Você está na página 1de 30

PANUM KASUS

PENYAKIT HIV/AIDS
DISUSUN OLEH :
EVI KARTINI

22030113120008

LETTY FIRMANDARI

22030113120026

FAHIMAH

22030113120042

TRI DAMAYANTI

22030113120064

AJENG SEKAR P

22030113130082

KONDANG HARTHANTO S

22030113130098

TIO FAJARINI

22030113140116

INDAH PUSPASARI

22030113140132

Overview Asuhan Gizi


HIV/AIDS dan Tuberkulosis
Assessment
Diagnosis
Intervensi

Overview (Diagnosis)

Asupan
1)
2)

3)

Peningkatan energi expenditure


Kekurangan asupan makanan/ minuman
secara oral
Peningkatan subtansi bioaktif

4)

Peningkatan kebutuhan zat gizi

5)

Keurangan asupan protein

6)

Malnutrisi

7)

Kekurangan asupan energi-protein

8)

Asupan lemak yang tidak adekuat

Klinis
1)

Kesulitan menelan

2)

Kesulitan mengunyah

3)

Gangguan fungsi GI

4)

Gangguan penggunaan zat gizi

5)

Gangguan nilai laboratorium yang berkaitan dengan zat gizi

6)

Interaksi obat dan makanan

7)

Underweight

Perilaku-Lingkungan
1)

Kurangnya aktivitas fisik

2)

Ketidakmampuan menyiapkan makanan sendiri

3)

Asupan makanan yang tidak aman

Overview (Intervensi)
Tujuan
1.

Mempertahankan dan meningkatkan berat badan agar mencapai status gizi


normal

2.

Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah

3.

Meningkatkan status immunitas tubuh

4.

Meningkatkan motivasi pasien untuk memilih makanan sesuai dengan selera


dan kebutuhan gizi

5.

Memperlambat progresivitas HIV menjadi AIDS

6.

Tercapainya kualitas hidup yang optimal pada orang dengan HIV dan AIDS
untuk tetap produktif, aktif bersosialisasi dengan keluarga dan masyarakat.

Overview (Intervensi)

Preskripsi
1.

Energi

Mifflin formula

Harris benedict equation

Setelah ditambah aktivitas, disesuaikan dengan kondisi stadium pasien

Kondisi
Asimtomatik
Simtomatik
Anak-anak
Simtomatik
Penurunan BB

Penambahan
+ 10%
+ 20 30 %
+ 50 100 %
+

Overview (Intervensi)
2.

Karbohidrat
.

3.

Kebutuhan 60%-65% dari total kebutuhan energi

Protein
.

Kebutuhan protein tinggi, dapat menggunakan perhitungan :

1,5-2 g/BB/hari

Laki-laki positif HIV/AIDS : 100-150 gr/hari 4

Perempuan positif HIV/AIDS : 80-100 gr/hari 4

Pasien dengan riwayat penyakit ginjal : tidak lebih dari 12 15 %

Sumber
.

Nabati
: produk turunan kedelai, kacang kacangan,
biji bijian

Hewani : ikan, daging, unggas, susu

Overview (Intervensi)
4.

Lemak
10-25%

dari kebutuhan

Sumber:

.MCT

: santan

.Asam

linoleat: ikan, produk kedelai, kacang kacangan,


kembang kol, dan brokoli

.Lemak

jenuh

: daging merah, ayam, bebek, keju, produk

susu
.Kolesterol:
.Lemak

kuning telur, jerohan, gajih, makanan laut

trans

: makanan serba goreng

Overview (Intervensi)
5.

Serat

Dapat diberiakan serat larut dan tidak larut air. Jika diare
diutamakan serat larut air
Pemberian sesuai dengan kebutuhan normal:
Usia
16-18
tahun
19-29
tahun
30 -49
tahun

Laki-laki(g)

Perempuan
(g)

37

30

38

32

38

30

Overview (Intervensi)
6.

Vitamin dan Mineral


Vitamin

Rekomendasi
kebutuhan

Sumber

Vitamin A

700-900 g

bayam, labu, daun singkong, wortel,


pepaya, mangga,kuning telur

Vitamin C

75-90 mg

jambu biji, jeruk, tomat, kentang

Vitamin D

15 mg

ikan dan susu

Vitamin E

15 g

sayuran daun hijau, minyak sayur, kacangkacangan,kuning telur

Zinc

8-11 mg

ikan, unggas, tepung maizena, kacangkacangan

Zat Besi

8-18 mg

daging dan sayuran hijau

Selenium

55 g atau
suplementasi
200g/hari

ikan, telur, kacang-kacangan, unggas,


serealia

TUBERCOLOSIS PADA HIV/AIDS


Tujuan
a.Tujuan

Umum :

