Você está na página 1de 13

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak. Sehingga
semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Makalah ini disusun untuk keperluan penyerahan tugas mata kuliah Teater yang disajikan
berdasarkan pengamatan dari pertunjukan Teater Cahaya UMT berjudul GERHANA .
Didalam makalah ini membahas tentang review dari hasil pertunjukan teater, kelemahan, dan
kelebihan, serta komentar-komentar kecil yang diamati selama pementasan teater.
Terimakasih kepada Intan Sari Ramdhani selaku dosen teater sekaligus Sutradara
pementasan Gerhana yang memberikan kemudahan untuk mengambil pelajaran
pementasan Fesdrak nanti.

Eko Wahyu Wulandari


1384202108

Daftar isi

Halaman judul ................................................................................................................. i


Kata pengantar ................................................................................................................. 1
Daftar isi ............................................................................................................................ 2

BAB I ................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................ 3

BAB II GERHANA ........................................................................................................... 4

BAB III .............................................................................................................................. 8


A. Teater ............................................................................................................................. 8
B. Isi Cerita ......................................................................................................................... 8
C. Pembelajaran yang dapat diambil dari Pementasan Gerhana......................................... 9

Penutup .............................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karena akan diadakannya FESDRAK (Festival Drama Teater Antar Kelas) yang
diwajibkan untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan semester 6 pada bulan Mei Juni
tahun 2016 ini maka Teater Cahaya UMT memberikan pencerahan yang real kepada peserta
Fesdrak untuk mengamati bagaimana pementasan sebuah teater.
B. Rumusan Masalah
Apa yang bisa ditangkap dari pementasan teater Gerhana?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui gambaran-gambaran untuk pementasan Fesdrak yang akan ditampilkan.

BAB II
GERHANA

PRODUKSI KE-7
TEATER CAHAYA UMT

DRAMA MUSIKAL GERHANA


Karya Mohammad Ali
Naskah & Sutradara : Intan Sari Ramdhani

TIM ARTISTIK
Penulis Naskah

: Intan Sari Ramdhani

Sutradara

: Intan Sari Ramdhani

Asisten Sutradara

: Ario M. Iqbal Trengginas

Supervisi Produksi

: Madin Tyasawan

Supervisi Artistik

: Edian Munaedi

Supervisi Musik

: Budi Sadewo

Supervisi Cerita

: Rahmat Heldy

Penata Musik

: Yudi Wahyudi

Penata Artistik

: Saiful Arief Hidayat

Penata Cahaya

: Ryo Trengginas

Penata Kostum

: Keke Herlita

Penata Rias

: Syarah Oktaviani

Properti

: M. Taufik Al Hariri

Pencatat Adegan

: Dede Kamelia

Pemusik

: Wahyu, Sigit, Ridwan, Farhan, Bella, Keke

TIM PRODUKSI
Pimpinan Produksi

: Asep Suhendar, M.Pd.

