Você está na página 1de 59

ANALISA PATAHNYA RING PISTON PADA KOMPRESOR

UDARA DI ATAS KAPAL TB. MDM BORNEO

MUH ZULFIKAR PRATAMA


NIT : 11.32.078
TEKNIKA

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
TAHUN 2016

ANALISA PATAHNYA RING PISTON PADA KOMPRESOR


UDARA DI ATAS KAPAL TB. MDM BORNEO

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma IV Pelayaran

Jurusan Teknika

Disusun dan diajukan oleh

MUH ZULFIKAR PRATAMA


NIT : 11.32.078

PROGRAM DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
2016

SKRIPSI
ANALISA PATAHNYA RING PISTON PADA KOMPRESOR
UDARA DI ATAS KAPAL TB. MDM BORNEO

Disusun dan Diajukan Oleh :

MUH ZULFIKAR PRATAMA


NIT : 11.32.088

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Skripsi


Pada Tanggal 11November 2016
Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

ABDUL BASIR, M.Mar.E

MAHADIR SIRMAN, MT
Mengetahui,

Direktur PIP Makassar

Ahmad Wahid,S.T, MT, M.Mar.E

Ketua Program StudiTeknika

Abu Bakar, MT,M.Mar.E

PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, oleh karena limpahan berkat dan karunian-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul "ANALISA
PATAHNYA RING PISTON PADA KOMPRESOR UDARA DI ATAS KAPAL
TB. MDM BORNEO.
Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan bagi taruna
jurusan teknika dalam menyelesaikan studinya pada program Diploma IV
Politeknik Ilmu pelayaran Makassar. Tujuan penulisan skripsi ini untuk
mengaplikasikan pengetahuan teori yang diperoleh dalam pendidikan dan
pengalaman

selama melaksanakan praktek di atas kapal dalam

penyelesaian masalah yang timbul sesuai dengan penulis.


Pada

kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ahmad wahid ST, MT,Mar E. selaku direktur Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar.
2. Bapak Abu Bakar, MT., M.Mar.E selaku Ketua Program Studi
Teknika Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
3. Bapak Abdul Basir, M.Mar.E selaku pembimbing I.
4. Bapak Mahadir Sirman, MT selaku pembimbing II.
5. Seluruh dosen dan Staf Pembina Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar.
6. Nakhoda, KKM, Perwira-perwira dan seluruh awak kapal TB. MDM
BORNEO, dan Jajaran sfat karyawan PT. Meratus Advance Maritim
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis
melaksanakan praktek laut.
7. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
8. Seluruh taruna (i) Politeknik Ilmu pelayaran Makassar dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
khususnya angkatan XXXII

9. Teristimewa kepada kedua orang tua serta saudara yang telah


memberikan

dukungan

baik

moral

maupun

material

dalam

mewujudkan cita-cita penulis.


10. Teman-teman sekelas Teknika VIII B yang selalu memberikan
support dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga proposal skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi dan memberkati
kita semua.

Makassar,

2016

Penulis

MUH ZULFIKAR PRATAMA


NIT : 11.32.078

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI


Saya
Nomor Induk Taruna
Jurusan
Menyatakan Bahwa Skripsi Dengan Judul

: MUH ZULFIKAR PRATAMA


: 11.32.078
: Teknika
:

ANALISA PATAHNYA RING PISTON PADA KOMPRESOR UDARA DI


ATAS KAPAL TB. MDM BORNEO
Merupakan karya asli. Seluruh ide yang ada dalam skripsi ini, kecuali
tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide yang saya
susun sendiri.
Jika pernyataan diatas terbukti sebaliknya, maka saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar.
Makassar,
Penulis

2016

MUH ZULFIKAR PRATAMA


NIT : 1132.078

ABSTRAK
Muh Zulfikar Pratama,2016. Analisa Patahnya Ring Piston Pada
Kompresor Udara di atas kapal TB. MDM Borneo, (dibimbing oleh, Abdul
Basir, M.Mar.E dan Mahadir Sirman, MT).
Dalam menunjang kelancaran pelayaran di laut peranan kompresor
udara tidak bisa diabaikan, karena peranannya yang penting di kapal.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis secara umum mekanisme
kerja dari kompresor, untuk mengetahui sebab-sebab yang sering terjadi
pada kompresor mengenai patahnya ring piston kompresor, untuk
mengetahui tindakan cepat dan tepat dalam menangani gangguangangguan pada kompresor dan cara perawatannya, sehingga bisa
kembali pada keadaan normal.
Penelitian dilakukan selama penulis melaksanakan prola (praktek
laut) dikapal TB. MDM BORNEO 12 bulan 12 hari, dengan melakukan
pengambilan data-data terhadap permasalahan yang terjadi pada
kompresor udara di atas kapal. Variabelnya yaitu Katup tekanan tinggi dan
katup tekanan rendah tidak berfungsi dengan baik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
penyebab patahnya ring piston pada kompresor disebabkan oleh kotornya
udara yang di supply oleh kompresor udara serta kurangnya minyak
lumas pada penampung oli sehingga terjadinya pelumasan kurang
sempurna.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................

HALAMAN PENGAJUAN..............................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................

iii

PRAKATA......................................................................................

iv

PENYATAAN KEASLIAN..............................................................

vi

ABSTRAK......................................................................................

vii

ABSTRACT....................................................................................

viii

DAFTAR ISI....................................................................................

ix

DAFTAR TABEL............................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................

xiii

DAFTAR RUMUS...........................................................................

xiv

DAFTAR PENGERTIAN................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang..............................................................

B. Rumusan Masalah........................................................

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian....................................

D. Hipotesis.......................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Teori patahan................................................................. 4
B.Pengertian patahan........................................................ 6
C. Jenis Jenis patahan....................................................

D. Proses terjadinya patahan.............................................

E.Bentuk-bentuk patahan.................................................

F.

Faktor-faktor patahan.................................................... 10

G.

Logam ring piston kompresor......................................... 10

H.

Ring piston kompresor.................................................... 11

I.

Pengaruh Patahnya Ring Piston Kompresor.................. 11

J.

Kerangka Pikir................................................................ 12

BAB III METODE PENELITIAN

A.Area, Tempat dan Waktu Penelitian.............................. 13


B.Objek Penelitian............................................................. 13
C. Alat, Bahan Dan instrumen Penelitian...........................

14

D. Gambar instalasi objek penelitian..................................

16

E.Sumber data penelitian.................................................. 17


F. Metode penelitian.......................................................... 18
G. Cara mengambil data penelitian..................................... 18
H.

Flow Chart (Diagram Alur Penelitian)............................ 20

I.

Tabel Jadwal Penelitian................................................. 21

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH


A. Data Penelitian..............................................................

22

B. Analisa...........................................................................

27

C. Pembahasan Hasil Analisis Data...................................

43

D. Penanganan Pembahasan Hasil Analisis Data.............

44

BAB V PENUTUP
A.

Kesimpulan................................................................. 45

B.

Saran-Saran............................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL
No

Teks

Halaman

3.1 Ukuran ring piston...................................................................

13

3.2 Daftar alat penelitian...............................................................

14

3.3 Daftar bahan penelitian...........................................................

14

3.4 Daftar instrumen penelitian.....................................................

15

4.1 Data komponen kompresor....................................................

23

4.2 Data valve lift..........................................................................

25

4.3 Data perbandingan udara yang dihasilkan.............................

26

4.4 Tekanan aliran dan temperatur air pendingin.........................

27

4.5 Hasil analisis data...................................................................

35

4.6 Level minyak lumas.................................................................

42

4.7 Jenis minyak lumas.................................................................

42

4.8 Jam kerja komponen kompresor.............................................43


4.9 Perbedaan data statistik dan hasil analisa.............................

43

DAFTAR GAMBAR
Nomor.