Memberikan

intervensi gizi secara khusus pada pasien TB-HIV dengan tepat


yang mempertimbangkan asupan makronutrien, cairan, vitamin dan mineral.

b.Tujuan

Khusus :

.
Meningkatkan

berat badan hingga mencapai status gizi normal

.
Meningkatkan

sistem imunitas

.
Meningkatkan

asupan energi dan protein

.
Mencegah

terjadinya progresivitas penyakit menjadi lebih buruk

.
Terlaksananya

pemberian konseling kepada pasien untuk memilih makanan


sesuai dengan selera dan kebutuhan gizi

.
Meningkatkan

asupan vitamin dan mineral

TUBERCOLOSIS PADA HIV/AIDS

Preskripsi Diet
Memodifikasi Asupan
1.

Peningkatan asupan energi


Kebutuhan energi meningkat 20-30% untuk mencegah penurunan
berat badan.

2.

Peningkatan asupan protein


Pemberian protein ditambahkan 30 gram

3.

Peningkatan asupan mikronutrien (Vitamin B6, Vitamin C, vitamin


E,fosfor, Zinc, Selenium)

Kasus
Seorang laki-laki 18 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak
nafas dan diare 1 hari SMRS dan batuk tidak sembuh-sembuh.
Sejak 3 bulan yang lalu, pasien menderita demam yang hilang
timbul. Sariawan
juga dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Nafsu
Pemeriksaan Fisik
makan menurun. Diagnosis pasien
TBC dan HIV stadium 3
Data Laboratorium
Tekanan Darah
: 120/70
mmHg

Nadi

Respirasi

Suhu

: 80x/menit
: 20x/menit
: 37C

Anthropometri

TB: 167 cm, BB: 47 kg

Hemoglobin

: 11,5

Eritrosit

: 4,63

Leukosit

: 9.600.000

Trombosit : 449.000

Albumin

CD 4

: 2,4
: 20

Proses Asuhan Gizi Kasus


Assessment
Diagnosis
Intervensi

Proses Asuhan Gizi Kasus


(Diagnosis)
Domain Nutrition
Diagnosis Terminology
Malnutrisi (NI 5.2)

Diagnosis
Malnutrisi (NI 5.2) berkaitan dengan penyakit HIV
satdium 3 ditandai dengan BMI 16,9 kg/m2 dan

Altered Nutrition -Related

penurunan nafsu makan


Altered Nutrition -Related Laboratory values (NC

Laboratory values (NC 2.2) 2.2) berkaitan dengan penyakit HIV satdium
ditandai

dengan

Leukosit

tinggi

( 9.600.000/mm3) , Albumin rendah (2,4 g/Dl),


Trombosit tinggi (449 103/ L), dan Hemoglobin
rendah (11,5 g/dL)

Proses Asuhan Gizi Kasus


(Intervensi)
1.

Tujuan :
. Meningkatkan

asupan energi, protein, dan


mikronutrien(vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin D,
zinc, zat besi, selenium, kalsium)

. Memenuhi

kebutuhan cairan dan elektrolit selama diare

. Meningkatkan

sistem imunitas

. Meningkatkan

pengetahuan dan motivasi pasien

2.

Preskripsi
Modifikasi

Penjelasan

Modifikasi diet

Modifikasi rute
: oral
Modifikasi tekstur
: makanan lunak
Modifikasi jumlah dan waktu : porsi kecil dan frekuensi sering

Modifikasi energi

Perhitungan (Mifflin-St. Jeor) : 2044.50 kkal + 20-30% (Stadium III) =


2453.4 kkal
Pemberian energi secara bertahap dimulai dari tahap 1 sebesar 1500
kkal, tahap 2 sebesar 2000 kkal, dan tahap 3 sebesar 2500 kkal.

Modifikasi
karbohidat

296.45 gram (60% kebbutuhan tubuh)

Modifikasi protein

102,23 gram ( tinggi protein 20-25% kebutuhan tubuh)


Diutamakan protein nabati yang memiliki high biological value

Modifikasi lemak

40.89 g (rendah lemak 10-20%)


Rekomendasi jenis lemak MCT, asam linoleat, serta membatasi lemak
jenuh, kolesterol, dan menghindari lemak trans

Modifikasi vitamin Vitamin A : 700-900 g


dan mineral
Vitamin C : 75-90 mg
Vitamin D : 15 g
Vitamin E : 15 mg
Modifikasi cairan

2,4 L (Jumlah : 1ml/kkal)

Zinc : 8-11 mg
Zat besi : 8-18 mg
Selenium : 55 g
Kalsium : 1000mg

3. Implementasi
a. Terapi

Diet

Diberikan secara bertahap, yaitu dengan pemberian total kebtuhan


sebanyak 1500kkal, 2000kkal, dan 2500kkal
b. Edukasi

Terkait kesehatan dan gizi yang berhubungan pada penyakit hiv/aids.


