Você está na página 1de 83

1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................ i
MUKADIMAH ........................................................ 1
Anggaran Dasar AMGPM ....................................... 2
Memori Penjelasan AD AMGPM ............................. 6
Anggaran Rumah Tangga AMGPM ........................ 12
Memori Penjelasan ART AMGPM ......................... 25
Perbandingan Amandemen AD AMGPM ............... 32
Perbandingan Amandemen ART AMGPM .............. 39
Lagu Wajib AMGPM ............................................ 69
Logo AMGPM .......................................................... 71

MUKADIMAH
KAMI
ANGKATAN
MUDA
GEREJA
PROTESTAN MALUKU
SELAKU BAGIAN
INTEGRAL
DARI
GEREJA
PROTESTAN
MALUKU,
MENGAKU
BAHWA
YESUS
KRISTUS ADALAH TUHAN DAN JURU
SELAMAT, SESUAI DENGAN KESAKSIAN
FIRMAN ALLAH DI
DALAM ALKITAB.
BERDASARKAN KASIH-NYA YANG AGUNG
ITU, ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN
MALUKU
BERUSAHA
MEMBIMBING
ANGGOTA - ANGGOTANYA DI DALAM
WILAYAH GEREJA PROTESTAN MALUKU
KEPADA TANGGUNGJAWABNYA
SEBAGAI
ANGGOTA TUBUH KRISTUS UNTUK TURUT
AKTIF MELAYANI GEREJA, MASYARAKAT
,BANGSA
DAN
NEGARA
INDONESIA
MENUJU MASYARAKAT YANG ADIL DAN
MAKMUR BERASAZKAN PANCASILA DALAM
TUGAS SELAKU RASUL, IMAM DAN NABI
OLEH KETAATAN MUTLAK KEPADA YESUS
KRISTUS, TUHAN GEREJA, DAN DUNIA
SAMPAI IA DATANG KEMBALI.

ANGGARAN DASAR
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
MUKADIMAH
Kami Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku selaku bagian integral
dari Gereja Protestan Maluku, mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan
Juru Selamat, sesuai dengan kesaksian firman Allah di
dalam Alkitab.
Berdasarkan kasih- Nya yang agung itu, Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku berusaha membimbing anggota - anggotanya di dalam wilayah Gereja
Protestan Maluku kepada tanggungjawabnya sebagai anggota tubuh Kristus
untuk turut aktif melayani gereja, masyarakat ,bangsa dan negara Indonesia
menuju masyarakat yang adil dan makmur berasazkan Pancasila dalam tugas
selaku Rasul, Imam dan Nabi oleh ketaatan mutlak kepada Yesus Kristus, Tuhan
Gereja dan dunia sampai Ia datang kembali.
BAB I
NAMA, WAKTU, WILAYAH DAN
KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku, selanjutnya
disingkat AMGPM.
Pasal 2
AMGPM didirikan pada tanggal 27 Maret 1933 oleh Gereja Protestan Maluku
(GPM) untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya, dan tetap berkordinasi
dengan GPM
Pasal 3
Medan pelayanan AMGPM meliputi seluruh wilayah pelayanan GPM yang
berada di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Pasasl 4
Pusat pimpinan AMGPM berkedudukan di Pusat Pimpinan Gereja Protestan
Maluku (GPM).
BAB II
T U J U A N
Pasal 5
Tujuan AMGPM ialah membina pemuda gereja sebagai pewaris dan penerus
nilai-nilai Injili agar memiliki ketahanan iman, Iptek, sosio ekonomi, sosio
budaya dan sosio politik, untuk mewujudkan tanggung jawabnya dalam
kehidupan bergereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB III
PENGAKUAN
Pasal 6
1. Dalam ketaatan kepada Firman Allah sebagaimana disaksikan dalam Alkitab
oleh Kuasa Roh Kudus, AMGPM mengaku bahwa : YESUS KRISTUS ADALAH
TUHAN DAN KEPALA GEREJA, TUHAN ATAS SEJARAH BANGSA-BANGSA, DAN
ALAM SEMESTA, JURU SELAMAT DUNIA.
2. AMGPM mengungkapkan pengakuan ini di dalam persekutuan, pemberitaan
Injil dan pelayanan.
3. AMGPM menolak segala sesuatu yang secara dasariah bertentangan dengan
pengakuan ini.

BAB IV
2

AZAS BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA


Pasal 7
Dalam terang pengakuan sebagaimana disebutkan pada Bab III pasal 6, maka
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, AMGPM berasazkan
Pancasila.
BAB V
M O T O
Pasal 8
Moto AMGPM : KAMU ADALAH GARAM DAN TERANG DUNIA (Matius 5, ayat 13a
dan 14a)
BAB VI
AMANAT PELAYANAN
Pasal 9
Amanat pelayanan adalah seluruh bentuk kegiatan yang dilaksanakan sesuai
tujuan, pengakuan, asas, dan moto organisasi.
BAB VII
STATUS DAN BENTUK
Pasal 10
S T A T U S
1.Sebagai bagian integral dari Gereja Protestan Maluku, AMGPM adalah
organisasi pemuda gereja yang fungsional dan merupakan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang tetap berakar pada Gereja,dan terbuka
kepada dunia.
2.AMGPM adalah organisasi kader dan wadah tunggal pembinaan pemuda
GPM.
Pasal 11
B E N T U K
Sesuai bentuk Gereja Protestan Maluku, AMGPM berbentuk kesatuan.
Pasal 12
Pembagian daerah kerja disesuaikan dengan pembagian daerah pelayanan
GPM, dengan jenjang sebagai berikut :
1.
Pengurus Besar pada tingkat Sinode
2.
Pengurus Daerah pada tingkat Klasis
3.
Pengurus Cabang pada tingkat jemaat
4.
Pengurus Ranting pada tingkat jemaat/sektor pelayanan.
BAB VIII
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Anggota AMGPM adalah warga Gereja Protestan Maluku berusia 17 45 tahun.
BAB IX
ALAT-ALAT KELENGKAPAN
Pasal 14
1.
Alat kelengkapan organisasi terdiri dari lembaga legislatif dan lembaga
eksekutif.
2.
Yang dimaksud dengan lembaga legislatif, terdiri dari :
a. Kongres
b. Musyawarah PimpinanParipurna (MPP)
c. Konferensi Daerah (Konferda)
d. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD)
e. Konferensi Cabang (Konfercab)
f. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang (MPPC)
3

g. Rapat Ranting
h. Rapat Kerja Ranting
3.
Yang dimaksud dengan lembaga eksekutif terdiri dari :
a. Pengurus Besar, disingkat PB
b. Pengurus Daerah, disingkat PD
c. Pengurus Cabang, disingkat PC
d. Pengurus Ranting, disingkat PR
BAB X
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 15
1.
Pengambilan keputusan di dalam AMGPM didasarkan pada prinsip
musyawarah untuk mufakat.
2.
Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan
diambil berdasarkan pemungutan suara.
BAB XI
PERBENDAHARAAN
Pasal 16
Perbendaharaan AMGPM adalah segala harta milik, sumber-sumber dana yang
berupa uang, barang yang bergerak dan tidak bergerak, yang menjadi milik
organisasi
BAB XII
HUBUNGAN DAN KERJA SAMA
Pasal 17
1. Dalam Upaya mewujudkan keesaan Gereja, maka AMGPM tetap berusaha
membina hubungan oikumenis dengan organisasi pemuda gereja di seluruh
Indonesia, (gereja anggota PGI), Dewan gereja Asia (DGA), Dewan Gereja se
dunia (DGD), kerjasama juga dapat dilakukan dengan Lembaga keagamaan
lainnya.
2. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, AMGPM
bekerjasama dengan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda, lembaga-lembaga
pemerintah dan non pemerintah, dengan tetap berpegang teguh pada
tujuan, pengakuan, azas, Amanat Pelayanan dan Moto Organisasi.
BAB XIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 18
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dapat dibubarkan atau membubarkan
diri, jika mendapat persetujuan Kongres dengan jalan musyawarah untuk
mufakat dan dengan memperhatikan pertimbangan Sinode GPM, cq BPH
Sinode GPM.
Pasal 19
Tatacara pembubaran atau dibubarkan, peleburan atau meleburkan diri, diatur
di dalam ART.
BAB XIV
PERUBAHAN ATAU PENAMBAHAN
Pasal 20
Perubahan atau penambahan Anggaran Dasar ini dapat dilakukan atau
dianggap sah, apabla
mendapat persetujuan Kongres dengan jalan
musyawarah untuk mufakat dan dengan memperhatikan pertimbangan Sinode
GPM, cq BPH Sinode GPM.

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal yang belum dimuat dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lain dengan ketentuan tidak
bertentangan Anggaran Dasar.

DITETAPKAN
:
PADA TANGGAL :

AMBON
14
OKTOBER

2010
PIMPINAN SIDANG
MAJELIS KETUA :
1. JOHAN RAHANTOKNAM, ST
2. Dra.Ny ERLYN TOUSUTA/T
3. JOSEPH SAPASURU
4. J. LAMER
5. Pdt. F.V. ADRIANZ

SEKRETARIS P

Pdt. A. J. Ti

MEMORI PENJELASAN
ANGGARAN DASAR
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
PENJELASAN UMUM
Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) adalah sumber hukum
yang lebih dikenal dengan sebutan konstitusi. Sebagai konstitusi ia
merupakan hukum yang mengatur dan mengikat anggota maupun lembaga
sebagai aparat pelaksana organisasi pada semua jenjang kepemimpinan
organisasi demi pencapaian tujuan organisasi. Konstitusi berarti pula Hukum
Dasar. Sebagai Hukum Dasar ia merupakan hukum yang tertinggi di
dalam berorganisasi dimana semua hukum dan peraturan-peraturan
didalam organisasi lahir daripadanya dan tidak boleh bertantangan (harus
konkordan) denganya. Pandangan ini pun mengisyaratkan, bahwa peraturanperaturan organisasi AMGPM lainnya yang dibuat kemudian harus
merupakan usaha penjabaran lebih lanjut dari padanya, dan mesti dalam
rumusan-rumusannya.
Anggaran Dasar (AD) adalah aturan pokok dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
adalah kelengkapan dari aturan pokok tersebut. sebagai aturan pokok dan
sebagai kelengkapan dari aturan pokok keduanya merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Aturan-aturan
pokok yang diatur dalam bagian AD kemudian diatur lebih lanjut (dirinci)
didalam bagian ART. Dalam bagian ART juga diatur tentang aturan aturan lain
yang sebelumnya tidak terdapat didalarn AD tetapi yang tidak bertentangan
dengannya (juncto AD Bab XV, pasal 21).
Secara keseluruhan baik aturan pokok (AD) maupun kelengkapan dari aturan
pokok (ART) pada dasarnya telah mengatur hal-hal pokok bagi kehidupan
organisasi, yang meliputi
1. Keanggotaan organisasi,
2. Kelembagann organisasi, dan
3. Hubungan antara keanggotaan organisasi dan kelembagaan organisasi
Hal-hal pokok diatas dijabarkan dan diatur didalam pasal-pasal Batang
Tubuh, dengan sistimatika sebagai berikut
Anggaran Dasar,
1. Mukadimah, 2 alinea.
1. Ketentuan pokok : Bab I. Pasal 1, 2, 3 dan 4 ; Bab II Pasal 5 ; Bab III Pasal 6 ; Bab
IV Pasal 7 ; Bab V Pasal 8 ; Bab VI Pasal 9.
2. Sistim Organisasi : Bab VII Pasal 10, 11 dan 12 ; Bab VIII Pasal 13 ;
Bab IX Pasal 14 ; Bab X Pasal 15, Bab XI Pasal 16, Bab XII Pasal 17
3. Lain lain : Bab XIII Pasal 18 dan 19 ; Bab XIV Pasal 20, Bab XV pasal
21.
Anggaran Rumah Tangga :
1.
2.

Uraian Amanat Pelayanan, Bab I, Pasal 1


Uraian Sistim Organisasi,
Bab II Pasal 2, 3, 4, 5, 6 dan 7; Bab III Pasal 8 ;
Bab IV Pasal 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 ; Bab. V
Pasal 17, 18. 19. 20. 21, 22 dan 23 ; Bab VI Pasal
24 ; Bab VII Pasal 25
7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13 Bab V Pasal 14, 15, 16
Bab VIII Pasal 26, 27 dan 28 ;

3.

Lain lain

Bab IX Pasal 29 ; Bab X Pasal 30 ; Bab XI Pasal 31

Beberapa bal yang perlu diperhatikan dalam hubunggnnya dengan


konstitusi organisasi, antara lain:
1. Secara konstitusional, konstitusi organisasi terdiri dari Mukadimah, Batang
6

Tubuh dan Memori Penjelasan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang


utuh-menyeluruh.
2. Mukadirnah AD yang memuat beberapa motivasi pokok kemudian
dijabarkan dalam pasal-pasal Batang Tubuh.
3. Memori Penjelasan merupakan bagian yang memuat penjelasan atas
Mukadimah AD dan Batang Tubuh AD/ART.
II. PENJELASAN ANGGARAN DASAR
Mukadimah
Dari formatnya, Mukadimah AD AMGPM terdiri dari 2 (dua) alinea Kedua alinea
tersebut mengandung pokok pikiran, yang diuraikan sebagai berikut :
Alinea pertama mengandung 2 (dua) pokok pikiran yang menekankan pads
keberadaan kelembagaan dan komitmen kelembagaan AMGPM, antara lain :
1. AMGPM dirikan dan diasuh oleh GPM oleh karena An selaku. bagian integral
dari gereja Protestan Maluku, disamping menunjukan pertalian sejarah
kehadiran organisasi ini dengan GPM sebagai pendiri; juga menunjukan
pandangan eklesiolegis GPM yang memandang seluruh Umat GPM
(temasuk Pemuda yang menjadi Anggota anggota Angkatan Muda GPM)
sebagai satu kesatuan.
Panggilan sejarahnya sangatlah melekat-kuat dan nampak jelas pada sosok
keberadaan kelembagaan AMGPM sebagai organisasi yang didirikan
oleh Gereja Protestan Maluku.
Berdasarkan catatan sejarah, timbulnya kesadaran bagi gerakan pemuda
kristen dalam GPM khususnya terhadap soul-soul gerejawi di Maluku adalah
motivasi pokok yang telah melahirkan organisasi Pemuda Gereja Protestan
Maluku
Berawal dari Persatuan Pemuda Masehi Maluku (PPMM) yang berdiri pada
tahun 1940 yang kemudian dirobah namanya menjadi Persatuan Pemuda
Kristen Maluku (PPKM) yang
pada tahun 1949 telah turut diikutsertakan dalah usaha-usaha
mempersiapkan para pemuda gereja bagi tugas-tugas dan tanggung
jawab bergereja.
Keputusan untuk kernbali merobah nama PPKM menjadi Angkatan Muda
GPM dalam Kongres, XIII PPKM tahun 1962 di Saparua, menjadi tonggak
sejarah baru bagi kehidupan orgaisasi pemuda GPM. Sebab nama PPKM
dirasa terlampau umum, padahal organisasi ini adalah organisasi pemuda
GPM, dibentuk oleh GPM dan diasuh oleh GPM: Sebagai bagian integral dari
GPM yang memandang seluruh umat GPM sebagai satu kesatuan.
2. Komitment kelembagaan tidak lain adalah penggagasan pengakuan
tentang Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juruselamat sesuai Firman Allah.
Pengakuan ini disamping merupakan 'landasan theologis bagi AMGPM
dalam seluruh tugas-tugas persekutuan, kesaksian dan pelayanan dalam
kehidupan gereja, masyarakat, bangsa dan negara juga mengungkapkan
sikap yang mendasar AMGPM "dalam hubungannya dengan Allah dalam
Yesus Kristus sebagai kepala gereja.
Alinea kedua menunjukan pada kesadaran AMGPM terhadap apa yang
dipercayainya sekaligus melihat makna keterpanggilannya terhadap
lingkungan dimana manusia ada dan hidup yakni perjalanan sejarah
bangsa dan negara Indonesia yang berazaskan Pancasila. Dalam kenyataan
itulah maka pelaksanaan tugas Organisasi haruslah berpola pada
kehidupan Yesus Kristus. Sebagai Rasul, Imam dan Nabi: menunjuk
pada tugas kesaksian, pengorbanan dan pengabdian untuk menghadirkan
syaloom Allah.
B A B I
NAMA, WAKTU, WILAYAH DAN KEDUDUKAN
Pasal 1. Mengenai nama organisasi secara jelas disingkat AMGPM. Nama
7

ini menunjuk pada hakekat dinamis generasi baru, sekaligus


menentukan warna sebagai organisasi Gereja yang didirikan
oleh GPM (junto Mukadimah AD, aline pertama).
"Dibawa koordinasinya": menunjuk pada:
a. Tanggung-jawab pengembangan GPM bagi peningkatan dan
kemajuan organisasi AMGPM yang mesti selalu nampak dalam
seluruh amanat dan pola pelayanan GPM Berta sikap dan
keterlibatan seluruh perangkat Pimpinan Gereja dalam proses,
pembinaan dan pengembangan organisasi pada semua jenjang
kepemimpinan GPM.
b. Tanggung-jawab koordinasi timbal balik diantara GPM dan AMGPM
yang nampak pada sifat, pola dan bentuk pelaksanaan. Amanat
pelayanan masing-masing junkto ART Bab IV Pasal 9 ayat 11, Pasal
11 ayat 11 , Pasal 13 ayat 11, Pasal 15 ayat 11
Pasal 2.
Tanggal 27 Maret 1933 adalah saat dimana untuk pertama kalinya
dibicarakan soal Perkumpulan Pemuda Masehi Maluku oleh Proto
Sinode yang saat itu sementara mempersiapkan pembentukan Gereja
Protestan Maluku.
"waktu yang tidak ditentukan" - juncto AD Bab XIII Pasal 18 dan 19 ;
ART Bab X Pasal 30 ayat 1, 2 dan 3.
Pasal 3.
Pengurus besar sebagai aparat pelaksana tertinggi organisasi
berkedudukan dimana pimpinan GPM berkedudukan.
Pasal 4.
Anak kalimat "seluruh wilayah pelayanan GPM", menunjuk pada
akibat dari AMGPM didirikan oleh GPM dengan tugas melayani
pemuda warga GPM.
BAB II
T U J UA N
Pasal 5.
Rumusan tujuan AMGPM adalah bagian dari konsep
perjuangan AMGPM (idealisme organisasi) untuk mencapai tingkat
kedewasaan penuh dari semua anggotanya, baik dalam Iman, Iptek,
Sosio-ekonomi, Sosio-Budaya dan SosioPolitik serta pengabdiannya
dalam Gereja, masyarakat, bangsa dan negara.
Khusus untuk sosio politik diarahkan untuk dua aspek yaitu :
1. Penguatan terhadap ketahanan dan kesadaran politik terkait dengan
proses-proses barmasyarakat dalam kehidupan politik.
1. Panggilan profetis, bahwa tanggung-jawab dan peran AMGPM
mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia termasuk
kehidupan politik sehingga peran kemasyarakatan dari AMGPM
di letakan pada kesadaran dengan mengedepankan nilai-nilai
kebenaran, keadilan dan kesadaran akan martabat manusia.
Rumusan inipun sesuai dengan jiwa tujuan Nasional Indonesia
sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945.
BAB III
PENGAKUAN
Pasal 6 Ayat 1. Junto Mukadimah AD, alinea pertamaAyat 2. Esensi pengakuan tersebut harts tercermin dalam seluruh
sikap, gerak dan perilaku organisasi dan anggotannya.
Esensi pengakuan inilah yang membedakan Pemuda Gereja
dengan pemuda lainya.
Ayat 3.Sebagai kousekwensi dari pengakuan tersebut, maka AMGPM
menolak dan tidak bersikap kompromistis terhadap segala
sesuatu yang secara dasariah bertentangan dengan pengakuan
itu.
BAB IV
AZAS BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA
8

Pasal 7 Dengan menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya azas dalam


kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, AMGPM
menegaskan
penerimaan
yang
tulus
serta
tekat
untuk
mempertahankan, mengamalkan dan melestarikan Pancasila sebagai
dasar dan pandangan hidup Bangsa Indonesia
BAB V
M0T0
Pasal 8

Pilihan Moto Angkatan Muda. GPM : KAMU ADALAH GARAM (BUMI)


DAN TERANG DUNIA didasarkan pada dua pemahaman fundamental
sebagai berikut:
Pertama:
Bahwa Angkatan Muda GPM sebagai sebuah organisasi kader dan
wadah tunggal pembinaan pemuda gereja (GPM) terpanggil untuk
melayani Gereja, masyarakat, bangsa dan negara. Karena. itu AMGPM
pertama-tama mesti sadar dan menghayati keberadaannya yang
berdasar pada Firman Allah dan berakar pada Gereja Untuk itu harus
memiliki karakter iman, moral, etik dan spiritualitas yang kokoh.
Karakter seperti itulah yang merupakan kekuatan dan daya internal
AMGPM. Karakter tersebut harus dibangun terus menerus secara
kritis, kreatif dan konstruktif. Proses penguatan dan internalisasi
nilai-nilai iman, etik, moral dan spiritual pada gilirannya merupakan
daya yang mempengaruhi, membarui, mentranformasi dan
mengawetkan kehidupan jemaat, masyarakat dan kernanusiaan.
Kedua:
Bahwa Angkatan Muda GPM tidak hanya berdasar pada Firman dan
berakar pada Gereja, tetapi ia juga terarah ke dunia. Dunia merupakan
arena paling konkrit untuk AMGPM menyatakan panggilannya.
Karena itu AMGPM harus tetap aktual, relevan menanggapi
persoalan-persoalan
dunia.
AMGPM
terpanggil
untuk
memberdayakan jemaat, masyarakat, dan dunia. Kualitas
keberadaan AMGPM ditentukan sejauh mana ia berfungsi dan berperan
memberdayakan jemaat, masyarakat, kernanusiaan dan dunia.
Kedua. metafor: GARAM BUMI DAN TERANG DUNIA saling melengkapi,
menyatu dan terintegrasi dalam rangka memberi makna terhadap jati
diri, fungsi, peran dan tanggung jawab AMGPM di tengah-tengah
Gereja masyarakat, bangsa dan negara untuk kesejahteraan
kemanusiaan dan dunia

Pasal. 9.

