Você está na página 1de 7

VI.

PENERJEMAHAN TEKS SUSASTRA


Helvi Rauf, SPd dan AgungPrasetyo, SS

Sastra merupakan salah satu karya seni yang disajikan dalam bahasa. Penyampaian
sastra syarat dengan estetika. Terkait dengan penerjemahan sastra tidak hanya
pengalihbahasaan unsur linguistik, tetapi perlu memperhatikan aspek karya sastra yaitu: seni,
ruh karya asli, ungkapan sesuai dengan perasaan, penyampaian pesan asli secara jelas tanpa
mengubah gaya bahasa, dan ragam aslinya. Pemahaman tentang penerjemahan sastra dapat
menerjemahkan teks sastra sesuai dengan teori dan konsep yang ada. Penerjemahan teks yang
berbeda dengan teks lainya karena teks sastra yang mengandung unsur internal dan ekstrnal.
KONTEKS
Penerjemahan teks susastra perlu memperhatikan unsur kesusastraan baik unsur
intrinsik dan eksterinsik. Teks sastra terjemahana adalah sebuah teks sastra sendiri yang
dianggap berbeda dengan karya sastra bahasa aslinya. Sebuah teks sastra berbahasa Inggris
maka diasumsikan sebagai susastra Inggris. Jika teks tersebut telah di terjemahkan dalam
bahasa Indonesia maka telah menjadi susastra Indonesia. Sehingga diperlukan konsep yang
tepat dalam penerjemahan teks susastra
Teori penejermahan teks susastra
Ilmu terjemahan dalam penerjemahan teks susastra
Jenis jenis karya sastra
Cara menerjemahkan teks susastra
Kelompok sasaran terjemahan karya sastra
TUJUAN
Teori tentang alihabahasa pada artikel ini bertujuan agar penerjemah memiliki
kompetensi penerjemahan meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap menyelesaikan
masalah pada proses penerejmahan teks susastra. Keilmuan penerjemahan teks susastra akan
menjadikan penerjemah yang kompeten pada semua jenis karya sastra yang dapat pahami
oleh pembaca target.
Tujuan diatas dapat di capai dengan pengetahuan yaitu berupa konsep penerjemahan
sastra. Memahami pengertian sastra, penerjemahan, dan penerjemahan sastra. Memahami
pula penerjemahan sastra untuk memperkaya sastra bahasa target. Dengan demikian karya
sastra dapat diterjemahkan baik dari dalam keluar atau dari keluar dalam suatu bangsa.
Melalui penyediaan teori, pentujuk, dan tata cara yang baik maka penerjemahan sastra dapat
dilakukan oleh penerjemah. Tujuan ini akan dijabarkan dalam sub judul: pengertian
penerjemahan, pengertian sastra,dan pengertian penerjemahan tesk sastra.
Keterampilan penerjemahan sastra dapat disiapkan berdasarkan rancangan dan contoh
pelaksaan yang strategis. Target ditujukan untuk kelompok mahasiswa atau penerjemah yang
mendalami bidang penerjemahan. Rancangan strategis ini mencakup: Kelompok sasaran
penerjemah yaitu mahsiswa dan penerjemah. Pelaksananya dapat dilakukan di Universitas
dengan memberikan mata kuliah penerjemahan atau sebuah lembanga kursus penerjemahan
sastra.

