Você está na página 1de 8

PAPER

PENDIDIKAN GRATIS DAN TERJANGKAU DI KOTA YOGYAKARTA


(Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Gratis )

Disajikan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Kebijakan Pendidikan MI/SD
Dosen Pengampu: Dr. Istiningsih,
Disusun oleh:
Nama

Muh. Syaifuddin

Nim

1520420006

PROGRAM MAGISTER PGMI


KONSENTRASI GURU KELAS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

ABSTRAK
Pendidikan gratis merupakan wacana yang di dengungkan pemerintah indonesia sejak awal
tahun 2005 yang diprakarsai oleh Kementrian Pendidikan Nasional melalui salah satunya program
Bantuan Operasional Sekolah. Pendidikan gratis ini adalah hasil dari kebijakan subsidi BBM dan
anggaran

belanja

negara

yang

sudah

terpenuhi

syarat-syaratnya

akhirnya

pemerintah

menyelenggarakan program pendidikan gratis di seluruh Indonesia dengan memberikan dana kepada
sekolah-sekolah pada tingkat pendidikan dasar.
Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang melaksanakan pendidikan gratis terutama di
tingkat MI dan SD. Sesuai dengan peraturan pemerintah tahun 2015 yaitu Perpres No 162 Tahun 2014
dan alokasi BOS tiap Provinsi Tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian

Urusan

Pemerintahan

Antara

Pemerintah, Pemerin tahan

Daerah

Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah pemerintah kota
Yogyakarta melaksanakan program pendidikan gratis ini den gan baik hal ini di buktikan dengan
penelitian dan observasi lapangan oleh penulis. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
kualitatif research dengan teknik wawancara dan pengambilan sampling secara snawball. Penelitian ini
dilakukan pada bulan September-November 2015 di SD Demangan Yogyakarta.
Hasilnya persepsi masyarakat (Wali kelas, wali murid, Guru dan siswa) sangat mengapresiasi
program pemerintah ini. Setiap elemen mengharapkan adanya kelanjutan dan perbaikan dari tahun ke
tahun supaya tujuan pendidikan nasional tercapai dengan baik. Program BOS dan BOSDA diharapkan
mampu mendorong siswa untuk lebih giat, aktif dan penuh semangat dalam kegiatan belajar-mengajar.

A. Pendahuluan
Pendidikan gratis merupakan wacana yang di dengungkan pemerint ah indonesia sejak awal
tahun 2005 yang diprakarsai oleh Kementrian Pendidikan Nasional melalui salah satunya program
Bantuan Operasional Sekolah. Pendidikan gratis ini adalah hasil dari kebijakan subsidi BBM dan
anggaran

belanja

negara

yang

sudah

terpenuhi

syarat-syaratnya

akhirnya

pemerintah

menyelenggarakan program pendidikan gratis di seluruh Indonesia dengan memberikan dana kepada
sekolah-sekolah pada tingkat pendidikan dasar. Program bantuan sekolah yang dialokasikan
berdasarkan per-siswa mempunyai tiga tujuan yaitu meningkatkan akses pada pendidikan dasar dan
meningkatkan kualitas pendidikan dasar, mengurangi beban keuangan siswa dan mendukung reformasi
manajemen berbasis sekolah.
Pendidikan gratis menjadi tanggungjawab pemerintah dan pemerintah daerah. Karena output
yang akan dihasilkan dari pendidikan yang baik akan kembali ke Negaranya. Pendidikan gratis pun
sama dengan program pemerintah yang lain yaitu mengalami problematika karena Indonesia adalah
Negara kepulauan yang besar.. Di Yogyakarta sendiri juga mengalami hal yang sama. Karena setiap
program pasti ada baik dan buruknya tapi yang pasti pemerintah kota Yogyakarta sangat mendukung
adanya Program Pendidikan Gratis.
Ketika pemerintah membuat Program BOS yang dimulai tahun 2006 maka mulai berjalanlah
program

jangka panjang pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan anak bangsa. Untuk

mengurangi kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan pemerintah melalui pemerintah daerah
juga menginstruksikan untuk turutserta melaksanakan program pendidikan gratis yang kemudian
disebut BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah dari Daerah). Kota Yogyakarta adalah salah satu
contoh daerah yang mendukung pendidikan gratis dengan membentuk badan JPD (Jaminan Pendidikan
Daerah). Perlu dicatat bahwa program BOS digunakan untuk penyediaan pendanaan baiaya operasi
non personalia bagi satuan pendidikan dasar.1 Sedangkan BOSDA digunakan untuk melengkapi
Bantuan operasional sekolah (BOS).2
B. Tujuan
Penelitian ini diangkat dari makna dari pendidikan gratis yang menjadi program pemerintah.
Pelaksanaannya apakah benar-benar gratis, dan bagaimana pengelolaanya yang difokuskan pada