BAB VI
AMANAT PELAYANAN
Junto ART, Bab 1. Pasal 1

BAB VII
STATUS DAN BENTUK
Pasal 10. Ayat 1. AMGPM tetap menyatu dan seaspirasi dengan gereja (GPM)
sebab dari sanalah inspirasi lahir. Hubungannya dengan gereja
(GPM) adalah bubungan yang fungsional dan koordinatif.
AMGPM adalah bagian dari GPM itu sendiri yang berada ditengahtengah gereja untuk melaksanakan tugas-tugas gerejawi. AMGPM
adalah juga Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) sebab la
adalah bagian integral dari masyarakat, bangsa dan negara
untuk melaksanakan tugas-tugas masyarakat bangsa dan
negara Keberakarannya pada gereja tidaklah mengurangi hakekat
9

indenpendensi organisasi. Sebaliknya indenpendensi organisasi


tidaklah menggeserkan hakekat keberakarannya pada gereja.
Deegan
demikian
AMGPM
melaksanakan
pergumulan
rangkap.
Ayat 2. "organisasi kader dan wadah tunggal" juncto AD Bab II Pasal.
5 ; ART Bab I ayat 1, 2, 3, 4 dan 5.
Pasal 11. Bentuk organisasi ini adalah kesatuan dan bukan federasi. Sebagai
akibat dari bentuk kesatuan tersebut maka perangkat pimpinan tertinggi
yang disebut Pengurus Besar (juncto AD Bab IX Pasal 14). Karena itu
Pengurus Besar selaku pimpinan eksekutif organisasi adalah pelaksana
kebijakan organisasi setelah Kongres dan MPP (junto ART Bab IV Pasal
9 ayat I dan Pasal 10 ). Daerah, Cabang dan Ranting adalah
pelaksana kebijakan organisasi setelah Konperda/MPPD, Konpercab/
MPPC, Rapat Ranting/Rapat Kerja Ranting (juncto ART Bab IV Pasal 11
ayat 1 ; Pasal 12 ayat 1 ; Pasal 13 ayat 1 ; Pasal 14 ayat 1 ; Pasal 15
ayat 1 dan Pasal 16 ayat 1).
Oleh karena itu pula PD dilantik dan disasikan Pengurus Besar (juncto
ART Bab V Pasal. 20 ayat 8 butir c ) dan seterusnya ke jenjang di
bawahnya. Begitu juga Pengurus Ranting bertanggung jawab kepada
Pengurus Cabang dan seterusnya ke jenjang atasnya.
Pasal 12 1.
Cukup jelas.
2. Cukup Jelas.
3. Pada wilayah-wilayah tertentu Cabang dapat terdiri dari beberapa
Jemaat.
4. Cukup Jelas.
BAB VIII
K E A N G G O TA A N
Pasal 13. Keanggotaan AMGPM adalalah/bersifat stelsel pasif (keanggotaan
otomatis) yang berarti setiap anggota Gereja Protestan Maluku (GPM)
yang telah mernenuhi syarat umur keanggotaan 17- 45 tahun adalah
anggota Angkatan Muda GPM. Dalam wilayah pelayanan GPM yang
terdiri dari gugusan pulau-pulau maka
pada dasarnya harus
mempergunakan azas pleksibilitas "dengan memperhitungkan kondisi
setempat" hal ini menunjukkan bahwa adanya kompleksitas jematjemat dalam daerah pelayanan GPM di mana AMGPM berada. Ini terjadi
karena terbatasnya sumber daya manusia (penyiapan kader) sebagai
tenaga penggerak dan pelaksana pelayanan organisasi ataupun
karena masih menguatnya ikatan-ikatan tradisional yang berhubungan
langsung dengan pola kepemimpinan suatu masyarakat hukum
adat, teristimewa yang letaknya jauh dari pusat-pusat perkotaan dan
industri.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi Daerab/Cabang/Ranting yang
berada di luar kondisi sebagainma di atas maupun proses-proses
rekruitmen kader di tingkat Pengurus Besar (PB).
BAB IX
ALAT ALAT KELENGKAPAN
Pasal14.

Ayat 1. "Lembaga Legistatif" adalah


alat kelembagaan
organisasi yang menjamin berfungsinya organisasi dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Lembaga Legistatif adalah
lembaga/forum
untuk
pengambilan
keputusan-keputusan
organisasi. Lembaga Eksekutif adalah lembaga / aparat
pelaksana organisasi
Ayat 2. Sebagai lembaga legistatif diaturlah Kongres pada tingkat
10

Pengurus Besar hingga sampai ke tingkat yang paling rendah:


Rapat Kerja Ranting di tingkat Pengurus Ranting. Pada tingkat
Kongres anggota hadir dalam bentuk perutusan daerah yang
ketentuannya diatur dalam Peraturan Organisasi (PO). Pada
tingkat Ranting anggota hadir sebagai orang perorang yang
ketentuannya diatur dalam Peraturan Organisasi (PO)
Ayat 3. "Lembaga Eksekutif' adalah lembaga/aparat pelaksana dan
pengambilan keputusan organisasi secara berjenjang mulai
dari Pengurus Besar (PB), Pengurus Daearah (PD), Pengurus
Cabang (PC) dan Pengurus Ranting (PR) (juncto ART Bab V
Pasal 17, 19, 21 dan 23).
BAB X
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 15. Ayat 1.
Pengambilan Keputusan ini berlaku untuk semua
musyawarah organisasi pada semua jenjang organisasi,
(juncto ART Bab III Pasal 8 ayat 3) kecuali musyawarah yang
menyangkut pemilihan Ketua (umum) dan Sekretaris (umum)
organisasi (juncto ART Bab III Pasal 8 ayat 4).
Ayat 2. Cukup jelas
BAB XI
PERBENDAHARAAN
Pasal 16. Cukup jelas. (juncto ART Bab VIII Pasal 26 ayai 1 dan 2)
BAB XII
HEBUNGAN DAN KERJA SAMA
Pasal 17. Ayat 1. AMGPM
adalah
organisasi
yang
bersifat
terbuka.
Keterbukaannya
mengharuskan
ia
berada
dalam
kebersamaan dengan semua organisasi pemuda gereja
lainnya (PGI, DGA, DGD) dalam hubungan dan kerja sama
oikumenis.
Keterbukaanya juga merupakan uangkapan nyata dari gereja
yang Esa, Kudus, Am dan Rasuli (juncto AD Bab VII Pasal 10 ayat
1)
ayat 2. Keterbukaannya juga terlihat dalam hubungan dan kerja sama
dengan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda lainnya (juncto AD
Bab VII Pasal ayat 1).
BAB XIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 18. Juncto ART Bab IX Pasal 29 ayat 1, 2, 3, 4 dan 5.
Pasal 19. Cukup jelas
BAB XIV
PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN
Pasal 20. "Dengan pertimbangan Sinode GPM" jika hal-hal yang
berhubungan dengan perubahan atau penambahan itu menyangkut
soal-soal eksistensi dan kelangsungan hidup AMGPM juncto AD Bab .
XIII Pasal 18).
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21.

Cukup jelas.
DITETAPKAN DI
PADA TANGGAL
11

:
:

AMBON
14 OKTOBER

2010
PIMPINAN SIDANG
MAJELIS KETUA :
1. JOHAN RAHANTOKNAM
2. NY. ERLIN TOISUTTA/T
3. JOSEPH SAPASURU
4. J. LAMER
5. PDT. F.V. ADRIAANSZ

SEKRETARIS PERSIDANGAN

Pdt. A. J. TIMISELA. S.Si

12

ANGGARAN RUMAH TANGGA


ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU

1
2
3
4
5

1
a
b
c
d
2
3

BAB I
AMANAT PELAYANAN
Pasal 1
Melaksanakan misi Allah di dunia yaitu panggilan untuk memberitakan
keadilan, kebenaran, kesejahteraan dan pertobatan serta pembaruan yang
disediakan Tuhan bagi manusia dan dunia.
Membangun ketahanan iman (moral-etik), ketahanan IPTEK, ketahanan sosio
ekonomi, sosio budaya dan sosio politik.
Membina spiritualitas, persekutuan, daya refleksi dan aksi yang transformatif
untuk tugas-tugas kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mempersiapkan pemimpin yang visioner dan berwawasan eklesiologis,
nasionalis, serta aktif melayani gereja, bangsa dan negara.
Untuk memenuhi amanat pelayanan ini, AMGPM melaksanakan pembinaan
yang mengarah pada Sistem Pendidikan Kader serta visi, misi, dan strategi
pelayanan GPM, yang secara programatis dijabarkan di dalam KUP dan GBPP
pada semua jenjang.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota Biasa AMGPM terdiri dari :
Semua anggota Gereja Protestan Maluku berusia 17 45 tahun
Menerima tujuan, pengakuan, azas dan motto AMGPM.
Bersedia melaksanakan amanat pelayanan AMGPM
Pimpinan gereja (exs oficio).
Anggota Luar Biasa AMGPM adalah :
Warga Gereja Protestan Maluku berusia di atas 45 tahun atau yang biasa
disebut senior
Anggota Kehormatan yaitu :
a Warga Gereja Protestan Maluku berusia di atas 45 tahun yang berjasa
kepada AMGPM, dimana sikap hidupnya tidak bertentangan dengan
pengakuan, azas, moto, tujuan dan amanat pelayanan AMGPM.
b Anggota kehormatan AMGPM ditetapkan oleh lembaga legislatif atas usul
Pengurus Besar
Anggota Penyantun yaitu :
a Mereka yang dengan sukarela memberikan perhatian dan bantuan
kepada AMGPM.
b Anggota penyantun ditetapkan oleh Pengurus AMGPM sesuai
tingkatannya
c Anggota penyantun dapat memberikan pendapat kepada pengurus
AMGPM bagi kemajuan organisasi sesuai tingkatan kepengurusannya.

Pasal 3
Hak Anggota AMGPM
1 Setiap anggota biasa AMGPM mempunyai hak :
a Hak bicara dan hak suara
b Hak memilih dan dipilih
c Menyampaikan usul secara langsung atau tidak langsung
d Menghadiri setiap kegiatan organisasi
e Memiliki Kartu Anggota AMGPM
f Membela diri di Kongres atas tindakan disiplin yang diberikan organisasi
2 Setiap Anggota Luar Biasa AMGPM mempunyai hak :
a Mempunyai hak bicara atau usul
13

b Menghadiri dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi


c Menyampaikann usul atau pendapat baik secara langsung atau tidak
langsung.
3 Anggota Kehormatan mempunyai hak :
a Hak bicara atau usul, baik diminta atau tidak diminta
b Ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi
4 Anggota Penyantun mempunyai hak :
a Hak bicara atau usul, baik diminta atau tidak diminta
b Ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan organisasi
Pasal 4
Kewajiban Anggota AMGPM
Anggota AMGPM mempunyai kewajiban :
a Melaksanakan AD dan ART serta Peraturan Organisasi
b Memegang teguh pengakuan dan azas organisasi
c Melaksanakan tujuan, fungsi, tugas dan kebijakan organisasi
d Menjunjung tinggi disiplin organisasi
e Menjaga dan memelihara nama baik, kehormatan dan kepentingan
organisasi AMGPM khususnya dan GPM umumnya, baik kedalam maupun
keluar.
f Meningkatkan dan mengembangkan AMGPM khususnya dan GPM
umumnya.
g Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh organisasi dengan penuh
tanggung jawab
h Membayar iuran dan atau donasi, serta membantu usaha-usaha lain yang
dikembangkan AMGPM.
Pasal 5
Penerimaan, Pengangkatan dan Penetapan Anggota
1 Anggota biasa diterima oleh Pengurus Ranting dan dicatat dalam buku induk
keanggotaan.
2 Angota Luar Biasa diterima dan didaftarkan oleh Pengurus Ranting
3 Anggota Kehormatan ditetapkan oleh Lembaga Legislatif atas usul Pengurus
Besar
4 Anggota Penyantun diangkat dan ditetapkan oleh Pengurus AMGPM sesuai
tingkatannya

1
2
3
4

1
2
3
4

Pasal 6
Kartu Tanda Anggota Biasa AMGPM
Setiap anggota biasa diberikan Kartu Tanda Anggota AMGPM
Kartu Tanda Anggota AMGPM dibuat dan ditanda tangani oleh Pengurus
Besar AMGPM
Setiap anggota yang diberi Kartu Tanda Anggota dicatat pada buku induk
keanggotaan AMGPM oleh Pengurus Ranting.
Pengaturan lebih lanjut tentang Kartu Tanda Anggota diatur dalam Peraturan
organisasi
Pasal 7
Berakhirnya Keanggotaan
Berpindah status keanggotaan GPM atau tidak lagi menjadi warga GPM
Meninggal dunia
Diberhentikan dari keanggotaan GPM oleh Gereja Protestan Maluku karena
melanggar disiplin organisasi dan disiplin gereja.
Mengundurkan diri secara tertulis dari keanggotaan AMGPM

14

1
2
3

4
5

BAB III
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 8
Sidang atau rapat dinyatakan Quorum apabila dihadiri oleh lebih dari
(satu perdua) peserta
Keputusan rapat/sidang dinyatakan sah apabila disetujui oleh lebih dari
(satu perdua) peserta yang hadir.
Keputusan sidang/rapat organisasi di semua tingkatan pada dasarnya
dilaksanakan secara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan apabila
dalam pengambilan keputusan tidak mencapai mufakat, maka keputusan
diambil berdasarkan pemungutan suara terbanyak.
Pengambilan keputusan menyangkut orang dilakukan secara tertutup,
sedangkan pengambilan keputusan menyangkut kebijakan dapat dilakukan
secara terbuka.
Ketentuan lebih lanjut mengenai quorum dan pengambilan keputusan di atur
dalam peraturan organisasi dan tata tertib masing-masing rapat/sidang.

BAB IV
LEMBAGA LEGISLATIF
Pasal 9
Kongres AMGPM
1 Kongres adalah lembaga pemegang kekuasaan legislatif tertinggi AMGPM
2 Kongres dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun
3 Peserta Kongres yang terdiri dari :
1 Peserta Biasa yang terdiri dari :
a Pengurus Besar
b Utusan daerah sebanyak 7(tujuh) orang yang tediri dari 5 (lima) orang
Pengurus Daerah dan 2 (dua) orang anggota biasa yang ditunjuk oleh
Pengurus Daerah
c Unsur BPH Sinode GPM
d Ketua-ketua Klasis se-GPM
2 Peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a Peninjau dari daerah yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Besar
b Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Besar
4 Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari
(satu perdua) peserta kongres sebagaimana tersebut dalam ayat 3.1 dan
3.2 pasal ini.
5 Setiap Peserta kongres mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya
pada peserta biasa, dengan ketentuan satu orang satu suara.
6 Pengurus Besar bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Kongres
7 Sidang-sidang Kongres dipimpin oleh Pengurus Besar sampai terpilihnya
Majelis Ketua yang dipilih dari dan oleh peserta biasa
8 Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (7) terdiri dari unsur
Pengurus Besar 2 (dua) orang dan peserta biasa 3 (tiga orang) yang
ditetapkan dengan keputusan kongres.
9 Dalam keadaan tertentu Kongres Istimewa dapat diadakan diluar waktu yang
ditetapkan.
10 Kewenangan atau tugas Kongres adalah :
a Mengubah atau menetapkan AD dan ART AMGPM
b Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi lainnya
c Menilai dan melakukan rehabilitasi seseorang yang terkena sanksi atau
disiplin organisasi.
d Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar
e Mendengar laporan Pengurus Daerah
f Menetapkan garis-garis besar program lima tahunan dan Program kerja
serta APB tahun pertama periodesasi kepengurusan baru
g Memilih Pengurus Besar
15

11Semua Keputusan Kongres direkomendasikan pelaksanannya oleh Sidang


Sinode GPM

Pasal 10
Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)
1 Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) adalah lembaga legislatif di bawah
Kongres dan dilaksanakan setelah Kongres.
2 Musyawarah Pimpinan Paripurna dilaksanakan sekali dalam setahun dan
hanya 4 (empat) kali selama periodisasi Pengurus Besar atau satu masa
Kongres.
Musyawarah Pimpinan Paripurna dilaksanakan sesuai Tata tertib yang
ditetapkan
4 Musyawarah Pimpinan Paripurna dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri dari :
a Pengurus Besar
b Utusan Daerah sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
1 (satu) orang anggota yang ditunjuk oleh Pengurus Daerah.
c Unsur BPH Sinode GPM
d Ketua Klasis se-GPM
5 Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat (3) pasal ini, MPP juga
dihadiri oleh peserta luar biasa yang terdiri dari :
a Peninjau dari daerah yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Besar
b Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Besar
6 Setiap peserta MPP mempunya hak bicara, sedangkan hak suara hanya pada
peserta biasa dengan ketentuan satu orang satu suara.
7 Pengurus Besar bertanggung jawab atas pelaksanaan MPP
8 Sidang-sidang dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna dipimpin oleh
Pengurus Besar, kecuali sidang komisi dipimpin oleh pimpinan komisi yang
ditunjuk oleh Pengurus Besar.
9 Musyawarah Pimpinan Paripurna mempunyai tugas :
a Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pengurus Besar pada tahun berjalan, serta kebijakan lain
yang ditetapkan MPP sebelumnya.
b Menetapkan program pelayanan dan APB tahun berikutnya.
c Menetapkan keputusanp-keputusan organisasi lainnya
10Hasil atau keputusan MPP direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
BPL Sinode GPM

1
2
3

Pasal 11
Konferensi Daerah (Konferda)
Konferensi Daerah adalah lembaga pemegang kekuasaan legislatif di tingkat
daerah
Konferda dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun, dimana pelaksanaannya
berdasarkan Tata Tertib yang ditetapkan MPP.
Konferensi Daerah dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri dari :
a Pengurus Daerah
b Utusan Cabang sebanyak 5 (lima) orang yang tediri dari 3 (tiga) orang
Pengurus Cabang dan 2 (dua) orang anggota biasa yang ditunjuk oleh
Pengurus Cabang
c Ketua Klasis atau unsur Badan Pekerja Klasis
d Satu ketua majelis jemaat dari setiap cabang.
Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3), Konfersi
Daerah juga dihadiri oleh peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a Unsur Pengurus Besar
b Peninjau dari Cabang yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Daerah
c Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Daerah
Konferensi Daerah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
lebih dari (satu perdua) peserta sebagaimana tersebut dalam ayat (3) dan
ayat (4) pasal ini.
16

6 Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya pada
peserta biasa, dengan ketentuan satu orang satu suara.
7 Pengurus Daerah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Konferda
8 Sidang - sidang dalam Konferda dipimpin oleh Pengurus Daerah sampai
terpilihnya Majelis Ketua yang dipilih dari dan oleh peserta biasa Konferda.
9 Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terdiri dari unsur
Pengurus Daerah 2 (dua) orang dan peserta biasa 3 (tiga orang) yang
ditetapkan dengan keputusan Konferda.
10 Dalam keadaan tertentu Konferensi Daerah Istimewa dapat diadakan diluar
waktu yang ditetapkan.
11Kewenangan atau tugas Konferda adalah :
a Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Daerah
b Mendengar laporan Pengurus Cabang
c Menetapkan garis-garis besar program lima tahunan dan Program kerja
serta APB tahun pertama periodesasi kepengurusan baru
d Memilih Pengurus Daerah
e Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi lainnya
12Semua hasil keputusan Konferensi Daerah tidak boleh bertentangan dengan
keputusan Kongres dan MPP.
13Semua keputusan Konferesnsi Daerah direkomendasikan pelaksanaannya
oleh Sidang Klasis.
Pasal 12
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD)
1 Musyawarah Pimpinan ParipurnaDaerah (MPPD) adalah lembaga legislatif
ditingkat daerah, yang mpelaksananaanya setelah Konferensi Daerah.
2 Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dilaksanakan sekali dalam setahun
dan hanya empat kali selama periodisasi Pengurus Daerah atau satu masa
Konferda.
3 Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dilaksanakan sesuai Tata tertib yang
ditetapkan MPP
4 Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dihadiri oleh peserta biasa yang
terdiri dari :
a Pengurus Daerah
b Utusan Cabang sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan 1 (satu) orang anggota yang ditunjuk oleh Pengurus Cabang.
c Ketua Klasis atau unsur Badan Pekerja Klasis
d Satu ketua majelis jemaat dari setiap cabang
5 Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat (4) pasal ini, MPPD
juga dihadiri oleh peserta luar biasa yang terdiri dari :
a Unsur Pengurus Besar
b Peninjau dari Cabang yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Daerah
c Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Daerah
6 Setiap peserta MPPD mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya
pada peserta biasa dengan ketentuan satu orang satu suara.
7 Pengurus Daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan MPPD
8 Sidang-sidang dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dipimpin oleh
Pengurus Daerah
9 Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah mempunyai tugas :
a Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pengurus Daerah pada tahun berjalan, serta kebijakan lain
yang ditetapkan MPPD sebelumnya.
b Menetapkan program pelayanan dan APB tahun berikutnya serta
berbagai kebijakan organisasi.
c Menetapkan keputusanp-keputusan organisasi lainnya
10Semua keputusan MPPD direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Klasis.
17

Pasal 13
Konferensi Cabang (Konfercab)
1 Konferensi Cabang
adalah lembaga pemegang kekuasaan legislatif di
tingkat Cabang
2 Konfercab dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun, dimana pelaksanaannya
berdasarkan Tata Tertib yang ditetapkan MPP.
3 Konfercab dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri dari :
a Pengurus Cabang
b Utusan Ranting sebanyak 5 orang yang tediri dari 3 orang Pengurus
Ranting
dan dua orang anggota biasa yang ditunjuk oleh Pengurus
Ranting.
c Ketua Majelis Jemaat atau unsur Majelis Jemaat
4 Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Konfercab juga
dihadiri oleh peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a Unsur Pengurus Daerah
b Peninjau dari Ranting yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Cabang
c Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Cabang
5 Konfercab dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih
dari (satu perdua) peserta sebagaimana tersebut dalam ayat (3) dan ayat
(4) pasal ini.
6 Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya pada
peserta biasa, dengan ketentuan satu orang satu suara.
7 Pengurus Cabang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Konfercab.
8 Sidang Konfercab dipimpin oleh Pengurus Cabang sampai terpilihnya Majelis
Ketua yang dipilih dari dan oleh peserta biasa Konfercab.
9 Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terdiri dari unsur
Pengurus Cabang 2 (dua) orang dan peserta biasa 3 (tiga orang) yang
ditetapkan dengan keputusan Konfecab.
10Dalam keadaan tertentu Konferensi Cabang Istimewa dapat diadakan diluar
waktu yang ditetapkan.
11Kewenangan atau tugas Konfercab adalah :
a Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang
b Mendengar laporan Pengurus Ranting
c Menetapkan garis-garis besar program tiga tahunan dan Program kerja
serta APB tahun pertama periodesasi kepengurusan baru
d Memilih Pengurus Cabang
e Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi lainnya
12Semua hasil keputusan Konferensi Cabang tidak boleh bertentangan dengan
keputusan Konferda dan keputusan yang lebih tinggi.
13Semua keputusan Konfercab direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
jemaat.

