Você está na página 1de 11

REFERAT BEDAH ORTHOPEDI

FRAKTUR GALEAZZI

Pembimbing :
dr. Aris Handoko , Sp.OT.

Disusun Oleh :
Aldian Indirawaty

G1A212072

Annisa Amalia Fitriani

G1A212073

SMF ILMU BEDAH ORTHOPEDI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2013
1

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN REFERAT
FRAKTUR GALEAZZI
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik
Di bagian SMF Bedah Orthopedi
RSUD Prof. Margono Soekardjo Purwokerto

Disusun Oleh :
Aldian Indirawaty

G1A212072

Annisa Amalia Fitriani

G1A212073

Telah disetujui
Pada tanggal :

Desember 2013

Dosen Pembimbing :

dr. Aris Handoko, Sp.OT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan referat dengan judul
Fraktur Galleazi. Tujuan penulisan laporan referat ini ialah untuk memenuhi salah
satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian Bedah RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo, Purwokerto
Dalam kesempatan ini perkenakanlah penulis untuk menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. dr. Aris Handoko. , Sp.OT. selaku pembimbing yang telah memberikan arahan
pada laporan referat ini.
2. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan referat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan referat
ini masih jauh dari kesempurnaan serta masih banyak terdapat kekurangan.
Penulis berharap semoga laporan referat ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca serta perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
kedokteran.

Purwokerto,

Desember 2013

Penyusun

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Antebrachii
Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah merupakan tulang
pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek dari tulang ulna.
Ujung atas radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk kancing dengan
permukaan dangkal yang bersendi dengan kapitulum dari humerus. Sisi-sisi
kepala radius bersendi dengan taktik radius dan ulna. Dibagian bawah kepala
terletak leher, dan di bawah serta disebelah medial dari leher ada tuberositas
radii, yang dikaitkan pada tendon dari insersi otot biseps.
Pada bagian batang radius atau shaft os radius disebelah atas
batangnya lebih sempit dan lebih bundar dari pada dibawah dan melebar makin
mendekati ujung bawah. Batangnya melengkung kesebalah luar dan terbagi
dalam beberapa permukaan, yang seperti pada ulna memberi kaitan kepada
flexor dan pronator yang letaknya dalam disebalah anterior; dan disebelah
posterior memberi kaitan pada ekstensor dan supinator disebelah dalam lengan
bawah dan tangan. Ligamentum interosea berjalan di radius ke ulna dan
memisahkan otot belakang dari yang depan lengan bawah.
Pada bagian ujung bawah os radius agak berbentuk segiempat dan
masuk dalam formasi dibawah sendi. Persendian inferior dari ujung bawah
radius bersendi dengan skafoid (os.navikular radii) dan tulang semilunar
(lunatum) dalam formasi persendian pergelangan tangan. Permukaan
persendian disebelah medial dari ujung bawah bersendi dengan kepala dari
ulna dan formasi persendian radio ulna inferior. Sebelah lateral dari ujung
bawah diperpanjang kebawah menjadi prosessus stiloid radius.
Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang
diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius, dan di
distal oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar, yang
mengandung fibrokartilago triangularis. Membranes interosea memperkuat
hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat .
Oleh karena itu, patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi
atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi
sendi radio ulnar yang dekat dengan patah tersebut.

Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antar tulang, yaitu
otot supinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang membuat gerakan
pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada
radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi
angulasi dan rotasi, terutama pada radius.
B. Fraktur galeazzi
1. Definisi
Fraktur galeazzi didefinisikan sebagai fraktur pada sepertiga
medial atau distal dari diaphysis os radius akibat trauma pada distal
radioulnar joint. Keadaan ini menyebabkan subluksasi dari dorsal atau
ulnar dari caput ulna terhadap sigmoid notch. Kelainan ini pertama kali
dikemukan

oleh

copper

tahun

1882,

namun

galeazzi-lah

yang

mengemukakan penelitianya ke seluruh dunia terhadap 18 pasien yang


mengalami kelainan yang sama.
Berbagai penelitian telah didemonstrasikan secara memberikan
hasil buruk pada fraktur galeazzi yang tidak dilakukan tindakan operatif.
Oleh karena itu fraktur galeazzi dikatakan sebagai fracture of necessity
atau fraktur yangf memerlukan penanganan yang cepat. Keadaan ini
disebabkan seringnya kejadia rekuran dari dislokasi pada distal radioulnar
joint. Kejadian rekurensi ini didugda berasal dari rupturnya triangular
fibrokartilago kompleks (TFCC).