KONSEP PENEREJEMAHAN SUSASTRA


Konsep penerjemahan tek susastra berusaha untuk menjembatani perbedaan ruang
dan waktu dari karya yang lama ke bentuk karya yang baru yang mudah dipahami. Karya
sastra terjemahan secara otomatis akan menjadi milik bahasa target sehingga menambah
kekayaan kesusastraan. Karya sastra syarat akan unsur estetika yang memiliki bahasa yang
khas yang cenderung menimbulkan multitafsir, oleh karena itu itu seorang penerjemah teks
susastra harus memahami teori PENEREJEMAHAN dan teori kesusastraan.
Pengertian Penerjemahan
1. Albir dan Molina (2002) menjelaskan bahwa teknik penerjemahan memiliki lima
karakteristik: (1) Teknik penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan. (2) Teknik
diklasifikasikan dengan perbandingan pada teks Bsu. (3) Teknik berada tataran mikro.
(4) Teknik tidak saling berkaitan tetapi berdasarkan konteks tertentu. (5) Teknik
bersifat fungsional.
2. Nababan dan Sumardino (2010) menekankan bahwa terjemahan yang baik dapat
dilihat berdasarkan aspek tingkat keakuratan, tingkat keberterimaan, dan tingkat
keterbacaan. Definisinya adalah sebagai berikut: (1) Tingkat keakuratan berarti isi
terjemahan harus identik dengan teks yang asli. (2) Keberterimaan terjemahan harus
menyampaikan informasi yang jelas. (3) Tingkat keterbacaan berarti menjaga
dinamika teks asli yang berbahasa sumber.
3. Menurut Sudarno (2011) menyataan, penerjemahan adalah pengalihan pikiran atau
gagasan dari suatu bahasa sumber ke dalam bahasa yang lain. Tindak alihbahasa ini
dengan mempertimbangkan makna kedua bahasa sehingga diusahakan ekuivalen
mungkin serta harus kaidah -kaidah yang berlaku dalam bahasa sasaran.
4. Definisi penerjemahan dapat juga dilihat dari perbedaan dan persamaanya dari
beberapa pakar penerjemahan. Persamaan dari penerjemahan antara lain yaitu dari
kata yang digunakan yaitu translate, change, transfer yang artinya perubahan,
merujuk, memproduksi, dan menggantikan dari Bsu (Bahasa Sumber) ke Bsa
(Bahasa Sasaran) (Tanjung, 2015: 3). Menurut Webster penerjemahan berarti
mengubah ungkapan atau bentuk ke ungkapan atau bentuk lainya, sedangkan Catford
mengatakan pengalihan meteri teks yang ekuivalent dari satu bahasa ke bahasa yang
lain (Tanjung, 2015: 3).
Pengeritan Susastra
Sastra merupakan karya seni yang melibatkan seni kreatif dan keindahan disampaikan
dalam bentuk bahasa. Karya sastra menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam
interaksinya dengan diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan juga Tuhan. Karya sastra
bukan hasil kerja lamunan belaka, melainkan juga penghayatan sastrawan terhadap
kehidupan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sebagai sebuah
karya seni (Nurgiyantoro, 1998: 3).
Karya sastra dibagi menjadi dua yaitu fiksi dan non fiksi. Bentuk karya fiksi antra lain
yaitu: novel, prosa, puisi, dan drama. Karya sastra non fiksi yaitu catatan pribadi, biografi,
autobiografi, dan memoar. Baik karya sastra fiksi dan non fiksi sangat kental dengan sosial

