Você está na página 1de 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya tekanan yang sama kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini, menuntut perusahaan,
untuk lebih cerdas dalam menjalankan operasinya. Fungsi produksi dan operasi yang
mentransformasikan input menjadi output bertanggungjawab untuk menghasilkan produk
dalam kuantitas dan kualitas yang telah ditentukan, tepat waktu, secara efektif dan
efisien.Kebijakan produksi dan operasi, kapasitas produksi( sumber daya dan fasilitas) ,
jadwal produksi, inovasi, dan peningkatan berkelanjutan harus dikomnsentrasikan untuk
memenuhi kepuasan pelanggan, agar perusahaan memiliki keunggulan dalam intensitas
persaingan yang sangat ketat ini.
Kemampuan dalam menghasilkan produk dalam waktu, kuantitas dan kualitas yang dapat
belumlah cukup untuk mendukung keunggulan bersaing perusahaan. Produk harus dihasilkan
melalui proses yang efisien dimana optimalisasi penggunaan sumber daya menjadi pedoman
dalam setiap proses transformasi. Menghasilkan produk dengan biaya produksi yang rendah
tanpa mengorbankan atribut kepuasan pelanggan, berarti perusahaan telah bergerak menuju
keunggulan bersaingnya. Dengan biaya produksi yang rendah, perusahaan dapat menawarkan
produk tersebut kepada pelanggan dengan harga yang lebih rendah relative dari pesaing tanpa
mengorbankan proporsi margin yang telah direncanakan. Untuk memastikan bahwa proses
produksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan strategi yang telah
ditetapkan, membantu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang masih terjadi yang dapat
menghambat tercapainya tujuan fungsi ini dan mencari perbaikannya, perusahaan melakukan
audit atas fungsi produksi dan operasi baik yang dilakukan secara adhoc maupun periodic.

B. Rumusan Masalah
Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
a. Memahami audit produksi dan operasi
b. Mengetahui bagaimana audit ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja
produksi dan operasinya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Audit Produksi Dan Operasi
Audit operasional terhadap fungsi produksi atau sering disebut dengan audit produksi
merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dibidang produksi.
Selain itu, produksi juga berfungsi untuk mengukur seberapa baik manajemen menjalankan
fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi dan seberapa
efektifkah manajemen dalam membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan produksi
yang telah ditetapkan.
Menurut Bayangkara (2008:177), audit produksi melakukan penilaian secara komprehensif
terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah
berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien). Beberapa alasan yang
mendasari perlunya dilakukan audit produksi, antara lain:
1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat
diperbaiki
3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan.
4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif hams mendapat dorongan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait.
B. Prinsip Prinsip Umum
Beberapa prinsip umum yang memberikan panduan terhadap pelaksanaan audit ini, dapat
menjadikan pedoman oleh auditor dalam menjalankan tugas profesinya. Prinsip- prinsip itu
antara lain :
1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi yang
berjalan sudah sesuai dengan criteria yang ditentukan atau tidak.
2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan menganalisis data yang

cukup, dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan
criteria yang ditetapkan.
3. Auditor harus mengklarifikasi ketidaksuaian yang terjadi antara aktivitas produksi dan
operasi dengan kebutuhan criteria (standart) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi
untuk peningkatan.
C. Tujuan dan Manfaat Audit Produksi
C.1 Tujuan
Tujuan pelaksanaan audit produksi menurut Bayangkara (2008:178) adalah untuk
mengetahui:
1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan
(pasar).
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat
menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan
ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan
kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang
yang dimiliki perusahaan.
4. Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien.
5. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung
berjalannya proses secara ekonomis, efektif, dan efisien.
6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas dan operasi telah berjalan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk
yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan waktu yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah
melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah
ditetapkan perusahaan.

C.2 Manfaat
Audit fungsi produksi dan operasi dapat membantu manajemen dalam menilai bagaimana
fungsi produksi berjalan dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan, secara rinci manfaat yang diberikan oleh audit produksi adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang


ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan
kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.
2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi
dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan-hambatan yang
dihadapi.
3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai
tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.
4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta
kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi produksi
terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
D. Tahap tahap Audit
Bayangkara (2008:178-180) menyebutkan tahap audit produksi meliputi:
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditte.
Pertemuan ini bertujuan untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencana audit dan
penggalian informasi umum tentang organisasi auditte, objek yang akan diaudit, mengenal
lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi. Pada
tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum, produk yang
dihasilkan, proses produksi yang dijalankan, melakukan peninjauan terhadap pabrik(fasilitas
produksi), layout pabrik, sistem komputer yang digunakan dan berbagai sumber daya
penunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya. Hasil pengamatan pada tahap
audit ini dirumuskan ke dalam bentuk tujuan audit sementara.

