Você está na página 1de 12

ETIKA,MORAL,NORMA,DAN NILAI

Makalah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kode Etik Profesi Bimbingan dan
Konseling
Diampu oleh : Prof.Dr.Mungin Eddy Wibowo,M.Pd.,Kons, Dr. Awalya, M.Pd., Kons
Disusun oleh :
Rika Ardiyanti

1301413030

Eva Fuziyah

13014130

Andromeda

1301413047

Dwi

13014130

Indah N.K.D

1301413

Enggar

13014130

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diantara tenaga-tenaga bimbingan dan konseling itu sebagian terbesar terlibat
didalam jenjang pendidikan menegah. Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling
yang diwujudkan dalam suatu program bimbingan dan konseling yang terorganisasi
dan terencana, sampai saat ini lebih banyak dikembangkan untuk jenjang pendidikan
ditingkat menengah. sehingga seakan-akan ia menjadi urutan yang pertama.
Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh tenaga-tenaga
profesional dijenjang pendidikan tinggi menempati urutan ke dua dan kegiatan
bimbingan konseling yang dilaksanakan di jenjang pendidikan dasar menempati
urutan ketiga. Kenyataan ini hendaknya tidak harus berarti bahwa, urutan prioritas
yang terdapat dilapangan, sebagaimana dijelaskan di atas, tidak dapat diubah menjadi
urutan prioritas yang berbeda.
Ada beberapa hal yang menjadi masalah besar dalam bidang pendidikan di
indonesia yang banyak di perbincangkan selain rendahnya mutu pendidikan juga pada
etika, norma, moral dan nilai yang masih menjadi hal memprihatinkan. Masalah lain
adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran serta pendidikan karakter masih belum
terlalu

merata. Pendidikan di indonesia masih mengutamakan hasil akhir dan

mengesampingkan nilai dan norama padahal hal itu sangat berpengaruh untuk
seseorang bisa mengatur dan memenejemen dirinya dengan baik. Konselor juga
diharapkan berperan aktif dalam memberikan etika, norma, moral dan nilai kebenaran
agar menjadikan peserta didik berperilaku serta bersikap lebih baik kepada orang
disekitarnya.
Demikian pula halnya dengan Konselor yang bertugas melaksanakan proses
bimbingan harus memberikan contoh dan tindakan yang baik agar para siswa atau

konseli juga berangsur-angsur akan terbiasa berbuat baik dan bisa optimal mencapai
tugas perkembangannya dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalahnya adalah sebagi berikut
1 Apa yang di maksud dengan etika, norma, moral, nilai dan norma?
2 Apa saja perspektif teoritis etika, moral,norma dan nilai ?
3 Bagaimana penerapan etika, moral,norma dan nilai dalam bk?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar menegrti dan memahami
tentang pengertian etika, moral,norma dan nilai, serta penerapannya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika
2.1.1 Pengertian
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang artinya caraberpikir,
kebiasaan, adat, perasaan, sikap, karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika
adalah Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa
yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan ata adat. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Kata
ini berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat kebiasaan.
Sedangkan yang dimaksud kebiasaan adalah kegiatan yang selalu dilakukan
berulang-ulang sehingga mudah untuk dilakukan seperti merokok yang
menjadi kebiasaan bagi pecandu rokok. Sedangkan etika menurut filasafat
dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang
buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. Etika membahas tentang tingkah laku
manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasilkan oleh akal manusia. Ada tiga arti kata dari etika yaitu:
a. Etika sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-nilai atau norma-norma
moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok untuk
bersikap dan bertindak.
b. Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan azas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak atau moral.
c. Etika bisa juga diartikan sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk
yang diterima dalam suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi yang
diteliti secara sistematis dan metodologis.
2.1.2 Jenis Etika
Etika dibedakam menjadi dua jenis, yaitu:
1 Etika Umum
Etika umum membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari moral,
seperti tentang pengertian etika, fungsi etika, masalah kebebasan, tanggung
2

jawab, dan peranan suara hati


Etika Khusus

Etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar dari moral itu pada masingmasing bidang kehidupan manusia.
Etika khusus di bedakan lagi menjadi:
a. Etika individual; memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri
b. Etikasosial;membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota
umat manusia
2.2 Moral
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti
adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan
susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima
tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Antara etika
dan moral memang memiliki kesamaan. Namun, ada pula berbedaannya, yakni
etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.
Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan
manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral
menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu. Istilah moral senantiasa
mengaku kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Inti
pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia
dinilai dari baik buruknya perbutaannya selaku manusia. Norma moral dijadikan
sebagai tolak ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia,
baik buruknya sebagai manusia
Moral dalam istilah dipahami juga sebagai:
1. prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk.
2. Kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah.
3. Ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik. Moral ialah tingkah laku
yang telah ditentukan oleh etika. Tingkah laku yang telah ditentukan oleh etika
sama ada baik atau buruk dinamakan moral. Moral terbagi menjadi dua yaitu :
a. Baik; segala tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai baik b. Buruk;
tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai buruk.
Moral juga diartikan sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan dan kelakuan,
akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1956 : 957). Dalam moral

didiatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu
perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan
kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang
salah. Dengan demikian moral merupakan kendali dalam bertingkah laku.
Moral dapat diukur secara subyektif dan obyektif. Kata hati atau hati nurani
memberikan ukuran yang subyektif, adapun norma memberikan ukuran yang
obyektif. Penerapan Etika, Moral dan Akhlak dalam Kehidupan 2 Etika, Moral dan
Akhlak (Hardiwardoyo,1990). Apabila hati nurani ingin membisikan sesuatu yang
benar, maka norma akan membantu mencari kebaikan moral.
Kemoralan merupakan sesuatu yang berkait dengan peraturan-peraturan
masyarakat yang diwujudkan di luar kawalan individu. Dorothy Emmet(1979)
mengatakan bahawa manusia bergantung kepada tatasusila, adat, kebiasaan
masyarakat dan agama untuk membantu menilai tingkahlaku seseorang.
Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala
sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas adalah
pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa yang benar dan
salah berdasarkan standar moral. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau
adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber.
Standar moral ialah standar yang berkaitan dengan persoalan yang dianggap
mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan
otoritas

kekuasaan,

melebihi

kepentingan

sendiri,

tidak

memihak

dan

pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah, malu, menyesal, dan lainlain


2.3 Norma
2.3.1 Pengertian Norma
Bahasa latin norma berarti siku-siku (yang dipakai untuk mengukur), aturan
dan pedoman dasar. Kata sifatnya adalah normalis yang berarti menyelaraskan
dengan ukuran. Jika di artikan lebih luas pengertian norma adalah aturan-aturan
yang berlaku dalam masyarakat baik tertulis maupun tidak tertulis yang disertai
dengan sanksi atau ancaman bagi pelanggarnya.

Pada mulanya norma berbentuk secara tidak terencana. Pada saat itu, norma
hanya sebagai konsekuensi hidup bersama. Aturan atau norma ini hanya berupa
perintah lisan dari orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Lama-kelamaan
perintah lisan tersebut berkembang menjadi aturan atau norma tertulis yang
sengaja dibuat agar lebih muda dipelajari dan tidak mudah untuk berubah-ubah.
Dalam kehidupan bermasyarakat selalu terdapat aturan, kaidah atau norma,
baik yang berupa suatu keharusan, anjuran atau larangan. Kaidah atau norma yang
ada di masyarakat ini merupakan aplikasi atau perwujudan dari nilai-nilai yang di
anut oleh masyarakat tersebut.
Norma atau kaidah sangat diperlukan oleh masyarakat dalam mengatur
hubungan antar anggota masyarakat. Norma menjadi panduan, tatanan dan
pengendalian tingkah laku warga. Norma juga menjadi criteria bagi masyarakat
untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Oleh Karena itu, pola
kelakuan yang telah sesuai dengan norma selalu mengandung unsur pembelaan.
Pada dasarnya anggota masyarakat mengetahui, mengerti dan menghargai
adanya norma yang ada di masyarakat yang harus di patuhi. Namun, dalam
pelaksanaannya selalu ada penyimpangan-penyimpangan dengan berbagai alasan.
2.3.2 Tingkatan dan Jenis-Jenis Norma Dalam Masyarakat :
a. Tata Cara (Usage)
Adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya atau norma dengan sanksi
yang sangat ringan terhadap pelanggarnya karena orang yang melanggar hanya
mendapatkan sanksi dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan saja. Cara
atau usage menunjuk pada suatu perbuatan yang berkaitan dengan hubungan
antarindividu dalam masyarakat.
b. Kebiasaan (Folkways)
Adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage,
karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang
sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan
menyadari perbuatannya.
c. Tata kelakuan (Mores)
Adalah aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas
atau kontrol secara sadar atau tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-

anggotanya. Pelanggaran terhadap kelakuan akan diberi sanksi berat seperti


diarak di depan umum atau bahkan dirajam.
d. Adat Istiadat (Custom)
Adalah norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat sehingga angotaanggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan mendapat sanksi keras
yang secara langsung dikenakan kepada pelanggar adat istiadat tersebut.
e. Hukum (Law)
Adalah norma-norma yang dirumuskan dan diwajibkan secara jelas dan tegas
serta berlaku bagi semua masyarakat. Hukum merupakan norma yang tertulis
dan dibukukan serta diberlakukan secara resmi dalam bentuk kitab UndangUndang Hukum Pidana. Pelanggaran terhadap norma hukum dikenakan
hukuman yang tegas sesuai peraturan hukum yang berlaku.
2.3.3 Macam-Macam Norma :
a. Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal dari tingkah laku yang berlaku di masyarakat
seperti cara berpakaian, cara bersikap, bergaul dan berbicara. Norma ini
bersikap relatif artinya penerapannya berbeda di berbagai tempat, lingkungan
dan wakttu
b. Norma Hukum
Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur
tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi norma hukum bersifat
mengikat dan memaksa.
c. Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah suatu agama. Norma
ini bersifat mutlak dan mengharuskan ketaatan bagi para pemeluk dan
penganutnya.Yang taat akan mendapatkan keselamatan di akhirat, sedangkan
yang melanggar akan mendapatkan hukuman di akhirat.
d. Norma Kebiasaan
Merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
e. Norma Kesusilaan

