Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2.1 Riba
Dalam The Problem with Interest, Tarek El-Diwany (hal 1, 2003) menyatakan
penelitiannya
bahwa
penggunaan
konsep
bunga
dapat
menimbulkan
laju
SM)
mengecam
sistem
bunga
berdasarkan
dua
alasan.
Pertama,
bunga
(medium of
exchange),
uang
bukanlah
alat
untuk
menambah
atau
pelarangan Riba tahap II periode kota Mekkah, diturunkan QS AnNisaa (4) : 160-161
160. Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas
(memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) Dihalalkan bagi mereka,
dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah 161. Dan
disebabkan mereka memakan riba, Padahal Sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang
batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu
siksa yang pedih. (Q.S An-Nisa : 160-161
- pelarangan Riba tahap III periode kota Madinah, diturunkan QS AliImran
(3) : 130
130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan
berlipat ganda[228]] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan. (Q.S Ali-Imran 130)
menerima dan memberi Riba serta beliau melaknat para pembuat gambar. (H.R
Bukhari no.2084 kitab Al-Buyu)
Diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri bahwa pada suatu ketika Bilal membawa
barni (sejenis kurma berkualitas baik) ke hadapan Rasulullah dan beliau bertanya
kepadanya,
Dari
mana
engkau
mendapatkannya?
Bilal
menjawab,Saya
mempunyai sejumlah kurma dari jenis yang rendah mutunya dan menukarkannya
dua sha untuk satu sha kurma jenis barni untuk dimakan oleh Rasulullah, selepas
itu
Rasulullah
terus
berkata,Hati-hati!Hati-hati!Ini
sesungguhnya
riba,
ini
sesungguhnya riba. Jangan berbuat begini, tetapi jika kamu membeli (kurma yang
mutunya lebih tinggi), juallah kurma yang mutunya rendah untuk mendapatkan
uang dan kemudian gunakanlah uang tersebut untuk membeli kurma yang bermutu
tinggi itu. (H.R. Bukhari no.2145, kitab Al Wakalah)
Diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Bakar bahwa ayahnya berkata,Rasulullah
melarang penjualan emas dengan emas dan perak dengan perak, kecuali sama
beratnya, dan membolehkan kita menjual emas dengan perak dan begitu juga
sebaliknya sesuai dengan keinginan kita. (H.R Bukhari no. 2034, kitab Al Buyu)
Diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah bersabda, Emas hendaklah
dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung
dengan tepung, kurma dengan kurma, garam dengan garam, bayaran harus dari
tangan
ke
tangan
(cash).
Barangsiapa
memberi
tambahan
atau
meminta
bahwa laki-laki yang di tengah sungai itu ialah orang yang memakan riba. (H.R
Bukhari no.6525, kitab At Tabir)
Jabir berkata bahwa Rasulullah mengutuk orang yang menerima riba, orang yang
membayarnya, dan orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian
beliau bersabda, Mereka itu semuanya sama. (H.R Muslim no. 2995, kitab Al
Masaqqah)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah berkata,Pada malam perjalanan
miraj, aku melihat orang-orang yang perut mereka seperti rumah, di dalamnya
dipenuhi oleh ular-ular yang kelihatan dari luar. Aku bertanya kepada Jibril siapakah
mereka itu. Jibril menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang memakan
riba.
Al Hakim meriwayatkan dari Ubnu Masud, bahwa Rasulullah bersabda:Riba itu
mempunyai 73 pintu (tingkatan), yang paling rendah (dosanya) sama dengan
seseorang yang melakukan zina dengan ibunya.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, Tuhan sesungguhnya
berlaku adil karena tidak membenarkan empat golongan memasuki surga atau
tidak mendapat petunjuk dariNya. (Mereka itu adalah) Peminum arak, pemakan
riba, pemakan harta anak yatim, dan mereka yang tidak bertanggung jawab /
menelantarkan ibu bapaknya.
Secara garis besar riba dibagi atas 2 macam (Sayyid Sabiq, hal.175, 2006) yaitu :
a. Riba Nasiah yaitu pertambahan bersyarat yang diterima oleh pemberi utang
karena penangguhan pembayaran. Jenis riba ini diharapkan oleh Al-Quran,
Sunnah, dan ijma ulama.
b. Riba Fadhal yaitu jual beli uang dengan uang atau barang dengan pangan yang
disertai tambahan. Jenis riba ini diharamkan karena termasuk perantara riba
nasiah.
c. Riba Jahiliyah
hingga
sampai
ia
dewasa.
dan
sempurnakanlah
takaran
dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan
sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu
Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu)[519], dan penuhilah janji Allah[520].
yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. (Q.S Al-An-am :
152)
Macam-macam Tadlis :
Tadlis dalam kuantitas : menjual barang dengan kuantitas yang kurang dari
yang diperjanjikan tanpa diketahui oleh pembeli. Contoh : menjual baju
sebanyak satu container atau menjual buah dengan mengurangi timbangan.
Karena jumlah banyak dan tidak mungkin untuk menghitung satu per satu,
penjual berusaha melakukan penipuan dengan mengurangi jumlah barang
yang dikirim kepada pembeli.
Tadlis dalam kualitas ; menyembunyikan cacat atas kualitas barang buruk
yang tidak sesuai dengan yang disepakati antara penjual dan pembeli.
Tadlis dalam harga termasuk menjual barang dengan harga yang lebih tinggi
atau lebih rendah daripada standar harga dipasar karena ketidaktahuan
pembeli.
Tadlis
dalam
waktu
penyerahan
apabila
si
penjual
sesungguhnya
2.5Ikhtikar
Ikhtikar sering diterjemahkan sebagai penimbunan. Rasulullah SAW bersabda :
Tidaklah orang melakukan ikhtikar itu kecuali ia berdosa.
Ikhtikar dalam praktik merupakan perilaku menimbun suatu barang untuk
mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih
sedikit barang pada saat ini agar harga menjadi lebih tinggi pada periode
berikutnya.
Contoh : karena diperkirakan harga BBM akan naik, maka tak lama berselang dari
itu harga-harga kebutuhan pokok terutama beras juga akan ikut naik. Namun, untuk
mengambil keuntungan lebih banyak dan lebih cepat, Seorang agen melakukan
penimbunan (ikhtikar) terhadap beras yang harus didistribusikannya agar harga
beras tersebut naik. Hal ini dilakukan seseorang yang memahami hukum
penawaran dalam ekonomi yaitu apabila jumlah barang yang ditawarkan sedikit
maka harga barang yang bersangkutan akan naik. Ikhtikar dapat dilakukan oleh
para penjual yang tidak memahami muamalah Islam bahwa hal ini dilarang karena
merugikan kaum miskin.