1
2
3
4

Pasal 14
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang (MPPC)
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang (MPPC) adalah lembaga legislatif
ditingkat Cabang, yang pelaksananaanya setelah Konferensi Cabang.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dilaksanakan sekali dalam setahun
dan hanya dua kali selama periodesasi Pengurus Cabang atau satu masa
Konfercab.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dilaksanakan sesuai Tata tertib
yang ditetapkan MPP
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dihadiri oleh peserta biasa yang
terdiri dari :
a Pengurus Cabang
b Utusan Ranting sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan 1 (satu) orang anggota yang ditunjuk oleh Pengurus Ranting.
c Ketua majelis Jemaat atau unsur majelis jemaat
18

5 Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat (5) pasal ini, MPPC
juga dihadiri oleh peserta luar biasa yang terdiri dari :
a Unsur Pengurus Daerah
b Peninjau dari Ranting yang jumlahnya ditentukan oleh Pengurus Cabang
c Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Cabang
6 Setiap peserta MPPC mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya
pada peserta biasa dengan ketentuan satu orang satu suara.
7 Pengurus Cabang bertanggung jawab atas pelaksanaan MPPC
8 Sidang-sidang dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dipimpin oleh
Pengurus Cabang
9 Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang mempunyai tugas :
a Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pengurus Cabang pada tahun berjalan, serta kebijakan lain
yang ditetapkan MPPC sebelumnya.
b Menetapkan program pelayanan dan APB tahun berikutnya serta
berbagai kebijakan organisasi.
c Menetapkan keputusan-keputusan organisasi lainnya
10Semua keputusan MPPC direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Jemaat
Pasal 15
Rapat Ranting
1 Rapat Ranting adalah lembaga pemegang kekuasaan legislatif di tingkat
Ranting
2 Rapat Ranting dilaksanakan sekali dalam 2 (dua) tahun, dimana
pelaksanaannya berdasarkan Tata Tertib yang ditetapkan MPP.
3 Rapat Ranting dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri dari :
a Pengurus Ranting
b Semua anggota Ranting yang terdaftar.
c Unsur Majelis Jemaat Sektor
4 Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Rapat Ranting
juga dihadiri oleh peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a Unsur Pengurus Cabang
b Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Ranting
5 Rapat Ranting dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih
dari (satu perdua) peserta sebagaimana tersebut dalam ayat (3) dan ayat
(4) pasal ini.
6 Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak suara hanya pada
peserta biasa, dengan ketentuan satu orang satu suara
7 Pengurus Ranting bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Rapat Ranting.
8 Rapat Ranting dipimpin oleh Pengurus Ranting sampai terpilihnya Majelis
Ketua yang dipilih dari dan oleh peserta biasa Rapat Ranting.
9 Pimpinan Rapat Ranting sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terdiri dari
unsur Pengurus Ranting 2 (dua) orang dan peserta biasa 3 (tiga orang) yang
ditetapkan dengan keputusan Rapat Ranting.
10Dalam keadaan tertentu Rapat Ranting Istimewa dapat diadakan diluar
waktu yang ditetapkan.
11Kewenangan atau tugas Rapat Ranting adalah :
a Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Ranting
b Menetapkan garis-garis besar program dan Program kerja serta APB
tahun pertama periodesasi kepengurusan baru
c Memilih Pengurus Ranting
d Menetapkan keputusan organisasi lainnya
12Semua hasil keputusan Rapat Ranting tidak boleh bertentangan dengan
keputusan Konfecab dan keputusan lain yang lebih tinggi.
13Semua keputusan Rapat Ranting direkomendasikan pelaksanaannya oleh
Sidang jemaat.
19

Pasal 16
Rapat Kerja Ranting
1 Rapat Kerja Ranting adalah lembaga legislatif ditingkat Ranting, yang
pelaksananaanya setelah Rapat Ranting.
2 Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sekali dalam setahun dan hanya satu kali
selama periodisasi Pengurus Ranting atau satu masa Rapat Rantin
3 Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sesuai Tata tertib yang ditetapkan MPP
4 Rapat Kerja Ranting dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri dari :
a Pengurus Ranting
b Sejumlah anggota biasa yang ditentukan oleh Pengurus Ranting sebagai
representasi dari anggota Ranting.
c Unsur majelis jemaat sektor
5 Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat (3) pasal ini, Rapat
Kerja Ranting juga dihadiri oleh peserta luar biasa yang terdiri dari :
a Unsur Pengurus Cabang
b Undangan lain yang dianggap perlu oleh Pengurus Ranting
6 Setiap peserta Rapat Kerja Ranting mempunya hak bicara, sedangkan hak
suara hanya pada peserta biasa dengan ketentuan satu orang satu suara
7 Pengurus Ranting bertanggung jawab atas pelaksanaan Rapat Kerja Ranting
8 Rapat-rapat dalam Rapat Kerja Ranting dipimpin oleh Pengurus Ranting
9 Rapat Kerja Ranting mempunyai tugas :
a Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pengurus Ranting pada tahun berjalan, serta kebijakan lain
yang ditetapkan Rapat ranting sebelumnya.
b Menetapkan program pelayanan dan APB tahun berikutnya serta
berbagai kebijakan organisasi.
c Menetapkan keputusan-keputusan organisasi lainnya
10Semua keputusan Rapat Kerja Ranting direkomendasikan pelaksanaannya
oleh Sidang Jemaat

1
2
3
4
5

BAB V
LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 17
Pengurus Besar
Pengurus Besar AMGPM merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi
organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
maupun Peraturan Organisasi.
Pengurus Besar dipilih dan ditetapkan oleh Kongres
Pengurus Besar mempunyai wewenang bertindak keluar dan kedalam untuk
dan atas nama organisasi.
Dalam hal pada suatu daerah belum terbentuk Pengurus Daerah, Pengurus
Besar dapat menentukan kebijakan untuk menetapkan kepengurusan
sementara sambil menunggu terbentuk kepengurusan yang definitif.
Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Besar yang mengatasnamakan
organisasi harus dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Pengurus Besar.

Pasal 18
1. Susunan Pengurus Besar AMGPM berjumlah 15 (lima belas) orang, terdiri dari
:
a. 1 (satu) orang Ketua Umum
b. 5 (lima) orang Ketua Bidang
c. 1 (satu) orang Sekretaris Umum
d. 5 (lima) orang Sekretaris Bidang
e. 1 (satu) orang Bendahara Umum
f. 2(dua) orang Wakil Bendahara
20

2. Selain susunan Pengurus Besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga
ditetapkan Koordinator Wilayah (Korwil) dimana jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan AMGPM.
3. Korwil sebagaimana dimaksud ayat (2) merupakan satu kesatuan dengan
struktur kepengurusan Pengurus Besar.
4. Ketua Umum dan Sekretaris Umum dipilih secara langsung dalam Kongres,
sedangkan fungsionaris lainnya dipilih melalui formatur untuk masa tugas 5
(lima) tahun.
5. Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Besar ditetapkan oleh Kongres
6. Ketua Umum dan Sekretaris Umum mewakili organisasi keluar dan kedalam
7. Uraian tugas Pengurus Besar diatur dalam Paraturan Organisasi dan
ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP).
8. Selama Pengurus Besar hasil pemilihan Kongres belum dilantik, maka
Pengurus Besar demisioner tetap melaksanakan tugas sampai dilaksanakan
pelantikan Pengurus Besar yang baru.
9. Pergantian Pengurus Besar disertai dengan serah terima selengkapnya
seluruh aset dan kepemilikan organisasi.
10.
Pengurus Besar mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mempersiapkan dan melaksanakan Kongres serta MPP
b. Melaksanakan Peraturan, Keputusan dan Program yang ditetapkan Kongres
dan MPP, serta menyelengarakan managemen organisasi secara baik.
c. Mengsahkan struktur, komposisi dan personalia Pengurus Daerah,
melantik Pengurus Daerah, menghadiri Konferda, MPPD dan kegiatan lain
ditingkat daerah sebagai pengarah.
d. Memberikan informasi tentang perkembangan organisasi kepada Sidang
Sinode dan Sidang BPL Sinode GPM.
e. Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
11.
Pengurus Besar mempunyai fungsi :
a. melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan seluruh aktifitas organisasi berdasarkan AD dan ART
serta keputusan Kongres maupun kebijakan kebijakan lain organisasi.
b. Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat strategis
c. Mengembangkan dan memberdayakan potensi dan sumber daya pemuda
d. Membentuk dan mengelola badan atau organisasi sosial kemasyarakatan
sebagai bagian integral dari kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
12.
Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur organisasi dalam
Pengurus Besar, diatur dalam Peraturan Organisasi.

1
2
3
4

Pasal 19
Pengurus Daerah
Pengurus Daerah AMGPM adalah pelaksana eksekutif organisasi di Daerah
Pengurus Daerah dipilih dan ditetapkan oleh Konferensi Daerah
Dalam hal pada suatu daerah belum terbentuk Pengurus Cabang, Pengurus
Daerah dapat menentukan kebijakan untuk menetapkan kepengurusan
sementara sambil menunggu terbentuk kepengurusan yang definitif.
Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Daerah yang mengatasnamakan
organisasi harus dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Pengurus Daerah.

Pasal 20
1 Susunan Pengurus Daerah
AMGPM disesuaikan dengan susunan
kepengurusan Pengurus Besar.
2 Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam Konferda, sedangkan
fungsionaris lainnya dipilih melalui formatur untuk masa tugas 5 (lima)
tahun.
3 Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Daerah
ditetapkan oleh
Konferda
4 Ketua dan Sekretaris mewakili organisasi keluar dan kedalam
21

5 Uraian tugas Pengurus Daerah diatur dalam Paraturan Organisasi dan


ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP).
6 Selama Pengurus Daerah hasil Konferda belum dilantik, maka Pengurus
Daerah
demisioner tetap melaksanakan tugas sampai dilaksanakan
pelantikan Pengurus Daerah yang baru.
7 Pergantian Pengurus Daerah disertai dengan serah terima selengkapnya
seluruh aset dan kepemilikan organisasi.
8 Pengurus Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
a Mempersiapkan dan melaksanakan Konferda dan MPPD
b Melaksanakan Peraturan, Keputusan dan Program yang ditetapkan
Konferda dan MPPD, serta menyelengarakan managemen organisasi
secara baik.
c Mengsahkan struktur, komposisi dan personalia Pengurus Cabang,
melantik Pengurus Cabang, menghadiri Konfercab, MPPC dan lain-lain
kegiatan ditingkat Cabang sebagai pengarah.
d Memberikan informasi tentang perkembangan organisasi kepada Sidang
Klaais.
e Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
9 Pengurus Daerah mempunyai fungsi :
a melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan seluruh aktifitas organisasi berdasarkan AD dan ART
serta keputusan Konferda maupun kebijakan kebijakan lain organisasi.
b Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat strategis ditingkat daerah
c Mengembangkan dan memberdayakan potensi dan sumber daya pemuda.
10 Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur organisasi dalam
Pengurus Daerah, diatur dalam Peraturan Organisasi.

1
2
3
4

1
2
3
4
5
6
7
8

Pasal 21
Pengurus Cabang
Pengurus Cabang AMGPM adalah pelaksana eksekutif organisasi ditingkat
Cabang
Pengurus Cabang dipilih dan ditetapkan oleh Konferensi Cabang
Dalam hal pada suatu Ranting belum terbentuk Pengurus Ranting, Pengurus
Cabang dapat menentukan kebijakan untuk menetapkan kepengurusan
sementara sambil terbentuk kepengurusan yang definitif.
Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Cabang yang mengatasnamakan
organisasi harus dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Pengurus Cabang.
Pasal 22
Susunan Pengurus Cabang
AMGPM disesuaikan dengan susunan
kepengurusan Pengurus Besar.
Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam Konfercab, sedangkan
fungsionaris lainnya dipilih melalui formatur untuk masa tugas 3 (tiga)
tahun.
Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Cabang
ditetapkan oleh
Konfercab
Ketua dan Sekretaris mewakili organisasi keluar dan kedalam
Uraian tugas Pengurus Cabang diatur dalam Paraturan Organisasi dan
ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP).
Selama Pengurus Cabang hasil Konfercab belum dilantik, maka Pengurus
Cabang
demisioner tetap melaksanakan tugas sampai dilaksanakan
pelantikan Pengurus Cabang yang baru.
Pergantian Pengurus Cabang disertai dengan serah terima selengkapnya
seluruh aset dan kepemilikan organisasi.
Pengurus Cabang mempunyai tugas sebagai berikut :
a Mempersiapkan dan melaksanakan Konfercab dan MPPC

22

b Melaksanakan Peraturan, Keputusan dan Program yang ditetapkan


Konfercab dan MPPC, serta menyelengarakan managemen organisasi
secara baik.
c Mengsahkan struktur, komposisi dan personalia Pengurus Ranting,
melantik Pengurus Ranting, menghadiri Rapat Ranting, Rapat Kerja
Ranting dan lain-lain kegiatan ditingkat Ranting sebagai pengarah.
d Memberikan informasi tentang perkembangan organisasi kepada Sidang
Jemaat.
e Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
9 Pengurus Cabang mempunyai fungsi :
a melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan seluruh aktifitas organisasi berdasarkan AD dan ART
serta keputusan Konfercab maupun kebijakan kebijakan lain organisasi.
b Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat strategis ditingkat Cabang
c Mengembangkan dan memberdayakan potensi dan sumber daya pemuda
di Cabang
10Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur organisasi dalam
Pengurus Cabang, diatur dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 23
Pengurus Ranting
1 Susunan Pengurus Ranting
AMGPM disesuaikan dengan susunan
kepengurusan Pengurus Besar.
2 Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam Rapat Ranting,
sedangkan fungsionaris lainnya dipilih melalui formatur untuk masa tugas 2
(dua) tahun.
3 Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Ranting ditetapkan oleh Rapat
Ranting
4 Ketua dan Sekretaris mewakili organisasi keluar dan kedalam
5 Uraian tugas Pengurus Ranting diatur dalam Paraturan Organisasi dan
ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP).
6 Selama Pengurus Ranting hasil Rapat ranting belum dilantik, maka Pengurus
Ranting
demisioner tetap melaksanakan tugas sampai dilaksanakan
pelantikan Pengurus Ranting yang baru.
7 Pergantian Pengurus Ranting disertai dengan serah terima selengkapnya
seluruh aset dan kepemilikan organisasi.
8 Pengurus Ranting mempunyai tugas sebagai berikut :
a Mempersiapkan dan melaksanakan Rapat Ranting
dan Rapat Kerja
Ranting
b Melaksanakan Peraturan, Keputusan dan Program yang ditetapkan Rapat
Rating, Rapat Kerja Ranting, serta menyelengarakan managemen
organisasi secara baik.
c Memberikan informasi tentang perkembangan organisasi kepada Sidang
Jemaat.
d Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
9 Pengurus Ranting mempunyai fungsi :
a melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan seluruh aktifitas organisasi berdasarkan AD dan
ART serta keputusan Rapat Ranting maupun kebijakan kebijakan lain
organisasi.
b Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat strategis ditingkat Ranting
c Mengembangkan dan memberdayakan potensi dan sumber daya pemuda
di Ranting.
10Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur organisasi dalam
Pengurus Ranting, diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB VI
BADAN PEMBINA
23

1
2
3
4
5
6
7
8
9

1.
2.
3.

4.

Pasal 24
Badan pembina adalah badan konsultatif AMGPM yang berfungsi
melaksanakan tugas pendampingan bagi kepengurusan disetiap tingkatan.
Badan pembina dapat memberi usulan dan masukan serta pertimbangan
kepada Pengurus sesuai tingkatannya, baik diminta maupun tidak.
Badan Pembina dibentuk, diangkat dan ditetapkan oleh kepengurusan
masing-masing tingkatan.
Dalam melaksanakan tugas Badan Pembina bersifat kolektif
Keanggotaan Badan Pembina terdiri dari warga Gereja Protestan Maluku
yang aktif membantu pengembangan AMGPM.
Secara fungsional perangkat kepemimpinan gereja adalah pembina pada
setiap jenjang kepengurusan AMGPM (ex oficio).
Lamanya tugas Badan Pembina adalah sama dengan lamanya masa
kepengurusan masing-masing tingkatan.
Badan Pembina berjumlah sekurang-kurangnya 5 orang dan sebanyakbanyaknya 7 orang
Tata cara pengusulan, penetapan dan pengangkatan serta kriteria, diatur
dalam peraturan Organisasi
BAB VII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 25
Atribut organisasi AMGPM terdiri atas :
a.
Lagu wajib
b.
Lambang
Lagu wajib sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a adalah Kamu Adalah
Garam dan Terang Dunia.
Lambang AMGPM sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b terdiri dari :
a.
Bendera
b.
Jaket
c.
Emblem
Tata ukuran bendera, emplem, model jaket, dan tatacara penggunaan
atribut organisasi diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 26
1 Perbendaharaan AMGPM berupa uang, sumber-sumber dana dan harta milik,
diperoleh dari :
a Persembahan syukur (uang kolekta, persepuluhan, dan pemberian
sukarela lainnya)
b Iuran/tanggungan
c Hibah
d Sumbangan yang tidak mengikat
e Usaha-usaha lain yang sah
2 Perbendaharaan AMGPM terdiri dari semua aset perbendaharaan yang
dikelola disemua jenjang kepengurusan organisasi.
3 Tahun buku AMGPM adalah tahun takwin
Pasal 27
Pengelolaan dan Pengawasan
1 Pengelolaan keuangan AMGPM di semua jenjang kepengurusan didasarkan
pada sistem anggaran pendapatan dan belanja yang berimbang dan
dinamis.
2 Anggara Pendapatan dan Belanja pada setiap tingkatan kepengurusan
dirancang oleh lembaga eksekutif dan ditetapkan oleh lembaga legislatif
sesuai tingkatannya.
3 Tahun anggaran AMGPM berdasarkan tahun taqwin
24

4 Pengurus Besar bertanggung jawab dan mengkoordinasikan pemeriksaan


dan pengawasan perbendaharaan disemua jenjang kepengurusan, dalam
kerjasama dengan perangkat kepemimpinan gereja di semua jenjang.
Pasal 28
1 Untuk kepentingan pengawasan yang efektif, transparan dan bertanggung
jawab, pada semua jenjang kepengurusan diwajibkan dibentuk
Tim
Verifikasi.
2 Tim verifikasi dibentuk oleh masing-masing tingkatan kepengurusan
berdasarkan rekomendasi dari Kongres, Konferda, Konfercab dan Rapat
Ranting.
3 Tugas Tim Verifikasi adalah mengadakan pemeriksaan keuangan dan
melaporkan hasil kerjanya kepada lembaga legislatif disetiap tingkatan.
4 Pelaksanaan tugas Tim Verifikasi dan pelaporannya adalah pada setiap
tahun kegiatan berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja setiap
tingkatan kepengurusan.

1
2
3
4
5

BAB IX
PENGESAHAN DAN PEMBUBARAN
Pasal 29
Pengesahan pembentukan struktur Organisasi dilakukan oleh Perangkat
Pengurus setingkat diatasnya kecuali Pengurus Besar dilakukan oleh BPH
Sinode GPM.
Pengesahan pembentukan dan atau pengesahan pembubaran Ranting,
Cabang, Daerah dilakukan oleh Pengurus setingkat diatasnya.
Pembubaran AMGPM ke dalam lain Wadah Pemuda Gerejawi dilakukan oleh
Kongres dengan memperhatikan pertimbangan BPH Sinode GPM.
Dalam Kongres yang diadakan untuk membubarkan AMGPM dibentuk Panitia
Penyelidik untuk menyelesaikan segala kekayaan Organisasi.
Pada waktu pembubaran, semua milik AMGPM diserahkan kepada GPM
melalui Badan Pekerja Harian Sinode GPM.

BAB X
KETENTUAN PERUBAHAN
Pasal 30
1 Setiap perubahan atau penambahan Anggaran Rumah Tangga ini hanya
dapat dilakukan oleh Kongres.
2 Tata Cara pengusulan perubahan ART selanjutnya akan diatur dalam
Peraturan Organisasi.
3 Lain-lain peraturan yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga diatur
oleh Pengurus Besar sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
AMGPM.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
DITETAPKAN DI :
PADA TANGGAL :
2010
PIMPINAN SIDANG
25

AMBON
14 OKTOBER

MAJELIS KETUA :
1. JOHAN RAHANTOKNAM
2. NY. ERLIN TOISUTTA/T
3. JOSEPH SAPASURU
4. J. LAMER
5. PDT. F.V. ADRIAANSZ

SEKRETARIS PERSIDANGAN

Pdt. A. J. TIMISELA. S.Si

MEMORI PENJELASAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGKATAN MUDA GEREJA PROTESTAN MALUKU
B A B
I
AMANAT PELAYANAN
Pasal 1.
Amanat Pelayanan Organisasi adalah bentuk umum program
yang harus selalu diperhatikan oleh aparat pelaksana organisasi
pada semua jenjang. Amanat pelayanan ini adalah penjabaran resmi
dari Mukadimah AD tujuan organisasi. Dengan melaksanakan Amanat
pelayanan berarti organisasi ini telah berusaha mendekatkan dirinya
pada, tujuannya.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2.
Ayat 1 point a cukup jelas
Ayat 1
point b dan c "yang menerima tujuan, pengakuan, azas dan
motto serta bersedia, melaksanakan Amanat Pelayanan
Organisasi".
Artinya, walaupun yang bersangkutan adalah anggota GPM yang
berumur 17 45 tahun tidak dengan sendirinya menjadi Anggota
Biasa maka belum memenuhi syarat diatas (junto AD Bab II
pasal 5; Bab. III Pasal 6
Ayat 1
point d, Pimpinan Gereja ( Eks Officio), hak suarannya
(memilih dan dipilih) akan gugur dengan sendirinya bila, usianya
lebih dari 45 tahun.
Ayat 2
Cukup Jelas
Ayat 3 Adalah mereka, yang pada saat menjadi anggota Gereja
Protestan Maluku (GPM) telah berusia di atas 45 tahun
Ayat 4, Adalah mereka baik yang berasal dari golongan agama lain
maupun dari denominasi gereja yang lain.- (perlu peraturan
organisasi)
Pasal 3.

Pasal 4.

Hak Anggota AM GPM


3. 1 Cukup jelas.
3.2.
Cukup jelas.
3.3. Cukup Jeles.
3.4. Cukup jelas.
Kewajiban Anggota AMGPM ......... cukup jelas

Pasal 5.
Penerimaan, pengangkatan dan Penetapan Anggota
1. "setelah memenuhi syarat-syarat penerimaan anggota". Perlu
peraturan organisasi
2. Cukup jelas.
3. Cukup jelas.
4. Cukup jelas.
Pasal 6.