1
Biaya personalia menurut Peraturan pemerintah no.48 tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan biaya non
personalia adalah biaya untuk bahan atau alat pendidikan habis pakai, biaya tak langsung (daya, air, jasa telekom, pemelihara
sarana, uang lembur, transport, konsumsi , pajak dll).
2
Bantuan dari pemerintah daerah biasanya berupa materi (setiap daerah berbeda dalam mengatur kebijakan BOSDA)
dan itu harus digunakan atau dibelanjakan untuk kepentingan sekolah peserta didik.

sekolah dasar. Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang
pendidikan gratis di kota Yogyakarta yang nantinya bisa dijadikan langkah evaluatif bagi pemerintah
untuk terlaksananya program pendidikan gratis ini di masa yang akan dating.
C. Kajian teori
1. Konsep Pendidikan Gratis
Pada tahun 1990 Dunia menyepakati gerakan pendidikan untu k semua (Education for all/EFA,
1990), dimana salah satu target yang dideklerasikan dalam Dakar framework action 3 adalah
menyediakan pendidikan dasar secara universal pada tahun 2015. Gerakan ini kemudian
diperkuat oleh Millenium Development Goals (MDG) yang mencamtumkan target diatas sebagai
salah satu targetnya (Tujuan 2 : mencapai pendidikan dasar universal, target 3 : menyediakan
pendidikan dasar bagi semua anak pada tahun 2015 yang di ikuti oleh Indonesia dengan menyusun
Rencana Aksi Nasional Pendidikan Untuk Semua (RAN-PUS) pada tahun 2002
Pendidikan dasar gratis adalah konsep dimana Negara mewajibkan warga Negaranya untuk
mengikuti pendidikan dasar yang berimplikasi pada kewajiban Negara untuk menyediakan
pendidikan dasar (bermutu) secara gratis.
Sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 2 yang berbunyi
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya
pendidikan bagi setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai 15 tahun. Ada beb erapa hal yang
dapat dilakukan guna terselenggaranya pendidikan gratisyaitu antara lain: Penyadaran publik,
Terlaksananya Proses Belajar Mengajar, Ketersediaan sumber belajar, sarana dan prasarana,
Terciptanya Motivasi Belajar Siswa, Terwujudnya Hasil Belajar yang baik, Tercukupinya Faktor
ekonomi siswa dan sekolah dan Terciptanya kepuasan emosional
2. Konsep dan proses Persepsi
Dalam buku perilaku dan manajemen organisasi, persepsi didefinisikan sebagai proses kognitif
dimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan, dan memberikan arti kepada stimulus
lingkungan 4 . Persepsi, menurut Jalaludin Rakhmat adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan pesan 5 .
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa persepsi adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu
yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.

3
web http://resourcecentre.savethechildren.se/library/dakar-framework-action-education-all-meeting-our-collectivecommitments. menunjukkan 6 tujuan pendidikan gratis dilihat pada 5 Desember 2015 jam 08.00 WIB
4
John M. Ivancevich, dkk, Perilaku dan Manajemen Organisasi, (Jakarta : Er langga), 2006, hal-116
5
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya), 2003. Hal-51

Menurut Bimo Walgito, terjadinya persepsi melalui suatu proses, yaitu melalui beberapa tahap
sebagai berikut:
a. Tahap penerimaan stimulus,
b.Tahap pengolahan stimulus sosial
c. Tahap perubahan stimulus 6
D. Metode penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Yogyakarta dengan objek wali murid penerima
pendidikan gratis, Kepala sekolah dan guru di MIN 2 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan
September-November 2015. Penelitian ini menggunakan disain penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Gay penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data
bertujuan untuk menguji hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan kondisi yang
sebenarnya tentang suatu objek penelitian, penelitian deskriptif melaporkan hasilnya sebagaimana
adanya.7 Disain deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentangbagaimana
penilaian masyarakat tentang pendidikan gratis pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah NegeriKota
Yogyakarta.
Dalam penelitian Kualitatif, teknik sampling yang sering di gunakan adalah purpose sampling
dan snowball sampling. Ciri-ciri khusus purposive sample yaitu sementara, menggelinding seperti bola
salju, disesuaikan dengan kebutuhan dipilih sampai jenuh 8 . Menurut Miles dan Huberman, terdapat
tiga teknik analisisi data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses
ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar
terkumpul.
1. Reduksi Data : salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis
yang

menajamkan,

menggolongkan,

mengarahkan,

membuang

yang

tidak

perlu

dan

mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.