Halaman

2.1 Patahan Yang Uji

2.2 Faktor Uji Kemurnian

2.3 Permukaan Fraktur

3.1 Kontruksi kompresor

16

3.2 Ring Piston (Manual Book)

16

3.3 Ring Piston Yang Patah

17

4.1 Grafik Hasil Produksi Udara Keadaan Normal, Abnormal Dan IMB 36
4.2 Grafik Temperatur Air Pendingin

37

4.3 Grafik Hasil Produksi Udara Setelah Perbaikan

38

DAFTAR RUMUS

Nomor

Halaman

2.1. Hubungan temperatur dan volume

2.2 Persamaan keadaan

2.3. Temperatur gas keluar kompresor

2.4. Efisiensi mekanis

DAFTAR PENGERTIAN

Nomor

Halaman

1. Pengertian Patahan

2. Data variabel terkait

17

3. Data variabel bebas

17

4. Metode penelitian

18

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Lampiran A

: Data penelitian

47 - 54

2. Lampiran B

: Data area penelitian

55 - 57

3. Lampiran C

: Tempat penelitian

58 - 66

4. Lampiran D

: Objek yang diteliti

67 - 75

5. Lampiran E

: Data penelitian

76 - 79

6. Lampiran F

: Data hasil penelitian

80 - 84

7. Lampiran G

: Data foto penelitian

85 - 96

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Kompresor yaitu pesawat atau permesinan bantu di atas kapal
yang berfungsi untuk memampatkan atau menaikkan tekanan atau
memindahkan fluida gas dari suatu tekanan statis rendah ke keadaan
tekanan statis yang lebih tinggi, kita sering memanfaatkan udara
mampat baik secara langsung atau tidak langsung. Sebagai contoh,
udara mampat yang digunakan untuk mengisi ban mobil atau sepeda
motor, udara mampat untuk membersihkan bagian-bagian mesin yang
kotor di bengkel-bengkel dan manfaat lain yang sering dijumpai seharihari.
Menurut International Maritime Organization (IMO) yaitu kapal
dengan hours 6300 p/s membutuhkan kompresor dengan kapasitas
17bar/menit dan dikapal penulis melakukan hours power mesin induk
3600 p/s dengan kapasitas kompresor 15 bar/menit. Berdasarkan fakta
yang terjadi pada saat kapal berlayar dari sebagaimana mestinya,
seperti penulis alami sewaktu melaksanakan praktek laut di kapal
TB.MDM BORNEO, yang berlayar di LAUT JAWA dari BANJARMASIN
menuju PAITON (Jawa timur) untuk melaksanakan ovelhaul yang
dijadwalkan oleh perusahaan, dan ditengah perjalanan tepatnya di
PULAU MASALEMBO tgl 12 MEI 2014, jam 10.30, pesawat tersebut
mengalami gangguan dan setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan
kerusakan yaitu patahnya ring piston, sehingga mengakibatkan
produksi udara yang dihasilkan kompresor udara berkurang, normalnya
27-30 kg/cm2 per 8 menit turun sampai 17-20 kg/cm 2 per 8 menit. maka
dilakukan penanganan gangguan, dengan mempertahankan hasil
produksi udara tersebut.

Menurut ketentuan SOLAS 1974 BAB II, Pasal 1-tentang


kompresor udara bila dalam perjalanan. Untuk menunjang kelancaran
pelayaran di laut khususnya di dalam berlayar, kelengkapan kapal
sangat perlu untuk diperhatikan seperti halnya untuk menunjang
pengoperasian mesin kapal diantaranya kompresor udara yang
digunakan untuk keperluan start awal main engine dan keperluan lain di
atas kapal. Tetapi dalam kenyataanya sering terjadi gangguan pada
bagian bagian kompresor yang dapat mempengaruhi olah gerak kapal.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kompresor yang dapat memenuhi
kebutuhan udara yang bertekanan di atas kapal, maka untuk
mengoptimalkan kinerja dari kompresor udara dibutuhkan perawatan
yang baik terus menerus guna menunjang kelancaran pada saat olah
gerak kapal.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik mengangkat
permasalahan tersebut dan menuangkannya kedalam bentuk kerja
ilmiah dengan judul: ANALISA PATAHNYA RING PISTON PADA
KOMPRESOR UDARA DI ATAS KAPAL TB. MDM BORNEO.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, penulis membuat
rumusan masalah yaitu apa yang menyebabkan patahnya ring piston
pada kompresor TANABE LHC 33 untuk udara start main engine ?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
a. Untuk

menganalisis

secara

umum

mekanisme

kerja

dari

kompresor.
b. Untuk mengkaji lebih sistematik yang mempengaruhi patahnya
ring piston.

c. Untuk mengkaji lebih sistematik proses terjadinya patahnya ring


piston.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah:
1 Secara Teoritis
a Sebagai bahan masukan dan atau bahan kajian penelitian
lanjutan bagi peneliti berikutnya.
b Sebagai bahan referensi bagi pembaca.
2 Secara Praktis
a Sebagai bahan pertimbangan kepada perusahan pelayaran
tentang tanda-tanda awal rusaknya ring piston.
b Sebagai bahan masukan dalam mengatasi kondisi teknis ring
piston kompresor.
D. Hipotesis
Berdasarkan pada masalah pokok yang telah dikemukakan di
atas, maka penulis mengambil hipotesis penyebab patahnya ring piston
pada kompresor udara di duga :
a. Proses produksi udara sangat lama.
b. Kurangnya minyak lumas yang terdapat pada penampung oli.
c. Adanya tekanan dan temperatur udara yang berlebih pada piston.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Patahan.
Menurut William D. Callister (2000), Fracture atau patah adalah
terbaginya sebuah benda menjadi beberapa bagian atau lebih
dikarenakan tegangan yang statis (konstan atau berubah terhadap
waktu) pada suhu yang lebih rendah dari temperatur leleh materialnya.
Untuk mengetahui sifat-sifat suatu bahan, tentu kita harus mengadakan
pengujian terhadap bahan tersebut. Ada empat jenis uji coba yang
biasa dilakukan, yaitu uji tarik (tensile test), uji tekan (compression test),
uji torsi (torsion test), dan uji geser (shear test). Dalam tulisan ini kita
akan membahas tentang uji tarik dan sifat-sifat mekanik logam yang
didapatkan dari interpretasi hasil uji tarik.
Uji tarik adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar.
Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami
standarisasi di seluruh dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8
dan Jepang dengan JIS 2241. Dengan menarik suatu bahan kita akan
segera mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap
tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah
panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman
(grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff).
Banyak hal yang dapat kita pelajari dari hasil uji tarik. Bila kita
terus menarik suatu bahan (dalam hal ini suatu logam) sampai putus,
kita akan mendapatkan profil tarikan yang lengkap yang berupa kurva
digambarkan Kurva ini

menunjukkan hubungan antara gaya tarikan

dengan perubahan panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam desain


yang memakai bahan tersebut.
Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan
maksimum bahan tersebut dalam menahan beban. Kemampuan

ini

umumnya disebut Ultimate Tensile Strength disingkat dengan UTS,


dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik maksimum.
Gambar 2.1 Gambaran singkat patahan pada uji tarik.