dan budaya dari suatu masyarkat. Tidak seperti produk-produk biasa, sastra memiliki ciri
yang khas dan itu tidak dijumpai pada karya lain. Sastra menyimpan titipan pesan, moral,
kritik pengarangnya yang disisipkan di antara untaian kata-kata yang indah, sehingga
mengandung funsi estetika antara lain: (1) Ekspresi sastrawan atau penulis. (2) Mengandung
emosional. (3) Efek keindahan ungkapan (4) Efek keindahan. (5) Bunyi.
Penerjemahan teks susastra
Dalam menerjemahkan sastra terkait dengan budaya dan bahasa dari dua bahasa.
Budaya melibatkan nama, sejarah, agama, kepercayaan, tradisi, kebiasana, struktur sosial.
Selain itu juga memperhatikan sosiokultural dari bahasa sumber terlebih karya sastra bukan
hanya untuk dibaca sendiri melainkan juga untuk dibaca orang lain. Dapat disimpullan bahwa
penerjemahan sastra merupakan proses menulis ulang makna atau pesan yang terkandung di
dalam suatu naskah ke dalam naskah yang ditulis di dalam bahasa lain dengan
menghadirkankembali (mempertahankan) keindahannya
Penerjemahan bahasa mempunyai peran peting dalam ilmu pengetahuan. Tujuan dari
penerjemahan untuk pengalihbahasaan Bsu ke Bsa agar bisa dipahami oleh pembaca target.
Penerjemahan dapat digunakan untuk menerjemahkan buku atau ilmu dari bangsa lain.
Melalalui buku buku terjemahan pembaca dapat belajar dengan mudah. Penerjamahan juga
dianggap sebagai bentuk komunikasi serta sebagai alat lintas budaya. Selain ilmu
pengetahuan, penerejmahan jgua merupakan skill atau keahlian, sehingga dapat digunakan
sabagai profesi melalui jasa penerjemahan.
RANCANGAN PENEREJEMAHAN SUSASTRA
Rancangan penerjemahan sastra perlu memperhatikan unsur unsur karya sastra agar
alur cerita yang ada dalam karya sastra dapat tersampaikan kepada pembaca target. Tujuan
dibentuknya rancangan penerjemahan tesk susastra adalah untuk memudah kan
pengalihbahasan sebelum pelaksanaan penerjemahan. Pada dasarnya sebuah teks sastra
terjemahan adalah sebuah teks sastra tersendiri yang sudah berbeda dari teks sastra dalam
bahasa aslinya. Sebuah teks sastra terjemahan bukan lagi bagian dari khazanah sastra asal
teks yang diterjemahkan, tetapi ia menjadi bagian dari khazanah sastra dalam bahasa apa teks
sastra tersebut diterjemahkan
Proses rancangan penerjemahan sastra perlu memperhaitkan ciri ciri dari setiap jenis
karya Sastra. Salah satuya yaitu ciri novel yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Novel
merupakan karya sastra yang memiliki dua unsur yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Unsur
Intrinsik novel antara lain sebagai berikut: 1) tema, merupakan inti atau ide sebuah cerita. 2)
alur/ plot : pola pengembangan cerita yang berbentuk hubungan sebab akibat. 3) latar:
tempat, waktu, suasana terjadinya cerita dalam novel. 4) tokoh: cara pengarang
menggambarkan karakter tokoh dalam cerita. 5) sudut padang: posisi pengarang dalam
membawakan cerita yaitu bisa menjadi orang pertama da orang ketiga. 6) amanat: pesan
moral yang terkandung dalam cerita. 6) gaya bahasa: penggunaan bahasa untuk menimbulkan
suasana yang tepat. Unsur ekstrinsik memiliki fungsi untuk membangun novel dari luar yaitu
nilai nilai yang berlaku seperti norma agama, sosial, budaya, latar belakang budaya, ada
istiadat saat cerita terblangsung. Pendidikan penulis dan pengalaman penulis.

