Você está na página 1de 22

ASCARIASIS

Imaniar Swariandina
112.0221166

Nomenklatur
Nama Latin : Ascaris lumbricoides
Phylum : Nematoda
Ordo : Ascaridida
Family : Ascarididae
Klas : Secernentea
Species : Ascaris lumbricoides
Genus : Ascaris

Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm,


sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada
cacingjantan ditemukan spikula atau bagian
seperti untaian rambut di ujung ekornya
(posterior). Pada cacing betina, pada
sepertiga depan terdapat bagian yang
disebut cincin atau gelang kopulasi.

Cacing ini berwarna putih kemerah-merahan.


Kepalanya mempunyai tiga bibir pada bagian
depan dan mempunyai gigi-gigi kecil pada
pinggirnya, bibirnya dapat ditutup dan
dipanjangkan untuk memasukkan makanan.

Cacing dewasa hidup pada usus manusia.


Seekor cacing betina dapat bertelur hingga
sekitar200.000 telur per harinya. Telur yang
telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron.
Sedangkan telur yang tak dibuahi,
bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40
mikron. Telur yang telah dibuahi inilah yang
dapat menginfeksi manusia

Telur yang dibuahi bila baru dikeluarkan


tidak infektif dan berisi satu sel tunggal. Sel
ini dikelilingi oleh suatu membran(lapisan)
vitelin yang tipis untuk meningkatkan daya
tahan telur cacing tersebut terhadap
lingkungan sekitarnya, sehingga dapat
bertahan hidup sampai satu tahun.
Disekitar lapisan ini ada kulit bening dan
tebal yang dikelilingi oleh lapisan
albuminoid (protein dalam darah) yang
permukaannya tidak teratur. Di dalam
rongga usus, telur memperoleh warna
kecoklatan dari pigmen empedu.

Sedangkan telur yang tidak dibuahi berada


dalam tinja, mempunyai dinding yang tipis,
berwarna coklat dengan lapisan albuminoid
yang kurang sempurna dan isinya tidak
teratur

Pada tinja penderita askariasis yang


membuang air tidak pada tempatnya dapat
mengandung telur askariasis yang telah
dibuahi. Telur ini akan matang dalam waktu
21 hari.bila terdapat orang lain yang
memegang tanah yang telah tercemar telur
Ascaris dan tidak mencuci tangannya,
kemudian tanpa sengaja makan dan
menelan telur Ascaris.

Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan


telur akan menjadi larva pada usus. Larva
akan menembus usus dan masuk ke
pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti
sistem peredaran, yakni hati, jantung dan
kemudian di paru-paru.
Pada paru-paru, cacing akan merusak
alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus,
trakea,kemudian di laring. Ia akan tertelan
kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di
usus, larva akan menjadi cacing dewasa

Cacing akan menetap di usus dan kemudian


berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada
akhirnya akan keluar kembali bersama tinja.
Siklus pun akan terulang kembali bila
penderita baru ini membuang tinjanya tidak
pada tempatnya.

Kira-kira
dua
bulan
setelah
terkena
askariasis, cacing dewasa mulai bertelur
didalam
usus,
kemudian
tetur-telur
mikroskopik ini berjalan di sepanjang saluran
pencernaan dan dikeluarkan melalui tinja.
Telur-telur tadi membutuhkan waktu 10-14
hari di dalam tanah dengan temperature
yang hangat untuk dapat menginfeksi tuan
rumah baru (hospes baru),dan telur-telur tadi
juga dapat hidup di tanah sampai jangka
waktu 6 tahun.

