Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tirmidzy)
Dan satu lagi tambahan bahwa jika seorang wanita memiliki lebih dari satu suami maka
akan tidak aman dari penyebaran penyakit seperti AIDS dan penyakit-penyakit lainnya.
Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui mana yang terbaik.
Sumber: Islamweb.net
Sebagai seorang muslimah yang baik.. jauhkanlah diri kita dari hal hal yang diharamkan
oleh agama.Semoga kita termasuk dalam golongan istri istri yang soleha. amin
Wanita-wanita yang bersuami baik wanita merdeka atau budak diharamkan atas selain suami-suami
mereka, hingga suami-suami mereka berpisah dengan mereka karena kematian, cerai, atau fasakh
nikah, kecuali as-sabaayaa (yaitu budak-budak perempuan yang dimiliki karena perang, yang suaminya
tidak ikut tertawan bersamanya) (bi-anna dzawaat al-azwaaj min al-ahraar wa al-imaa`
muharramaatun ala ghairi azwaajihinna hatta yufaariquhunna azwajuhunna bi-mautin aw furqati
thalaaqin, aw faskhi nikahin illa as-sabaayaa) (Imam Syafii, Ahkamul Qur`an, Beirut : Darul Kutub
al-Ilmiyah, 1985, Juz I/184).
Jelaslah bahwa wanita yang bersuami, haram dinikahi oleh laki-laki lain. Dengan kata lain, ayat di atas
merupakan dalil al-Qur`an atas haramnya poliandri.
Adapun dalil As-Sunnah, bahwa Nabi SAW telah bersabda :
Siapa saja wanita yang dinikahkan oleh dua orang wali, maka [pernikahan yang sah] wanita itu adalah
bagi [wali] yang pertama dari keduanya. (ayyumaa `mra`atin zawwajahaa waliyaani fa-hiya lil alawwali minhumaa) (HR Ahmad, dan dinilai hasan oleh Tirmidzi) (Imam Asy-Syaukani,Nailul Authar,
hadits no. 2185; Imam Ash-Shanani, Subulus Salam, Juz III/123).
Hadits di atas secara manthuq (tersurat) menunjukkan bahwa jika dua orang wali menikahkan seorang
wanita dengan dua orang laki-laki secara berurutan, maka yang dianggap sah adalah akad nikah yang
dilakukan oleh wali yang pertama (Imam Ash-Shanani, Subulus Salam, Juz III/123).
Berdasarkan dalalatul iqtidha`1), hadits tersebut juga menunjukkan bahwa tidaklah sah pernikahan
seorang wanita kecuali dengan satu orang suami saja.
Makna (dalalah) ini yakni tidak sahnya pernikahan seorang wanita kecuali dengan satu suami saja
merupakan makna yang dituntut (iqtidha`) dari manthuq hadits, agar makna manthuq itu benar secara
syara. Maka kami katakan bahwa dalalatul iqtidha` hadits di atas menunjukkan haramnya poliandri.
Dengan demikian, jelaslah bahwa poliandri haram hukumnya atas wanita muslimah berdasarkan dalildalil al-Qur`an dan As-Sunnah yang telah kami sebutkan di atas. Wallahu alam [ ]
Yogyakarta, 7 Pebruari 2007
Muhammad Shiddiq al-Jawi
--1) Dalalatul iqtidha` adalah makna yang tidak terucap dalam lafal teks ayat atau hadits, namun
merupakan keharusan makna yang mesti ada agar makna-makna lafal itu bernilai benar, baik bernilai
benar karena tuntutan akal maupun tuntutan syara. Pembahasan dalalatul iqtidha` lebih mendalam dan
contoh-contohnya lihat kitab-kitab ushul fiqih (Imam Asy-Syaukani, Irsyadul Fuhul, hal. 178; Abdul
Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Al-Fiqh, hal. 150; Syaikh al-Hudhari Bik, Ushul al-Fiqh, hal. 121; Wahbah
az-Zuhaili, Ushul al-Fiqh al-Islami, Juz I/355; Taqiyuddin an-Nabhani,Asy-Syakhshiyah al-Islamiyah, Juz
III/177; Atha ibn Khalil, Taysir al-Wushul ilaa al-Ushul, hal. 161).
menyebutkan
alasan
mengapa
poliandri
dilarang
dalam
Islam:
Jika seorang pria memiliki lebih dari satu istri, orang tua dari anak yang lahir dari pernikahan
tersebut dengan mudah dapat diidentifikasi. Sang ayah serta ibu dengan mudah dapat
diidentifikasi. Dalam kasus seorang wanita menikah lebih dari satu suami, hanya ibu dari anakanak yang lahir dari perkawinan tersebut yang dapat diidentifikasi dan bukan ayahnya. Islam
memberikan arti penting yang luar biasa dalam pengidentifikasian ibu dan ayah.