Kartu Tanda Anggota Biasa AMGPM ..... Cukup Jelas


26

Pasal 7.
Berakirnya Keanggotaan.
1. Cukup jelas.
2. Bagian ini tidak berlaku. bagi Anggota Kehormatan.
3. "Diberhentikan"; berarti mencabut hak seseorang (Juncto, ART Bab
II Pasal 3 dan 4), dan yang bersangkutan tidak lagi sebagai anggota
AMGPM.,
"Disiplin Organisasi", perlu peraturan organisasi.
"Disiplin Gereja"adalah Peraturan Pokok Gereja Protestan Maluku.
tentang Disiplin Gereja bagi anggota dan pejabat Gereja Protestan
Maluku. "Pembelaan diri"; (Juncto ART Bab IV pasal 9 point 10 butir
c).
1. Cukup jelas.
BAB III
QORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 8 Ayat 1 cukup jelas
Ayat 2, 3, 4 dan 5 cukup jelas
BAB IV
LEMBAGA LEGISLATIF
Pasal 9.
Kongres AMGPM
1.
Juncto AD Bab IX Pasal 14. Ayat 2 point a
1.
"Cling (5) tahun sekali" Juncto ART Bab IV Pasal 9 ayat 2.
2.
Cukup Jelas
3.
Cuku Jelas
4.
Cukup Jelas
5.
Cukup Jelas
6.
Cukup Jelas
7.
Cukup Jelas
8.
Perlu peraturan organisasi
9.
A dan B Cukup Jelas
C .Melakukan rehabilitasi / pemulihan nama baik terhadap
persoalan yang dialami oleh anggota AMGPM
D.Penilaian Laporan Umum Pertanggung-jawaban bersifat
penilaian kualitatif untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi
(referensi) Kongres dan bahan dokumentasi organisasi, Karena itu
Laporan Umum Pertanggung-j awaban sekurang-kurangnya
meliputi :
Gambaran umum mengenai kondisi umum, tantangan dan
permasalahan pokok yang dihadapi organisasi.
Laporan dan Pertanggung-jawaban Program.
Yang dipertanggung jawabkan hanyalah program-program hasil
keputusan MPP tahun terakhir. Laporan pada MPP tahun
pertama, kedua, ketiga dan keempat hanyalah dilaporkan
karena hasilnya telah dipertanggung-jawabkan pada MPP
tahun pertama, kedua, ketiga dam keempat (Juncto ART Bab
lV Pasal 7 ayat 2).
E. Laporan Pengurus, Daerah adalah laporan mengenai
perkembangan organisasi didaerahnya.
F.
Cukup jelas.
G. Cukup jelas.
10.
"Di rekomendasikan" artinya diterima (bukan disahkan) sebagai
bagian yang tidak terpisahkan (satu kesatuan) dari seluruh keputusan
Sidang Sinode yang pelaksanaannya ditangani oleh AMGPM (yang dalam hal
ini Pengurus Besar).
Pasal 10. MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA (MPP)
27

1. Juncto AD Bab IX Pasal 14, ayat 2 point b


"sesudah dan berada dibawah".artinya MPP dilaksanakan sesudah
Kongres (Juncto) ART Bab IV Pasal 10 ayat 2) dengan tugas
menjabarkan keputusan-keputusan Kongres (Juncto ayat 8 Pasal
ini). Sehingga walaupun MPP sebagai Lembaga Legislatif
kedudukannya tetap berada dibawah Kongres.
2. "Empat (4) kali diantara (2) dua masa Kongres" berarti dalam satu
periode kepengurusan MPP dilaksanakan hanya 4 (empat) kali.
3. Cukup Jelas
4. Cukup Jelas
5. Cukup Jelas
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Juncto ART Bab, IV Pasal 9 ayat 11
Pasal 11.
KONFERENSI DAERAH
1. Juncto AD Bab IX Pasal 14 AYAT 2 POINT C.
2. "Cling (5) tahun sekali" Juncto ART Bab IV Pasal 11 ayat 2.
3. Butir a Cukup Jelas
Butir b Dalam kenyataan, masih terdapat Daerah-daerah yang
sampai saat ini belum dibentuknya Cabang, maka sesuai ayat 3
butir b pasal ini telah diharuskan kehadiran peserta Konferda
adalah utusan Cabang, bukan utusan Ranting , karena itu bagi
Daerah-daerah yang sampai saat ini belum terbentuk Cabang maka
perwakilan Cabang diambil dari wilayah Kring Pekabaran Injil
(PI)pada masing-masing daerah (sebagai cikal bakal pembentukan
cabang). Selanjutnya pengaturan penunjukan personil dari masingmasing kring/cabang di tentukan oleh Pengurus Daerah atau pada
saat penetapan peserta konferensi daerah Juncto ART Bab V pasal 19
ayat 3
Butir c cukup jelas
Butir d Satu Ketua Majelis Jemaat dari setiap cabang artinya
bahwa realita yang terjadi ada Cabang yang dalam wilayah
pelayanannya terdapat beberapa Jemaat (Ranting) dan atau
beberapa Ketua Majelis Jemaat selaku peserta biasa, ada Cabang
yang hanya 1(satu) jemaat tetapi memiliki banyak ranting namun
hanya memiliki 1(satu) orang Ketua Majelis Jemaat selaku peserta
biasa, hal ini dirasakan tidak ada perimbangan / pemerataan
penetapan peserta biasa dari para Ketua Majelis Jemaat, atas dasar
itu maka Setiap Cabang hanya memiliki 1(satu) orang Ketua Majelis
Jemaat yang hadir dalam Konferda dengan Hak selaku peserta biasa.
Juncto ART Bab IV pasal 9 ayat 3.d. Mekanisme penentuan ketua
majelis jemaat yang adalah peserta biasa dalam wilayah kerja
cabang yang memiliki beberapa Ketua Majelis Jemaat ditentukan
oleh lembabaga lesgislatif tingkat cabang dan atau rapat pleno
pengurus cabang (digilirkan). Bagi Jemaat yang memiliki beberapa
Cabang maka PHM dari jemaat yang bersangkutan hadir sebagai
peserta biasa, sedangkan Ketua Majelis Jemaat yang tidak termasuk
selaku peserta biasa wajib mengikuti konferda selaku peserta luar
biasa.
4. Cuku Jelas
5. Cukup Jelas
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Cukup Jelas
10. Perlu peraturan organisasi
28

11. Cukup Jelas.


Pasal 12.
Musyawarah Pimipinan Paripurna Daerah.
1. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ayat 2 butir d.
2. "4 (empat) kali diantara 2 (dua) masa Komperda" - Juncto ART Bab IV
Pasal 11 ayat 2.
3. Tata Tertib MPPD yang ditetapkan oleh MPP.
4. Poin t a, & c, Cukup Jelas, point b dan d juncto ART pasal 11 ayat
3 point b dan d
5. Cukup Jelas
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Cukup Jelas
10. Cukup Jelas
11. Cukup Jelas
Pasal 13. Konperensi Cabang.
1. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ayat 2 butir e.
2. 3 (tiga) tahun sekali dimaksudkan agar ada regenerasi kader di
tingkat basis, yang dimaksudkan Tata Tertib adalah Tata Tertib yang
ditetapkan di MPP merupakan Tatip Baku
3. Cukup Jelas
4. Cukup Jelas
5. Cukup Jelas
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Cukup Jelas
10.
Perlu Peraturan Organisasi
11.
Cukup Jelas
12.
Cukup Jelas
13.
Cukup Jelas
Pasal 14.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
1. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ayat 2 butir f.
2. "2 (dua) kali diantara 2 (dua) masa Komfercab" - Juncto ART Bab IV
Pasal 13 ayat 2.
3. Tata Tertib MPPC yang ditetapkan oleh MPP.
4. Cukup Jelas
5. Cukup Jelas
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Cukup Jelas
10.
Cukup Jelas
11.
Cukup Jelas
Pasal 15. Rapat Ranting.
1. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ay 2 butir g.
2. 2 (tiga) tahun sekali dimaksudkan agar ada regenerasi kader di
tingkat basis, yang dimaksudkan Tata Tertib adalah Tata Tertib yang
ditetapkan di MPP merupakan Tatib Baku
3. Butir a dan b Cukup Jelas
Butir c Unsur Majelis Jemaat Sektor artinya bahwa apabila
dalam satu Jemaat hanya satu orang Ketua Majelis Jemaat yang
terdiri dari banyaknya Ranting maka Unsur majelis jemaat di sektor
29

(BAKOPEL) yang dikoordinir oleh seorang Penatua, mewakili Majelis


Jemaat sebagai peserta biasa.
4. Cukup Jelas
5. Cukup Jelas
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Cukup Jelas
10.
Perlu Peraturan Organisasi
11.
Cukup Jelas
12.
Cukup Jelas
13.
Cukup Jelas
Pasal 16.
Rapat Kerja Ranting
1. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ayat 2 butir h.
2. "1 (satu) kali diantara 2 (dua) masa Rapat Ranting" - Juncto ART
Bab IV Pasal 13 ayat 2.
Tata Tertib Rapat Kerja Ranting yang ditetapkan oleh MPP.
3. A. Cukup Jelas
B. Menunjuk pada sistem perwakilan berdasarkan pada
kesepakatan bersarna antara Pengurus Ranting dengan semua
Anggota Biasa. Sistem perwakilan ini dapat berupa kelompokkelompok unit atau sektor atau menurut jenjang pendidikan,
dan lain-lain sepanjang hal tersebut diperlukan.
4. Cukup Jelas
5. Cukup Jelas
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Cukup Jelas
BAB V
LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 17.
1.
2.
3.

Pengurus Besar
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Pada
dasarnya
kepemimpinan
AMGPM
mengacu
pada
kepemimpinan GPM adalah kolegial (kolektif), yang selanjutnya
diatur dalam Peraturan Organisasi (PO). Walaupun demikian dalam
hal-hal tertentu sangatlah membutuhkan penampilan organisasi
yang bersangkut paut dengan hukum atau yang tidak berkaitan
dengan hukum maka yang mewakili organisasi adalah Ketua Umum
dan Sekretaris Umum
4. Dalam hal untuk mengefektifkan pelayanan organisasi maka
Pengurus Besar dapat mengambil sikap untuk kepentingan
pelayanan demi menjawab rentang kendali pelayanan.
5. Cukup Jelas

Pasal 18.
Ayat 1
cukup jelas
Ayat 2
Penentuan jumlah korwil tidak tergantung kepada berapa
banyaknya daerah dan atau terdapatnya Ibukota Kabupaten
namun mesti ditinjau dari aspek rentang kendali pelayanan demi
tercapainya tujuan organisasi sebab korwil merupakan unsur
pengurus besar yang ada di daerah dengan tugas koordinatif dan
teknis lainnya selanjutnya di tetapkan dalam PO
Ayat 3 Cukup Jelas
Ayat 4 Cukup Jelas
Ayat 5 Cukup Jelas
30

Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat
Ayat

6 Cukup Jelas
7 Cukup Jelas
8 Cukup Jelas
9 Cukup Jelas
10 Cukup Jelas
11 Cukup Jelas
12 Cukup Jelas

Pasal 19. Pengurus daerah.


1. Cukup jelas. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ayat 3b
2. Juncto ART Bab IV Pasal 11 ayet 11.
3. Juncto ART Bab V Pasal 17 ayat 4
4. Cukup jelas.
Pasal 20. Ayat 1 Cukup Jelas
Ayat 2 Cukup Jelas
Ayat 3 Cukup Jelas
Ayat 4 Cukup Jelas
Ayat 5 Cukup Jelas
Ayat 6 Cukup Jelas
Ayat 7 Cukup Jelas
Ayat 8 Cukup Jelas
Ayat 9 Cukup Jelas
Ayat 10 Cukup Jelas
Pasal 21
1.
2.
3.
4.

Pengurus Cabang
Cukup jelas. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ayat 3c
Juncto ART Bab IV Pasal 11 ayet 11.
Juncto ART Bab V Pasal 17 ayat 4
Cukup jelas.

Pasal 22. Ayat 1 Cukup Jelas


Ayat 2 Cukup Jelas
Ayat 3 Cukup Jelas
Ayat 4 Cukup Jelas
Ayat 5 Cukup Jelas
Ayat 6 Cukup Jelas
Ayat 7 Cukup Jelas
Ayat 8 Cukup Jelas
Ayat 9 Cukup Jelas
Ayat 10 Cukup Jelas
Pasal 23. Pengurus Ranting
1. Cukup jelas. Juncto AD Bab IX Pasal 14 ayat 3d
2. Juncto ART Bab IV Pasal 11 ayet 11.
Ayat 3 Cukup Jelas
Ayat 4 Cukup Jelas
Ayat 5 Cukup Jelas
Ayat 6 Cukup Jelas
Ayat 7 Cukup Jelas
Ayat 8 Cukup Jelas
Ayat 9 Cukup Jelas
Ayat 10 Cukup Jelas

Pasal 24

BAB. VI.
BADAN PEMBINA
1.
"Tugas pendampingan" berarti memberikan , nasehat,
arahan dan bimbingan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
31

2.
3.
4.
5.

organisasi.
Cukup Jelas
Cukup Jelas
"Bersifat kolektif" berarti dalam melaksanakananakan tugasnya Badan Pemb ina
tidak bersifat perorangan.
"Fungsional Gereja" adalah pejabat gereja, tokoh-tokoh gereja atau
anggota masyarakat/gereja yang memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam soal-soal gereja.
6. Cukup Jelas
7. Cukup Jelas
8. Cukup Jelas
9. Cukup Jelas
BAB VII
AT R I B U T
Pasal 25. 1.
Cukup Jelas.
2. Cukup Jelas
3. Perlu Peraturan Oraanisast.
4. Perlu Peraturan Organisasi.
BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 26. 1.
Cukup Jelas
2. Arti semua perbendaharaan yang ada pada, semua jenjang
organisasi adalah milik organisasi sebagai satu kesatuan
(Juncto AD Bab XI Pasal 16) sedangkan tanggung-jawab
pengelolaannya berada pada Pengurus masing-masing jenjang,
2. "tahun taqwin" adalah tahun buku yang dihitung mulai dari 1
Januari sampai denagn 31 Desember.
Pasal 27. Pengelolaan dan Pengawasan
1. Yang dimaksud dengan Berimbang dan Dinamis dalam pasal
ini : "Berimbang" artinya terdapat keseimbangan antara
pendapatan clan belanja. "Dinamis" artinya tingkat
keseimbangan anggaran dari tahun ke tahun selalu berunbah-ubah
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2. Cukup ielas.
3. Cukup jelas.
Pasal 28. Cukup Jelas
Pasal 29

BAB IX. PENGESAHAN & PEMBUBARAN


Cukup Jelas

Pasal 30

BAB. X KETENTUAN PERUBAHAN


Cukup Jelas
BAB XI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

Cukup Jelas
DITETAPKAN DI : AMBON
PADA TANGGAL : 14 OKTOBER
2010
PIMPINAN SIDANG

MAJELIS KETUA :
1. JOHAN RAHANTOKNAM
2. NY. ERLIN TOISUTTA/T
3. JOSEPH SAPASURU
4. J. LAMER

SEKRETARIS PERSIDANGAN

32

5. PDT. F.V. ADRIAANSZ

Pdt. A. J. TIMISELA. S.Si

33

PERBANDINGAN AMANDEMEN ANGGARAN DASAR AMGPM


DRAF AD SEMENTARA YANG DIPAKAI
BAB I
NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN
Pasal 1
N A M A
Angkatan Muda
disingkat AMGPM

Gereja

Protestan

Maluku

Pasal 2
W A K T U
AMGPM didirikan pada tanggal 27 Maret 1933
oleh GPM untuk jangka waktu yang tidak
terbatas
dan
tetap
berada
dibawah
koordinasinya.

AMANDEMEN ANGGARAN DASAR HASIL KONGRES


XXVII

CATATAN PERBEDAAN

BAB I
Pada Bab I penambahan kata
NAMA, WAKTU, WILAYAH DAN
Wilayah dan pada judul
KEDUDUKAN
Bab,
Pasal 1
Organisasi ini bernama Angkatan Muda Gereja Protestan
Maluku, selanjutnya disingkat AMGPM.
Pada pasal 1 tidak memakai
judul pasal dan ditambah
Pasal 2
kata Organisasi ini
AMGPM didirikan pada tanggal 27 Maret 1933 oleh Gereja bernama pada awal kalimat
Protestan Maluku (GPM) untuk waktu yang tidak
ditentukan lamanya, dan tetap berkordinasi dengan GPM
Pada pasal 2 mulai dari kata
terbatas ...dst
dirobah
Pasal 3
mulai dari kata
Medan pelayanan AMGPM meliputi seluruh wilayah ditentukan ... dst
pelayanan GPM yang berada di Provinsi Maluku dan
Maluku Utara.

Pasal 3
Pasal 4
KEDUDUKAN
Pasal 3 AD yang lama
Medan pelayanan AMGPM meliputi seluruh Pusat pimpinan AMGPM berkedudukan di Pusat Pimpinan dipecah menjadi dua pasal
seluruh wilayah pelayanan GPM di Provinsi Gereja Protestan Maluku (GPM).
pada AD baru disesuaikan
Maluku dan Maluku Utara dan mempunyai
dengan judul Bab I dimana
pusat pimpinan berkedudukan di pusat
pasal 3 menerangkan wilayah
pimpinan GPM.
pelayanan AMGPM dan pada
pasal 4 menerangkan
kedudukan AMGPM
BAB II
BAB II
T U J U A N
T U J U A N
Bab
II
tidak
mengalami
34

Pasal 4
Pasal 5
Tujuan AMGPM ialah membina pemuda gereja Tujuan AMGPM ialah membina pemuda gereja sebagai
sebagai pewaris dan penerus nilai-nilai Injili pewaris dan penerus nilai-nilai Injili agar memiliki
agar memiliki ketahanan iman, Iptek, sosio ketahanan iman, Iptek, sosio ekonomi, sosio budaya dan
ekonomi, sosio budaya dan sosio politik, untuk sosio politik, untuk mewujudkan tanggung jawabnya
mewujudkan
tanggung
jawabnya
dalam dalam kehidupan bergereja, bermasyarakat, berbangsa
kehidupan
bergereja,
bermasyarakat, dan bernegara.
berbangsa dan bernegara.
BAB III
BAB III
PENGAKUAN
PENGAKUAN
Pasal 5
Pasal 6
1.
Dalam ketaatana kepada Firman Allah 4. Dalam ketaatan kepada Firman Allah sebagaimana
sebagaimana disaksikan dalam Alkitab oleh
disaksikan dalam Alkitab oleh Kuasa Roh Kudus, AMGPM
Kuasa Roh Kudus, AMGPM mengaku
mengaku bahwa : YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN DAN
bahwa :YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN
KEPALA GEREJA, TUHAN ATAS SEJARAH BANGSADAN KEPALA GEREJA, TUHAN ATAS SEJARAH
BANGSA, DAN ALAM SEMESTA, JURU SELAMAT DUNIA.
BANGSA-BANGSA, DAN ALAM SEMESTA, 5. AMGPM mengungkapkan pengakuan ini di dalam
JURU SELAMAT DUNIA.
persekutuan, pemberitaan Injil dan pelayanan.
2. AMGPM mengungkapkan pengakuan ini di 6. AMGPM menolak segala sesuatu yang secara dasariah
dalam persekutuan, pemberitaan Injil dan
bertentangan dengan pengakuan ini.
pelayanan.
3. AMGPM menolak segala sesuatu yang secara
dasariah bertentangan dengan pengakuan
ini.
BAB IV
AZAS BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA

perobahan
judul,
hanya
terjadi perobahan Pasal 4 AD
lama menjadi pasal 5 AD baru

Pasal 5 menjadi Pasal 6

BAB IV
AZAS BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA
Pasal 6 menjadi pasal 7

Pasal 6
Pasal 7
Dalam
terang
pengakuan
sebagaimana Dalam terang pengakuan sebagaimana disebutkan pada
disebutkan dalam Bab III pasal 5, maka dalam Bab III pasal 6, maka kehidupan bermasyarakat,
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berbangsa dan bernegara, AMGPM berasaskan Pancasila.
35

bernegara, AMGPM berasaskan Pancasila.


M

BAB V
O T

BAB V
O T

Pasal 7
Pasal 8
Pasal 7 menjadi pasal 8
Moto AMGPM : KAMU ADALAH GARAM DAN Moto AMGPM : KAMU ADALAH GARAM DAN TERANG DUNIA
TERANG DUNIA (Matius 5, ayat 13 a dan 14 a)
(Matius 5, ayat 13 a dan 14 a)
BAB VI
BAB VI
AMANAT PELAYANAN
AMANAT PELAYANAN
Pasal 8
Pasal 9
Amanat pelayanan adalah seluruh bentuk Amanat pelayanan adalah seluruh bentuk kegiatan yang Pasal 8 menjadi pasal 9
kegiatan yang dfilaksanakan sesuai tujuan, dilaksanakan sesuai tujuan, pengakuan, asas, dan moto
pengakuan, asas, dan moto organisasi
organisasi.
BAB VII
BAB VII
STATUS DAN BENTUK
STATUS DAN BENTUK
Pasal 9
Pasal 10
S T A T U S
S T A T U S
Pasal 9 menjadi pasal 10
1. Sebagai bagian integral dari Gereja 1. Sebagai bagian integral dari Gereja Protestan Maluku,
Protestan Maluku, AMGPM adalah organisasi
AMGPM adalah organisasi pemuda gereja yang
pemuda
gereja
yang
fungsional
dan
fungsional dan merupakan Organisasi Kemasyarakatan
merupakan
Organisasi
Kemasyarakatan
Pemuda (OKP) yang tetap berakar pada Gereja,dan
Pemuda (OKP) yang tetap berakar pada
terbuka kepada dunia.
Gereja,dan terbuka kepada dunia.
2. AMGPM adalah organisasi kader dan 2. AMGPM adalah organisasi kader dan wadah tunggal
wadah tunggal pembinaan pemuda GPM.
pembinaan pemuda GPM.
Pasal 10
B E N T U K

Pasal 11
E N T U
36

Pasal 10 menjadi pasal 11

Sesuai bentuk Gereja Protestan Maluku,


AMGPM berbentuk kesatuan.
Pasal 11
Pembagian daerah kerja disesuaikan dengan
pembagian daerah pelayanan GPM, dengan
jenjang sebagai berikut :
1. Pengurus Besar pada tingkat Sinode
2. Pengurus Daerah pada tingkat Klasis
3. Pengurus Cabang pada tingkat jemaat
4. Pengurus
Ranting
pada
tingkat
jemaat/sektor pelayanan.
BAB VIII
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota AMGPM adalah semua anggota GPM
yang berusia 17 45 tahun.
BAB IX
ALAT-ALAT KELENGKAPAN
Pasal 13
Lembaga Legislatif
1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)
3. Konferensi Daerah (Konferda)
4. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah
(MPPD)
5. Konferensi Cabang (Konfercab)
6. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
(MPPC)
7. Rapat Ranting
8. Rapat Kerja Ranting
Pasal 14
Lembaga Eksekutif

Sesuai bentuk Gereja Protestan Maluku, AMGPM berbentuk


kesatuan.
Pasal 12
Pembagian daerah kerja disesuaikan dengan pembagian
daerah pelayanan GPM, dengan jenjang sebagai berikut :
Pasal 11 menjadi pasal 12
5.
Pengurus Besar pada tingkat Sinode
6.
Pengurus Daerah pada tingkat Klasis
7.
Pengurus Cabang pada tingkat jemaat
8.
Pengurus Ranting pada tingkat jemaat/sektor
pelayanan.
BAB VIII
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Anggota AMGPM adalah warga Gereja Protestan Maluku
berusia 17 45 tahun.
BAB IX
ALAT-ALAT KELENGKAPAN
Pasal 14

Pasal 12 menjadi pasal 13

Pasal 13 dan 14 AD lama


digabung menjadi pasal 14
1. Alat kelengkapan organisasi terdiri dari lembaga dengan 3 ayat antara lain :
legislatif dan lembaga eksekutif.
Ayat 1 menerangkan tentang
2.
Yang dimaksud dengan lembaga legislatif, terdiri
alat kelengkapan organisasi
dari :
Ayat 2 menerangkan lembaga
a. Kongres
legislatif butir a s/d h
b. Musyawarah PimpinanParipurna (MPP)
c. Konferensi Daerah (Konferda)
Ayat 3 menerangkan tentang
d. Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD)
lembaga eksekutif
e. Konferensi Cabang (Konfercab)
f. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang (MPPC)
g. Rapat Ranting
h.Rapat Kerja Ranting
3.
Yang dimaksud dengan lembaga eksekutif terdiri
37

1.
2.
3.
4.

Pengurus
Pengurus
Pengurus
Pengurus

Besar (PB)
Daerah (PD)
Cabang (PC)
Ranting (PR)

dari :
a. Pengurus Besar, disingkat PB
b. Pengurus Daerah, disingkat PD
c. Pengurus Cabang, disingkat PC
d. Pengurus Ranting, disingkat PR
BAB X
BAB X
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 15
Pasal 15
Pengambilan keputusan di dalam AMGPM 1.
Pengambilan keputusan di dalam AMGPM didasarkan
didasarkan pada prinsip musyawarah untuk
pada prinsip musyawarah untuk mufakat.
mufakat.
2.
Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,
Pasal 16
maka keputusan diambil berdasarkan pemungutan
Apabila musyawarah untuk mufakat tidak
suara.
tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara.
BAB XI
PERBENDAHARAAN
Pasal 17
Perbendaharaan AMGPM adalah segala harta
milik, sumber-sumber dana yang berupa uang,
barang yang bergerak dan tidak bergerak,
yang menjadi milik organisasi.
BAB XII
HUBUNGAN DAN KERJASAMA
Pasal 18
Dalam upaya mewujudkan keesaan gereja
maka AMGPM tetap berusaha membina
hubungan
oikumenis
dengan
organisasi
pemuda gereja di seluruh Indonesia (gereja
anggota PGI) Dewan Gereja Asia (DGA), dewan
gereja se dunia (DGD) Kerjasama juga dapat

BAB XI
PERBENDAHARAAN
Pasal 16
Perbendaharaan AMGPM adalah segala harta milik,
sumber-sumber dana yang berupa uang, barang yang
bergerak dan tidak bergerak, yang menjadi milik
organisasi
BAB XII
HUBUNGAN DAN KERJA SAMA
Pasal 17
1.
Dalam Upaya mewujudkan keesaan Gereja, maka
AMGPM tetap berusaha membina hubungan oikumenis
dengan organisasi pemuda gereja di seluruh Indonesia,
(gereja anggota PGI), Dewan gereja Asia (DGA), Dewan
Gereja se dunia (DGD), kerjasama juga dapat dilakukan
dengan Lembaga keagamaan lainnya.
2.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
38

Pasal 15 dan 16 AD lama


digabung menjadi satu pasal
dengan dua ayat yang isinya
sama dgn pasal 15 dan 16 AD
lama.