2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen


Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang
terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan
dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang
diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama
produksi dan operasi serta variabel-variabel yang mempengaruhinya. Disamping itu, pada

tahap ini auditor juga mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan penyimpangan dan


gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian
tujuan produksi. Review terhadap hasil audit terdahulu juga dilakukan untuk menentukan
berbagai tindakan korektif yang harus diambil.
3. Audit Lanjutan (terinci)
Pada tahap ini auditor melakukan audit lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap
fasilitas, prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan produksi dan operasi.
Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan
dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan kelemahan yang
ditemukan auditor. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya,
auditor menggunakan daflar pertanyaan (audit checlist) yang ditujukan kepada berbagai pihak
yang berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit. Dalam wawancara
yang dilakukan, auditor harus menyoroti keseluruhan dari ketidaksesuaian yang ditemukan
dan menilai tindakan-tindakan korektif yang telah dilakukan.
4. Pelaporan
Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas kerja
audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rumusan rekomendasi
yang akan diberikan auditor sebagai altematif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih
ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap hasil audit tersebut.
5. Tindak Lanjut
Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan altematif perbaikan yang
ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan (kekurangan) yang masih terjadi pada
perusahaan. Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen
manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam
rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengendalikan program-program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien.

E. Ruang Lingkup
Secara keseluruhan ruang lingkup audit memuat :
a. Rencana produksi dan operasi.
Suatu rencana induk memuat tentang:
*Jadwal induk produksi
Membuat spesifikasi tentang apa yang akan dibuat dan kapan akan dibuat sesuai dengan
rencana produksi.
*Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi
Pertimbangan kebutuhan kapasitas berpengaruh secara mendasar terhadap jadwal produksi
utama. Rencana induk produksi harus meminimalkan terjadinya kapasitas menganggur, untuk
menjadikan operasi berjalan efektif dan efisien.
*Tingkat persediaan
*Perencanaan keseimbangan lintas produksi
b. Produktivitas dan peningkatan nilai tambah.
Lean production adalah suatu metode produksi yang ramping, yang dikembangkan oleh
produsen yang menggunakan focus berulang dalam rancangan prosesnya mampu secara
signifikan memberikan keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya . Keunggulan lean
production didukung oleh kebijakan dan praktik produksi yang secara maksimal
mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan keunggulan
bersaingnya, kebijakan dan praktek itu meliputi :
a. Penghapusan persediaan.
b. Tingkat cacat no.
c. Meminimalkan kebutuhan tempat.
d. Kemitraan dengan pemasok.
e. Tanggung jawab pemasok.
f. Meminimalkan aktivitas yang tidak menambah nilai.
g. Pengembangan angkatan kerja.
h. Menciptakan tantangan dalam bekerja

c. Pengendalian produksi dan operasi.


Tujuan utama dari pengendalian produksi dan operasi meliputi tiga hal penting dalam
keunggulan bersaing perusahaan, meliputi :
a. Maksimumkan tingkat pelayanan.
Pengendalian harus mejamin bahwa pelayanan telah diberikan secara tepat. Beberapa elemen
yang harus mendapat perhatian khusus adalah : kualitas produk, ketersediaan produk, harga
yang kompetitif, penyediaan untuk stok pengaman dan penyerahan yang tepat waktu.
b. Minimumkan investasi pada persediaan.
Pengendalian harus mampu memandu seluruh aktivitas (utama dan pendukung) manufaktur
ke dalam suatu proses yang terintegrasi, sehingga proses berjalan dengan mulus sesuai
rencana dan jadwal yang sudah ditentukan. Pengendalian yang baik akan mencapai arus
produksi yang mulus dengan persediaan minimum dan waktu tunggu yang pendek.
c. Efisiensi produksi dan operasi:
Efisiensi produksi dan operasi adalah sesuatu yang mutlak dan harus menjadi budaya kerja
pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi.
Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan komponen
dan tahapan dalam proses produksi mulai dari penangan bahan baku sampai dengan
penanganan penyerahan produk jadi ke gudang . secara rinci tersebut meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. Pengendalian bahan baku.
b. Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi.
c. Pengendalian transformasi.
d. Pengendalian kualitas.
e. Pengendalian barang jadi.

BAB III
KESIMPULAN

Audit operasional terhadap fungsi produksi atau sering disebut dengan audit produksi
merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dibidang produksi.
Beberapa alasan yang mendasari perlunya dilakukan audit produksi, antara lain:
1. Proses produksi dan operasi hams berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi hams ditemukan sehingga segera dapat
diperbaiki
3. Konsistensi berjalannya proses hams diungkapkan.
4. Pendekatan proaktif haras menjadi dasar dalam peningkatan proses.
5. Berjalannya tindakan korektif hams mendapat dorongan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait.
Dalam audit mempunyai prinsip prinsip kerja sebagai pedoman kerja auditor.
Tahap audit meliputi :
1. Audit pendahuluan
2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen
3. Audit lanjutan
4. Pelaporan
5. Tindak lanjut
Ruang lingkup audit meliputi :
1. Rencana produksi dan operasi
2. Produktifitas dan peningkatan nilai tambah
3. Pengendalian produksi dan operasi

Você também pode gostar