Psikolog mengatakan kepada kita bahwa anak-anak yang tidak mengenal orangtua mereka,
terutama ayah mereka cenderung akan mengalami trauma dan gangguan mental yang berat.
Seringkah mereka memiliki masa kanak-kanak yang tidak bahagia. Untuk alasan ini kebanyakan
anak-anak dari pekerja seks komersial atau PSK tidak memiliki masa kecil yang baik. Jika
seorang anak yang terlahir di luar nikah tersebut diterima di sekolah, dan ketika gurunya
kemudian menanyakan nama ayah, dia akan memberikan dua atau lebih nama! Saya sadar
bahwa kemajuan terbaru dalam ilmu pengetahuan telah memungkinkan untuk kedua ibu dan
ayah untuk diidentifikasi dengan bantuan pengujian genetic (tes DNA). Jadi pada poin ini berlaku
untuk
masa
lalu
dan
(mungkin)
tidak
berlaku
untuk
saat
ini.
Laki-laki secara alami cenderung memiliki keinginan berpoligami dibandingkan wanita.
Secara biologis, lebih mudah bagi seorang pria untuk melakukan tugasnya sebagai suami
meskipun memiliki beberapa istri. Seorang wanita, dalam posisi yang sama, memiliki beberapa
suami, tidak akan mungkin untuk melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Seorang wanita
mengalami perubahan psikologis dan perilaku disebabkan beberapa fase yang berbeda dari
siklus
menstruasi.
Alasan di atas adalah yang mudah dimengerti bagi masyarakat. Mungkin ada banyak alasan
mengapa Allah, dalam Kebijaksanaan Tak Terbatas-Nya, telah melarang poliandri.
Read
more: http://rakazia.blogspot.com/2014/03/pandangan-islam-tentangpoliandri.html#ixzz3JabtV5K8
dalam hukum Islam; yang berarti beristri lebih dari seorang wanita. Begitu juga halnya
.
Artinya:
dan sesungguhnya tim peneliti (bangsa inggris) menemukan data, bahwa orang-orang
berpoligami di Negara islam (benua afrika) menunjukkan hasil ang maksimal 5 orang yang
berpoligami dalam setiap 100 penduduk, dan minimal 3 orang yang berpoligami dalam setiap 100
penduduk.
Kalau ada di antara orang muslim yang berpoligami lebih dari 4 orang, apalagi kalau ekonominya
lemah, maka hla itu termasuk orang yang menyeleweng dari ajaran Islam. Bahkan Asy-Syekh
Thanthaawy Jauhary sendiri mengherankan laki-laki yang berpoligami lebih dari satu orang,
sedangkan status ekonominya lemah. Sehingga ia mengatakan; bagaimana seorang lakilaki dapat
berpoligami, padahal kemampuan tenaga dan ekonominya sangat terbatas.
Cemohan yang dilontarkan orang barat itu, terlalu di ada-adakan, karena dilandasi oleh motif
kebencian terhadap orangorang muslim, sehingga mereka mencari-cari kelemahan ajaran Islam
dari segi poligami yang dileglisisnya.
Oleh karena itu, perlu dikemukakan disini, hikmah (rahasia) dibolehkannya poligami dalam Islam;
antara lain:
1.
Untuk memberi kesempatan bagi laki-laki memperoleh keturunan dari istri kedua, jika
istrinya yang pertama mandul.
2.
Untuk menghindarkan laki-laki dari perbuatan zina, jika istrinya tidak bisa dikumpuli karena
terkena suatu penyakit yang berkepanjangan
3.
Untuk memberi kesempatan bagi perempuan yang terlantar, agar mendapatkan suami
yang berfungsi untuk melindunginya, memberinya nafkah hidup serta melayani kebutuhan
biologisnya
4.