Pasal 17 menjadi pasal 16

Pasal 18 dan 19 AD lama


digabung menjadi pasal 17
dengan dua ayat dengan isi
pasal 18 menjadi ayat 1 dan
pasal 19 menjadi ayat 2

dilakukan dengan gereja katolik dan lembaga


keagamaan lainnya.
Pasal 19
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, AMGPM bekerjasama dengan
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda, lembagalembaga pemerintah dan non pemerintah,
dengan tetap berpegang teguh pada tujuan,
pengakuan, asas, amanat pelayanan dan Moto
Organisasi.
BAB XIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 20
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dapat
dibubarkan atau membubarkan diri, jika
mendapat perswetujuan Kongres dengan jalan
musyawarah untuk mufakat dan dengan
memperhatikan pertimbangan Sinode GPM, cq
BPH Sinode GPM.

bernegara, AMGPM bekerjasama dengan Organisasi


Kemasyarakatan
Pemuda,
lembaga-lembaga
pemerintah dan non pemerintah, dengan tetap
berpegang teguh pada tujuan, pengakuan, asas,
amanat pelayanan dan Moto Organisasi.

BAB XIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 18
Pasal 20 menjadi pasal 18
Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dapat dibubarkan
atau membubarkan diri, jika mendapat perswetujuan
Kongres dengan jalan musyawarah untuk mufakat dan
dengan memperhatikan pertimbangan Sinode GPM, cq
BPH Sinode GPM.
Pasal 21 menjadi pasal 20

Pasal 21
Pasal 19
Tatacara
pembubaran
atau
dibubarkan, Tatacara pembubaran atau dibubarkan, peleburan atau
peleburan atau meleburkan diri, diatur di meleburkan diri, diatur di dalam ART.
dalam ART.
BAB XIV
BAB XIV
PERUBAHAN ATAU PENAMBAHAN
PERUBAHAN ATAU PENAMBAHAN
Pasal 22
Pasal 20
Perubahan atau penambahan Anggaran Dasar Perubahan atau penambahan Anggaran Dasar ini dapat
ini dapat dilakukan atau dianggap sah, apabla dilakukan atau dianggap sah, apabla
mendapat
mendapat persetujuan Kongres dengan jalan persetujuan Kongres dengan jalan musyawarah untuk Pasal 22 menjadi pasal 20
39

musyawarah untuk mufakat dan dengan


memperhatikan pertimbangan Sinode GPM, cq
BPH Sinode GPM.
BAB XV
KETENTUAN PANUTUP
Pasal 23
Hal-hal yang belum dimuat dalam Anggaran
Dasar ini, akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan peraturan lain dengan ketentuan
tidak bertentangan Anggaran Dasar.

mufakat dan dengan memperhatikan


Sinode GPM, cq BPH Sinode GPM.

pertimbangan

BAB XV
KETENTUAN PANUTUP
Pasal 21
Pasal 23 menjadi pasal 21
Hal-hal yang belum dimuat dalam Anggaran Dasar ini,
akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan
lain dengan ketentuan tidak bertentangan Anggaran
Dasar.

CATATAN : * Pada AD yang lama terdapat 15 BAB 23 pasal sedangkan pada AD Amandemen terdapat 15 Bab, 21
pasal

40

PERBANDINGAN AMANDEMEN ANGGARAN RUMAH TANGGA


ART LAMA
1.

ART BARU
BAB I
AMANAT PELAYANAN
Pasal 1
1. Melaksanakan misi Allah di dunia yaitu panggilan
untuk
memberitakan
keadilan,
kebenaran,
kesejahteraan dan pertobatan serta pembaruan yang
disediakan Tuhan bagi manusia dan dunia.
2. Membangun ketahanan iman (moral-etik), ketahanan
IPTEK, ketahanan sosio ekonomi, sosio budaya dan
sosio politik.
3. Membina spiritualitas, persekutuan, daya refleksi dan
aksi yang transformatif untuk tugas-tugas kesaksian
dan
pelayanan
dalam
kehidupan
bergereja,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Mempersiapkan
pemimpin
yang
visioner
dan
berwawasan eklesiologis, nasionalis, serta aktif
melayani gereja, bangsa dan negara.
5. Untuk memenuhi amanat pelayanan ini, AMGPM
melaksanakan pembinaan yang mengarah pada
Sistem Pendidikan Kader serta visi, misi, dan strategi
pelayanan GPM, yang secara programatis dijabarkan
di dalam KUP dan GBPP pada semua jenjang.

BAB II

BAB II
41

PENJELASAN PERUBAHAN
ART

1.

2.
a.
b.
3.

4.

1.

KEANGGOTAAN
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Pasal 2
Anggota Biasa yaitu :
1.
Anggota Biasa AMGPM terdiri dari :
a. semua Anggota GPM yang berumur 17-45
a.
Semua anggota Gereja Protestan Maluku berusia
tahun yang menerima tujuan, pengakuan,
17 45 tahun
azas dan Moto serta bersedia melaksanakan
b.
Menerima tujuan, pengakuan, azas dan motto
Amanat Pelayanan Organisasi.
AMGPM.
b. Pimpinan Gereja (Exs oficio).
c.
Bersedia melaksanakan amanat pelayanan
Anggota Luar Biasa yaitu :
AMGPM
Mantan Anggota Biasa.
d.
Pimpinan gereja (exs oficio).
Anggota Biasa yang tidak termasuk dalam butir 2.
Anggota Luar Biasa AMGPM adalah :
1.
Warga Gereja Protestan Maluku berusia di atas 45 tahun
atau yang biasa disebut senior
Anggota Kehormatan yaitu mantan Anggota
Anggota Kehormatan yaitu :
Biasa dan Anggota Luar Biasa yang tidak 3.
a.
Warga Gereja Protestan Maluku berusia di atas
termasuk butir 1 yang berjasa bagi organisasi.
45 tahun yang berjasa kepada AMGPM, dimana sikap
Anggota Penyantun yaitu mereka yang
hidupnya tidak bertentangan dengan pengakuan, azas,
dengan sukarela memberikan bantuan kepada
moto, tujuan dan amanat pelayanan AMGPM.
organisasi, yang ditetapkan oleh Pengurus
b.
Anggota kehormatan AMGPM ditetapkan oleh
Organisasi pada tingkatnya.
lembaga legislatif atas usul Pengurus Besar
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
4.
Anggota Penyantun yaitu :
Setiap Anggota berhak untuk :
a.
Mereka yang dengan sukarela memberikan
1.1.
Anggota Biasa :
perhatian dan bantuan kepada AMGPM.
a. Mempunyai hak bicara dan hak suara.
b.
Anggota penyantun ditetapkan oleh Pengurus
b. Mempunyai hak memilih dan dipilih.
AMGPM sesuai tingkatannya
c. Menyampaikan usul atau pendapat
c.
Anggota
penyantun
dapat
memberikan
secara langsung atau tidak langsung.
pendapat kepada pengurus AMGPM bagi kemajuan
d. Menghadiri setiap kegiatan organisasi.
organisasi sesuai tingkatan kepengurusannya.
e. Memiliki Kartu Anggota.
Pasal 3
1.2.
Anggota Luar Biasa :
Hak Anggota AMGPM
a. Menghadiri dan ikut berpartisipasi dalam 1.
Setiap anggota biasa AMGPM mempunyai hak :
setiap kegiatan organisasi.
a.
Hak bicara dan hak suara
42

Pada pasal 2 ayat 1 ART


lama digabungkan dalam
satu kalimat, sedangkan
pada ART baru dirinci dari
point a s/d d
Pada ayat 2 ART lama
dirinci sedangkan ART
baru jadi satu kalimat
dan lebih memperjelas
status
mereka
selaku
senior
Pada ayat 3 ART baru
point
a
lebih
menekankan pada sikap
hidup dan perilaku sesuai
AD/ART,
point
b
menekankan
penetapan
mereka pada lembaga
legislatif
demi
mempermudah
proses
pengangkatan
Pada ayat 4 ART baru
dirinci utuk memperjelas
status,
tugas
dan
tanggung jawab
Judul pada pasal 3 ART
lama
digabungkan Hak

b. Menyampaikan usul atau pendapat


secara langsung atau tidak langsung.
c. Mempunyai hak bicara.
d. Tidak mempunyai hak memilih atau
dipilih.
1.3.
Anggota Kehormatan :
a. Mempunyai hak bicara atau usul, baik
diminta atupun tidak diminta.
b. Ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan
organisasi.
1.4.
Anggota Penyantun :
a. Mempunyai hak bicara atau usul, baik
diminta maupun tidak diminta.
b. Ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan
organisasi.
2. Setiap Anggota Biasa berkewajiban :
2.1.
Memegang
teguh
pengakuan
organisasi dalam pergaulan sehari-hari.
2.2.
Menjaga dan memelihara nama baik,
kehormatan dan kepentingan organisasi dan
GPM, baik kedalam maupun keluar.
2.3.
Selalu berusaha meningkatkan dan
mengembangkan AMGPM khususnya dan
GPM umumnya.
2.4.
Membayar Iuran dan atau Donasi serta
membantu
usaha-usaha
lainnya
yang
dikembangkan oleh AMGPM.
Pasal 4
PENERIMAAN, PENGANGKATAN DAN
PENETAPAN ANGGOTA

b.
c.

Hak memilih dan dipilih


Menyampaikan usul secara langsung atau tidak
langsung
d.
Menghadiri setiap kegiatan organisasi
e.
Memiliki Kartu Anggota AMGPM
f.
Membela diri di Kongres atas tindakan disiplin
yang diberikan organisasi
2.
Setiap Anggota Luar Biasa AMGPM mempunyai hak :
a.
Mempunyai hak bicara atau usul
b.
Menghadiri dan ikut berpartisipasi dalam setiap
kegiatan organisasi
c.
Menyampaikann usul atau pendapat baik secara
langsung atau tidak langsung.
3.
Anggota Kehormatan mempunyai hak :
a.
Hal bicara atau usul, baik diminta atau tidak
diminta
b.
Ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan
organisasi
4.
Anggota Penyantun mempunyai hak :
a.
Hak bicara atau usul, baik diminta atau tidak
diminta
b.
Ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan
organisasi
Pasal 4
Kewajiban Anggota AMGPM
Anggota AMGPM mempunyai kewajiban :
a.
Melaksanakan AD dan ART serta
Peraturan Organisasi
b.
Memegang teguh pengakuan dan
azas organisasi
c.
Melaksanakan tujuan, fungsi, tugas
dan kebijakan organisasi
d.
Menjunjung tinggi disiplin organisasi
43

dan
Kewajiban,
sedangkan pada pasal 3
ART baru Hak Anggota
Pada ayat 1 ditambah
satu hak yaitu pada poit
f

Pada ayat 2 ART baru hanya


ada tiga point
dengan
menghilangkan point d pada
ART lama

Pasal 4 merupakan pecahan


dari pasal 3 ayat 2 ART lama
dengan
menambah
kewajiban yg lebih luas
seperti point a, c, d, dan g

1.

Anggota Biasa diterima


oleh Pengurus Ranting.
2.
Anggota
Luar
Biasa
diterima dan didaftarkan oleh Pengurus
Ranting.
3.
Anggota
Kehormatan
diangkat oleh Pengurus Besar dan ditetapkan
oleh Kongres atas usulan Pengurus Daerah.
4.
Anggota
Penyantun
diangkat dan ditetapkan oleh Pengurus pada
setiap jenjang organisasi.

1.
2.
3.

4.
5.

1.
2.

Pasal 5
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Berpindah status keanggotaan GPM.
Meninggal dunia.
Diberhentikan dari keanggotan AMGPM
oleh Gereja Protestan Maluku karena melanggar
disiplin organisasi dan disiplin GPM dan yang
bersangkutan dapat membuat pembelaan diri
di Kongres.
Khususnya bagi Anggota Penyantun dapat
dibebaskan oleh Pengurus pada setiap jenjang
organisasi.
Anggota AMGPM yang mengundurkan diri
harus disertai surat pernyataan.

e.

Menjaga dan memelihara nama


baik, kehormatan dan kepentingan organisasi AMGPM
khususnya dan GPM umumnya, baik kedalam maupun
keluar.
f.
Meningkatkan dan mengembangkan
AMGPM khususnya dan GPM umumnya.
g.
Melaksanakan
tugas-tugas
yang
diberikan oleh organisasi dengan penuh tanggung
jawab
h.
Membayar iuran dan atau donasi,
serta membantu usaha-usaha lain yang dikembangkan
AMGPM.

Pasal 4 ART lama menjadi


pasal 5
Ayat 1 di tambah kalimat
dan ....
Ayat 3 kongres diganti dgn
lembaga
legislatif
dan
Pengurus
daerah
diganti
dengan pengurus besar

Pasal 5
Penerimaan, Pengangkatan dan Penetapan Anggota Pasal 6 merupakan pasal yg
1.
Anggota biasa diterima oleh Pengurus Ranting dan baru
dicatat dalam buku induk keanggotaan.
2.
Angota Luar Biasa diterima dan didaftarkan oleh
Pengurus Ranting
3.
Anggota Kehormatan ditetapkan oleh Lembaga
Legislatif atas usul Pengurus Besar
4.
Anggota Penyantun diangkat dan ditetapkan oleh
Pengurus AMGPM sesuai tingkatannya
Pasal 5 ART lama menjadi
Pasal 6
pasal 7 ART baru
Kartu Tanda Anggota Biasa AMGPM
Ayat 1 menambah kalimat
BAB III
1.
Setiap anggota biasa diberikan Kartu Tanda Anggota atau tidak ......dst
QORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
AMGPM
Ayat
3
AMGPM
diganti
Pasal 6
2.
Kartu Tanda Anggota AMGPM dibuat dan ditanda dengan
GPM
dan
lebih
Qorum dan pengambilan keputusanadalah sah,
tangani oleh Pengurus Besar AMGPM
mempertegas, dan ayat 4 psl
bila dihadiri lebih dari seperdua Peserta Biasa. 3.
Setiap anggota yang diberi Kartu Tanda Anggota 5 ART lama dihilangkan
Dalam satu rapat diusahakan agar keputusan
dicatat pada buku induk keanggotaan AMGPM oleh
diambil atas dasar musyawarah mufakat.
Pengurus Ranting.
44

4.

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.

4.
5.

Pengaturan lebih lanjut tentang Kartu Tanda Anggota


diatur dalam Peraturan organisasi
Pasal
6
ART
lama
dijadikan pasal 8 dan
Pasal 7
lebih mempertegas dalam
Berakhirnya Keanggotaan
pengambilan
keputusan
Berpindah status keanggotaan GPM atau tidak lagi dalam satu rapat atau
menjadi warga GPM
sidang
yang
dirinci
Meninggal dunia
menjadi 5 ayat
Diberhentikan dari keanggotaan GPM oleh Gereja
Protestan Maluku karena melanggar disiplin organisasi
dan disiplin gereja.
Mengundurkan diri secara tertulis dari keanggotaan
AMGPM
BAB III
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 8
Sidang atau rapat dinyatakan Quorum apabila dihadiri
oleh lebih dari (satu perdua) peserta
Keputusan rapat/sidang dinyatakan sah apabila
disetujui oleh lebih dari (satu perdua) peserta yang
hadir.
Keputusan sidang/rapat organisasi di semua tingkatan
pada dasarnya dilaksanakan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat, dan apabila dalam pengambilan
keputusan tidak mencapai mufakat, maka keputusan
diambil berdasarkan pemungutan suara terbanyak.
Pengambilan keputusan menyangkut orang dilakukan
secara tertutup, sedangkan pengambilan keputusan
menyangkut kebijakan dapat dilakukan secara terbuka.
Ketentuan lebih lanjut mengenai quorum dan
pengambilan keputusan di atur dalam peraturan
organisasi dan tata tertib masing-masing rapat/sidang.
45

1.
2.
3.
4.

5.

6.
7.

BAB IV
BAB IV
LEMBAGA LEGISLATIF
LEMBAGA LEGISLATIF
Pasal 7
Pasal 9
Pasal 7 ART lama menjadi
KONGRES
Kongres AMGPM
pasal 9
Kongres adalah Lembaga Legislatif 1.
Kongres adalah lembaga pemegang kekuasaan
tertinggi AMGPM.
legislatif tertinggi AMGPM
Pada ayat 1 menambah
Kongres dilaksanakan 5 (lima) tahun 2.
Kongres dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun
kata
pemegang
sekali dan pelaksanaannya sesuai dengan Tata 3.
Peserta Biasa yang terdiri dari :
kekuasaan
Tertib yang ditetapkan.
3.1.
Peserta Biasa yang terdiri dari :
Ayat 2 singkat jelas
Hasil-hasil
Keputusan
Kongres
a. Pengurus Besar
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
b. Utusan daerah sebanyak 7(tujuh) orang yang tediri Ayat 8 psl 7 ART lama
Sinode.
dari 5 (lima) orang Pengurus Daerah dan 2 (dua) menjadi ayat 3
Keputusan Kongres diambil atas dasar
orang anggota biasa yang ditunjuk oleh Pengurus
musyawarah untuk mufakat kecuali dalam
Daerah
pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Umum,
c. Unsur BPH Sinode GPM
Keputusan diambil berdasarkan pemungutan
d. Ketua-ketua Klasis se-GPM
suara terbanyak.
3.2.
peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
Pengurus
Besar
memimpin
dan
a.
Peninjau dari daerah yang jumlahnya ditentukan
bertanggung-jawab atas pelaksanaan Kongres;
oleh Pengurus Besar
Ayat
3.2
point
b
Sidang-sidang dalam Kongres dipimpin oleh
b.
Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Besar
reformulasi kalimat untuk
Majelis Ketua yang terdiri dari unsur Pengurus 4.
Kongres dinyatakan sah apabila dihadiri oleh pertegas
Besar 2 orang dan Peserta Biasa 3 orang yang
sekurang-kurangnya lebih dari (satu perdua) peserta
ditetapkan oleh Kongres.
kongres sebagaimana tersebut dalam ayat (3) huruf 3.1 Ayat 4 merupakan ayat
Dalam keadaan tertentu Kongres
dan 3.2 ini.
baru
Istimewa dapat diadakan diluar waktu yang 5.
Setiap Peserta kongres mempunyai hak bicara,
ditetapkan.
sedangkan hak suara hanya pada peserta biasa, dengan Ayat
5
diformulasikan
Kongres bertugas :
ketentuan satu orang satu suara..
ayat 9 dan 10 ART lama
a.
Merubah
atau
menetapkan 6.
Pengurus
Besar
bertanggung
jawab
terhadap Ayat 6, 7 dan 8 ART baru
Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga
pelaksanaan Kongres
merupakan pecahan dari
AMGPM.
7.
Sidang-sidang Kongres dipimpin oleh Pengurus Besar ayat 5 psl 7 ART lama
b.
Menilai
Laporan
Umum
sampai terpilihnya Majelis Ketua yang dipilih dari dan
Pertanggung-jawaban Pengurus Basar.
oleh peserta Kongres.
46

c.

Mendengar
Daerah.

d.

Laporan

Pengurus

8.

Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (7)


terdiri dari unsur Pengurus Besar 2 (dua) orang dan
peserta biasa 3 (tiga orang) yang ditetapkan dengan
keputusan kongres.
9.
Dalam keadaan tertentu Kongres Istimewa dapat
diadakan diluar waktu yang ditetapkan.
10. Kewenangan atau tugas Kongres adalah :
a.
Mengubah atau menetapkan AD dan ART
AMGPM
b.
Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi
lainnya
c.
Menilai dan melakukan rehabilitasi seseorang
yang terkena sanksi atau disiplin organisasi.
d.
Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus
Besar
e.
Mendengar laporan Pengurus Daerah
f.
Menetapkan garis-garis besar program lima
tahunan dan program kerja serta APB tahun pertama
periodesasi kepengurusan baru
g.
Memilih Pengurus Besar
11.
Semua
Keputusan
Kongres
direkomendasikan
pelaksanannya oleh Sidang Sinode GPM

Menetapkan Garis-garis Besar


Program Organisasi.
e.
Memilih Pengurus Besar.
f.
Menetapkan
Keputusankeputusan lain.
8.
Kongres dihadiri oleh :
8.1. Peserta Biasa yang terdiri dari :
a.
Pengurus Besar.
b.
Perutusan Daerah yang terdiri
dari 7 orang yaitu: 5 orang Pengurus
Daerah dan 2 orang Anggota Biasa.
c.
Unsur BPH Sinode GPM.
d.
Ketua-ketua Klasis.
8.2. Peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a.
Peninjau dari Daerah
yang
jumlahnya
ditetapkan
oleh
Pengurus Besar.
b.
Undangan
lainnya
yang dianggap perlu oleh Pengurus
Besar.
9.
Dalam Kongres setiap Peserta Biasa
mempunyai hak satu suara.
10.
Peserta Biasa mempunyai hak bicara
dan hak suara; Peserta Luar Biasa mempunyai
hak bicara.
1.

Pasal 10
Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)

Ayat 7 ART lama menjadi


ayat
10
dengan
menambah point c
Urutan pada pasal ini
telah
disusun
sesuai
kewenangan dan tugas
Point d menghilangkan
kata Umum
Point f ditambah tugas
utk menyusun program &
APB dengan demikian tdk
ada MPP pasca kongres
Ayat 3 ART lama menjadi
ayat 11
Pasal 8 ART lama menjadi
pasal 10
Ayat 1 hanya formulasi
tetapi maksudnya sama
dgn ayat 1 pasal 8 ayat 1
ART lama

Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) adalah


lembaga legislatif di bawah Kongres dan dilaksanakan Ayat 2 diformulasikan
Pasal 8
setelah Kongres.
MUSYAWARAH PIMPINAN PERIPURNA
Musyawarah Pimpinan Paripurna dilaksanakan sekali Ayat 5 ART lama menjadi
1.
Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) 2.
dalam
setahun dan hanya
4 (empat) kali selama ayat 4
adalah
Lembaga
Legislatif
yang
periodisasi Pengurus Besar atau satu masa Kongres.
pelaksanaannya
sesudah
Kongres
dan
3.
Musyawarah Pimpinan Paripurna dilaksanakan sesuai
47

2.
3.
4.

5.

6.
7.

kedudukannya berada dibawah Kongres.


Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)
dilaksanakan sekali dalam setahun dan hanya 4
kali dalam satu masa Kongres.
Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)
dilaksanakan
sesuai
Tata
Tertib
yang
ditetapkan.
Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)
tahun pertama dalam masa kepengurusan yang
baru dari Pengurus Besar dilaksanakan sesudah
Kongres berakhir.
Musyawarah pimpinan Paripurna (MPP)
dihadiri oleh :
5.1. Peserta Biasa:
a.
Pengurus Besar
b.
Perutusan Daerah yang terdiri
dari: Ketua dan Sekretaris Daerah
ditambah 1 orang Anggota Biasa yang
ditunjuk oleh Pengurus Daerah.
c.
Unsur BPH Sinode GPM.
d.
Ketua-ketua Klasis GPM.
5.2. Peserta Luar Biasa:
a. Undangan lain yang dianggap perlu oleh
Pengurus Besar.
b. Peninjau dari Daerah yang disetujui oleh
Pengurus Besar.
Setiap Peserta Musyawarah Pimpinan Paripurna
(MPP) mempunyai hak satu suara.
Pengurus Besar memimpin dan bertanggungjawab atas pelaksanaan Musyawarah Pimpinan
Paripurna
(MPP); Sidang-sidang dalam
Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) dipimpin
oleh Pengurus Besar.

4.

5.

6.
7.
8.

9.