Sumber https://www.scribd.com/doc/34797466/Teori-Patahan -uji-tarik


Mekanika Retak atau mekanika patah adalah terkait dengan
menganalisa kegagalan

material yang

mengandung celah dan

kelemahan. Dengan mekanika fraktur kita dapat menentukan tingkat


kelenturan, di mana celah-celah ukuran diketahui bisa menyebarkan
korosi untuk memberikan kegagalan pada suatu bahan atau material.
Sebuah konsentrator stress adalah suatu diskontinuitas yang akan
memperkuat suatu tegangan. Stress (tegangan) yang tidak dapat
ditransfer melalui celah, dan karena tegangan terkonsentrasi di kedua
sisi yang retak. Ketika tegangan meningkat diterapkan pada suatu
bahan yang mengandung celah yang panjang, tegangan yang dicapai
pada yang retak akan merambat. Sebagian besar logam kegagalan
cukup ulet. Dalam mode ini ketegangan uniaksial, kegagalan memiliki
tampilan karakteristik yang berbeda.

B. Pengertian patahan
1. Menurut Surdia dan Saito (1995), patah terjadi karena adanya
perubahan temperatur dan laju regangan walaupun pada dasarnya
logam tersebut liat, gejala ini biasa disebut transisi liat getas.
Patahan patah getas bersifat getas sempurna, yaitu tanpa
adanya deformasi plastis sama sekali, jadi berbeda dengan bidang
slip biasa, patah terjadi pada bidang kristalografi spesifik pada
bidang pecahan. Permukaan patah dari bidang pecahan mempunyai
kilapan yang menunjukkan pola Chevron secara makrokospik pada
arah yang menuju titik permulaan patah.
Patah getas terjadi pada pangkal takikan benda uji, jadi bahan
tiba-tiba patah tanpa deformasi plastis. Secara praktis patahan
buatan seperti itu tidak pernah terjadi pada struktur mesin, tetapi
mesin selalu mempunyai bagian yang terdapat konsentrasi tegangan
dan mungkin mempunyai cacat pada lasan, jadi adanya cacat yang
bekerja seperti takikan tidak dapat dihindari, meskipun bahan
tersebut merupakan bahan yang ulet.
2. Menurut Hasibuan, A. (2009), pengertian dari patahan logam adalah
patah dengan gabungan rongga mikro, dimana regangan listrik
menyebabkan rongga pengintian disekitar inklusi, penggabungan ini
tumbuh dan bergandengan sampai terjadi kegagalan.
C. Jenis-Jenis patahan
Menurut yudi prasetyo, (2010), berdasarkan jejak perpatahannya
(fracture path), maka perpatahan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Perpatahan ulet
Material patah ulet ditandai dengan adanya deformasi platis
yang luas di sekitar retakan. Proses pemanjangan retak ini terjadi
cukup lama dan bisa dikatakan stabil. Hal ini menandakan bahwa
material melakukan perlawanan terhadap pemanjangan retakan
kecuali apabila tegangan yang terjadi diperbesar.
Gambar. 2.2 Menunjukan patah ulet yang tinggi.

Sumber : https://yudiprasetyo53.wordpress.com/2012/10
2. Patahan getas
Sedangkan untuk patah getas, retakan bisa menyebar secara
cepat dan tidak stabil dengan sedikitnya deformasi plastis yang
terjadi. Sekali tejadi retakan maka retakan akan menyebar meskipun
tanpa penambahan tegangan.
Gambar 2.3 Makroskopik chevron tanda pada permukaan fraktur
menunjuk kembali ke asal fraktur.

Sumber : https://yudiprasetyo53.wordpress.com/2012/10
D. Proses terjadinya patahan.
Terjadinya patahan ring piston menurut haruo tahara, sebagai
berikut: jika sebuah alat penyuntuk tanpa jarum dan berisi udara atau
gas ditutup ujungnya dengan jari telunjuk dan tangkai didorong dengan

ibu jari maka pada jari telunjuk akan terasa adanya tekanan yang
bertambah besar. Jika suatu gas mempunyai suatu volume V 1 dan
tekanan P1 ditempatkan pada temperatur tetap hingga volume jadi V 2
maka tekanan jadi
P2 dimana P1V1 = P2V2 = TETAP.............................................(2.1)
Disini tekanan dinyatakan dengan Kg f/cm 2 (Pa) dan volume dalam m 2.
Pada gas ideal terdapat perubahan keadaan istimewa yaitu :
1. Perubahan keadaan dengan proses temperatur

konstan

(Isothermal/isothermis).
Gas dimasukan kedalam silinder torak. Keadaan gas akan
dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan menekan torak. Suhu
gas dijaga agar tetap konstan dengan jalan mendinginkan dan
memanaskan silinder. Persamaan tersebut menjadi
P1V1=P2V2=TETAP........................................................................(2.2)
2. Perubahan keadaan dengan proses volume konstan (isometric ;
isochoris)
Keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
memanaskan silinder, sedang torak ditahan supaya jangan bergerak
sehingga volume gas dalam silinder tetap konstan . Persamaan gas

ideal dalam hal ini untuk volume V = konstan, menjadi

P2 V
T2

Karena

V1=

V2

konstan...............................................................(2.3)
maka

P1 V
T1

persamaan

keadaan

menjadi

P1
P2
=
T1
T2

...................................(2.4)
3. Perubahan keadaan dengan proses tekanan konstan (isobaric)
Keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
memanaskan silinder, sedang torak dibuat bebas bergerak sehingga

tekanan gas dalam silinder tetap konstan persamaan gas ideal


dalam hal ini untuk tekanan P = konstan, menjadi :
P1 V
P2 V
T1
T2
=
karena tekanan tetap = P 1 = P2 = tetap, maka

V1
V2
=
T1
T 2 .....................................................................................
.......(2.5)
4. Proses entropy (s)
Entropy adalah perbandingan panasyang di transfer selama
proses refersible dengan temperatur absolute system.
5. Effisiensi volumetris
Efisiensi volumetris didefinisikan sebagai perbandingan
volume udara bebas yang berhasil dikompresikan dan dikeluarkan
dari katup tekan terhadap volume perpindahan torak, persatuan
waktu.dalam bentuk persamaan :
Perpindahan torak = Vs x N =

x S x N (m3/min)...........................

(2.6)
E. Bentuk-bentuk patahan
Umumnya perpatahan material bersifat kompleks, dimana
perpatahan tidak hanya disebabkan oleh satu jenis perpatahan. Hal ini
dikarenakan pada saat penggunaan, suatu komponen dapat mengalami
banyak jenis pembebanan, misal gabungan beban tarik, tekan, geser,
dll. Material logam yang tidak homogen juga dapat menjadi penyebab
terjadinya

perpatahan

yang

kompleks.

Hadirnya

cacat,

inklusi,

endapan, segregasi akan mempengaruhi permukaan patahan. Selain


itu, material juga tidak bersifat 100% ulet atau getas. Contoh: Suatu
komponen yang mengalami kegagalan akibat penggetasan hidrogen.
Penggetasan hidrogen terjadi akibat adanya adsorbsi atom hidrogen ke
dalam material, yang kemudian akan membentuk molekul hidrogen di

dalam material. Hadirnya molekul hidrogen di dalam material akan


menimbulkan tekanan internal, dan tempat terjadinya inisiasi retak.
Selain itu, hadirnya molekul hidrogen akan menyebabkan terjadinya
diskontinuitas di dalam material yang dapat menyebabkan perpatahan
dekohesif.