2. Epidemiology dan Klasifikasi


Fraktur galeazzi adalah fraktur yang terjadi , hanya terdapat 3-7%
dari semua fraktur antebrachii. Pada berbagai penelitian telah disebutkan
bahwa fraktur batang radius lebih sering tanpa disetai dislokasi distal
radioulnar joint, dari 36 kasus yang mengalami patah pada batang radius
hanya 9% yang diikuti dengan kerusakan distal radioulnar junction.
Dameron membagi fraktur galeazzi kedalan dua tipe besar yaitu
tipe ulan-volar dan ulna-dorsal. Hal ini ditentukan berdasar letak patahan
batang radius terhadap distal radioulnar joint. Klasifikasi lain telrha
diberikan oleh Retiig dan Raskin dengan melihat prognosis terhadap
penanganan intraoperative. Fraktur galeazzi tipe 1 terjadi pada sepertiga os
radius dengan jarak dari atrikular 7.5 cm. pada keadaan ini intraoperative
dengan menggunakan k-wire untuk mengatasi dislokasi. Sementara fraktur
galeazzi tipe 2 yaitu kerusakan os radius pada bagian sepertiga media dan
kerusakan lebih dari 7.5 cm dari artikulas memerlukan fiksasi
percutaneous.
Mekanisme cidera pada fraktus galeazzi meliputi impaksi langsung
dengan kecepatan tinggi dengan beban axial meliputi lengan bawah yang
terbebani. Beban axial dari lengan bawah diikuti dengan hipepronasi dari
tangan menjadi mekanisme paling umum yang mengakibatkan dorsal

dislokasi dari distal radioulnar joint. Sebaliknya keadaan beban axial pada
lengan bawah denga hipersupinasi dari tangan mengakibatkan volar
dislokasi. Pada fraktur galeazzi tipe 1 kejadian dislokasi terjadi akibat
kerusakan pada triangulan fibrokartilago kompleks dan intraosseus
membrane, dimana kerusakan kedua jaringan tersebut menjadi presdiposisi
ketidakstabilan distal radioulnar joint dan dorsal subluksasi. Pada fraktur
galeazzi tipe 2 dislokasi terjadi akibat kerusakan jaringan lunak
sekitaryang menyangga distal ulnaradio joint.
3. Gejala Klinis
Gejala klinis pada fraktur galeazzi tidak jauh berbeda dengan
fraktur pada fraktur antebrachii lainya. Pasien akan mengeluh nyeri dan
enggan menggerakan lengan bawah atau tangan. Deformitas nyata seperti
bergesernya tulang radius atau lebih menonjolnya ulna sering terjadi.
Nyeri tekan dengan atau tanpa krepitasi dapat ditemukan. Pada
pmebandingan dengan sisi yang berlawanan, caput ulnaris akan
mononjoldan disertai dengan pembengkakan jaringan lunak. Pasien
dengan gejala klinis tersebut sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan
radiologi untuk memastikan diagnosis.
Pada beberapa kasus trauma

pada

lengan

bawah

dapat

mengakibatkan sindroma kompartemen. Apa bila hal ini terjadi maka ini
dinilai sebagai kegawatan dan harus ditangani secara cepat. Komplikasi
lain yang mungkin terjadi adalah anterior interosseous nerve palsy
dimanaterjadi

kerusakan

pada

bagian

nervus

medianus

yang

mengakibatkan kesulitan melakukan fleksi dan ekstensi. Pemeriksaan


gejala klinis harus dilakukan secara detail untuk menyingkirkan
kemungkinan kelainan saraf dan pemeriksaan bagian kulit untuk
menangani apabila ada luka terbuka.
4. Pemeriksaan penunjang
Penilaian radiografi dilakukan untuk dapat menentukan diagnosis
dari fracture galeazzi. Foto radiologi AP dan lateral dari elbow, lengan
bawah dan pergelangan tangan harus dilakukan. Pemendekan perubahan