Tata tertib yang ditetapkan


Musyawarah Pimpinan Paripurna dihadiri oleh peserta
biasa yang terdiri dari :
a.
Pengurus Besar
b.
Utusan Daerah sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri
dari Ketua, Sekretaris dan 1 (satu) orang anggota
yang ditunjuk oleh Pengurus Daerah.
c.
Unsur BPH Sinode GPM
d.
Ketua Klasis se-GPM
Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat
(4) pasal ini, MPP juga dihadiri oleh peserta luar biasa
yang terdiri dari :
a.
Peninjau dari daerah yang jumlahnya ditentukan
oleh Pengurus Besar
b.
Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Besar
Setiap peserta MPP mempunya hak bicara, sedangkan
hak suara hanya pada peserta biasa dengan ketentuan
satu orang satu suara.
Pengurus Besar bertanggung jawab atas pelaksanaan
MPP
Sidang-sidang dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna
dipimpin oleh Pengurus Besar, kecuali sidang komisi
dipimpin oleh pimpinan komisi yang ditunjuk oleh
Pengurus Besar.
Musyawarah Pimpinan Paripurna mempunyai tugas :
a.
Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus Besar
pada tahun berjalan, serta kebijakan lain yang
ditetapkan MPP sebelumnya.
b.
Menetapkan program pelayanan dan APB tahun
berikutnya.
c.
Menetapkan keputusanp-keputusan organisasi
lainnya
48

Ayat 7 pasal 8 ART lama


menjadi ayat 6, 7, dan 8
yg telah diformulasikan
kalimatnya
Ayat 8 psl 8 ART lama
menjadi ayat 9
Dan telah diformulasikan
dengan menambah katakata

Pasal 9 ART lama menjadi


pasal 11

8. Musyawarah
Pimpinan
Paripurna
(MPP)
bertugas :
a.
Mengevaluasi
Program
Kerja
dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
satu tahun sebelumnya.
b.
Menetapkan Program Kerja dan APB satu
tahun berikutnya.
c.
Menetapkan Keputusan-keputusan lain.
9. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Pimpinan
Paripurna
(MPP)
direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang BPL Sonode GPM.

1.
2.

3.

4.

Pasal 9
KONPERENSI DAERAH (KONPERDA)
Konperensi Daerah (Konperda) adalah
Lembaga Legislatif tertinggi ditingkat Daerah.
Konperensi
Daerah
(Konperda)
dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali dan
pelaksanaannya sesuai dengan Tata Tertib yang
ditetapkan MPP.
Hasil-hasil Keputusan Konperensi Daerah
(Konperda) tidak boleh bertentangan dengan
Keputusan Kongres. Hasil-hasil Keputusan
Konperensi
Daerah
(Konperda)
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Klasis.
Keputusan Konperensi Daerah (Konperda)
diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat,
dan apabila tidak tercapai mufakat maka
keputusan
diambil
berdasarkan
suara
terbanyak. Dalam pemilihan Ketua dan
Sekretaris
Daerah,
Keputusan
diambil
berdasarkan pemungutan suara.

10.
Hasil
atau
keputusan
MPP
direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang BPL Sinode GPM
Ayat
1
dan
2
ada
penambahan kata
Pasal 11
Konferensi Daerah (Konferda)
1.
Konferensi Daerah adalah lembaga pemegang Ayat 8 psl 9 ART lama
kekuasaan legislatif di tingkat daerah
menjadi ayat 3
2.
Konferda dilaksanakan sekali dalam 5 (lima) tahun,
dimana pelaksanaannya berdasarkan Tata Tertib yang Ayat 3 point d diganti
ditetapkan MPP.
hanya satu orang ketua
3.
Konferensi Daerah dihadiri oleh peserta biasa yang MJ tiap cabang (baca
terdiri dari :
memory penjelasan)
a.
Pengurus Daerah
b.
Utusan Cabang sebanyak 5 orang yang tediri Ayat 8 psl 9 ART lama
dari 3 orang Pengurus Cabang
dan dua orang menjadi ayat 4
anggota biasa yang ditunjuk oleh Pengurus Cabang
Ayat 4 point c reformulasi
c.
Ketua Klasis atau unsur Majelis Pekerja Klasis
kalimat untuk pertegas
d.
Satu Ketua Majelis Jemaat dari setiap cabang
4.
Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam Ayat 5 merupakan ayat
ayat (3), Konfersi Daerah juga dihadiri oleh peserta Luar baru
Biasa yang terdiri dari :
a.
Unsur Pengurus Besar
b.
Peninjau dari Cabang
yang jumlahnya Ayat
6
diformulasikan
ditentukan oleh Pengurus Daerah
ayat 9 dan 10 pasal 9 ART
c.
Undangan lain yang ditetapkan Pengurus lama
Daerah
Ayat 7, 8 dan 9 ART baru
5.
Konferensi Daerah dinyatakan sah apabila dihadiri merupakan pecahan dari
oleh sekurang-kurangnya lebih dari (satu perdua) ayat 5 pasal 9 ART lama
peserta sebagaimana tersebut dalam ayat (3) huruf a, b,
c, dan d pasal ini.
6.
Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak
suara hanya pada peserta biasa, dengan ketentuan satu
orang satu suara
Ayat 6 psl 9 ART lama
49

5.

Sidang-sidang dalam Konperensi Daerah


(Konperda) dipimpin oleh Majelis Ketua yang
terdiri dari unsur Pengurus Daerah 2 orang dan
Peserta Biasa 3 orang yang ditetapkan oleh
Konperda.
6.
Dalam keadaan tertentu
Konperensi
Daerah (Konperda) Istimewa dapat diadakan di
luar waktu yang ditetapkan.
7.
Konperensi Daerah (Konperda) bertugas :
a.
Menilai
Laporan
Umum
Pertanggung-jawaban Pengurus Daerah.
b.
Mendengar
Laporan
Pengurus
Cabang.
c.
Menetapkan
Garis-garis
Besar
Program Organisasi di tingkat Daerah.
d.
Memilih Pengurus Daerah.
e.
Menetapkan Keputusan-keputusan
lain.
8.
Konperensi Daerah (Konperda) dihadiri
oleh :
8.1. Peserta Biasa yang terdiri dari :
a.
Pengurus Daerah.
b.
Perutusan Cabang yang terdiri dari
5 orang yaitu: 3 orang Pengurus Cabang
dan 2 orang Anggota Biasa.
c.
Ketua Klasis atau unsur Badan
Pekerja Klasis.
d.
Ketua-ketua Majelis Jemaat.
8.2. Peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a.
Unsur Penguus Besar.
b.
Peninaju
dari
Cabang
yang
jumlahnya ditetapkan oleh Pengurus
Daerah.

7.

Pengurus Daerah
bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan Konferda
8.
Sidang - sidang dalam
Konferda
dipimpin oleh
Pengurus Daerah sampai terpilihnya Majelis Ketua yang
dipilih dari dan oleh peserta Konferda.
9.
Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
terdiri dari unsur Pengurus Daerah 2 (dua) orang dan
peserta biasa 3 (tiga orang) yang ditetapkan dengan
keputusan Konferda
10.
Dalam keadaan tertentu
Konperensi Daerah
(Konperda) Istimewa dapat diadakan di luar waktu yang
ditetapkan.
11.
Kewenangan atau tugas Konferda adalah :
a.
Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus
Daerah
b.
Mendengar laporan Pengurus Cabang
c.
Menetapkan garis-garis besar program lima
tahunan dan program kerja serta APB tahun pertama
periodesasi kepengurusan baru
d.
Memilih Pengurus Daerah
e.
Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi
lainnya
12.
Semua hasil keputusan Konferensi Daerah tidak boleh
bertentangan dengan keputusan Kongres dan MPP.
13.
Semua
keputusan
Konferesnsi
Daerah
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang Klasis.
Pasal 12
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD)
1.
Musyawarah Pimpinan ParipurnaDaerah
(MPPD)
adalah lembaga legislatif ditingkat daerah, yang
pelaksananaanya setelah Konferensi Daerah.
2.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dilaksanakan
50

menjadi ayat 10
Ayat 7 psl 9 ART lama
menjadi ayat 11
Point c ditambah tugas
utk menyusun program &
APB dengan demikian tdk
ada MPPD pasca konferda

Ayat 3 psl 9 ART lama


menjadi ayat 11 dan 12
Pasal
10
ART
menjadi Pasal 12

lama

Ayat 1 menambah kata


ditingkat daerah
Ayat 2 diformulasi
tujuan sama

tapi

Ayat 4 psl 10 ART lama


menjadi ayat 3 psl 12
Ayat 5 psl 10 ART lama
menjadi ayat 4 dan d
diganti hanya satu orang
ketua MJ tiap cabang
(baca
memory

c.

Undangan lainnya yang dianggap


sekali dalam setahun dan hanya empat kali selama
perlu oleh Pengurus Daerah.
periodisasi Pengurus Daerah atau satu masa Konferda.
9.
Dalam Konperensi Daerah (Konperda) 3.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dilaksanakan
setiap Peserta Biasa mempunyai hak satu
sesuai Tata tertib yang ditetapkan MPP
suara.
4.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah dihadiri oleh
10.
Peserta Biasa mempunyai hak bicara dan
peserta biasa yang terdiri dari :
hak suara; Peserta Luar Biasa mempunyai hak
a.
Pengurus Daerah
bicara.
b.
Utusan Cabang sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri
dari Ketua, Sekretaris dan 1 (satu) orang anggota
yang ditunjuk oleh Pengurus Cabang.
Pasal 10
c.
Ketua Klasis atau unsur Badan Pekerja Klasis
MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA
d.
Satu Ketua Majelis Jemaat dari setiap cabang
DAERAH (MPPD)
5.
Selain
peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat
1.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah
(4) pasal ini, MPPD juga dihadiri oleh peserta luar biasa
(MPPD) adalah Lembaga Legislatif yang
yang terdiri dari :
pelaksanaannya sesudah Konperensi Daerah
a.
Peninjau dari Cabang
yang jumlahnya
(Konperda) dan kedudukannya berada dibawah
ditentukan
oleh
Pengurus
Daerah
Konperda.
b.
Undangan lain yang ditetapkan Pengurus
2.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah
Daerah
(MPPD) dilaksanakan sekali dalam setahun dan
6.
Setiap peserta MPPD mempunyai hak bicara,
hanya 4 kali dalam satu masa Konperda.
sedangkan
hak suara hanya pada peserta biasa dengan
3.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah
ketentuan satu orang satu suara.
(MPPD)
tahun
pertama
dalam
masa
7.
Pengurus
Daerah
bertanggung
jawab
atas
kepengurusan yang baru dari Pengurus Daerah
pelaksanaan MPPD
dilaksanakan sesudah Konperda berakhir.
8.
Sidang-sidang dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna
4.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah
Daerah dipimpin oleh Pengurus Daerah
(MPPD) dilaksanakan sesuai Tata Tertib yang
9.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah mempunyai
ditetapkan oleh MPP.
tugas :
a.
Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi
5.
Musyawarah pimpinan Paripurna Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus Daerah
dihadiri oleh :
pada tahun berjalan, serta kebijakan lain yang
5.1. Peserta Biasa:
ditetapkan MPPD sebelumnya.
a.
Pengurus Daerah.
b.
Menetapkan program pelayanan dan APB tahun
51

penjelasan)
Ayat 3 pasal 10 ART lama
di hapus/dihilangkan
Ayat 5b
sama dgn di
pasal 11 ayat 4 c
Ayat
6
lebih
dipertegaskan
Ayat 7 pasal 10 ART lama
dipecahkan menjadi ayat
7 dan 8
Ayat 8 psl 10 ART lama
menjadi
ayat
9
dan
ditambah
kata
dan
kalimat utk memperjelas

Ayat 9 psl 10
menjadi ayat 10

lama

Pasal
11
ART
menjadi pasal 13

lama

Ayat satu menambah kata


pemegang.....
Ayat 2 lima tahun di ganti
dgn 3 tahun
Ayat 8 psl 11 ART lama
dipisahkan menjadi ayat

b.

Perutusan Cabang yang terdiri dari:


Ketua dan Sekretaris Cabang ditambah 1
orang Anggota Biasa yang ditunjuk oleh
Pengurus Cabang.
c.
Ketua Klasis atau Badan Pekerja Klasis.
d.
Ketua-ketua Majelis Jemaat.
5.2. Peserta Luar Biasa:
a. Unsur Pengurus Besar.
b. Peninjau dari Cabang yang jumlahnya
ditetapkan oleh Pengurus Daerah.
c. Undangan lainya yang dianggap perlu
oleh Pengurus Daerah.
6. Setiap Peserta MPPD mempunyai hak satu
suara.
7. Pengurus Daerah memimpin dan bertanggungjawab atas pelaksanaan MPPD; Sidang-sidang
dalam MPPD dipimpin oleh Pengurus Daerah.
8. Musyawarah
Pimpinan
Paripurna
Daerah
(MPPD) bertugas :
a. Mengevaluasi Program Kerja dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja (APB) satu tahun
sebelumnya.
b. Menetapkan Program Kerja dan APB satu
tahun berikutnya.
c. Menetapkan Keputusan-keputusan lain.
9. Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Pimpinan
Paripurna Daerah (MPPD) direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang Klasis.

berikutnya serta berbagai kebijakan organisasi.


3 dan 4
c.
Menetapkan keputusanp-keputusan organisasi
lainnya
10.
Semua keputusan MPPD direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang Klasis.

Pasal 13
Konferensi Cabang (Konfercab)
1.
Konferensi Cabang
adalah lembaga pemegang
kekuasaan legislatif di tingkat Cabang
2.
Konfercab dilaksanakan sekali dalam 3 (tiga) tahun,
dimana pelaksanaannya berdasarkan Tata Tertib yang
ditetapkan MPP.
3.
Konfercab dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri dari
:
a.
Pengurus Cabang
b.
Utusan Ranting sebanyak 5 orang yang tediri
dari 3 orang Pengurus Ranting
dan dua orang
anggota biasa yang ditunjuk oleh Pengurus Ranting.
c.
Ketua Majelis Jemaat atau unsur Majelis Jemaat
4.
Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3), Konfercab juga dihadiri oleh peserta Luar Biasa
yang terdiri dari :
Unsur Pengurus Daerah
Peninjau dari Ranting
yang jumlahnya ditentukan oleh
Pengurus Cabang
Undangan lain yang ditetapkan Pengurus Cabang
5.
Konfercab dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya lebih dari (satu perdua) peserta
Pasal 11
sebagaimana tersebut dalam ayat (3) huruf a, b, c, dan d
KONPERENSI CABANG (KONPERCAB)
pasal ini.
1.
Konperensi Cabang
(Konpercab) adalah 6.
Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak
Lembaga Legislatif tertinggi ditingkat Cabang.
suara hanya pada peserta biasa, dengan ketentuan satu
52

Ayat 5 merupakan ayat


baru
Ayat 10 psl 11 ART lama
menjadi
ayat
6
dan
diperjelas
Ayat 5 psl 11 ART lama
dipisahkan menjadi ayat
7, 8 dan 9

Ayat 7 psl 11 ART lama


menjadi ayat 11 dan
menambah tugas pd point
c

2.

3.

4.

5.

6.
7.

Konperensi
Cabang
(Konpercab)
dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali dan
pelaksanaannya sesuai dengan Tata Tertib yang
ditetapkan MPP.
Hasil-hasil Keputusan
Konperesi Cabang
(Konpercab) tidak boleh bertentangan dengan
Keputusan Konperda. Hasil-hasil Keputusan
Konpercab direkomendir pelaksanaannya oleh
Sidang Jemaat.
Keputusan Konperensi Cabang (Konpercab)
diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat,
dan apabila tidak mencapai mufakat, maka
keputusan
diambil
berdasarkan
suara
terbanyak.
Dalam pemilihan Ketua dan
Sekretaris
Cabang,
Keputusan
diambil
berdasarkan pemungutan suara.
Pengurus
Cabang
memimpin
dan
bertanggung-jawab
atas
pelaksanaan
Konpercab; Sidang-sidang dalam Konpercab
dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari
unsur Pengurus Cabang 2 orang dan Peserta
Biasa 3 orang yang ditetapkan oleh Konpercab .
Dalam keadaan tertentu Konperensi Cabang
(Konpercab) Istimewa dapat diadakan di luar
waktu yang ditetapkan.
Konperensi Cabang (Konpercab) bertugas :
a. Menilai
Laporan
Umum
Pertanggungjawaban Pengurus Cabang.
b. Mendengar
Laporan
Pengurus-pengurus
Ranting.
c. Menetapkan Garis-garis Besar Program
Organisasi di tingkat Cabang.
d. Memilih Pengurus Cabang.

orang satu suara


7.
Pengurus Cabang
bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan Konfercab.
8.
Sidang Konfercab dipimpin oleh Pengurus Cabang
sampai terpilihnya Majelis Ketua yang dipilih dari dan
oleh peserta Konfercab.
9.
Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
terdiri dari unsur Pengurus Cabang 2 (dua) orang dan
peserta biasa 3 (tiga orang) yang ditetapkan dengan
keputusan Konfecab.
10.
Dalam keadaan tertentu
Konperensi Cabang
(Konpercab) Istimewa dapat diadakan di luar waktu yang
ditetapkan.
11.
Kewenangan atau tugas Konfercab adalah :
Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang
Mendengar laporan Pengurus Ranting
c. Menetapkan garis-garis besar program tiga tahunan
dan program kerja serta APB tahun pertama
periodesasi kepengurusan baru
Memilih Pengurus Cabang
Menetapkan keputusan dan kebijakan organisasi lainnya
12.
Semua hasil keputusan Konferensi Cabang tidak boleh
bertentangan dengan keputusan Konferda dan keputusan
yang lebih tinggi.
13.
Semua
keputusan
Konfercab
direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang jemaat.
Pasal 14
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang (MPPC)

Pasal
12
ART
menjadi pasal 14

lama

Ayat singkat dan jelas


Ayat 2 kata empat diganti
dgn dua
Ayat 4 pasal 12 ART lama
di
hilangkan
dgn
demikian ayat 4 menjadi
ayat 3 ART baru
Ayat 5 psl 12 ART lama
dipisahkan
menjadi
2
ayat yaitu ayat 4 dan 5

Ayat 5 psl 12 ART lama


menjadi ayat 6 yg lebih
diperjelas
1. Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
(MPPC) Ayat 7 paasal 12 ART
adalah lembaga legislatif ditingkat Cabang, yang lama dipisahkan menjadi
53

e. Menetapkan Keputusan-keputusan lain.


8.
Konperensi Cabang (Konpercab) dihadiri oleh
:
Peserta Biasa yang terdiri dari :
a. Pengurus Cabang.
b. Perutusan Ranting yang terdiri dari 5
orang yaitu: 3 orang Pengurus Ranting
dan 2 orang Anggota Biasa.
c. Ketua Majelis Jemaat atau unsur Majelis
Jemaat.
8.2. Peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a. Unsur Pengurus Daerah.
b. Peninjau dari Cabang yang jumlahnya
ditetapkan oleh Pengurus Cabang.
c. Undangan lain yang dianggap perlu oleh
Pengurus Cabang.
9.
Dalam
Konperensi Cabang (Konpercab)
setiap Peserta Biasa mempunyai hak satu
suara.
10. Peserta Biasa mempunyai hak bicara dan
hak suara; Peserta Luar Biasa mempunyai hak
bicara.
Pasal 12
MUSYAWARAH PIMPINAN PARIPURNA
CABANG
1.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
(MPPC) adalah Lembaga Legislatif
yang
pelaksanaannya sesudah Konperensi Cabang
(Konpercab)
dan
kedudukannya
berada
dibawah Konpercab.
2.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang

2.

3.
4.

5.

6.
7.
8.
9.

pelaksananaanya setelah Konferensi Cabang.


Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dilaksanakan
sekali dalam setahun dan hanya dua kali selama
periodisasi
Pengurus Cabang
atau satu masa
Konfercab.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dilaksanakan
sesuai Tata tertib yang ditetapkan MPP
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang dihadiri oleh
peserta biasa yang terdiri dari :
a. Pengurus Cabang
b. Utusan Ranting sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri
dari Ketua, Sekretaris dan 1 (satu) orang
anggota yang ditunjuk oleh Pengurus Ranting.
c. Ketua majelis Jemaat atau unsur majelis jemaat
Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat
(5) pasal ini, MPPC juga dihadiri oleh peserta luar
biasa yang terdiri dari :
a. Peninjau dari Ranting
yang jumlahnya
ditentukan oleh Pengurus Cabang
b. Undangan lain yang ditetapkan Pengurus
Cabang
Setiap peserta MPPC mempunya hak bicara,
sedangkan hak suara hanya pada peserta biasa
dengan ketentuan satu orang satu suara.
Pengurus
Cabang
bertanggung
jawab
atas
pelaksanaan MPPC
Sidang-sidang dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna
Cabang dipimpin oleh Pengurus Cabang
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang mempunyai
tugas :
a. Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus
Cabang pada tahun berjalan, serta kebijakan
54

ayat 7 dan 8 ART baru


Ayat 8 pasal 12 ART lama
m enjadi ayat 9 dengan
menambah
kata
dan
kalimat
Ayat 9 psl 12 ART lama
menjadi ayat 10

Ayat 8 psl 13 ART lama


dipisahkan menjadi ayat
3 dan 4 ART baru

Ayat 5 merupakan ayat


baru
Ayat 9 dan 10 psl 13 ART
lama menjadi ayat 6 dan
diperjelas

3.

4.
5.

6.
7.

8.

(MPPC) dilaksanakan sekali dalam setahun dan


hanya 4 kali dalam satu masa Konpercab.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
(MPPC)
tahun
pertama
dalam
masa
kepengurusan yang baru dari Pengurus Cabang
dilaksanakan sesudah Konpercab berakhir.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang
(MPPC) dilaksanakan sesuai Tata Tertib yang
ditetapkan oleh MPP.
Musyawarah pimpinan Paripurna Cabang
(MPPC) dihadiri oleh :
5.1. Peserta Biasa:
a.
Pengurus Cabang .
b.
Perutusan Ranting yang terdiri dari:
Ketua dan Sekretaris Ranting ditambah 1
orang Anggota Biasa yang ditunjuk oleh
Pengurus Ranting.
c.
Ketua-ketua Majelis Jemaat atau Unsur
Majelis Jemaat.
5.2. Peserta Luar Biasa:
a. Unsur Pengurus Daerah.
b. Peninjau dari Cabang yang jumlahnya
ditetapkan oleh Pengurus Cabang.
c. Undangan lainya yang dianggap perlu
oleh Pengurus Cabang.
Setiap
Peserta
Musyawarah
Pimpinan
Paripurna Cabang (MPPC) mempunyai hak satu
suara.
Pengurus
Cabang
memimpin
dan
bertanggung-jawab atas pelaksanaan MPPC;
Sidang-sidang dalam MPPC dipimpin oleh
Pengurus Cabang.
Musyawarah Pimpinan Paripurna Cabang

lain yang ditetapkan MPPC sebelumnya.


Ayat 5 psl 13 ART lama
b. Menetapkan program pelayanan dan APB tahun dipisahkan menjadi ayat
berikutnya serta berbagai kebijakan organisasi.
7, 8 dan 9
c. Menetapkan keputusan-keputusan organisasi
lainnya
10.
Semua keputusan MPPC direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang Jemaat

1.
2.
3.

4.

5.

6.

Pasal 15
Rapat Ranting
Rapat Ranting adalah lembaga pemegang kekuasaan
legislatif di tingkat Ranting
Rapat Ranting dilaksanakan sekali dalam dua tahun,
dimana pelaksanaannya berdasarkan Tata Tertib yang
ditetapkan MPP.
Rapat Ranting dihadiri oleh peserta biasa yang terdiri
dari :
a. Pengurus Ranting
b. Semua anggota Ranting yang terdaftar.
c. Unsur Majelis Jemaat Sektor
Selain peserta biasa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3), Rapat Ranting juga dihadiri oleh peserta Luar
Biasa yang terdiri dari :
a. Unsur Pengurus Cabang
b. Undangan lain yang ditetapkan Pengurus
Ranting
Rapat Ranting dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya lebih dari (satu perdua) peserta
sebagaimana tersebut dalam ayat (3) huruf a, b, dan c
pasal ini.
Setiap Peserta mempunyai hak bicara, sedangkan hak
suara hanya pada peserta biasa, dengan ketentuan satu
55

Ayat 7 psl 13 ART lama


menjadi ayat 11 dan
menambah tugas pd point
b

Ayat 3 pasal 13 ART lama


dipisahkan menjadi ayat
12 dan 13
Pasal
14
ART
menjadi pasal 16

lama

(MPPC) bertugas :
a.
Mengevaluasi Program Kerja dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
satu tahun sebelumnya.
b.
Menetapkan Program Kerja dan APB
satu tahun berikutnya.
c.
Menetapkan
Keputusan-keputusan
lain.
9.
Hasil-hasil Keputusan Musyawarah Pimpinan
Paripurna Cabang (MPPC) direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang Jemaat.