Namun

permukaan

patahan

yang

dihasilkan

akan

menghasilkan perpatahan getas. Jadi pada kasus kegagalan akibat


penggetasan hidrogen, secara umum terjadi perpatahan dekohesif dan
perpatahan getas.
F. Faktor-faktor kompresor
Munurut Yudi Prasetyo (2010), patahan akibat kerapuhan dapat
terjadi karena terbentuknya fasa atau endapan yang getas pada
material. Terbentuknya

fasa atau endapan yang getas, dapat

disebabkan oleh beberapa faktor, seperti lingkungan pemrosesan,


perlakuan panas. Sehingga ketika material mengalami pembebanan
berlebih material akan cepat patah tanpa terjadinya deformasi plastik.
Hydrogen embrittlement. Penggetasan terjadi akibat absorbsi hidrogen
kedalam material. Strain age embrittlement. Pengetesan akibat proses
aging pada endapan, sehingga endapan bersifat brittle. Quennch age
embrittlement : penggetesan terjadi akibat terbentuknya karbida.
Tempered embrittlement : penggetesan terjadi akibat terbentuknya
karbida atau nitrida pada saat dilakukan proses tempering. Umum
terjadi pada baja perkakas. jadi pada kasus kegagalan akibat
penggetesan hidrogen, secara umum terjadi perpatahan dekohesif dan
perpatahan getas misal gabungan beban tarik, tekan, geser, dll.
Material logam yang tidak homogen juga dapat menjadi penyebab
terjadinya perpatahan yang kompleks Sigma-phase embrittlement:
penggetsan terjadi akibat terbentuknya fasa sigma yang getas pada
ferritic stainless steel
G. Logam Ring Piston Kompresor

1. Menurut Sularso dan Haruo Tahara (2006), pada dasarnya


kompressor torak cukup tebal untuk dapat menahan tekanan dan
terbuat dari bahan yang cukup kuat. Bentuknya juga harus sesuai
untuk dapat mengatasi pemuaian karena pemanasan pada langkah
kompressi.
1. Menurut Sutjiatmo (1981), pada dasarnya ring piston kompresor juga
dibuat baja tempa, dan ring piston harus di desain kuat dan pas
dengan bentuk alur piston agar pada pemasangan ring piston
berfungsi dengan baik hingga tidak mengalami kebocoran minyak
lumas antara piston dangan dinding silinder.
H. Ring piston kompresor
Ring piston kompresor memiliki 3 peranan penting, yaitu :
1. Mencegah blow by gas yaitu kebocoran campuran udara dan bahan
bakar serta gas pembakaran yang melalui celah antara torak dengan
dinding silinder ke dalam bak engkol selama langkah kompresi dan
langkah usaha.
2. Mengatur konsumsi oli mesin pada dinding silinder dan mencegah oli
yang melumasi torak dan silinder masuk ke ruang bakar.
3. Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder untuk membantu
mendinginkan torak.
I. Pengaruh patahnya ring piston kompresor.
Pengaruh patahnya ring piston sangat berpengaruh pada
menurunnya

produksi

udara

bertekanan

mengalami

penurunan

normalnya 27-30 kg/cm2 per 8 menit turun sampai 17-20 kg/cm2 per 8
menit. Setelah dilakukan tekanan tersebut adalah merupakan akibat
dari mengecilnya volume udara di dalam silinder karena dimanfaatkan
oleh torak jika volume semakin dikecilkan, dan tekanan semakin besar.
Hubungan antara tekanan dan volume gas dalam proses kompresi
tersebut dapat di uraikan sebagai berikut jika selama kompresi,

temperatur gas dijaga tetap pemeriksaan ditemukan kerusakan yaitu


patahnya ring piston pada kompresor udara tersebut.

J. Kerangka pikir
Sesuai dengan judul skripsi yang di ambil maka susunan
kerangka pikir adalah sebagai berikut:

Analisis patahnya ring piston pada


kompresor

Pengaruh patahnya ring


piston berdampak pada

Penyebab patahnya ring


piston

1. Tidak terpenuhinya
udara start M/E
2. Tidak terpenuhinya
udara untuk
akomodasi

Pelumasan yang kurang


sempurna

Analisa & permasalahan

Kesimpulan

Saran

Sumber : Data Peneliti : 2015


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Area, Tempat dan Waktu Penelitian


1. Area Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada saat melaksanakan
praktek laut di PT. MERATUS ADVANCE MARITIM jalan Mawar no.
36a banjarmasin 70112 kalsel -

Indonesia Telp. (0511)3351292,

3365505 fax (0511) 3351291


2. Tempat penelitian
Jenis penelitian
digunakan

penulis

adalah

dalam

semi

eksprimen,

melaksanakan

waktu

penelitian

yang

terhadap

permasalahan kompresor pada saat melaksanakan praktek laut di


kapal TB.MDM BORNEO
3. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap
patahnya ring piston pada kompresor mulai 29 juli 2013 sampai 11
agustus 2014.
B. Objek penelitian
1. Unit kompresor udara dengan data sebagai berikut :
Tabel 3.1 Ukuran komponen piston

Sumber : Buku manual dari kompresor TB. MDM BORNEO


C. Alat,Bahan dan Instrumen Penelitian.
1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian pada patahnya ring
piston kompresor adalah :
Tabel 3.2 : Daftar alat penelitian

Alat penelitian yang


digunakan
Kunci pas-ring /

No
1

combination wrench

Kegunaan
Untuk membuka
baut kompresor
Untuk membuka
mur

gambar

Ket

Baru

Baru

Obeng / screwdriver

Tang /

Melepas pin bush

Baru

Sigmat

Untuk mengukur
ketebalan ring
piston

Baru

Palu karet

Melapas bearing

baru

Sumber : Manual book kompresor TB. MDM BORNEO

2. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian pada patahnya ring
piston kompresor adalah :
Tabel 3.3 Daftar bahan penelitian

No

Bahan
penelitian yang
digunakan

Kegunaan

gambar

Ket

Baru

Baru

Baru

Digunakan untuk
1

Hydraulic oil

melumasi piston serta


bagian-bagiannya.

WD

Untuk membersihkan
baut dari kotoran.

Untuk membersihkan
3

Majun

benda atau alat yang


kotor.

Sumber : Manual book kompresor TB. MDM BORNEO

3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian pada patahnya
ring riston kompressor adalah
Tabel 3.4 Daftar instrumen penelitian

No

Instrumen/alat
ukur penelitian
yang digunakan

kegunaan

Ring Piston Pliers

Digunakan untuk

(pembuka)

membuka Ring Pston

gambar

Ket

Baru

Sumber : Manual book kompresor TB. MDM BORNEO

D. Gambar Instalasi Objek Penelitian


1. Gambar kompresor Tanabe LHC 33
Gambar 3.1 Konstuksi kompresor

Sumber : Manual book kompresor TB. MDM BORNEO


2. Gambar Ring Piston Pada kompresor, yaitu :
Gambar 3.2 (Ring Piston)

Sumber : Intruction manual book air compresors.