Pembaca sasaran teks susastra


Pembaca sasaran karya sastra harus diperhatikan dalam menerjemahkan teks sastra.
Teks sastra dapat dikonsumsi oleh semua kalagan yaitu anak- anak, remaja, dan dewasa.
Setiap target pembaca memiliki jenis karya sastra masing masing. Secara umum pembaca
teks sastra dibagi menjadi dua yaitu sastra anak dan sastra. Sastra anak dam sastra dewasa
memiliki perbedaan dalam berbagai hal. Mulai dari bahasa yang digunakan, alur cerita,
konflik yang diberikan, dan jenis cerita. Hal tersebut disesuaikan oleh penerjemah agar tidak
terjadi ketimpagan pemahaman.
Syarat penerjemah teks susastra
Menurut Zuchridin dan Sugeng (2003) seorang penerjemah karya sastra harus
membekali diri beberapa hal yaitu (a) memahami bahasa sumber hampir sempurna, (b)
menguasai dan mampu memahami bahasa sasaran dengan baik, benar dan efektif, (c)
mengetahui dan memahami sastra, apresiasi sastra, serta teori terjemahan, (d) mempunyai
kepekaan terhadap karya sastra, (e) memiliki keluwesan kognitif dan sosiokulktural dan, (f)
memiliki keuletan dan motivasi yang kuat. Dengan memenuhui syarat tersebut maka
penerjemahan teks sastra akan dapat tersampaikan baik dari pesan maupun estetikanya.
PELAKSANAAN PENEREJEMAHAN SUSASTRA
Pelaksanaan penerjemahan sastra dengan mengalihbahasa ke bahasa target dengan
menyampaikan pesan secara estetika, tetapi tetap melibatkan faktor budaya, sejarah, nilai,
rasa, politik, sosial, dan cara berfikir. Proses pelaksanaan penerjemahan sastra perlu
memperhatikan keabsahan terhadap keberanaran hasil terjemahan. Proses penerjemahan
sastra dapat dilakukan dengan menggunakan CAT tools sebagai alat bantu. Setelah itu
menerjemahkan teks bahasa sumber satu satu mulai dari kata, frasa, dan kalimat. Diperlukan
pemilihan kalimat yang tepat agar sesuai dengan target pembaca dan gaya bahasa yang ada
pada karya sastra.
Aturan penerjemahan sastra
Beberapa aturan umum dalam menerjemahkan teks sastra. Berikut ini salah satu
contoh aturan pada penerjemahan naskah prosa fiksi dikemukakan oleh Belloc yang dikutip
oleh Bassnett-McGuire (1991:116) antara lain:
1. Mempertimbangkan keseluruhan karya
2. Idiom menjadi idiom
3. Maksud menjadi maksud, muatan emosi pada Bsu dan Bsa
4. Waspada strutkur yang sama tetapi sebenarnya berbeda
5. Menerjemahkan dengan tegas agar makna tersampaikan pada Bsa
6. Tidak membuhuhi cerita menjadi lebih indah atau buruk dengan cerita asli
Proses penerjemahan teks sastra
Terdapat beberapa alat penerjemah yang digunakan, salah satunya adalah Google
Translate. Selanjutnya dapat dilakukan tahap sebagai berikut
1. Membuka CAT tools misal Google Translate

2. Mengkopi bahasa sumber ke kotak bahasa sumber lalu melihat hasil terjemahanya
pada kotak bahasa target
3. Penerjemahan dapat dilakukan per kalimat atau per paragrap agar mengetahui
konteksnya
4. Mengganti bahasa target yang tidak tepat
5. Menyusun ulang hasil terjemahan
6. Membaca ulang hasil terjemahan sebagai revisi
Setelah mengukuti proses penerjemahan diatas maka hasil terjemahan susastra dapat baca
kembali. Membaca kembali berarti kita telah melakukan penilaian isi terjemahan. Jika sesuai
dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik teks susastra bahasa target maka dapat dikatakan
kualitas terjemahan bisa diterima sehingga dapat dibaca dengan menarik dan memikat
pembaca.
CONTOH PENEREJEMAHAN SUSASTRA
Contoh penerjemahan novel
Beriktu ini merupakan contoh penggalan teks dari novel Harry Potter yang berjudul
Harry Potter dan Batu Bertuah. Bahasa sumber novel ini adalah bahsa Inggris dan bahasa
sasaranya adalah Indonesia. Dari Contoh dibawah ini kita akan melihat terjemahan teks sastra
yang digunakan oleh penerjemah.
Note: Sumber teks penerjemahan
Teks bahasa Sumber
Harry Potter and the
Philosophers Stone
The Boy Who Lived
Mr and Mrs Dursley,
of number four, Privet
Drive, were proud to
say that they were
perfectly normal,
thank you very much.
They were the last
people youd expect
to be involved in
anything
strange or mysterious,
because they just
didnt hold with such
nonsense.