1.
2.
3.

4.

5.

Pasal 13
RAPAT RANTING
Rapat Ranting adalah Lembaga Legislatif
tertinggi ditingkat Ranting .
Rapat Ranting dilaksanakan 2 (dua) tahun
sekali dan pelaksanaannya sesuai dengan Tata
Tertib yang ditetapkan oleh MPP.
Hasil-hasil Keputusan Rapat Ranting tidak
boleh
bertentangan
dengan
Keputusan
Konpercab. Hasil-hasil Keputusan Rapat Ranting
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Jemaat.
Keputusan Rapat Ranting diambil atas dasar
musyawarah untuk mufakat kecuali dalam
pemilihan Ketua dan Sekretaris Ranting,
Keputusan diambil berdasarkan pemungutan
suara terbanyak.
Pengurus
Ranting
memimpin
dan
bertanggung-jawab atas pelaksanaan Rapat
Ranting; Sidang-sidang dalam Rapat Ranting
dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari

oranmg satu suara.


7.
Pengurus Ranting
bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan Rapat Ranting.
8.
Rapat Ranting
dipimpin oleh Pengurus Ranting
sampai terpilihnya Majelis Kdetua yang dipilih dari dan
oleh peserta Rapat Ranting.
9.
Majelis Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
terdiri dari unsur Pengurus Ranting 2 (dua) orang dan
peserta biasa 3 (tiga orang) yang ditetapkan dengan
keputusan Rapat Ranting.
10.
Dalam keadaan tertentu
Konperensi Cabang
(Konpercab) Istimewa dapat diadakan di luar waktu yang
ditetapkan.
11.
Kewenangan atau tugas Rapat Ranting adalah :
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus
Ranting
b. Menetapkan garis-garis besar program dan
program kerja serta APB tahun pertama
periodesasi kepengurusan baru
c. Memilih Pengurus Ranting
d. Menetapkan keputusan organisasi lainnya
12. Semua hasil keputusan Rapat Ranting tidak boleh
bertentangan
dengan
keputusan
Konfecab
dan
keputusan lain yang lebih tinggi.
13. Semua keputusan Rapat Ranting direkomendasikan
pelaksanaannya oleh Sidang jemaat.
Pasal 16
Rapat Kerja Ranting
1. Rapat Kerja Ranting adalah lembaga legislatif
ditingkat Ranting, yang pelaksananaanya setelah
Rapat Ranting.
2. Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sekali dalam
56

unsur Pengurus Ranting 2 orang dan Peserta


Biasa 3 orang yang ditetapkan oleh Rapat
Ranting.
6.
Dalam keadaan tertentu Rapat Ranting
Istimewa dapat diadakan diluar waktu yang
ditetapkan.
7.
Rapat Ranting bertugas :
a.
Menilai Laporan Umum Pertanggungjawaban Pengurus Rapat Ranting.
b.
Menetapkan Garis-garis Besar Program
Organisasi di tingkat Ranting.
c.
Memilih Pengurus Ranting.
d.
Menetapkan
Keputusan-keputusan
lain.
8.
Rapat Ranting dihadiri oleh :
8.1. Peserta Biasa yang terdiri dari :
Pengurus Ranting.
Semua Anggota Ranting yang terdaftar.
Majelis Jemaat (Majelis Jemaat Sektor).
8.2. Peserta Luar Biasa yang terdiri dari :
a. Unsur pengurus Cabang.
b. Undangan lain yang dianggap perlu
oleh Pengurus Ranting.
9.
Dalam Rapat Ranting setiap Peserta Biasa
mempunyai hak satu suara.
10. Peserta Biasa mempunyai hak bicara dan
hak suara; Peserta Luar Biasa mempunyai hak
bicara.

1.

Pasal 14
RAPAT KERJA RANTING
Rapat Kerja Ranting
adalah

Lembaga

3.
4.

5.

6.
7.
8.
9.

setahun dan hanya


satu kali selama periodisasi
Pengurus Ranting atau satu masa Rapat Ranting.
Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sesuai Tata tertib
yang ditetapkan MPP
Rapat Kerja Ranting dihadiri oleh peserta biasa yang
terdiri dari :
a. Pengurus Ranting
b. Sejumlah anggota biasa yang ditentukan oleh
Pengurus Ranting sebagai representasi dari
anggota Ranting.
c. Unsur majelis jemaat sektor
Selain peserta biasa sebagaimana tersebut pada ayat
(3) pasal ini, Rapat Kerja Ranting juga dihadiri oleh
peserta luar biasa yang terdiri dari :
a. Unsur Pengurus Cabang
b. Undangan lain yang yang dkitetapkan Pengurus
Ranting
Setiap peserta Rapat Kerja Ranting mempunya hak
bicara, sedangkan hak suara hanya pada peserta
biasa dengan ketentuan one man one vote.
Pengurus
Ranting
bertanggung
jawab
atas
pelaksanaan Rapat Kerja Ranting
Rapat-rapat dalam Rapat Kerja Ranting dipimpin oleh
Pengurus Ranting
Rapat Kerja Ranting mempunyai tugas :
a. Mengevaluasi program pelayanan dan Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengurus
Ranting pada tahun berjalan, serta kebijakan
lain yang ditetapkan Rapat ranting sebelumnya.
b. Menetapkan program pelayanan dan APB tahun
berikutnya serta berbagai kebijakan organisasi.
c. Menetapkan keputusan-keputusan organisasi
lainnya
57

2.
3.

4.
5.

6.

Legislatif yang pelaksanaanya sesudah Rapat


Ranting dan kedudukannya berada dibawah
Rapat Ranting.
Rapat Kerja Ranting dilaksanakan sekali
dalam setahun sesuai Tata Tertib yang
ditetapkan oleh MPP.
Rapat Kerja Ranting dihadiri oleh :
3.1. Peserta Biasa:
a.
Pengurus Ranting. .
b.
Sejumlah
Anggota
Biasa
yang
ditentukan oleh Pengurus Ranting dalam
kesepakatan bersama untuk mewakili
semua Anggota Biasa.
c.
Unsur Majelis jemaat (Majelis Jemaat di
Sektor).
3.2. Peserta Luar Biasa:
a. Unsur Pengurus Cabang.
b. Undangan lainya yang dianggap perlu
oleh Pengurus Ranting.
Setiap
Peserta
Rapat
Kerja
Ranting
mempunyai hak satu suara.
Pengurus
Ranting
memimpin
dan
bertanggung-jawab atas pelaksanaan Rapat
Kerja Ranting; Sidang-sidang dalam Rapat Kerja
Ranting dipimpin oleh Pengurus Ranting.
Rapat Kerja Ranting bertugas :
a.
Mengevaluasi Program Kerja dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
satu tahun sebelumnya.
b.
Menetapkan Program Kerja dan APB
satu tahun berikutnya.
c.
Menetapkan
Keputusan-keputusan
lain.

10.
Semua keputusan Rapat Ranting
direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Jemaat

58

7.

1.

2.

3.

4.
5.
6.

Hasil-hasil Keputusan Rapat Kerja Ranting


direkomendasikan pelaksanaannya oleh Sidang
Jemaat.

BAB V
LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 15
PENGURUS BESAR
Susunan Pengurus Besar AMGPM terdiri
dari 20 personil yaitu: 1 orang Ketua Umum, 5
orang Ketua Bidang, 1 orang Sekretaris Umum,
5 orang Sekretaris Bidang, 1 orang Bendahara
dan 2 orang wakil Bendahara serta 5 orang
Koordinator Wilayah ( Korwil).
Ketua dan Sekretaris Umum dipilih
langsung oleh Kongres, sedangkan Fungsionaris
lainnya dipilih melalui Formatur untuk periode
tugas 5 tahun.
Mekanisme
dan
tatacara
pemilihan
Pengurus Besar diatur didalam Tata-cara
Pencalonan dan prosedur Pemilihan yang
ditetapkan oleh Kongres.
Ketua Umum dan Sekretaris Umum
mewakili organisasi ke dalam dan ke luar.
Uraian tugas Pengurus Besar diatur dalam
Peraturan
Organisasi (PO) yang ditetapkan
oleh MPP.
Selama Pengurus Besar yang baru belum
dilantik maka Pengurus Besar demisioner lama
masih tetap bertanggung-jawab
dalam
melaksanakan tugasnya.

1.

2.
3.
4.

5.

BAB V
LEMBAGA EKSEKUTIF
Pasal 17
Pengurus Besar
Pengurus Besar AMGPM merupakan pemegang
Bab V tetap
kekuasaan eksekutif tertinggi organisasi berdasarkan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga maupun Pasal 17 merupakan pasal
Peraturan Organisasi.
baru
Pengurus Besar dipilih dan ditetapkan oleh Kongres
Pengurus Besar mempunyai wewenang bertindak
keluar dan kedalam untuk dan atas nama organisasi.
Dalam hal pada suatu daerah belum terbentuk
Pengurus Daerah, Pengurus Besar dapat menentukan
kebijakan untuk menetapkan kepengurusan sementara
sambil menunggu terbentuk kepengurusan yang definitif.
Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Besar yang
mengatasnamakan organisasi harus dibicarakan dan
diputuskan dalam Rapat Pengurus Besar.

Pasal 18
13.
Susunan Pengurus Besar AMGPM berjumlah 15 (lima
belas) orang, terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua Umum
Pasal 15 menjadi pasal 18
b. 5 (lima) orang Ketua Bidang
Ayat satu merinci struktur
c. 1 (satu) orang Sekretaris Umum
d. 5 (lima) orang Sekretaris Bidang
e. 1 (satu) orang Bendahara Umum
f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara
59

7.

Pergantian Pengurus Besar harus disertai


dengan serah terima selengkapnya.
8.
Pengurus Besar berkewajiban :
a.
Mempersiapkan,
melaksanakan
Kongres dan MPP.
b.
Melaksanakan segala urusan yang
menyangkut keputusan Kongres dan MPP
serta
mempertanggung-jawabkan
pada
Kongres dan MPP berikutnya.
c.
Melaksanakan pelantikan Pengurus
Daerah dan menghadiri Konperda, MPPD dan
lain-lain kegiatan organisasi tingkat Daerah
sebagai Pengarah.
d.
Memberikan
Informasi
Perkembangan Organisasi dalam Sidang
Sinode dan BPL Sinode GPM.
9.
Pengurus Besar berfungsi:
a. Melakukan
perencanaan,
pelaksanaan,
pengarahan dan pengawasan terhadap
seluruh pelaksanaan roda Organisasi sesuai
dengan Keputusan Kongres dan Kebijakankebijakan Lain Organisasi.
b. Menetapkan kebijakan-kebijakan Strategis
Organisasi.
c. Menggali dan memberdayakan seluruh
potensi SDM Pemuda.

14.
Selain
susunan
Pengurus
Besar
sebagaimana
dimaksud ayat (1), juga ditetapkan Koordinator Wilayah
(Korwil)
dimana
jumlahnya
disesuaikan
dengan
kebutuhan pelayanan AMGPM.
15.
Korwil sebagaimana dimaksud ayat (2) merupakan
satu kesatuan dengan struktur kepengurusan Pengurus
Besar.
16.
Ketua Umum dan Sekretaris Umum dipilih secara
langsung dalam Kongres, sedangkan fungsionaris lainnya
dipilih melalui formatur untuk masa tugas 5 (lima) tahun.
17.
Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Besar
ditetapkan oleh Kongres
18.
Ketua Umum dan Sekretaris Umum mewakili
organisasi keluar dan kedalam
19.
Uraian tugas Pengurus Besar diatur dalam Paraturan
Organisasi dan ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan
Paripurna (MPP)
20.
Selama Pengurus Besar hasil pemilihan Kongres belum
dilantik, maka Pengurus Besar demisioner tetap
melaksanakan tugas sampai dilaksanakan pelantikan
Pengurus Besar yang baru.
21.
Pergantian Pengurus Besar disertai dengan serah
terima selengkapnya seluruh aset dan kepemilikan
organisasi.
22.
Pengurus Besar mempunyai tugas sebagai berikut :
a.
Mempersiapkan dan melaksanakan Kongres
serta MPP
b.
Melaksanakan
Peraturan,
Keputusan
dan
Pasal 16
Program
yang
ditetapkan
Kongres
dan
MPP,
serta
PENGURUS DAERAH
menyelengarakan managemen organisasi secara baik.
1.
Susunan Pengurus Daerah disesuaikan
c.
Mengsahkan struktur, komposisi dan personalia
dengan susunan Pengurus Besar dengan
Pengurus Daerah, melantik Pengurus Daerah,
memperhitungkan keadaan Daerah.
menghadiri Konferda, MPPD dan kegiatan lain
60

Ayat 2 dan 3 menjelaskan


korwil merupakan Struktur
PB yang ada di Daerah

Ayat 2 pasal 15 menjadi ayat


4
Ayat 3 psl 15 menjadi ayat 5
yg lebih dipersingkat
Ayat 4 psl 15 menjadi ayat 6
Ayat 5 psl 15 menjadi ayat 7
Ayat 6 psl 15 menjadi ayat 8
Ayat 7 psl 15 menjadi ayat 9
dan menambah kalimat
Ayat 8 psl 15 merupakan
kewajiban PB dan diganti dgn
pasal 10 Tugas PB dengan
menambah satu tugas yg
ada pd point e

2.

3.

4.
5.
6.

7.
8.

Pengurus Daerah dipilih oleh Konperda


dengan sistem pemilihan langsung dan atau
pemilihan Formatur untuk periode tugas 5
tahun.
Mekanisme
dan
tata-cara
pemilihan
Pengurus Daerah diatur dalam Tata Cara
Pencalonan dan Prosedur Pemilihan yang
ditetapkan oleh Konperda.
Ketua dan Sekretaris Daerah mewakili
organisasi ke dalam dan ke luar.
Uraian tugas Pengurus Daerah diatur dalam
PO yang ditetapkan oleh MPP.
Selama Pengurus Daerah yang baru belum
dilantik maka Pengurus Daerah demisioner
masih
tetap
bertanggung-jawab
dalam
melaksanakan tugasnya.
Pergantian Pengurus Daerah harus disertai
dengan serah terima selengkapnya.
Pengurus Daerah berkewajiban :
a.
Mempersiapkan,
melaksanakan
Konperda dan MPPD.
b.
Melaksanakan segala urusan yang
menyangkut keputusan Konperda dan MPPD
serta
mempertanggung-jawabkan
pada
Konperda dan MPPD berikutnya.
c.
Melaksanakan pelantikan Pengurus
Cabang dan menghadiri Konpercab atau
MPPC dan lain-lain kegiatan organisasi
tingkat Cabang sebagai Pengarah.
d.
Menyampaikan
Laporan
Perkembangan Organisasi AMGPM Tingkat
Daerah dalam Sidang Klasis.

ditingkat daerah sebagai pengarah.


d.
Memberikan informasi tentang perkembangan
organisasi kepada Sidang Sinode dan Sidang BPL
Sinode GPM.
e.
Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
23.
Pengurus Besar mempunyai fungsi :
Ayat 9 psl 15 menjadi ayat
a.
melakukan
perencanaan,
pelaksanaan, 11 dengan menambah satu
pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi pada point d
seluruh aktifitas organisasi berdasarkan AD dan ART
serta keputusan Kongres maupun kebijakan
kebijakan lain organisasi.
b.
Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat
strategis
c.
Mengembangkan dan memberdayakan potensi
dan sumber daya pemuda
d.
Membentuk
dan
mengelola
badan
atau
organisasi sosial kemasyarakatan sebagai bagian
integral dari kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
24.
Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur
organisasi dalam Pengurus Besar, diatur dalam Peraturan
Organisasi.
Pasal 19 merupakan pasal
Pasal 19
baru tetapi judul memakai
Pengurus Daerah
pasal 16 ART lama
2.
Pengurus Daerah AMGPM adalah pelaksana eksekutif
organisasi di Daerah
3.
Pengurus Daerah
dipilih dan ditetapkan oleh
Konferensi Daerah
4.
Dalam hal pada suatu daerah belum terbentuk
Pengurus Cabang, Pengurus Daerah dapat menentukan
kebijakan untuk menetapkan kepengurusan sementara
sambil menunggu terbentuk kepengurusan yang definitif.
5.
Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Daerah
61

1.
2.

3.

4.
5.
6.

7.
8.

Pasal 17
PENGURUS CABANG
Susunan Pengurus Cabang disesuaikan
dengan susunan Pengurus Besar dengan
memperhitungkan keadaan Cabang.
Pengurus Cabang dipilih oleh Konpercab
dengan sistem pemilihan langsung dan atau
pemilihan Formatur untuk periode tugas 5
tahun.
Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus
Cabang diatur Tata Cara Pencalonan dan
Prosedur Pemilihan yang ditetapkan oleh
Konpercab.
Ketua dan Sekretaris Cabang mewakili
organisasi ke dalam dan ke luar.
Uraian tugas Pengurus Cabang diatur dalam
PO yang ditetapkan oleh MPP.
Selama Pengurus Cabang yang baru belum
dilantik maka Pengurus Cabang demisioner
masih tetap bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya.
Pergantian Pengurus Cabang harus disertai
dengan serah terima selengkapnya.
Pengurus Cabang berkewajiban :
a.
Mempersiapkan,
melaksanakan
Konpercab dan MPPC.
b.
Melaksanakan segala urusan yang
menyangkut keputusan Konpercab dan MPPC
serta
mempertanggung-jawabkan
pada
Konpercab dan MPPC berikutnya.
c.
Melaksanakan pelantikan Pengurus
Ranting dan menghadiri Rapat Ranting atau
Rapat Kerja Ranting dan lain-lain kegiatan

yang mengatasnamakan organisasi harus dibicarakan


dan diputuskan dalam Rapat Pengurus Daerah.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Ayat 1 pasal 16 ART lama


Pasal 20
menjadi ayat 1 pasal 20 dan
Susunan Pengurus Daerah
AMGPM disesuaikan menghilangkan dengan
dengan susunan kepengurusan Pengurus Besar.
memperhitungkan keadaan
Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam daerah
Konferda, sedangkan fungsionaris lainnya dipilih melalui
formatur untuk masa tugas 4 (lima) tahun.
PENJELASAN LEBIH LKANJUT
Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Daerah UTUK LEMBAGA EKSEKUTIF
ditetapkan oleh Konferda
DAERAH, CABANG DAN
Ketua dan Sekretaris mewakili organisasi keluar dan RANTING SAMA DENGAN PB,
kedalam
HANYA BEDA PADA
Uraian tugas Pengurus Daerah diatur dalam Paraturan JENJANGNYA.
Organisasi dan ditetapkan oleh Musyawarah Pimpinan SELANJUTNYA PEROBAHAN
Paripurna (MPP).
PASAL DISESUAIKAN
Selama Pengurus Daerah
hasil
Konferda belum
dilantik, maka Pengurus Daerah
demisioner tetap
melaksanakan tugas sampai dilaksanakan pelantikan
Pengurus Daerah yang baru.
Pergantian Pengurus Daerah disertai dengan serah
terima selengkapnya seluruh aset dan kepemilikan
organisasi.
Pengurus Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
a.
Mempersiapkan dan melaksanakan Konferda
dan MPPD
b.
Melaksanakan
Peraturan,
Keputusan
dan
Program yang ditetapkan Konferda dan MPPD, serta
menyelengarakan managemen organisasi secara baik.
c.
Mengsahkan struktur, komposisi dan personalia
Pengurus Cabang, melantik Pengurus Cabang,
menghadiri Konfercab, MPPC dan lain-lain kegiatan
ditingkat Cabang sebagai pengarah.
62

organisasi tingkat Ranting sebagai Pengarah.


d.
Memberikan informasi tentang perkembangan
d.
Memberikan Informasi Perkembangan
organisasi kepada Sidang Klaais.
Organisasi AMGPM Tingkat Cabang dalam
e.
Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
Sidang Jemaat.
9.
Pengurus Daerah mempunyai fungsi :
a.
melakukan
perencanaan,
pelaksanaan,
Pasal 18
pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
PENGURUS RANTING
seluruh aktifitas organisasi berdasarkan AD dan ART
1.
Susunan
Pengurus
Ranting
serta keputusan Konferda maupun kebijakan
disesuaikan dengan susunan Pengurus Besar
kebijakan lain organisasi.
dengan memperhitungkan keadaan Ranting.
b.
Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat
2.
Pengurus Ranting dipilih oleh
strategis
ditingkat daerah
Rapat Ranting dengan sistem pemilihan
c.
Mengembangkan dan memberdayakan potensi
langsung dan atau pemilihan Formatur untuk
dan
sumber
daya pemuda.
periode tugas 2 tahun.
Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur
3.
Mekanisme
dan
tatacara 10.
organisasi
dalam Pengurus Daerah, diatur dalam
pemilihan Pengurus Ranting diatur dalam
Peraturan Organisasi.
Prosedur dan Tata Cara Pencalonan dan
4.
5.
6.

7.
8.

Pemilihan yang ditetapkan oleh Rapat Ranting.


Ketua dan Sekretaris Ranting
mewakili organisasi ke dalam dan ke luar.
Uraian tugas Pengurus Ranting
diatur dalam PO yang ditetapkan oleh MPP.
Selama Pengurus Ranting yang
baru belum dilantik maka Pengurus Ranting
demisioner masih tetap bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugasnya.
Pergantian Pengurus Ranting
harus
disertai
dengan
serah
terima
selengkapnya.
Pengurus Ranting berkewajiban
:
a. Mempersiapkan,
melaksanakan
Rapat
Ranting dan Rapat Kerja Ranting.

1.
2.
3.

4.

1.