3. Gambar patahnya ring piston kompresor
Gambar 3.3 Ring piston yang patah

Sumber : Kompresor TB. MDM BORNEO


E. Sumber Data Penelitian
Data penelitian terdiri dari dua variable, yaitu :
1. Variabel terkait
Variabel terkait adalah hasil pengambilan ukuran dari test awal
yang dilakukan oleh pabrik pembuat sebagai ajuan standar yang
ditetapkan oleh badan keselamatan pelayaran dunia yaitu IMO
sesuai yang terlampir pada BAB I atau latar belakang sebelum
dilakukan uji coba dan setelah dilakukan uji coba dan hasil yang
dimasukkan dalam instruction manual book sebagai format baku
yang menjadi standar pengoperasian kompresor di kapal.
2. Variabel bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
besarnya ditentukan sebelum penelitian. Besar variabel diubah-ubah
untuk mendapatkan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terkait sehingga tujuan penelitian tercapai.
F. Metode penelitian
Adapun metode pengumpulan data yg digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Metode penelitian lapangan
Merupakan metode yang dipakai untuk mengumpulkan data
yang actual melalui pengamatan dilapangan, metode pengumpulan
data di lapangan melalai metode survey(observari), yaitu suatu cara

untuk mendapatkan data melalui pemantauan ke unit-unit sasaran


penelitian.
2. Metode penelitian pustaka
Metode ini digunakan melalui studi ke perpustakaan, literature
yang ada kaitannya dengan masalah ini baik buku-buku, laporan
penelitian, artikel dan lain-lain. Metode penelitian ini harus mencakup
semua aspek yang berkaitan dengan judul yang di angkat dan
diimplementasikan di obyek penelitian.
G. Cara mengambil data penelitian
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif yang bertujuan untuk mengungkapkan seluruh fakta
yang ada dilapangan dengan cara mendeskripsikan, mencatat , analisis
dan menginterprestasikan. kegiatan yang dilakukan setelah melalui
langkah untuk menganalisa yaitu mengadakan praktek laut diatas kapal
untuk mengetahui situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang di
harapkan lewat studi kepustakaan. Selanjutnya kita memulai identifikasi
masalah-masalah yang ada dan menetapkan apa yang menjadi tujuan
dari masalah yang kita temui. Maka kita dapat menentukan metode
penelitian yang sesuai.
Dari apa yang kita peroleh sesuai dengan langkah-langkah
diatas maka kita dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh, diolah sesuai dengan
teori dan metode yang kita tetapkan dari awal sebelum kita melakukan
pengumpulan data. Data yang kita olah kemudian kita analisa yang kita
peroleh dengan membandingkan hasil-hasil dari disiplin teori yang kita
gunakan. Dari hasil hitungan yang kita analisa kemudian kita membuat
pembahasan mengenai hal tersebut.
Setelah semuanya dianggap selesai maka kita boleh menarik
kesimpulan dari apa yang telah kita analisa dan kita bahas. Kemudian
kita memberikan seran yang sesuai dengan apa yang kita simpulkan
dan ini merupakan bahan masukan dalam meningkatkan kinerja
kompresor udara barulah langkah-langkah ini di anggap selesai.

H. Flow chart (Diagram Alur Penelitian)

MULAI
B
DOKUMEN
OBJEK YG
DITELITI

PERSIAP
SURVEY
START

MENGAMBIL DATA
(THERMIS MEKANIS)

PEMBAHAS
AN
KESIMPULA
N & SARAN
BUKTI
HASIL
SELESAI

THRMIS

MEKANIS

REKAP
DATA
UJI DATA
STATISTIK
OK

ANALISA DATA
DENGAN
A

I. Tabel Jadwal Penelitian

No

Tahun 2013
Bulan

Kegiatan
1

Pengumpulan data dan


referensi

Membahas judul

Penelitian judul & bimbingan


penetapan judul

Seminar judul

Penyusunan judul penelitian

Pengambilan data penelitian

10

Praktek Laut
Tahun 2014

11

12

Bulan
1

10

11

12

10

11

12

10

11

12

Praktek
Laut

Pengambilan data penelitian

Tahun 2015
Bulan
1
7

Penetapan judul untuk skripsi

Bimbingan dan penyusunan


skripsi

Tahun 2016
Bulan
1
9

Seminar hasil skripsi

10

Perbaikan seminar hasil skripsi

11

Bimbingan seminar tutup

12

Seminar tutup

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH
A. Data penelitian
1. Data spesifikasi kompresor
Objek penelitian yang penulis lakukan pada komrpesor udara
dengan data sebagai berikut :
Air compressor
Maker : Tanabe pneumatic machinery co . Ltd
Ship no
: 403A (Emergency Air Comp)
Model
: LHC-33
Type
: vertical 2 stage air cooling
Delivery air pressure
: 30 kg/cm2
Piston displacement
: 34.74 m3/h
Free air
: 45 kg/cm2
Revolution
: 1200 Rpm
Cylinder bore
High pressure cylinder
: 108 mm
Low pressure cylinder
: 124 mm
Length of stroke
: 80 mm

Power required
Motor
Maker
Output
Revolution
Voltage
Cycles

: 15,3 kw
: Rotor
: 15,3 kW
: 1200 Rpm
: 440 Volt
: 60 Hz
Sumber : TB. MDM BORNEO

2. Data kompresor
Table 4.1 Data komponen kompresor LHC 33
No.
1
2
3

name of parts
Crank case
Bearing cover
oil seal

Material
Cast iron
Cast iron
NBR

Retaining ring-c type

carbon tool steel 1

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

and cover
breather foot
oil cap assy
oil level gauge
crank shaft
main bearing
Spacer
thrust flange
cap screw
connecting rod
connecting rod bearing
piston pin bush
Piston
piston pin
piston ring (1st)
piston ring (2nd)
Cylinder
valve (1st) assy
valve holder(1st)
valve(2nd-suction) assy
valve(2nd-delivery) assy
valve holder(2nd-suction)
valve holder(2nd-delivery)

Steel
carbon steel
Plastic
Plastic
forged steel
bearing steel
carbon steel
Steel
Mr,Mo steel
forged steel
aluminium alloy
lead bronze
aluminium alloy
Cr, Mo steel
special cast iron
special cast iron
Cast iron
Cast iron

carbon steel
carbon steel

Q-ty
1
1
1

1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
3
4
1
1
1
1
1
1
1

28
29
30
31
32
33
34

suction filter assy


1
cooler 1st assy
1
cooler 2nd assy
1
loocking device assy
1
cooling fan
plastic & steel
1
fly wheel (for v belt drive)
Cast iron
1
fly wheel ( for direct drive)
Cast iron
1
Sumber : Kompresor udara type LHC 33
3. Data pengamatan
Data yang didapatkan dari hasil pengamatan selama
pengoperasian kompresor udara yang mana pengamatan tersebut
dilakukan mulai saat pengoperasian sampai dengan setelah Perbaikan,
maka didapatkan data seperti di bawah ini :
Tabel : 4.2 Data Valve Lift
No
1
2
3
4

Komponen
Low pressure
suction valve
Low pressure
delivery valve
High pressure
suction valve
High pressure
delivery valve

Tipe

Normal

Abnormal

VPZ-3110-D

1,0

0,6

VPZ-3110-D

0,9

0,6

VPZ-3110-D

0,9

0,7

VPZ-3110-D

0,9

0.5

Sumber : Kompresor udara tipe LHC-33


Keterangan : Dari tabel dapat kita lihat bahwa tekanan udara yang di
hasilkan baik itu low pressure maupun high pressure dimana suction valve
dan delivery valve adanya penurunan tekanan.
Tabel : 4.3 Data perbandingan udara yang dihasilkan sebelum rusak.
No

Kondisi pengoperasian

Sebelum
1

Kapal

overhaul (saat

berlayar

terjadi

Waktu

Tekanan
(P=kgf/cm2)

3 menit

7 kgf/cm2

6 menit

13 kgf/cm2

9 menit

19 kgf/cm2

12 menit

23 kgf/cm2

15 menit

26 kgf/cm2

3 menit

10 kgf/cm2

6 menit

15,5 kgf/cm2

9 menit

21 kgf/cm2

12 menit

25 kgf/cm2

15 menit

30 kgf/cm2

kerusakan)