Teks bahasa sasaran


Harry Potter dan Batu
Bertuah
Anak Laki Laki Yang
Bertahan Hidup
Mr dan Mrs Dursley yang
tinggal di Privet Drive
nomer empat bangga
menyatakan diri mereka
orang-orang yang normal,
untunglah.

Tinjauan
Kata batu bertuah syarat akan
budaya Indonesia
-

Mereka tak bisa di


harapkan terlibat dengan
sesuatu yang ajaib atau
misterius, karena mereka
sama sekali tidak percaya
omong kosong seperti itu.

Penggunaan
kosong.

Penggunaan Mr dan Mrs untuk


mempertahankan nilai rasa.
Kata untunglah cenderung ke
bahasa lisan dan budaya

metafora

Omong

The Dursleys had


everything they
wanted, but they also
had a
secret, and their
greatest fear was that
somebody would
discover
it.
They didnt think they
could bear it if anyone
found out about
the Potters.

Keluarga Dursley
memiliki segalanya yang
mereka inginkan, tetapi
mereka juga punya
rahasia, dan ketakutan
terbesar mereka adalah,
kalau ada orang yang
mengetahui rahasia ini

Mereka pikir mereka pasti


tak tahan kalau sampai ada
yang tahu tentang
keluarga Potter

Contoh penerjemahan puisi


Berikut ini merupakan puisi bahasa Inggris karya Belle yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia..
Teks bahasa Sumber
Teks bahasa sasaran
Tinjauan
The One Best Friend
Teman Terbaik
Thanks for being there for Terima kasih kamu ada untuk Penggunaan gaya bahasa
me,
ku, saat senang dan susah
hiperbola
through good times and bad
times.
I will be on your side even Aku akan berada disisimu, Penggunaan metafora jika
bahkan saat dunia berakhir.
if the the world ends.
dunia berakhir bermakna
selamanya
When the world is going,
Aku disini sampai mati
Penggunaan gaya bahasa
I will be here,
hiperbola
now and until the end.
Your my very best friend.
Kamu teman terbaik ku
The one that I look up to.
Panutanku
The one that I run to, when I Tempatku berlari, saat aku have a problem.
ada masalah
The one that I talk to
Tempat bercerita
Your the one best friend that Kamu teman terbaik yang was always there for me.
selalu ada untuk ku
I wanna thank you for all Terimakasih
untuk the things you gave and pengorbanan dan perhatian
showed me.
mu padaku
DAFTAR PUSATAKA
Albir, A.H and Molina, L. 2002. Translation technique revisited: a dynamic and functionalist
approach. Meta, Vol. XLVII, No. 4.
Bassnett-McGuire, S. 1991, Translation Studies, London and New York, Routledge.

Nababan, N & Sumardiono. (2010). Pengembangan model penilaian kualitas terjemahan.


laporan penelitian hibah kompetensi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Nurgiyantoro, B. 1998. Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tanjung, S. 2015. Penilaian penerjemahan jerman - indonesia. Kanwa Publisher: Yogyakarta
Sudarno, A.P. 2011. Penerjemahan buku teori dan aplikasi. Surakarta : UNS Press.
Zuchridin, S. & Hjariyant, S. 2003, Translation: bahasa Teori dan Penuntun Praktis
Menerjemahkan, Yogyakarta, Kanisius,h. 153.
Note:
1.
2.
3.
4.

Referensi internet terbaru dari internet 2016


Tambah contoh puisi di coba diterjemahkan dengan CAT Tools
Dan Sebaliknya dari Indoneisa ke Inggris
Diterjemahkan sendiri

KONTRIBUTOR
Helvi Rauf, S.Pd., Menyusun dan menulis artikel, mencari teori dan contoh penerjemahan
dan sastra.
Agung Prasetyo, S.S., Menyusun dan mengatur format artikel, menganalisis contoh artikel
teks susastra.

Você também pode gostar