Untuk menghibur perempuan yang ditinggal mati suaminya di medan peperangan, agar
tidak merasa kesepian
Dari beberapa hikmah yang telah dikemukakan di atas, memberikan keterangan bahwa poligami
yang dibolehkan dalam islam, bertujuan untuk melindungi laki-laki dan perempuan, bukan hanya
member peluang bagi laki-laki yang tukang kawin tanpa mau bertanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup berumah tangga.
Tetapi poliandri dikutuk dalam ajaran Islam dan dinyatakan haram; maka pelakunya diberi ganjaran
(sangsi) hokum berupa rajam. Dan kalau terlihat ada seorang Muslimah yang melakukan poliandri,
pertanda bahwa ia telah menyelewengkan ajaran agamanya, bukan karena anjuran agama,
sebagaimana halnya poligami.
Hukum Poligami
Sepakat Ulama Madzhab menetapkan bahwa laki-laki yang sanggup berlaku adil dalam kehidupan
rumah tangga, dibolehkan melakukan poligami sampai 4 istri, berdasarkan pada sebuah ayat yang
berbunyi:
()
Artinya:
dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim
(bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua,
tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya (Q.S. An-Nisaa:3)
Dan ada beberapa buah Hadits yang menjadi dasar pendapat tersebut di atas; antara lain:
.
:
.
Artinya:
bahwasanya Rasulullah SAW berkata kepada Ghailaan bin Salamah ketika ia masuk Islam;yang
padanya ada 10 istri; milikilah 4 orang istrimu dan ceraikanlah yang lainnya. (H.R. An-Nasaay)
.
Artinya:
berkata Naofal bin Muawiyah: (ketika) saya masuk Islam dengan memiliki 5 orang istri; Nabi
berkata (kepadaku): ceraikanlah seorang dari istri-istrimu itu.
Kalau poligami yang sampai memiliki 4 orang istri disepakati oleh Ulama Madzhab, maka poligami
yang lebih daripada itu, menjadi perbedaan pendapat dikalangan Ulama Hukum Islam; antara lain:
1.
Ada suatu golongan Ulama Hukum Islam yang mengatakan; bahwa boleh seorang laki-laki
Muslim memiliki istri sampai 9 orang dengan mengemukakan dua alasan:
a)
Mengikuti Sunnah Nabi, dimana beliau memiliki 9 orang istri
b)
Huruf pada ayat 3 surat An-Nisaa difahaminya dengan
( perjumlahan). Maka
rumusnya adalah 2+3+4=9.
1.
Sebagian penganut Madzhab Ash-Zahahiry mengatakan, bahwa boleh seorang laki-laki
bersitri sampai 18 orang. Alasan tersebut dikemukakan oleh Imam Al-Qurthuby dalam tafsirnya
berbunyi:
,
,
,
.
Artinya:
juga pendapat sebagian penganut Madzhab Ash Shaahiri yang mengatakan, (bahwa) boleh
beristri sampai 18 orang; karena berpegang (pada alasan) bahwa kata bilangan pada kalimat
tersebut, mengandung pengertian untuk penjumlahan. Maka (penganut Madzhab itu) menjadikan
(kata bilangan) dua menjadi pengertian dua-dua, demikian juga (kata bilangan) tiga dan empat.
Jadi pendapat tersebut di atas, dapat dirumuskan sebagai: (2+2)+(3+3)+(4+4)=18. Dan jelas pula
bahwa pendapat ini, tidak menerima keterangan Hadits yang membatasi hanya 4 orang istri. Oleh
karena itu, penulis tidak sependapat dengan hal ini, tetapi mengambil pendapat Imam Madzhab di
atas.
Hukum Poliandri
Sepakat Ulama Hukum Islam menetapkan, bahwa perkawinan dengan wanita yang sudah
mempunyai suami, tidak sah dan dituntut hukuman rajam, bila terbukti sudah pernah berkumpul.
Oleh karena itu, perkawinan tersebut hukumnya haram, karena berdasarkan pada nash Al-Quran
dan Hadits yang berbunyi:
()
Artinya:
dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu
miliki
.
:
Artinya:
bersabda Rasulullah SAW: barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, maka ia
tidak boleh menyiram air benih orang lain (maksudnya tidak boleh mengumpuli istri orang
lain) (H.R. At-Tirmidzy.
Demikian artikel mengenai Pengertian dan Hukum Poligami dan Poliandri, semoga
bermanfaat
====
Silahkan like FB Fan Page Facebook atau follow Twitter
====
Editor : M. Nawir Mansyur
Santri Senior PP. Al-Badar Parepare