar. Hal
ini dapat dilihat dari masih kurangnya pasokan bandeng dan udang. Permintaan pasar akan
udang dan bandeng cukup besar sehingga belum mampu dipenuhi dari hasil budidaya di
Sidoarjo. Pemenuhan kekurangan pasokan udang dan bandeng diambil dari luar daerah

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Hasil Pemilu Legislatif 2014 kabupaten Sidoarjo


Rekapitulasi perhitungan perolehan suara Pemilu Legislatif 2014 Kabupaten Sidoarjo
sudah berakhir. Kegiatan penghitungan suara dimulai pada hari Sabtu 19 April 2015 hingga
Senin 21 Maret 2015. Hasil rekapitulasi suara menunjukkan perolehan kursi Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPRD Kabupaten Sidoarjo bertambah dengan perolehan
264.092 suara, PKB ditaksir mengamankan 13 kursi. Jumlah ini meningkat dibanding Pemilu
Legislatif 2009 PKB memiliki 10 kursi.
Sedangkan Partai Demokrat memenangkan 72.082 suara hanya mendapatkan
empat kursi, turun drastis dari pemilu lalu yaitu memperoleh 11 kursi. Selain PKB, partai
politik yang menambah kursinya di DPRD Sidoarjo, yakni PDI-Perjuangan, dan Partai
Golkar. Pemilu kali ini, PDI-P memenangkan 152.408 suara mendapatkan 8 kursi,
bertambah satu kursi dibandingkan pemilu lalu yang dapat 7 kursi. Sedangkan Partai Golkar
kali ini mendapatkan 5 kursi dari semula 4 kursi pada Pileg 2009. Partai Gerindra
memenangkan 137 suara juga menambah kursinya, semula hanya dua kursi kini dapat
tujuh kursi. Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) memenangkan 119.323 dapat 7
kursi, berkurang satu kursi karena Pileg 2009 kursinya berjumlah 8.
Sedangkan kursi PKS tetap, yakni tiga kursi, sama dengan jumlah kursi kala Pileg
2009 lalu. Untuk Partai Hanura, kali ini tidak satupun mendudukkan wakilnya di DPRD
Sidoarjo. Pileg 2009 lalu, Hanura memiliki tiga kursi. Untuk kursi lainnya, diduduki
pendatang baru karena Pileg 2009 lalu, parpol ini tidak memiliki kursi di DPRD Sidoarjo.
Mereka ini, PBB dapat 1 kursi, PPP dapat 1 kursi, dan Partai Nasdem mendapatkan 1
kursi. Para caleg yang bakal menduduki 50 kursi DPRD Sidoarjo itu, sebanyak 21 merupakan
caleg petahana, karena mereka juga anggota dewan periode 2009 2014. Caleg lainnya,
merupakan pendatang baru. Dari 50 caleg petahana DPRD Sidoarjo, dua tidak maju lagi
menjadi caleg. Satu anggota gagal nyaleg karena tersandung perkara korupsi dana P2SEM.
Selain itu, tiga anggota DPRD Sidoarjo maju nyaleg DPRD Propinsi, dua diantaranya,
ditaksir bakal lolos, yakni Hj Anik Maslachah dari PKB dan HM Zainul Lutfi dari PAN.
Sedangkan dua lainnya yang maju nyaleg DPR RI, satu ditaksir bakal lolos, yakni H
Sungkono dari PAN. Di Kabupaten Sidoarjo, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak
1.376.112 dan ada pemilih tambahan sehingga yang terdaftar ebagai pemilih 1.404.461.
Sedangkan yang berpartisipasi menggunakan hak pilihnya dalam Pileg 2014 ini sebanyak
1.038.541.

3.2 Kemenangan PKB dalam Pemilu Legislatif 2014 Sidoarjo


Dari Peta terlihat bahwa pemenang pemilu legislatif 2014 Kabupaten Sidoarjo yaitu
PKB(Partai Kebangkitan Bangsa). Kursi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPRD
Kabupaten Sidoarjo bertambah dengan perolehan 264.092 suara, PKB ditaksir mengamankan
13 kursi. Jumlah ini meningkat dibanding Pemilu Legislatif 2009 PKB memiliki 10 kursi.
Kemenangan PKB yang unggul dalam Pileg 2014 PKB di Kabupaten Sidoarjo adalah
karena PKB memiliki basis masa yang begitu besar, apalagi PKB sangat erat hubungannya
dengan kaum nahdliyin (NU). Sehingga pengaruh partai ini begitu besar untuk mendongkrak
calon yang di usungnya di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Serta banyaknya kader PKB yang
tersebar di beberapa daerah di Sidoarjo.
Dari segi analisa spasial terhadap pemilu legislatif 2014 di Sidoarjo yaitu kondisi
wilayah Sidoarjo yang tidak begitu luas, bila di bandingkan dengan kabupaten-kabupaten
lain di Jawa Timur. Serta topografi wilayah yang relatif landai membuat akses kampanye di
kabupaten ini tidak terlalu sulit, hal ini dapat di maksimalkan dengan baik oleh calon-calon
legislatif PKB.

10

BAB IV
PENUTUP
4.1

KESIMPULAN

Pemilu Legislatif 2014 di sidoarjo berjalan lancar dengan kemenagan yang di


dominasi oleh PKB yakkni 264.092 suara dengan ini PKB mengamankan13 kursi. Jumlah ini
meningkat dibanding Pemilu Legislatif 2009 PKB memiliki 10 kursi.
Kemenangan PKB yang unggul dalam Pileg 2014 PKB di Kabupaten Sidoarjo adalah
karena PKB memiliki basis masa yang begitu besar, apalagi PKB sangat erat hubungannya
dengan kaum nahdliyin (NU). Sehingga pengaruh partai ini begitu besar untuk mendongkrak
calon yang di usungnya di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Serta banyaknya kader PKB yang
tersebar di beberapa daerah di Sidoarjo.

11

4.2 DAFTAR PUSTAKA


www.wikipedia.co.id/kabupatensidoarjo
file:///C:/Users/user/Downloads/Perolehan%20Suara%20Pemilu%20%20%20SIDOARJO
%20TERKINI.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/Pemilu%202014%20-%20Perhitungan%20Surat%20Suara
%20Pileg%202014%20Tingkat%20KPU%20di%20Sidoarjo%20%20%20RRI%20Portal
%20Berita%20Radio%20Berjaringan%20Nasional%20dan%20Internasional.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/Di%20Sidoarjo%20Kursi%20PKB%20Bertambah,
%20Demokrat%20Anjlok%20%20%20Bangsa%20Online%20-%20Cepat,%20Lugas%20dan
%20Akurat.htm

12

Você também pode gostar