2. Penyajian Data : salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika
sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan),
matriks, grafik, jaringan dan bagan.
3. Penarikan Kesimpulan : salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah
hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.
6

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta, Andi Offset), 2002. Hal-90
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif:Analisis Data, (Jakarta : Rajawali press) 2010. Hal-185
8
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta), 2010.
7

Hlm 131

E.

Hasil penelitian
Dalam pelaksanaannya dana BOS dan BOSDA dicairkan melalui bebrapa tahapan, dibagi
menjadi empat triwulan dan setiap evaluasi harus ada pelaporan dari masing-masing sekolah. Besaran
bantuan yang diberikan pemerintah juga diratakan secara nasional sedangkan bantuan daerah
ditentukan oleh pemerintah daerah itu sendiri. Di kota Yogyakata penyaluran BOS dan BOSDA
berlangsung dengan baik, artinya kesalahandalampenyaluran BOS dan BOSDA bisa di minimalisir. 9
Tidak ada kasus keterlambatan dana, laporan yang rumit, dana yang tidak penuh, dan lain-lain. kota
Yogyakarta sendiri memiliki tema sendiri dalam memaknai pendidikan gratis. Kepala UPT JPD/Badan
yang mengurusi pendidikan gratis mengatakan bahwa Bos dan BOSDA khusunya diberikan kepada
siswa yang tidak mampu dan BOSDA di kota Yogyakarta dilaksanakan sudah sesuai dengan
kemampuan pemerintah Kota Yogyakarta. Meski BOSDA memiliki nilai yang lebih kecil dari BOS
namun Sekolah-sekolah di Yogyakarta menyambut dengan sangat baik dan antusias adanya program
ini.10
1. Kondisi real
Sd Negeri Demangan merupakan salah satu contoh sekolah yang melaksanakan program
pendidkan gratis bagi muridnya. Sekolah ini memiliki 33 guru dan 347 murid dan murid yang
menerima bantuan baik berupa BOS, BOSDA dan yang lain berjumlah 100 murid. 11 Sekolah ini
memiliki banyak prestasi di bidang olahraga dan sastra. Namun yang perlu diketahui adalah dengan
adanya pendidikan gratis tidak lantas menjadikan para murid kemudian meraih nilai terbaik karena
pendidikan yang baik tidak hanya ditentukan oleh pendidikan yang murah melainkan kerjasama
banyak pihak dari keluarga, guru pendidik, pendamping agama, dan support dari dirinya sendiri.
2. Persepsi masyarakat
Masyarakat khususnya walimurid (penerima BOS dan BOSDA) merasa sangat terbantu
dengan adanya program ini. Karena program ini menyediakan potret/kondisisekolah yang nyaman
dilihat dari ketersediaan sarana prasaranya, guru yang kompeten, Pendanaan yang gratis dan
terjangkau, sepatu gratis, buku gratis, dan lain-lain. Para wali murid mengharapkan dengan adanya
program ini diharapkan murid semakin terpacu untuk menuntut ilmu dengan baik. Di balik fakta itu
semua sebenarnya para walimurid (penerima BOSDA) bingung, karena laporan belanja harus
dengan kwitansi yang sah dan dana dari Program itu harus habis untuk keperluan sekolah saja. Para
9