Kapal
berlayar
Setelah
overhaul

Sumber : TB. MDM BORNEO

keterangan : Dari tabel dapat dilihat perbandingan udara yang dihasilkan


oleh kompresor udara baik di saat normal maupun setelah dilakukan
perbaikan dengan penggantian ring piston dari piston kompresor sehingga
proses produksi udara baik, sehingga terjamin udara start di atas kapal.
Tabel 4.4 Tekanan aliran dan temperatur air pendingin
No

Kondisi

Waktu

pengoperasian
1

Kapal

Sebelum

berlayar

overhaul
(saat terjadi

Kapal

kerusan)
Setelah

berlayar

overhaul

Air pendingin
Suhu
Tekanan

3 menit
6 menit
9 menit
12 menit
15 menit

(T=0C)
310C
360C
440C
500C
560C

(P=kg/cm2)
1,3 kg/cm2
1,3 kg/cm2
1,3 kg/cm2
1,3 kg/cm2
1,3 kg/cm2

3 menit
6 menit
9 menit
12 menit
15 menit

290C
330C
370C
410C
440C

2,0 kg/cm2
2,2 kg/cm2
2,3 kg/cm2
2,5 kg/cm2
2,5 kg/cm2

Sumber : TB. MDM BORNEO


B. Analisa
A. Analisa 1
Analisa perhitungan data disesuaik
an antara hipotesis yang telah ditetapkan untuk di analisa dengan data
hasil pengamatan langsung. Adapun hipotesis yang telah ditetapkan
dalam penelitian ini untuk dikaji yaitu :
1.Proses produksi udara yang sangat lama
Diketahui data hasil pengamatan langsung sebagai berikut :
Ts
: 200C
Td

: 10 kgf/cm2

Ps

: 1 atm = 1,033 kgf/cm2

:2

: 1,4

ditanyakan :

berapa lama proses udara untuk diproduksi dengan tekanan 30 kg/bar


sehingga tidak mengganggu untuk kebutuhan udara start motor induk
pada saat olah gerak sandar masuk pelabuhan.
Penyelesaian :
Pd
Td
Ts
(k-1)/mk
=
Ps

( )

Td

= temperatur mutlak gas keluar kompresor (........?)

Penyelesaian :
Td

= 20 x

Td
Jadi

Pd
Ps

( )

Ts

(k-1)/mk

10 kgf /cm2
1,033 kgf /cm2

(1,4 - 1) /2 x 1,4

= 20 x (9,68)1/28
= 20 x (9,68)o,357
= 20 x 2,248
= 44,980C
Td

: temperatur gas mutlak yang keluar dari kompresor yaitu:

44,980C atau dapat dibulatkan menjadi 45 0C . dimana yang tertulis


didalam manual book kompresor udara TANABE-LHC-33, bahwa
temperatur harus tetap terjaga pada 450C atau kurang.
a. Perpindahan torak
Volume gas yang dimampatkan permenit disebut perpindahan torak, jadi
untuk mengetahui perpindahan torak digunakan persamaan :
Perpindahan torak :
Vs
= D2 x S x N (m3/min)

Vs x N = 4 x S x N (m3/min)
Di mana :
Dik :

= 3,14
D
= 124 mm (LP) = 0,124 m
D
= 108 mm (LP) = 0,108 m
S
= 80 mm = 0,80 m
N
= 1200 rpm
Dit : Qs =........ m3/min

Penyelesaian :

Qs
= 4 D2 x S x N

3,14
4

(0,124)2 x 0,08 x 1200

= 0,785 x 0,0153 x 0,08 x 1200


= 0,0120 x 0,08 x 1200
= 9,6 x 10-4 x 1200
Qs= 1,152 m3/min
Jadi volume gas yang dimampatkan oleh kompresor udara tiap menitnya
pada silinder LP yaitu : 1,152 m3. Sedangkan pada silinder HP yaitu :
Qs=

4
3,14
4

D2 x S x N

(0,108)2 x 0,08 x 1200

= 0,785 x 0,0116 x 0,08 x 1200


3

= 9,106x 10

4
= 7,2848 x 10

x 0,08 x 1200
x 1200

Qs = 0,874 m3/min
Jadi, volume gas yang dimampatkan oleh kompresor udara tiap menitnya
pada silinder HP yaitu : 0,874 m3. Maka dari perhitungan diatas jumlah
volume keseluruhan gas yang dimampatkan oleh kompresor udara yaitu :
Qs tot = Qs LP + Qs HP
Qs tot = 0,152 m3/min + 0,874 m3/min
Qs tot = 2,026 m3/min
Jadi total volume gas yang dimampatkan yaitu :

Qs tot = 2,026m3/min.
b. Unjuk kerja kompresor
Dimana untuk mengetahui takanan udara dan waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan udara bertekanan sebanyak 30 bar yaitu dengan
menggunakan persamaan :
Wk

2n
n1 x P1 x V1 ( rps

n1
1
n

) x jumlah tingkat

Di mana :
Dik :
N

= politropi udara antara 1,25 1,35, diambil n=1,3

P1

= 1,01,325 x 101,3x 10

DLP

= 124 mm =0,124 m

DHP

= 0,108 m

= 3,14

Jumlah tingkat = 2

Dit :
Wk = kerja kompresor
Rps = tekanan intermediet kompresor
V1

= volume udara pada low pressure (LP)

Penyelesaian :
Rps =

P 32
P1

30
1

= 5,477

VLP

= 2 x 3,14 x

( 12 x 0,124 )

= 6,28 x ( 0,3844 )
VLP

= 2,414 m3

Setelah mengetahui nilai daripada rps dan V LP maka :

Wk=

2n
n1 x P1 x V1 ( rps

W k =1

n1
1
n

x 101,3x10 x 2,414( rps

) x jumlah tingkat

n1
1
n

1 x 101,3x103 x 2,414( 5,477

= 101,3x10 x 2,414( 5,477

1,31
1
)x
1,3

1,31
1
)x2
1,3

= 244,53 x 103 x ( 5,4770,53 -1 ) x 2


= 244,53 x 103 x ( 2,462 -1 ) x 2
= 244,53 x 103 x ( 1,462) x 2

)x2

= 357,502
W k =

W k / s=W k

715,004 x 103

xt
= 715,004 x 20

W k / s=14300,08 kj

jadi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tekanan normal


yaitu :

P =

Wk
t

t =

Wk
P

t =

14300,08
15500

t = 0,9225 s
t = 0,0153 x 103
t = 15,375 menit
jadi waktu yang dibutuhkan oleh kompresor udara untuk mencapai
tekanan normal senilai 30 bar yaitu : 15,375 menit
B. Analisa 2

Analisa perhitungan data disesuaikan antara hipotesis yang


telah ditetapkan untuk di analisa dengan data hasil pengamatan langsung.
Adapun hipotesis yang telah ditetapkan dalam penelitian ini untuk dikaji
yaitu :
Adanya tekanan berlawanan pada piston ?
Dik :

= 3,14

= 124 mm (LP) = 0,124 m

= 108 mm (LP) = 0,108 m

= 80 mm = 0,80 m

= 1200 rpm

Dit :
Qs

= m3/min

Penyelesaian :
Qs

3,14
4

D2 x S x N

(0,124)2 x 0,08 x 1200

= 0,785 x 0,0153 x 0,08 x 1200


= 0,0120 x 0,08 x 1200
= 9,6 x 10-4 x 1200
Qs = 1,152 m3/min
Jadi volume gas yang dimampatkan oleh kompresor udara tiap menitnya
pada silinder LP yaitu : 1,152 m3. Sedangkan pada silinder HP yaitu :

Qs = 4 D2 x S x N

3,14
4

(0,108)2 x 0,08 x 1200

= 0,785 x 0,0116 x 0,08 x 1200


3

= 9,106 x 10

x 0,08 x 1200

= 7,2848 x 10-4 x 1200


= 0,874 m3/min

Qs

Jadi volume gas yang dimampatkan oleh kompresor udara tiap menitnya
pada silinder HP yaitu : 0,874 m3.
Maka dari perhitungan diatas jumlah volume keseluruhan gas yang
dimampatkan oleh kompresor udara yaitu :
Qs tot = Qs LP + Qs HP
Qs tot = 1,152 m3/min + 0,874 m3/min
Qs tot = 2,026 m3/min
Jadi total volume gas yang dimampatkan yaitu :
Qs tot = 0,672 m3/min.