Sekretaris

: Devi Alfiani

Bendahara

: Siti Julaeha, SE.Sy

Ticketing

: Neneng Sumiyati

Humas

: Ahmad Jaelani

Perlengkapan

: Sigit Dwi Handoyo, M. Farhan

Publikasi

: M. Ridwan Himawan

Dokumentasi

: Tim Dokumentasi Teater Cahaya Umt

Konsumsi

: Abdul Malik, Nurli Tris, Dede Kamelia

Crew

: Dimas, Aep, Riko, M. Taufik

PEMAIN
Sali

: Saiful Arief Hidayat

Istri Sali

: Dede Kamelia

Pak Lurah

: Madin Tyasawan

Pak Polisi

: M. Ridwan Himawan

Juru Tulis 1

: Aep

Juru Tulis 2

: Syarah Oktaviani

Juru Tulis 3

: Rosdiana

Tukang Sayur

: Rosdiana

Tukang Pepaya

: Abdul Malik

Pak Ustadz

: Nawak

Anak Sali 1

: Muhammad Al-Ghifari

Anak Sali 2

: Bilal Adhi Permana

Para Tetangga

: Rosdiana, Yulia, Keke, M. Taufik, Abdul Malik, Ardiyanti, Riko,


Aep, Syarah, Nadia, Dimas, Nurli

SINOPSIS
GERHANA
(Sebuah Lakon yang diangkat dari Cerpen Gerhana karya : Mohammad Ali)
Buah pepaya memang manis rasanya, yang ranum pun sedap kalau dibikin rujak.
Keistimewaan pohon pepaya juga yaitu tumbuh di segala musim, baik musim hujan
maupun di musim kemarau. Jadi, tak ada alasan bagi siapapun di muka bumi ini untuk
memusuhi pohon dan buah pepaya.
Itulah maka Sali tidak mengerti dan hampir tak dapat menahan diri, kalap, ketika
diketahui pada suatu pagi, pohon pepaya satu-satunya yang tumbuh di pekarangan
rumahnya dalam keadaan roboh melintang di tanah. Serasa Sali diapungkan ke langit,
linglung tak tau apa yang mesti dibuatnya. Menganggap pohon pepaya bak anak
kandungnya sendiri, membuat Sali terkuasai oleh perasaan sedih dan marah yang amat
berlebihan. Keinginan kuat pun muncul untuk mencari keadilan dan mengadukan
peristiwa yang ia alami ke berbagai tempat yang ia anggap ada keadilan di sana untuk
mengadukan sekaligus menyelidiki siapa penebas pohon kesayangannya itu.
Namun pada beberapa orang dan tempat yang ia anggap bisa memberi solusi dan
keadilan, malah hanya mendapat cemoohan bahkan bentakan kemarahan. Ia tak putus asa
untuk terus mencari keadilan. Sampai pada akhirnya ia tak mampu menahan beban derita
batinnya.
Mampukah Sali menemukan keadilan yang ia cari !? lantas bagaimana nasib Sali dan
pohon pepayanya ???

CATATAN SUTRADARA
Karena kecintaan dan kerinduan akan bermain teater, maka produksi drama musikal ini
pun dilaksanakan. Namun memang ada alasan yang lebih kuat mengapa produksi ini
harus dibuat. Berawal dari gagasan dosen-dosen teater yang ingin memberikan
pencerahan yang real kepada para peserta Fesdrak tahun 2016 ini, maka tanpa keraguan
menggandeng Teater Cahaya UMT untuk ikut serta menjadi tim serta pemain dalam
produksi ini.
Bisa dibilang, ini remake dari pementasan drama musikal tahun 2013. Kali ini,
pementasan dibuat se-epik mungkin dari penats sebelumnya. Namun demikian pentas kali
ini dikemas dengan cukup fresh dan berbeda. Di samping aktor-aktornya berbeda dengan
yang dulu, penataan musik pun dibuat lebih komplit tidak sesederhana dulu. Karena
pemusik di Teater Cahaya UMT tahun ini lumayan mumpuni dalam urusan bermain
musik. Jadi, dibuat agak berbeda dan lebih fresh karena diaransemen ulang dengan baik.
Namun sepertinya ada kendala yang sama yang ditemukan dalam produksi tahun ini
dengan tahun 2013, yaitu tidak semua pemain memiliki bakat bernyanyi, apalagi bersuara
merdu, modal teknik vokal yang pas-pasan, bahkan ada juga yang suaranya cempreng
sehingga sutradara memberanikan diri melatih vokal-vokal para pemain yang juga harus
menyanyi live di drama musikal ini tanpa harus lipsync. Walau banyak kendala yang
dihadapai tidak membuat produksi ini menjadi tidak menarik.
Akhirnya, kami mesti bersyukur bahwa selama proses penggarapan lakon Gerhana ini
menadapat dukungan dari banyak pihak, yang membuat kami termotivasi terus untuk
selalu berusaha maksimal di setiap latihan dan di pentas ini. Dukungan juga datang dari
dosen-dosen teater FKIP UMT terutama Pak Madin Tyasawan, yang punya semangat 45
supaya drama musikal ini dipentaskan lagi tahun ini.

BAB III
ISI
A. TEATER
Teater (Bahasa Inggris "theater" atau "theatre", Bahasa Perancis "thtre" berasal dari
Bahasa Yunani "theatron", yang berarti "tempat untuk menonton") adalah cabang dari seni
pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan
menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari
dan lain-lain.
Arti Teater :

1. Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.


2. Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang
banyak

3. Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang
diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada
naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.