Pasal 21
Pengurus Cabang
Pengurus Cabang AMGPM adalah pelaksana eksekutif
organisasi ditingkat Cabang
Pengurus Cabang
dipilih dan ditetapkan oleh
Konferensi Cabang
Dalam hal pada suatu Ranting belum terbentuk
Pengurus Ranting, Pengurus Cabang dapat menentukan
kebijakan untuk menetapkan kepengurusan sementara
sambil terbentuk kepengurusan yang definitif.
Setiap tindakan atau keputusan Pengurus Cabang
yang mengatasnamakan organisasi harus dibicarakan
dan diputuskan dalam Rapat Pengurus Cabang.
Susunan

Pasal 22
Pengurus Cabang
63

AMGPM

disesuaikan

b. Melaksanakan
segala
urusan
yang
dengan susunan kepengurusan Pengurus Besar.
menyangkut keputusan Rapat Ranting dan 2.
Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam
Rapat Kerja Ranting serta mempertanggungKonfercab, sedangkan fungsionaris lainnya dipilih melalui
jawabkan pada Rapat Ranting dan Rapat
formatur untuk masa tugas 3 (tiga) tahun.
Kerja Ranting berikutnya.
3.
Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Cabang
ditetapkan oleh Konfercab
c. Memberikan
Informasi
Perkembangan 4.
Ketua dan Sekretaris mewakili organisasi keluar dan
Organisasi AMGPM Tingkat Ranting dalam
kedalam
Sidang Jemaat.
5.
Uraian tugas Pengurus Cabang
diatur dalam
Paraturan Organisasi dan ditetapkan oleh Musyawarah
Pimpinan Paripurna (MPP).
6.
Selama Pengurus Cabang
hasil Konfercab belum
dilantik, maka Pengurus Cabang
demisioner tetap
melaksanakan tugas sampai dilaksanakan pelantikan
Pengurus Cabang yang baru.
7.
Pergantian Pengurus Cabang disertai dengan serah
terima selengkapnya seluruh aset dan kepemilikan
organisasi.
8.
Pengurus Cabang mempunyai tugas sebagai berikut :
a.
Mempersiapkan dan melaksanakan Konfercab
dan MPPC
b.
Melaksanakan
Peraturan,
Keputusan
dan
Program yang ditetapkan Konfercab dan MPPC, serta
menyelengarakan managemen organisasi secara baik.
c.
Mengsahkan struktur, komposisi dan personalia
Pengurus Ranting, melantik Pengurus Ranting,
menghadiri Rapat Ranting, Rapat Kerja Ranting dan
lain-lain kegiatan ditingkat Ranting sebagai pengarah.
d.
Memberikan informasi tentang perkembangan
organisasi kepada Sidang Jemaat.
e.
Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
9.
Pengurus Cabang mempunyai fungsi :
a. melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengarahan
64

dan pengawasan terhadap pelaksanaan seluruh


aktifitas organisasi berdasarkan AD dan ART serta
keputusan Konfercab maupun kebijakan kebijakan
lain organisasi.
b. Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat
strategis ditingkat Cabang
c. Mengembangkan dan memberdayakan potensi dan
sumber daya pemuda di Cabang.
10.
Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur
organisasi dalam Pengurus Cabang, diatur dalam
Peraturan Organisasi.
Pasal 23
Pengurus Ranting
1.
Susunan Pengurus Ranting
AMGPM disesuaikan
dengan susunan kepengurusan Pengurus Besar.
2.
Ketua dan Sekretaris dipilih secara langsung dalam
Rapat Ranting, sedangkan fungsionaris lainnya dipilih
melalui formatur untuk masa tugas 5 (lima) tahun.
3.
Mekanisme dan tatacara pemilihan Pengurus Ranting
ditetapkan oleh Rapat Ranting
4.
Ketua dan Sekretaris mewakili organisasi keluar dan
kedalam
5.
Uraian tugas Pengurus Ranting
diatur dalam
Paraturan Organisasi dan ditetapkan oleh Musyawarah
Pimpinan Paripurna (MPP).
6.
Selama Pengurus Ranting hasil Rapat ranting belum
dilantik, maka Pengurus Ranting
demisioner tetap
melaksanakan tugas sampai dilaksanakan pelantikan
Pengurus Ranting yang baru.
7.
Pergantian Pengurus Ranting disertai dengan serah
terima selengkapnya seluruh aset dan kepemilikan
organisasi.
8.
Pengurus Ranting mempunyai tugas sebagai berikut :
65

a.

Mempersiapkan
dan
melaksanakan
Rapat
Ranting dan Rapat Kerja Ranting
b.
Melaksanakan
Peraturan,
Keputusan
dan
Program yang ditetapkan Rapat Rating, Rapat Kerja
Ranting,
serta
menyelengarakan
managemen
organisasi secara baik.
c.
Memberikan informasi tentang perkembangan
organisasi kepada Sidang Jemaat.
d.
Menjalankan tugas lain yang bersifat eksekutif
9.
Pengurus Ranting mempunyai fungsi :
a.
melakukan
perencanaan,
pelaksanaan,
pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
seluruh aktifitas organisasi berdasarkan AD dan ART
serta keputusan Rapat Ranting maupun kebijakan
kebijakan lain organisasi.
b.
Menetapkan kebijakan organisasi yang bersifat
strategis ditingkat Ranting
c.
Mengembangkan dan memberdayakan potensi
dan sumber daya pemuda di Ranting.
10. Uraian tugas, tata kerja, dan sistem serta prosedur
organisasi dalam Pengurus Ranting, diatur dalam
Peraturan Organisasi.

66

1.

2.
3.

4.

5.
6.
7.

BAB VI
BADAN PEMBINA
Pasal 19
Badan Pembina adalah Badan Konsultatif
AMGPM yang berfungsi melaksanakan tugas
pendampingan bagi Pengurus Organisasi pada
masing-masing jenjang.
Dalam melaksanakan fungsinya Badan
Pembina bersifat kolektif.
Secara struktural Badan Pembina terdiri dari
sebanyak-banyaknya
7
orang
dengan
perincian: 1 orang Ketua, 1orang Wakil Ketua, 1
orang Sekretaris dan 4 orang Anggota.
Keanggotaan Badan Pembina terdiri dari :
a.
Fungsional
Gereja
pada
masingmasing jenjang organisasi.
b.
Fungsional Masyarakat yang dianggap
layak untuk tugas itu.
Secara Fungsional, perangkat Kepemimpinan
Gereja adalah Pembina pada setiap jenjang
Kepengurusan Organisasi (secara ex-oficio).
Periode tugas Badan Pembina mengikuti
periode tugas Pengurus Organisasi pada
jenjangnya.
Badan Pembinan diangkat dan ditetapkan
oleh Lembaga Eksekutif pada masing-masing
jenjang organisasi.

BAB VI
BADAN PEMBINA
Pasal 24
1. Badan pembina adalah badan konsultatif AMGPM yang
berfungsi melaksanakan tugas pendampingan bagi
kepengurusan disetiap tingkatan.
2. Badan pembina dapat memberi usulan dan masukan
serta
pertimbangan
kepada
Pengurus
sesuai
tingkatannya, baik diminta maupun tidak.
3. Badan Pembina dibentuk oleh masing-masing
kepengurusan sesuai tingkatannya
4. Dalam melaksanakan tugas Badan Pembina bersifat
kolektif
5. Keanggotaan Badan Pembina terdiri dari warga Gereja
Protestan
Maluku
yang
aktif
membantu
pengembangan AMGPM.
6. Secara fungsional perangkat kepemimpinan gereja
adalah pembina pada setiap jenjang kepengurusan
AMGPM (ex oficio).
7. Lamanya tugas Badan Pembina adalah sama dengan
lamanya
masa
kepengurusan
masing-masing
tingkatan.
8. Badan Pembina diangkat dan ditetapkan oleh
kepengurusan masing-masing tingkatan.
9. Badan Pembina berjumlah sekurang-kurangnya 5
orang dan sebanyak-banyaknya 7 orang
10.
Tata
cara
pengusulan,
penetapan
dan
pengangkatan serta kriteria, diatur dalam peraturan
Organisasi

67

Bab VI tetap dgn judulnya


dan pasal 19 ART lama
menjadi Pasal 24
Pada ayat 3 pasal 19 ART
lama
Badan
Pembina
terstruktur namun dalam
ART baru struktur telah
dihilangkan
dengan
pertimbangan
bahwa
Badan ini hanya bersifat
Badan Konsultatif dan
bersifat kolektif

BAB VII

ATRIBUT

Pasal 20
AMGPM mempunyai Lambang dan Lagu Wajib.

Pasal 21
Lambang-lambang Organisasi AMGPM terdiri dari:
1.
Bendera.
2.
Panji.
3.
Jaket.
4.
Lencana (Emblem).
5.
Topi.
Selanjutnya Lambang-lambang ini akan diatur
dalam Peraturan Organisasi (PO).
Pasal 22

BAB VII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 25
5. Atribut organisasi AMGPM terdiri atas :
a. Lagu wajib
b. Lambang
6. Lagu wajib sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a
adalah Kamu Adalah Garam dan Terang Dunia.
7. Lambang AMGPM sebagaimana dimaksud ayat (1)
huruf b terdiri dari :
a. Bendera
b. Jaket
c. Emblem
8. Tata ukuran bendera, emplem, model jaket, dan
tatacara penggunaan atribut organisasi diatur dalam
Peraturan Organisasi.

Lagu Wajib AMGPM yaitu: KAMU ADALAH


GARAM DAN TERANG DUNIA

68

Pasal 20, 21 dan 22 ART


lama digabungkan pada
pasal 25 ART baru dengan
dirinci
untuk
lebih
memperjelas
Khusus untuk topi dan
panji di hilangkan dengan
pertimbangan
bahwa
apabila
upacara
resmi
olrganisasi
didalam
Gereja maka topi dan
panji
tidak
mungkin
dipakai

BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 23
1.
Perbendaharaan AMGPM yang berupa
dana, sumber dana dan harta milik diperoleh
dari:
a. Persembahan
(Kolekta,
Persepuluhan,
Sukarela).
b. Iuran/Tanggungan.
c. Warisan, Hibah dan sunbangan yang tidak
mengikat.
d. Usaha-usaha yang sah.
2.
Perbendaharaan AMGPM terdiri dari
semua perbendaharaan yang dikelola di semua
jenjang Organisasi.
3.
Tahun Buku AMGPM adalah Tahun
Taqwin.

1.

2.

3.
4.
5.

Pasal 24
PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN
Pengelolaan perbendaharaan AMGPM
disemua jenjang organisasi didasarkan pada
sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)
yang berimbang dan dinamis.
Anggaran Pendapatan Dan Belanja di
semua jenjang organisasi dirancang oleh
Lembaga Eksekutif dan ditetapkan oleh
Lembaga Legislatif.
Tahun Anggaran Organisasi menurut
Tahun Taqwin.
Metode
Pembukuan
Organisasi
menurut Azas Kas (Cash Stelsel).
Azas Pembukuan Organisasi menurut

BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 26
1. Perbendaharaan AMGPM berupa uang, sumber-sumber
dana dan harta milik, diperolah dari :
a. Persembahan
syukur
(uang
kolekta,
persepuluhan, dan pemberian sukarela lainnya)
b. Iuran/tanggungan
c. Hibah
d. Sumbangan yang tidak mengikat
e. Usaha-usaha lain yang sah
2. Perbendaharaan AMGPM terdiri dari semua aset
perbendaharaan yang dikelola disemua jenjang
kepengurusan organisasi.
3. Tahun buku AMGPM adalah tahun takwin
Pasal 27
Pengelolaan dan Pengawasan

1.
2.

3.
4.

Pasal
23
ART
lama
menjadi pasal 26
Ayat satu point c pasal 23
ART
lama
dipisahkan
menjadi 2 pada point c
dan d ART baru

Pasal
24
ART
lama
dipisahkan menjadi dua
pasal pada ART baru yaitu
Pengelolaan keuangan AMGPM di semua jenjang pasal 27 dan 28
kepengurusan didasarkan pada sistem anggaran
pendapatan dan belanja yang berimbang dan dinamis.
Anggara Pendapatan dan Belanja pada setiap Pasal 24 ayat 1, 2, 3 dan
tingkatan kepengurusan dirancang oleh lembaga 6 menjadi ayat 1, 2, 3,
eksekutif dan ditetapkan oleh lembaga legislatif dan 4 pasal 27
sesuai tingkatannya.
Tahun anggaran AMGPM berdasarkan tahun taqwin
Pengurus
Besar
bertanggung
jawab
dan
mengkoordinasikan
pemeriksaan dan pengawasan
perbendaharaan disemua jenjang kepengurusan,
dalam kerjasama dengan perangkat kepemimpinan
gereja di semua jenjang.
69

Azas Brutto.
6.
Pengurus Besar bertanggung-jawab
dan mengkoordinasikan pemeriksaan dan
pengawasan perbendaharaan disemua jenjang
organisasi dalam kerja sama dengan perangkat
Kepemimpinan Gereja di semua jenjang.
7.
Pada semua jenjang Kepengurusan
Organisasi harus dibentuk Tim Verifikasi dengan
tugas mengsadakan pemeriksaan keuangan
dan melaporkan hasilnya kepada Lembaga
Legislatif pada jenjangnya.
8.
Pembentukan
Tim
Verifikasi
dipercayakan kepada perangkat organisasi
masing-masing jenjang dengan Rekomendasi
yang diberikan oleh Lembaga Legislatif pada
setiap jenjang.
9.
Keanggotaan Tim Verifikasi terdiri dari
3 (tiga) orang yaitu: 1 (satu) orang Ketua
merangkap Anggota, dan 2 (dua) orang
Anggota.
10.
Segala hal yang menyangkut: bentuk,
sistim
serta
prosedur
Pembukuan
dan
Pertanggung-jawaban diatur lebih lanjut di
dalam
Peraturan
Organisasi
(PO)
yang
ditetapkan di dalam Musyawarah Pimpinan
Paripurna (MPP).

1.

2.
3.
4.
5.

Pasal 28
Pasal 24 ayat 7 s/d 10
Untuk
kepentingan
pengawasan
yang
efektif, ART lama menjadi pasal
transparan dan bertanggung jawab, pada semua 28 ayat 1 s/d 5 ART baru
jenjang kepengurusan diwajibkan dibentuk
Tim
Verifikasi.
Tim verifikasi dibentuk oleh masing-masing tingkatan
kepengurusan berdasarkan rekomendasi dari Kongres,
Konferda, Konfercab dan Rapat Ranting.
Tim Verifikasi berjumlah 3 (tiga) orang terdiri dari :
a. 1(satu) orang ketua merangkap anggota
b. 2(dua) orang anggota
Tugas Tim Verifikasi adalah mengadakan pemeriksaan
keuangan dan melaporkan hasil kerjanya kepada
lembaga legislatif disetiap tingkatan.
Pelaksanaan tugas Tim Verifikasi dan pelaporannya
adalah
pada setiap tahun kegiatan berdasarkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja setiap tingkatan
kepengurusan.

Pasal 25
PERTANGGUNG-JAWABAN PERBENDAHARAAN
Bendaharawan
berkewajiban
memberikan
pertanggung-jawaban tentang perbendaharawan
kepada Lembaga Legislatif dan Eksekutif.
70

1.

2.

3.

4.

5.

BAB IX
PENGESAHAN DAN PEMBUBARAN
Pasal 26
Pengesahan pembentukan struktur Organisasi
dilakukan oleh Perangkat Pengurus setingkat
diatasnya kecuali Pengurus Besar dilakukan
oleh BPH Sinode GPM.
Pengesahan
pembentukan
dan
atau
pengesahan pembubaran Ranting, Cabang,
Daerah dilakukan oleh Pengurus setingkat
diatasnya.
Pembubaran AMGPM ke dalam lain Wadah
Pemuda Gerejawi dilakukan oleh Kongres
dengan memperhatikan nasihat Sinode GPM
cq. BPH Sinode GPM.
Dalam
Kongres
yang
diadakan
untuk
membubarkan
AMGPM
dibentuk
Panitia
Penyelidik
untuk
menyelesaikan
segala
kekayaan Organisasi.
Pada waktu pembubaran, semua milik AMGPM
diserahkan kepada GPM.

BAB X
KETENTUAN PERUBAHAN
Pasal 27
1.
Setiap perubahan atau penambahan
Anggaran
Rumah
Tangga
ini
harusnya
dilakukan oleh Kongres.

BAB IX
PENGESAHAN DAN PEMBUBARAN
Pasal 29

Pasal 26 menjadi pasal 29

1. Pengesahan
pembentukan
struktur
Organisasi
dilakukan
oleh
Perangkat
Pengurus
setingkat
diatasnya kecuali Pengurus Besar dilakukan oleh BPH
Sinode GPM.
2. Pengesahan pembentukan dan atau pengesahan
pembubaran Ranting, Cabang, Daerah dilakukan oleh
Pengurus setingkat diatasnya.
3. Pembubaran AMGPM ke dalam lain Wadah Pemuda
Gerejawi
dilakukan
oleh
Kongres
dengan
memperhatikan pertimbangan BPH Sinode GPM.
4. Dalam Kongres yang diadakan untuk membubarkan
AMGPM
dibentuk
Panitia
Penyelidik
untuk
menyelesaikan segala kekayaan Organisasi.
5. Pada waktu pembubaran, semua milik AMGPM
diserahkan kepada GPM melalui Badan Pekerja Harian
Sinode GPM.

BAB X
KETENTUAN PERUBAHAN
Pasal 30
1. Setiap perubahan atau penambahan Anggaran Rumah
Tangga ini hanya dapat dilakukan oleh Kongres.
71

Pasal 27 menjadi pasal 30

2.

Tata Cara pengusulan perubahan ART


selanjutnya akan diatur dalam Peraturan
Organisasi.
3.
Lain-lain peraturan yang belum diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga diatur oleh
Pengurus Besar sepanjang tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar AMGPM.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI: ABORU
PADA TANGGAL: 19 NOVEMBER 2001
PIMPINAN SIDANG

2. Tata Cara pengusulan perubahan ART selanjutnya


akan diatur dalam Peraturan Organisasi.
3. Lain-lain peraturan yang belum diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga diatur oleh Pengurus Besar
sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar AMGPM.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai
berlaku sejak tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI : AMBON
PADA TANGGAL : 14 OKTOBER
2010

72

Pasal 28 menjadi pasal


31

73

LAGU WAJIB AMGPM


kLagu & Teks : Almarhum Bpk Eli Toisuta,MTh.LM

Angkatan Muda Greja Protestan Maluku yang berdiri atas


Firman Tuhan dan tetap teguh membangun bentuk
kesatuan sebagai tubuh Kristus,butiran garam terus
mengawetkan kau berperan bri kami
kehidupan untuk
membarui dan melayani membangun Greja Bangsa dan
Negara.
Angkatan Muda Greja Protestan Maluku kau pewaris nilai
nilai injili bertanggung jawab untuk membimbing dalam
kontes catur pangilan Greja. cahaya obor terus menembusi
kau bernyala bri kami motivasi untuk bersatu tekat
mengabdi membangun Greja Bangsa dan Negara. mari maju
Angkatan Muda GPM menjadi garam dan terang dunia
walaupun angin dan badai topan kami bersatu untuk
mengabdi Tuhan. bersatu dan bersaksi nyalakanlah obormu
bersatu melayani meneruskan misimu kamu adalah garam
dan terang dunia, kamu adalah garam dan terang dunia..
MPP XVI AMGPM THN 2002
DI JEMAAT WEDUAR KLASIS GPM KEI BESAR
KECAMATAN KEI SELATAN TANGGAL 7-9 NOPEMBER 2002

74

75

KAMU ADALAH GARAM DAN TERANG DUNIA


Lagu Wajib AMGPM
Lagu dan Teks : Elly Toisuta,MTh. LM

do=f 4/4Dimarca
do=f 4/4Dimarca
0
5 1 2
3 3 3 3
2 1
2 3
1 5. 1 3
5 5 5 5 4 3 4
Ang-katan Mu-da Gre-ja Protes-tan Ma-lu-ku, yang ber-di-ri a-tas Fir-man Tu- han
Ang-katan Mu-da Gre-ja Protes-tan Ma-lu-ku,Kau pe-wa-ris ni-lai ni-lai in-jil- i

0 3
2 3
4 4 . 4 3 2
3 1 . 7 1
2 2 2 2 1 6 7 1
dan te -tap te-guh mem-ba-ngun ben-tuk, ke-sa tu-an se-ba gai Tu-buh Kris-tus
ber-tang-gung ja-wab un-tuk mem-bim-bing. da-lam kon-teks ca-tur panggilan Gre-ja
0

5 1 2
3 3 2 1 2 3
1 5 . 1 3
5 5 5 5 4 3 4
Bu-tir-an ga-ram te-rus meng-a-wet-kan Kau ber-per-an bri ka-mi ke-hi-dupan
Ca ha - ya o bor te rus me-nem-bu-si Kau ber-nya-la bri ka- mi mo-ti-va si
I

1 1
Ma-ri

II

3 2 3
4 4 . 4 3 2
3 1 . 1 7 1
2 2 . 2 3 2 1
un-tuk mem-ba-rui dan me-la-ya-ni mem-bangun Greja Bang-sa dan Ne ga - ra
un-tuk ber-sa-tu te-kad mengab-di mem-bangun Greja Bang-sa dan Ne ga -

1.:

4
76

1.

ra

6 6 . 6 6 6
6 5 5 3 5 . 3 3 3
5 4 . 2 3 4
ma-ju Ang-ka-tan Mu-da Ge-pe-em men-ja-di ga-ra-ram dan te-rang du - nia
1

3 .

wa-lau-pun a - ngin

ba-dai dan

to - pan, ka-mi ber-sa-tu un-tuk mengab di Tu.I

: . 0

1 1 1 . 5
3 3 3
ber- sa- tu dan ber sak s i
ber sa - tu me la - ya ni

han

II

5 5 5 5 6 6
nya la - kan o bor mu
me ne rus - kan mi ssi -

5.

mu

rit
5 5 4
3 3 3 3 2 2 3 2
1 . . 5 5 4
3 3 3 3 4 5 6
Kamu a- da-lah Garam dan Te-rang Du-nia Ka-mu a- da-lah Garam dan Terang Du-nia

MPP XVI AMGPM Tahun 2002


Di Jemaat Weduar Klasis GPM Kei Besar
Kecamatan Kei Besar Selatan
Tanggal 7 s/d 9 Nopember 2002
aln
28611

77

I.

Gambar bulatan bumi yang sedang aktif berputar:


Warna dasar biru muda (biru maritim)
Warna tepi biru tua (biru samudra).
5 garis lintang cembung :
Warna putih
2
Kemiringan 200
Warna tepi biru tua (biru samudra)
3
Pita teks :
4
5
Bertulis : Mat.5:13a & 14a
Melingkari bumi
Warna kuning bagian depan & warna putih
bagian belakang.
2 bentuk lingkaran :
mengemban
Warna tepi pita
ungu tua. visi, misi dan sasaran pelayanan
secara
dinamis.

Warna hijau untuk lingkaran luar Warna tepi huruf


ungu
tua.
Pita dengan teks: menandakan sabda Yesus C

Warna putih untuk lingkaran dalam


Kamulah Garam dan Terang Dunia
5 garis lintang : 5 bidang pelayanan AMGPM
Tulisan AMGPM :
Obor bambu dan tiga lidah api C

Tertera di bawah logo

pembinaan,
pengembangan
dan

Berbentuk kursif (huruf miring) tebal


pemberdayaan AMGPM

Warna biru tua (biru samudra)

Mengacu pada aspek perdamaian,


Gambar bulatan bumi dengan 5 garis lintang :
keadilan dan keutuhan ciptaan.
bumi yang aktif berputar yang diatasnya,
Lidah api :
menandakan
AMGPM
terpanggil
untuk
1

78

Roh Kudus yang memberi kuasa untuk


menjadi saksi
Bambu (tangkai obor) :

Pertumbuhan kearah kematangan hidup


yang lebih arif dan bijaksana sebagai sikap
mental AMGPM menghadapi tantangan
badai cobaan dengan tabah, lentur, tidak
mudah patah terkulai dan mengemban
visi, misi dan sasaran pelayanannya.

Nama AMGPM :

Melambangkan keteguhan tekad untuk


maju ke depan
WARNA
Merah

Dinamika roh kudus yang memberi


kuasa dan keberanian untuk bersaksi.
Biru (maritim)

Paradigma baru orientasi AMGPM dari


darat ke lautgaram dunia kesetiaan.
Putih

Terang, cerah, kelegaan kesucian.


Kuning emas

Sumber terang yang mampu menembusi


kabut
(kegelapan)
kejayaan
atau
keemasan.

79

Merah ] keberanian
Biru Muda ] kesetiaan;
Berkonotasi laut sebagai sumber garam
dunia dan paradima medan gumul AMGPM
Putih
Kesucian
Mengacu pada makna (Matius 5 : 14a)
Pada
garis
lintang
menandakan
bentangan terang dunia
Pada lingkaran menandakan lingkaran
terang dunia.
Kuning
Kejujuran;
secara
khusus
melambangkan kekuatan terang yang
mampu
menembus
tantangan
dan
kendala.
Ungu
Secara teologis ] sikap hidup berkorban
tanpa pamrih.
Orientasi kepemudaan khas gerejawi.
Hijau
Pertumbuhan,
kehidupan
dan
pengharapan.

Pada lingkaran ] pelestarian lingkungan


hidup

Pada obor ] pertumbuhan hidup dan


pengarapan

Biru tua

Nama AMGPM di atas dasar putih ]


kedalaman ksih setia AMGPM secara murni
dan konsekuen pada arti dirinya sebagai
Garam Dunia dan Terang Dunia.

80

Você também pode gostar