posisi dan atau perubahan sudut pada tulang radius dan dislokasi pada
distal radioulna joint mengkonfirmasi diagnosis dari fraktur galeazzi.
Penilaian radiografi dari DRUJ menjadi sangat penting untuk
diagnosis fraktur galeazzi. Pada pemeriksaan foto polos, hal-hal yang
menunjukan adanya kerusakan DRUJ meliputi farktur basis styloid ulna,
pelebaran dari DRUJ pada foto AP , dislokasi atau sukluksasi dari radius
reltif dilihat dari foto lateral, pemendekan radius lebih dari 5 mm
dibandingkan dengan distal ulna secara relative dan asismetri apabila
dibandingkan dengan DRUJ kontralateral yang tidak mengalami kelainan.
Apabila kelainan pada DRUJ sulit untuk dinilai maka CT axial
direkonedasikan , namun penilaian dengan menggunakan CT axial tidak
dilakukan secara rutin.
5. Tatalaksana
a. Non Pembedahan
Manajemen penangan pada fraktur galeazzi dibedakan antara
penanganan pada anak kecil dan orang dewasa. Pada anak kecil pilihan
untuk melakukan pengobatan tanpa pembedahan adalah melakukan
reduksi tertutup yang idlakukan dengan anestesi general dan gambaran
fluoroscopic, diikuti dengan immobilisasi diatas siku dalam jangka
waktu 4 sampai 6 minggu. Penanganan diatas telah memberikan hasil
yang baik secara jangka panjang. Reduksi tertutup pada fraktur radius
dikuti

dengan

immobilisasi

dalam

posisi

supinasi

untuk

mempertahankan reduksi pada DRUJ dan memberikan kesempatan


penyembuhan dari TFCC.
Pada orang dewasa fraktur galeazzi sangatlah tidak stabil
dengan penanganan non pembedahan tidaklah memberikan hasil yang
memuaskan. Banyaknya resiko terjadinya deformitas apabila tidak
dilakukan terapi pembedahan, hal ini disebabkan berbagai hal seperi,
berat tangan orang dewasa, adanya gaya gravitasi yang menyebabkan
rekurensi dislokasi dari DRUJ.

Gambar 1. Algoritma fraktur galeazzi

b. Pembedahan
Terapi pembedahan pada anak-anak termasuk jarang dilakukan
karena pada terapi reposisi tertutup sudah meberikan efek yang cukup
baik, namun pada keadaan tertentu seperti keadaan alignment tidak
dapat dilakukan pada reposisi tertutup maka pembedahan dapat

dilakukan. Ada beberapa cara untuk melakukan pembedahan, meliputi


reduksi terbuka tanpa internal fiksasi, reduksi terbuka dengan K-wire
fiksasi, pemasanga paku intrameduler, dorsal plate fiksasi dan reduksi
terbuka dengan radioulnar transfiksasi.
Pada orang dewasa, ORIF menjadi standar pelayanan untuk
kebanyakan pasien dengan fraktur galeazzi. Reduksi anatomi lengan
bawah dan fiksasi yang stabil dan perbaikan jaringan lunak sekita
DRUJ menjadi penting untuk menentukan hasil operasi. Fiksasi dengan
menggunakan plate merupaka metode yang disarankan untuk
osteosintesi dari fraktur dan baik untuk dikerjakan dengan pendekatan
secara anterior. Beberapa penelitian menunjukan plate dengan kompresi
memberikan kestabilan lebih baik dibandingkan dengan plate terkunci
dengan unicortical screw.

DAFTAR PUSTAKA
1. Eberl, R., Singer, G., Schalamon, J. galleazi Lesions in children and
adolescent : Treatment and outcome. Clin Orthop Relat Res.2008. 466(7) :
1705-1709.
2. Giannoulis, F., Sotereanos, D. G. Galeazzi Fractures and dislocations.
Hand Clin . 2007 ;23(2): 153-163.

3. Janos E, Murray PM. 2012. Galleazo Fracture Emedicine Article.


Available at www.emedicine.medscape.com
4. Reckling F.W. Unstable fracture-dislocation of the forearm (Monteggia
and Galeazzi lesions). J Bone Joint Surg Am. 1982;64:857.

Você também pode gostar