C. Tabel rekap hasil analisa 1 dan 2.


Tabel 4.5 tabel hasil analisa data

No

IMB
Tekanan Suhu
30

Normal
Tekanan Suhu
30

27-

Abnormal
Tekanan Suhu
40

450C

1
kgf/cm

Penjelasan

560C
kgf/cm

45 C

kgf/cm

Selisih
Tekanan
Suhu
10
110C
2
kgf/cm

Sumber : kompresor udara tipe LHC-33


tabel : sesuai konstruksi manual book

kompresor

menghasilkan udara dengan tekanan 30 kgf/cm2 dengan suhu

450C

Begitupun dengan kondisi kompresor dalam keadaan normal, tetapi saat

terjadi trouble tekanan berkurang dan suhu cooling water meningkat.


Setelah dilakukan pengecekan terjadi selisih tekanan dan suhu.

D. Grafik dari tabel rekap hasil analisa 1 dan 2.


Gambar 4.1 Grafik hasil produksi udara kompresor saat keadaan
normal, abnormal dan IMB.
35
30
25
20

NORMAL
ABNORMAL

15

IMB

10
5
0
3 menit

6 menit

9 menit

12 menit

15 menit

Sumber : Kompresor udara Tipe LHC 33


Keterangan grafik : Dari grafik dapat kita lihat sesuai instruksi manual
book ditunjukkan pada garis hijau, dan keadaan normal ditunjukkan pada
garis warna biru, sedangkan warna merah ditunjukkan ketika terjadi
trouble(masalah).

Gambar 4.2 Grafik air pendingin pada pengoperasian normal, abnormal


dan IMB
60

50
40
NORMAL

30

ABNORMAL
IMB

20

10

0
3 menit

6 menit

9 menit

12 menit

15 menit

Sumber : Kompresor udara Tipe LHC 33


Keterangan grafik : Dari grafik dapat kita lihat sesuai instruksi manual
book ditunjukkan pada garis hijau, dan keadaan normal ditunjukkan pada
garis warna kuning, sedangkan warna merah ditunjukkan ketika terjadi
trouble(masalah).

Gambar 4.3 Grafik hasil produksi udara pada kompresor udara setelah
perbaikan.
35
30
25
20
NORMAL
IMB

15
10
5
0
3 menit

6 menit

9 menit

12 menit

15 menit

Sumber : Kompresor udara Tipe LHC 33


Keterangan grafik : Dari grafik dapat kita lihat sesuai instruksi manual
book ditunjukkan pada garis warna hijau, dan keadaan normal ditunjukkan
pada garis warna biru grafik diatas menunjukkan keadaan kompresor
setelah diperbaiki.
1. Analisa kerusakan
Kompresor dalam pengoperasian sering mengalami gangguan yang
menyebabkan kompresor tidak bekerja secara optimal. Sehingga dalam
memproduksi udara yang dihasilkan sering mengalami penurunan
tekanan udara dan tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. Salah
satu gangguan tersebut adalah kerusakan pada ring piston, sehingga
udara kompresi berkurang dan udara yang dihasilkan tidak mencapai
standar yang dapat menghambat operasi dari semua peralatan yang ada
diatas kapal, khususnya peralatan yang menggunakan udara bertekanan.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan lamanya pengisian udara
bertekanan pada kompresor udara menurut hipotesis yaitu :

1. Kerusakan pada katup tekanan tinggi dan tekanan rendah.


Dimana hal-hal yang dapat menyebabkan katup isap dan katup tekan
tekanan tinggi tidak berfungsi dengan baik antara lain :
a. Adanya kerak yang melekat pada katup tekanan tinggi dan
katup tekanan rendah.
Katup tekanan tinggi dan katup tekanan rendah yang digunakan pada
kompresor udara dapat membuka dan menutup kembali sebagai akibat
dari perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dan bagian luar
dilinder. Pada katup tekanan tinggi dan katup tekanan rendah tersebut
banyak kerak yang melekat sehingga katup tidak bekerja dengaan baik.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kerak pada katup
hisap dan katup tekan antara lain
1) Adanya kotoran atau debu yang terhisap dari luar terbawa
oleh udara.
2) Suhu didaerah pengisian terlalu lembab.
Katup tekanan rendah dan katup tekanan tinggi pada saat terjadinya
langkah isap tidak bekerja dengan baik, karena adanya kerak yang
menahan pegas tersebut. Adanya kerak yang mempengaruhi kerja katup
tersebut karena banyaknya kotoran debu yang terbawa bersama dengan
udara, dimana pada saringan hisap tidak dapat menahan kotoran debu
yang ikut dengan aliran udara karena pada saringan tersebut sudah rusak
atau bocor sehingga tidak dapat menyaring udara dengan bersih yang
akan dimanfaatkan torak masuk kedalam bejana.
b. Adanya goresan pada permukaan katup tekanan tinggi dan
katup tekanan rendah.
Katup tekanan tinggi dan katup tekanan rendah berfungsi untuk membuka
dan menutup untuk setiap langkah torak. Permukaan katup hisap harus
dijaga sebaik mungkin agar tidak ada goresan. Apabila pada katup
terdapat goresan, akan menyebabkan udara akan lolos pada tekanan
tinggi. Goresan pada katup kompresor udara disebabkan oleh debu atau
pasir yang terhisap oleh kompresor udara. Dari permasalahan ini akan
membuat produksi udara pada kompresor udara akan minim.
c. Faktor jam kerja ( running hours )
Kerusakan pada katup di pengaruhi oleh jam kerja dimana
katup sudah mencapai jam kerjanya sehingga katup tersebut sudah harus

diganti. 3000 jam, dimana secara otomatis sifat-sifat mekanis yang


ditimbulkan oleh katup tidak lagi berfungsi dengan baik, terkadang usia
belum melewati batas maksimum sudah mengalami kerusakan atau
keretakan yang membuat katup itu tidak lagi bekerja dengan baik
sehingga harus diganti lagi dengan yang baru.
Adapun faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan menurunnya produksi
udara bertekanan pada kompresor udara yaitu :
1. Kerusakan pada ring piston
Ring piston merupakan salah satu komponen yang dipasang dalam alur
ring pada piston atau torak. Diameter luar ring piston sedikit lebih besar
dibanding dengan piston itu sendiri. Ketika ring piston terpasang, ring
piston yang sifatnya elastis akan mengambang, sehingga menutup
dengan rapat pada dinding silinder. Ring piston terbuat dari baja tuang
spesiasl yang tidak akan merusak dinding silinder. Kerusakan ring piston
disebabkan

keausan

dimana

udara

yang

dihisappada

kompresor

umumnya bukan udara bersih melainkan udara yang masih mengandung


debu dan kotoran-kotoran padat disekitar daerah kompresor tersebut.
Adapun penyebab keausan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
ring piston yaitu :
a. Pelumasan yang kurang optimal
Pelumasan merupakan salah satu faktor yang sangat berfungsi untuk
mengurangi gesekan, mengurangi keausan, mencegah korosi dan
memindahkan panas serta masih banyak fungsi lainnya. Bagian-bagian
kompresor yang memerlukan pelumasan adalah bagian-bagian yang
bergerak saling meluncur seperti ring piston, silinder, torak, metal-metal,
bantalan batang penggerak dan bantalan utama. Jika komponen yang
memerlukan pelumasan tidak terpenuhi maka terjadi keuasan yang lama
kelamaan terjadi kerusakan bahkan terjadi kepatahan pada ring piston,
goresan pada silinder serta komponen lain seperti yang memerlukan
pelumasan.