B. ISI CERITA
Adaptasi Intan Sari Ramdhani yang dikemas dari sebuah cerpen menjadi lakon drama
karya Mohammad Ali, yang ditonton di Wisma Sitihinggil, Tanah Tinggi, Tangerang pada
kamis 9 april 2016.
Pertunjukkan teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada
amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan
dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh
perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan
moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.
Sali, pemilik pohon pepaya yang dianggap seperti anaknya sendiri ternyata ditebang
pohonnya. Sali berusaha untuk mencari keadilan dan mengadukan peristiwa yang ia alami
8

ke berbagai tempat yang ia anggap ada keadilan di sana untuk mengadukan sekaligus
menyelidiki siapa penebas pohon kesayangannya itu. Namun pada beberapa orang dan
tempat yang ia anggap bisa memberi solusi dan keadilan, malah hanya mendapat
cemoohan bahkan bentakan kemarahan. Ia tak putus asa untuk terus mencari keadilan.
Sampai pada akhirnya ia tak mampu menahan beban derita batinnya. Mungkin kisah ini
sebagian besar pernah dialami oleh masyarakat kecil di Indonesia untuk mencari keadilan,
apa yang mereka lakukan dan apa reaksi orang orang terhadap mereka.
Disini Gerhana bercerita tentang kehidupan mitologi yang masih dipegang masyarakat
Indonesia saat ini. Banyak orang percaya hal-hal yang belum diketahui kebenarannya.
Judul Gerhana disini, hanyalah sebuah mitos dan fenomena alam biasa dialami dalam
kehidupan, mengapa Sali sampai harus bersusah payah demikian mencari keadilan.
Padahal dia hanya kehilangan Pohon Pepaya.
Setelah nonton teater ini yang berdurasi sekitar kurang lebih 1 jam ini, diakhir cerita
ternyata istrinya sendirilah yang menebas pohon pepaya itu. Dikarenakan Istri Sali tidak
ingin anaknya yang masih kecil memanjati pohon tersebut. Sedangkan Sali bersusah
payah mencari keadilan, hingga akhirnya putus asa dan meninggal dunia karena penyakit
jantung, menahan sakit batinnya. Cukup membuat saya lebih terbuka dalam melihat
kehidupan sehari-hari yang ada disekitar kita dan menangkap beberapa pesan yang
disampaikan dalam drama tersebut.
Dalam kehidupan berumah-tangga harus ada saling komunikasi satu sama lain antar
keluarga suami dan istri, sehingga apapun masalah harus dibicarakan. Istri Sali disini
tidak membicarakan dulu jika ingin menebas pohon tersebut. Diijinkan atau tidak oleh
suaminya.
Sali pun tidak seharusnya menganggap Pohon Pepaya tersebut seperti anaknya sendiri,
karena walau bagaimanapun itu hanyalah sebuah pohon. Pohon Pepaya yang enak untuk
dimakan daging buahnya dan dimasak daun pohonnya. Maka sudah sewajarnya jika
sebuah pohon dikonsumsi atau bila perlu ditebas, jika dirasa mengganggu dalam hal
apapun itu.
C. Pembelajaran yang dapat diambil dari Pementasan Gerhana
9

Akan tetapi tugas saya sebagai penulis makalah disini bukan hanya untuk menarik
kesimpulan dari isi cerita, tetapi juga untuk melihat bagaimana berjalannya pementasan
teater itu, untuk keperluan Fesdrak nanti. Banyak hal yang sudah saya lihat dalam
pertunjukan tersebut. Dimulai dari setting panggung, artistik, kostum, make up, serta
keaktoran semuanya membuat saya tercengang. Karena menurut dosen, Intan Sari
Ramdhani, pementasan tersebut dipentaskan oleh anak teater semester bawah yang bisa
dibilang masih baru untuk tampil dalam pertunjukkan teater. Walaupun ada beberapa
orang kakak senior di Teater Cahaya UMT yang ikut ambil bagian.
Pementasan cukup membuat puas penonton, karena bisa melihat
gambaran langsung penataan panggung dan aktornya. Pendekatan
realisme