Wawancara dengan Wali murid dan guru yang mengurusi BOS dan BOSDA di SD Demangan Yogyakarta.
Wawancara dengan kepala JPD yang mengurusi pendidikan gratis di kota Yogyakarta
11
Wawancara dengan Bapak wahyudi selaku staff T .u. dan karyawan yang paling mengerti profil dari SD Negeri
demangan atas persetujuan BPK KEPSEK Muryanto
10

walimurid bias menempatkan BOSDA dengan semestinya sehingga kasus penggunaan dana
BOSDA untuk keperluan dapur, rumahtangga dan lain-lain tidak terulang kembali.
Para Guru juga sangat menyambut baik adanya pendidikan gratis ini, namun perlu dicatat
juga bahwa program ini tidak memiliki grid atau sasaran dalam artian murid penerima program
pendidikan gratis harusnya memiliki tanggungjawab. Seperti contoh murid yang menerima
program pendidikan gratis seharusnya lebih giat belajar karena ada aturanpenerima program itu
harus memiliki nilai matapelajaran sekurang-kurangnya 70. Jika dalam pendidikan gratis ini
dipasang grid, menurut ibu Siti Supriyanti (guru yang menangani bidang BOS dan BOSDA) maka
output yang dihasilkan akan semakin berkualitas. Pendidikan gratis sebenarnya lebih tepat disebut
dengan pendidikan terjangkau disamping masih ada iuran dari sekolah yang diharuskan membayar,
faktanya di beberapa sekolah masih ada yang belum menggratiskan biaya sekolah seperti SPP,
Pembelian Buku bacaan dan lain-lain.setiap sekolah memiliki biaya operasional dan non personalia
yang berbeda juga setiap sekolah memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam memanfaatkan program
ini. Kepala sekolah juga senada dengan walimurid dan para guru, beliau sangat terbantu sehingga
setiap guru dan staff-staff dalam sekolah bias melaksanakan tugas sesuai fungsinya.
F.

Kesimpulan
Pendidikan terjangkau yang ada di Yogyakarta merupakan salah satu contoh dari pelaksanaan
pendidikan gratis di Indonesia. Setiap sekolah tidak bisa menggratiskan semua biaya personal dan nonpersonalia bagi siswa karena pengeluaran sekolah nantinya akan membengkak. Dana BOS dan
BOSDA sudah diatur besarnya dan kegunaannya jadi kinerja setiap sekolah harusberdasar pada juklak
dan juknis BOS dan BOSDA.12 Persepsi masyarakat tentang pendidikan terjangkau di kota Yogyakarta
adalah sangat baik dengan sedikit kekurangan saja program ini (baik BOS dan BOSDA) telah berjalan
sesuai dengan tempatnya. Pembukaan UUD jelas mengatakan bahwa Negara akan mencerdaskan
kehidupan anak bangsa jadi pendidikan terjangkau juga sebagai salah satu cara untuk mewujudkan
tujuan mulia tersebut.

G. Referensi
Skripsi :
Ananda Rizki Yulia..Pencerdasan Anak Bangsa Melalui Pendidikan Gratis. (Bangka belitung:
Program Studi Agroteknologi Pertanian. Fakultas pertanian, Perikanan dan Biologi.
Universitas Bangka Belitung) 2007.
12

http://www.pendidikan-diy.go.id/dinas_v4/index.php?view=h_bos#bosda

Buku :
Fatah, Nanang, Studi tentang pembiayaan Sekolah Dasar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya). 1998
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, 2010. Terampil Mengolah Data Kualitatif Dengan NVIVO.
(Jakarta : Penerbit Prenada Media Group), 2010
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif:Analisis Data, (Jakarta : Rajawali press) 2010
Sugiono, Metode

Penelitian

Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung:Alfabeta), 2010
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta, Andi Offset), 2002
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya), 2003.
John M. Ivancevich, dkk, Perilaku dan Manajemen Organisasi, (Jakarta : Erlangga), 2006,
Web yang mendukung:
http://www.pendidikan-diy.go.id/dinas_v4/index.php?view=h_bos#bosda
http://resourcecentre.savethechildren.se/library/dakar-framework -action-education-all-meeting-ourcollective-commitments.
Wawancara :
Wawancara dengan Bapak Drs. Suryatna sebagai kepala JPD yang mengurusi pendidikan gratis di kota
Yogyakarta. Di wawancara Pada tanggal 7 Oktober 2015
Wawancara dengan Bapak wahyudi selaku staff T.u. dan karyawan yang paling mengerti profil dari
SD Negeri demangan atas persetujuan Bapak Kepala Sekolah Muryanto diwawancara pada 18
November 2015
Wawancara dengan Ibu Siti supriyanti sebagai guru dan wali yang mengurusi segala kegiatan
pendidikan gratis BOS dan BOSDA di SD Negeri Demangan Yogyakarta. Pada 17 November
2015

Você também pode gostar