Ketika telur-telur tadi dicerna, maka daur


hidupnya akan dimulai kembali. Cacing
dewasa dapat hidup hingga 2 tahun dan
cacing betina dapat bertelur 200.000 tiap
harinya

ascariasis
Manusia merupakan
lumbricoides.Penyakit
askariasis.

satu-satunya hospes
yang disebabkannya

Ascaris
disebut

Definisi
Askariasis adalah suatu infeksi di usus halus yang
disebabkan oleh parasit cacing gelang Ascaris
Lumbricoides".
Kecacingan ini terjadi di seluruh dunia, terutama di
Negara berkembang termasuk Indonesia. Apalagi di
daerah pedesaan atau daerah perkotaan yang sangat
padat dan kumuh mudah sekali untuk terkena infeksi
cacing

Gejala Klinis
Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium
larva maupun dewasa.
Pada stadium larva, Ascaris dapat
menyebabkan gejala ringan di hati dan di
paru-paru akan menyebabkan sindrom
Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan
kumpulan tanda sepertid emam, sesak
nafas, eosinofilia, dan pada foto Roentgen
thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang
selama 3 minggu.

Pada stadium dewasa, di usus cacing akan


menyebabkan gejala khas saluran cerna
seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah,
diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing
masuk kesaluran empedu makan dapat
menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing
dewasa kemudian masuk menembus
peritoneum badan atau abdomen maka
dapat menyebabkan akut abdomen.

Gejala
bisa
timbul
sebagai
akibat
berpindahnya larva melalui paru-paru dan
akibat adanya cacing dewasa di dalam
usus. Perpindahan larva melalui paru-paru
bisa menyebabkan demam, batuk dan
bunyi nafas mengi.
Infeksi usus yang berat bisa menyebabkan
kram perut dan kadang penyumbatan
usus.Penyerapan zat makanan yang buruk
bisa terjadi akibat banyaknya cacing di
dalam
usus.Cacing
dewasa
kadang
menyumbat usus buntu, saluran empedu
atau saluran pankreas

Diagnosis

Infeksi oleh cacing dewasa biasanya


didiagnosis berdasarkan adanya telur
didalam contohtinja. Kadang di dalam tinja
atau muntahan penderita ditemukan cacing
dewasa dan didalam dahak ditemukan
larva. Jumlah eosinofil di dalam darah bisa
meningkat.

Therapi

Mebendazole (Vermox) (C16H13N3O2).


Memperlambat pergerakan/perpindahan
dan kematian cacing dengan memilih
secara selektif serta menghalangi
pengambilan glukosa dan bahan gizi lainnya
dalam usus orang dewasa dimana cacing
tersebut tinggal. Dosis 100 mg tiap 12jam
untuk 3 hari.

Piperazine (C4H10N2.C6H10O4).
Efek melumpuhkan cacing, jika digunakan akan
melumpuhkan cacing dengan sendirinya
didalam tinja dosis 75 mg/kg max 3.5g).

Pyrantel pamoate (Antiminth, Pin-Rid, Pin-X)


(C11H14N2S.C23H16O6)
menyebabkan kelumpuhan kejang pada cacing.
Dengan dosis 11 mg/kg dan tidak melebihi 1 g.

Albendazole (C12H15N3O2S),
menyebabkan penghabisan energi,penghentian,
dan akhirnya kematian. Dosis 400 m.

Prognosis
Kebanyakan penderita ascariasis dapat
sembuh dengan spontan walaupun tanpa
pengobatan. Namun, komplikasi dapat
disebabkan oleh cacing dewasa
yangbergerak ke organ tertentu atau
berkembangbiak berlebihan sehingga
dapatmenyumbat usus.
Pada umumnya, askariasis memiliki
prognosis yang baik. Kesembuhan
askariasis mencapai70 hingga 99%

Pencegahan
1.

2.
3.

4.
5.

Mengadakan kemotrapi massal setiap 6 bulan


sekali didaerah endemik ataupun daerah yang
rawan terhadap penyakit askariasis.
Memberi penyuluhan tentang sanitasi lingkungan.
Melakukan usaha aktif dan preventif untuk dapat
mematahkan siklus hidup cacing misalny
amemakai jamban/WC.
Makan makanan yang dimasak saja.
Menghindari sayuran mentah (hijau) dan selada di
daerah yang menggunakan tinja sebagai pupuk

Você também pode gostar