simbolik

yang

diambil

pada

tata

artistik

bukan

sekedar

penyiasatan meminimalisasi properti panggung atau penanda lokasi tetapi


punya perhitungan estetika. Karena bisa dilihat konsep panggung yang
baik dan minimalis walaupun tidak banyak properti yang digunakan.
Misalnya, latar belakang (bakground), yang dapat dibuat menjadi 2
bakground yang dibolak-balik agar tidak memakai banyak triplek. tetapi
atap pintu rumah dan jendela hanya ditampilkan dalam bentuk kerangka.
Untuk pencahayaan (lightening), walaupun tidak tahu bagaimana cahaya
lampu yang baik diatas panggung, namun dalam pementasan Gerhana,
terlihat pada saat Black Out, pergantian adegan, cahaya nyala redup.
Saya kurang setuju karena itu akan terlihat oleh penonton. Seharusnya
tidak boleh terlihat oleh penonton. Sehingga ada surprise. Walaupun tidak
mungkin untuk gelap total, karena black man akan kesulitan mengganti
properti. Meskipun begitu, pencahayaan saat adegan tiap pemain
sungguh jelas dilihat mata. Bagaimana harus lampu terang, redup, dan
bagaimana lampu bersinar terang.

Dalam pementasan sebuah teater biasanya ada alunan musik yang mengiringi, sebagai
unsur penguat cerita dalam sebuah naskah. Aransemen musik dalam produksi teater harus
sesuai dengan suasana naskah ketika itu, latar belakang, tokoh dan lain sebagainya, yang
dapat dipahami secara logika.
10

Drama musikal, Gerhana, Aransemen musik yang dirasa cukup pas dimainkan dengan
adegan itu. Diharuskan adanya nyanyian-nyanyian, karena drama yang dipentaskan
adalah drama musikal. Walaupun menurut Sutradara, kendala yang dihadapi yaitu tidak
semua pemain memiliki bakat bernyanyi tetapi terdengar suara nyanyian yang merdu dari
setiap pemain.
Pendekatan pemeranan, lebih punya kecendrungan berakting karikatural
daripada akting natural. Walau jenis pendekatan akting realis itu akan juga
tampak pada beberapa adegan.
Untuk pemain panggung, karena ini adalah drama kehidupan, sehingga
make up dan kostum tidak terlalu dipusingkan. Walaupun ada beberapa
pemain yang terlihat pucat, tetapi masih naturalis. Pemilihan kostum pun
cocok digunakan oleh setiap pemain peran masing-masing.
Dialog para pemain terdengar jelas dan sangat menghayati. Terutama
dialog peran Sali dan Istrinya yang sangat menusuk hati pendengar. Di
peran lain ada juga, pemeran juru tulis yang kurang terdengar,
artikulasinya kurang baik dan volumenya kecil.

Dari sisi blocking, terlihat bagaimana blocking yang baik di panggung. Bagaimana
sebaiknya penempatan diri sang aktor ketika berada di panggung dan memperhatikan halhal kecil yang memberi pengaruh terhadap baik tidaknya pementasan. Posisi sang aktor
juga menjadi bagian yang menarik selain gesture, vokal, dan power yang baik.
Pada saat Sali berlari menuju rumah Pak Lurah, Camat, dan kantor polisi, terlihat Sali
membelakangi penonton. Entah apakah itu masih bisa diterima atau tidak dalam
pementasan panggung untuk komponen akting yang baik (blocking baik). Tetapi jika
masih bisa diterima secara logis, blocking tersebut masih bisa diterima.
Dalam pementasan Gerhana juga terlihat ada obrolan black man pada saat mengganti
properti, entah itu lupa penempatan, atau apa. Ada juga black man yang mungkin lupa
tugasnya untuk mengambil properti sehingga harus black man lain yang cekatan
membantu.

11

Hal menarik dari pementasan ini adalah karena pemeran Sali memainkan hampir 95 %
dari seluruh drama. Tidak ada lelahnya disetiap adegan dan terus profesional menjiwai
peran. Karena begitulah seharusnya seorang aktor yang layak diacungi jempol.
Tidak dapat dipungkiri, secara visual pementasan Gerhana ini cukup menarik. Ya,
terlepas dari tugas untuk pementasan Fesdrak nanti, secara keseluruhan pementasan ini
cukup menghibur dan bisa di ambil pelajaran penataan setting yang baik .
PENUTUP

Akhirnya setelah adanya pementasan teater Gerhana kami para peserta Fesdrak tahun 2016
ini mendapat gambaran-gambaran dan sebagai ajang pembelajaran, kita bisa menyaksikan
bagaimana membuat setting panggung yang dinamis agar pelaksanaan pementasan menjadi
lebih baik.

12

Daftar Pustaka
Sumadiningrat, Madin E.,dkk. Bahan Ajar Mata Kuliah Teater. Tangerang: Tim Pengampu
Mata Kuliah Teater

13

Você também pode gostar