Edukasi dilakukan sebanyak 2 kali seminggu pada 2 minggu pertama,
bersamaan dengan konseling.
Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab. Materi yang
diberikan meliputi:
.

Gizi seimbang ( meningkatkan asupan zat gizi makro dan mikro )


untuk pasien HIV/AIDS dan manfaatnya

Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare

Menjaga kebersihan mulut dan mengonsumsi makanan yang aman

Jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan pasien dan manfaatnya

3. Implementasi (Cont.)
c.

Konseling
Dilakukan 2 kali seminggu berbarengan dengan edukasi pada dua minggu
pertama, selanjutnya ditentukan berdasarkan monitoring dan evaluasi.
Tujuannya membantu pasien mendapatkan motivasi, perubahan perilaku, dan
pemahaman untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan kondisinya
Proses konseling dilakukan dengan :
.

Pemberian dukungan dan motivasi kepada pasien terhadap perubahan


perilaku lebih baik lagi

Pemberian informasi terkait penyakit yang dideritanya sehingga diharapkan


pasien dapat mengerti alasan untuk melakukan perubahan perilaku yang
dapat melindunginya dari sakit berkelanjutan dan dapat menghentikan
penularan pada orang disekitarnya

Pemberian pengertian mengenai manfaat kepatuhan terapi dan


meningkatkan frekuensi kehadiran di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Pembahasan
a.

Energi
Terapi dilakuan secara bertahap dan dalam bentuk lunak
karena adanya penurunan nafsu makan dan infeksi gangguan
mulut dan sariawan. Pemberian dilakuakn dalam tiga tahap.
.

Tahap 1 = 1500 kkal, mengacu pada kebutuhan metabolik


basal pasien yaitu 1429,72 kkal.

Tahap 2 = 2000 kkal, mengacu pada kebutuhan dasar


2044.50 kkal.

Tahap 3 = 2500 kkal, mengacu pada kebutuhan energi


total pasien.

Pembahasan
b.

Protein
Diberikan diet protein tinggi untuk membantu memenuhi
kekurangan protein akibat proses katabolisme protein yang
berlebih. Protein arginin dan glutamine menjadi energi yang
dibutuhkan bagi sistem imun. Methionine dan cysteine/cystine
berperan dalam modulasi antioksidan yang melawan infeksi. Tiidak
dianjurkan sumber protein yang berasal dari susu dan olahannya
(adanya diare)

c.

Lemak
Direkomendasikan lemak yang mudah diserap diakrenakan
penderita mengalami malabsorbsi lemak. Contoh lemak yang

Pembahasan
d.

Vitamin dan Mineral


Vitamin dan mineral yang terkandung dalam menu diet harus
mencukupi kebutuhan karena penting untuk membantu metabolisme
makronutrien dan imunitas tubuh.

Vitamin

Peran

Vitamin A

dapat menurunkan diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan mortalitas.
Penelitian menunjukkan pemberian vitamin A 200.000 SI setiap 2 bulan pada
TB anak, berpengaruh terhadap peningkatan asupan energi, zat gizi,
penurunan nilai Laju Endap Darah (LED) dan peningkatan Hemoglobin (Hb).

Vitamin C

meningkatkan status antioksidan dan mengurangi stres oksidatif. Vitamin C


juga dapat berinteraksi dengan Anti Retro Virus (ARV dan tidka menibulkan
gejala dalam tubuh.

Vitamin D

Mmembantu memperbaiki radiografik dan sputum

Zinc

membantu mengurangi diare dan infeksi oportunistik.

Selenium

mencegah penyakit oportunistik seperti kanker dan meningkatkan antioksidan


tubuh.

Pembahasan
e.

Cairan
Kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih
dapat
menyebabkan
dehidrasi
dan
dan
ketidakseimbanagn elektrolit. Olehkarena itu penting
mendapatkan asupan cairan, mengikuti kebutuhan
energinya.