Pelumasan

pada

komponen

kompresor

harus

selalu

diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang mengakibatkan produksi


udara bertekanan menurun.
Kurang optimalnya pelumasan disebabkan :

1) Kurangnya minyak lumas dalam karter, disebabkan tidak


memperhatikan level minyak lumasnya yang sudah
melewati

batas

minimum

saat

mengoperasikan

kompresor.
2) Macetnya saringan minyak lumas.
Tabel 4.6 level minyak lumas kompresor udara
Model

Batas maksimum

Batas minimum

1,7 liter

0,6 liter

Sumber : instruction manual book compressor TB.MDM BORNEO


Tabel 4.7 Jenis minyak lumas
Model

Viscosit

Operation

Oil capacity

Brand name

Dacnis

y
ISO : 100

250-300 Hours

Mineral oil

100
Neurex

S.A.E 30

250-300 Hours

(H) 11.5 - (L)

Mineral oil

DF 100
Meditran
Super

S.A.E 40
MX 30

300+ Hours
300+ Hours

8
-

Mineral oil
Mineral oil

MDL
Sumber : Instruction manual book compressor TB.MDM BORNEO
Dari tabel diatas adalah minyak lumas yang disarankan oleh instruction
manual book compressor dan minyak lumas yang digunakan diatas kapal.
b. Beban
Beban berlebihan pada pengoperasian kompresor yang tidak pernah
berhenti atau istirahat dimana disarankan pada instruction manual book
compressor yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada ring
piston. Hal ini menyebabkan minyak lumas terlalu panas dan tidak
berfungsi sebagai minyak lumas yang baik.
1) Jam kerja (running hours)

Kerusakan pada ring piston dapat dipengaruhi oleh sehingga lamakelamaan akan aus dan bila sudah melewati batas kerja maksimum
secara otomatis sifat-sifat mekanis yang ditimbulkan oleh ring piston
Akan berkurang dan mengakibatkan ring piston tidak lagi berfungsi
dengan bai k, dimana komponen ini mempunyai batas maksimum 2000
jam. Jika jam kerja pada ring piston telah mencapai batas kerja atau ring
piston belum mencapai batas kerja tetapi mengalami kerusakan maka
segera lakukan penggantian komponen.
Tabel 4.8 Jam kerja komponen kompresor
Item

Operating

Basic size

replacement

time
Piston ring 1
2000 h
124 mm
0,5 mm
Piston ring 2
2000 h
108 mm
0,4 mm
Low pressure
2000 h
2000 h
High pressure
2000 h
2000 h
Lubricating oil 250-300 h
300 h
Sumber : Engine room TB.MDM BORNEO
C. Pembahasan hasil analisa data
Sesuai hasil perhitungan di atas dan di bandingkan dengan data
statistik terdapat perbedaan nilai, ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9 perbedaan data statistik data hasil analisa
No.
1.

Data statistik spesifik


30 kgf/cm2

Hasil analisa
2
40 kgf/c m

2.

3
1,152 m /min

2,026

m3

Ket
-

/min
Sumber : Instruction manual book compressor TB.MDM BORNEO
Sesuai tabel 4.9 terdapat perbedaan yang sangat signifikan yang
menyebabkan patahnya ring torak karna
1. Proses produksi udara sangat lama hingga masuk dalam botol angin.
2. Lamanya tekanan udara dalam proses sehingga terjadi tekanan
udara berlawanan pada piston yang menimbulkan piston sulit

bergerak bergerak naik turun dan ring torak mengalah dah


mengalami patah.
D. Penanganan pembahasan hasil analisa data
1. Perawatan dan pemeliharaan secara rutin.
Untuk menghindari patahnya ring piston Kompresor udara dari hasil
analisa tersebut diatas maka di perlukan suatu langkah-langkah
pencegahan sebagai berikut :
a. Harus dijaga kandungan udara agar PH nya tetap stabil tidak
terlalu basa sehingga menimbulkan tekanan lebih karna terjadi
penguapan akibat dari temperatur yang berlebihan.
b. Kadar kelembaban udara luar yang dihisap oleh kompresor karna
perbedaan rute pelayaran yang menyebabkan jumlah udara yang
di hisap oleh kompresor memakan waktu yang lama sehingga di
daerah tempat kejadian termasuk kadar kelembaban udaranya
kurang dari volume yang sebenarnya dan setiap berada di daerah
tersebut kompresor selalu ada kelainan tentang udara tersebut
yang lama di produksi menyebabkan kompresor memproduksi
udara sesuai kententuan IMO.
2. Pengaturan pengelolaan penggunaan kompresor udara
Kompresor tersebut selalu di atur pemakaiannya agar kebutuhan udara
di start untuk motor induk selalu terpenuhi dengan menerapkan
manajemen pengelolaan penggunaan permesinan di atas kapal.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas yang mana terdapat pada bab
analisa permasalahan, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab
terjadinya gangguan pada kompresor udara sehingga mengakibatkan
patahnya ring piston kompresor dan sehingga proses produksi udara
membutuhkan waktu yang relatif lama yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu:
1. Kurangnya minyak lumas pada penampung oli sehingga terjadinya
pelumasan kurang sempurna.
2. Kotornya udara yang di supply oleh kompresor udara.
B. Saran-saran

Adapun saran-saran yang penulis berikan pada skripsi hasil


penelitian ini, antara lain :
1. Perhatikan level minyak lumas pada penampung oli kompresor.
2. Bersihkan daerah sekitar kompresor setiap hari.
3. Lakukan perawatan pada kompresor udara agar dapat mencegah
kerusakan lanjutan pada kompresor.

DAFTAR PUSTAKA

Eka Yogaswara,Mahfud Effendi, dan H. Rikam (2008), Kompresor,


Penerbit. CV. Arvino Raya.
William D. Callister (2000), Material Science and Engineering. United
States of America
Tanabe pneumatic machinery co . Ltd, Air Compresor Instruction
Manual Book, Osaka Japan
Sneeden and Keer (1976), Applied Heat Engine, England
Sularso dan Haruo Tahara (2006), Pompa Dan Kompresor, Penerbit PT.
Pradnya Paramita.
Tri Joko Hananto(2009), Mesin Fluida Kompresor Torak, Penerbit
ITB Bandung
Sutjiatmo (1981), Baja Tempa PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Surdia

T. dan Saito S., 1995, Pengetahuan Bahan


Cetakan Ketiga, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Teknik,

Hasibuan, A. (2009), Sifat tarik komposit Skripsi Teknik Mesin


UMY
Fritz Dietzel (1993), Turbin Pompa Dan Kompresor, Penerbit Erlangga.

Você também pode gostar