Monitoring dan Evaluasi


No Interven
si
1
Terapi

Diet

Edukasi

Konseling

Monitoring
Terlaksananya terapi
diet pada pasien
dengan baik

Terlaksananya proses
pendampingan
edukasi terhadap
pasien

Terlaksananya proses
pendampingan
konseling terhadap

Evaluasi

Diet tekstur lunak dengan porsi kecil dan frekuensi


kecil dapat diterima dengan baik oleh pasien

Energi dan protein tercukupi melalui penerimaan


makanan

Mikronutrien tercukupi melalui penerimaan makanan


Adanya peningkatan pengetahuan terkait kesehatan
dan gizi

Pasien menunjukkan adanya minat terhadap materi


yang diberikan

Pasien dapat menerima preskripsi diet dengan baik

Pasien menerapkan gaya hidup yang mendukung


kesehatan pasien
Pasien memiliki motivasi dan memahami
keadaannya untuk mengubah kebiasaan

Frekuensi kehadiran KDS meningkat

FASE TINDAK LANJUT


A.

Intervensi
.Tujuan

a.

Meningkatkan berat badan pasien sampai IMT normal

b.

Mempertahankan status gizi yang optimal pada pasien

c.

Meningkatkan motivasi dan pengetahuan terkait gizi pada


pasien HIV/AIDS dan TBC

FASE TINDAK LANJUT

Preskripsi
Modifikasi

Penjelasan

Modifikasi diet

Modifikasi rute
: oral
Modifikasi tekstur
: Makanan biasa
Modifikasi jumlah dan waktu : Porsi sedang dengan frekuensi 3 kali

Modifikasi energi

Perhitungan (Mifflin-St. Jeor) : 2234,47 kkal

Modifikasi karbohidat

1340,7 kkal atau sama dengan 335,17 gr (60% kebbutuhan tubuh)

Modifikasi protein

108,54 g ( tinggi protein 20-25% kebutuhan tubuh)

Modifikasi lemak

491,6 kkal atau sama dengan 54,6 gr (lemak 10-20% E tot)

Modifikasi vitamin
dan mineral

Vitamin
Vitamin
Vitamin
Vitamin
Vit. B6

Modifikasi serat

Diberikan dalam jumlah yang cukup, terutama serat yang mudah


dicerna (37gr)

Modifikasi cairan

Untuk orang normal yaitu 30-35 ml/Kg BB atau 8-12 gelas / hari

Modifikasi aktifitas
fisik

Sedang

A : 700-900 g
C : 75-90 mg
D : 2,5 mg
E : 140 mg
: 1,3 mg

Zinc : 17 mg
Zat besi : 15 mg
Selenium : 200 g
Kalsium : 1200mg

FASE TINDAK LANJUT


Implementasi
a.

Rekomendasi Menu

Rekomendasi Menu dilakukan baik jenis, bentuk dan


frekuensi. Berikuit adalah contoh rekomendasi menu
untuk pasien HIV AIDS dengan Tuberkulosis dengan
jumlah energi sebesar 2234,47kkal.

Bahan Makanan

Penukar

Karbohidrat

Energi
(kkal)
1225

Karbohidrat
(gram)
280

Protein
(gram)
28

Lemak
(gram)
-

Protein hewani

225

27

15

Protein nabati

225

21

15

Sayuran A

Sayuran B

50

10

Buah dan Gula


Pasir
Susu lemak
sedang
Minyak lemak
jenuh

200

48

125

10

200

20

Total

2250

369

79

50

Kebutuhan

2234,47

335,17

108,54

54,6

% Kecukupan

100,7%

110,1%

72,8%

91,6%

FASE TINDAK LANJUT


b. Edukasi

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan pasien

Sasaran

: Pasien

Metode

: Tanya jawab, diskusi dan ceramah

Alat bantu: Video

Waktu : Satu hari setelah pulang dari rumah sakit

Materi :

Pentingnya menggunakan masker

Memberikan contoh pola makan yang baik dengan penggunaan


bahan makanan yang matang

Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kehygienitasan


makanan

FASE TINDAK LANJUT


c. Konsleing

Tujuan : Memotivasi pasien agar tetap menjaga status gizi dan merubah gaya hidup
terkait penyakit

Sasaran : Pasien

Metode : Tanya jawab, diskusi dan ceramah

Alat bantu

Pendekatan : family therapy dan client centered

Waktu

: Sebelum dan setelah pulang ke rumah

Materi

: food model, leaflet, dan video

Memberikan contoh tentang pola makan pada pasien yaitu porsi sedang (3 kali
makan berat dan 3 kali selingan)

Memberikan dorongan kepada pasien agar tetap menjaga kebersihan badan dan
lingkungan sekitar agar penyakit tidak kambuh lagi

Memberikan dorongan untuk selalu melakukan aktivitas fisik sebisa mungkin yang
bisa pasien tersebut lakukan

Pemberian contoh rekomendasi menu

Terimakasih

Você também pode gostar