Di dasarkan pada hati nurani dan akhlak manusia. Norma kesusilaan bersifat
universal, artinya setiap orang di dunia ini memilikinya, hanya bentuk dan
perwujudannya saja yang berbeda.
2.3.4 Fungsi Norma :
a. Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok msayarakat
b.
c.

dalam rangka mencapai masyarakat yang sejahtera, tentram, tertib dan aman.
Sebagi pedoman cara berfikir dan bertindak
Sebagi pedoman yang mengatur kehidupan masyarakat
2.4 Nilai
2.4.1 Pengertian Nilai
Nilai dalam bahasa inggris disebut Value, sedangkan menurut Djahiri nilai
diartikan sebagai harga, makna, isi, semangat, konsep, teori dan pesan sehingga
bermakna secara fungsional. Nilai dapat juga diartikan sebagai baik buruk
tingkah laku atau perbuatan manusia.
Nilai bersifat universal atauumum, dapat pula diartikan sebagai kualitas dari
sesuatu yang bisa disandarkan pada sesuatu apapun misalnya, hargasuatu barang
atau mutu, kualitas suatu barang.
Ada beberapa pengertian nilai menurut para ahli :
a. Dalam Kamus Sosiologi yang disusun oleh Soerjono Soekanto disebutkan
bahwa nilai (value) adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri
manusia, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk
b. Horton dan Hunt (1987) menyatakan bahwa nilai adalah gagasan
mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti apa tidak berarti. Dalam
rumusan lain, nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu hal. Sesuatu itu
dapat berupa benda, orang, tindakan, pengalaman, dan seterusnya.
c. Menurut Frankel (1978) dalam Sapria dkk., nilai adalah konsep. Seperti
umumnya konsep. Seperti umumnya konsep, makna nilai sebagai konsep
tidak muncul dalam pengalaman yang dapat diamati melainkan ada dalam
pikiran orang. Nilai dapat diartikan kualitas dari sesuatu atau harga dari
sesuatu yang diterapkan pada konteks pengalaman manusia.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah


suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya. Menilai
berarti menimbang, suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain kemudian untuk selanjutnya diambil keputusan.
2.4.2 Macam-macam Nilai
Max Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tinggi,
maksudnya yaitu adanya tingkatan-tingkatan nilai. Menurutnya nilai dapat
dikelompokan dalam empat tingkatan yaitu :
a. Nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan indra yang
memunculkan rasa senang, menderita atau tidak enak.
b. Nilai kehidupan yaitu nilai-nilai penting bagi kehidupan yakni : jasmani,
kesehatan serta kesejahteraan umum.
c. Nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebenaran, keindahan
dan pengetahuan murni.
d. Nilai kerohanian yaitu tingkatan ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci.
e. Sementara itu, nilai menurut Prof. Dr. Notonagoro dibedakan menjadi tiga,
yaitu :
1)

Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani

2)

manusia,
Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk

3)

mengadakan suatu aktivitas atau kegiatan.


Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang bersifat rohani manusia
yang dibedakan dalam empat tingkatan yaitu, nilai kebenaran, nilai
keindahan/estetis, nilai kebaikan.
Dari poin di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Prof. Dr.
Notonegoro nilai adalah segala hal yang memiliki kegunaan. Selain
itu nilai bisa diartikan sebagai sesuatu yang merujuk kepada tuntutan
perilaku yang membedakan perbuatan yang baik dan buruk atau
dapat diartikan sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada
sesuatu. Berdasarkan beberapa uraian tersebut diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian dan makna nilai adalah suatu

bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat dalam berbagai hal


yang dianggap sebagai sesesuatu yang berharga, berguna, dan
memiliki manfaat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai

merupakan

gagasan

atau

konsep

yang

memiliki

kualitas,

sehingga menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai,


bermuatan motivasi, dalam mencapai tujuan kehidupannya, sedangkan moral
yaitu pandangan tentang baik buruk dan benar salah suatu perilaku atau
perbuatan yang ditampilkan seseorang. Etika yaitu ilmu yang mempelajari cara
manusia memperlakukan sesamanya dan apa arti hidup yang baik. Istilah terakhir
akhlaq yang merupakan nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa
manusia yang menjadikan seseorang berkemampuan menilai perbuatan baik atau
buruk untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. Nilai
bersumber pada etika, estetik, logika, agama, hukum,dan budaya. Indikator
petunjuk nilai dapat dilihat dari apa yang dikatakan dan dilakukan oleh seseorang
sehingga bisa memberi petunjuk tentang keyakinan yang dianutnya.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, Namun kami sadar sebagai manusia biasa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan. Untuk itu kritik
dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami

selanjutnya agar lebih baik. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita,
Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi sinta. 2012. Agama sebagai sumber moral dan akhlak mulai dalam kehidupan
(http://sintadewi250892.wordpress.com/2012/11/13/agama-sebagai-sumber-moraldan-akhlak-mulia-dalam-kehidupan/), di akses pada 22/03/2016
Afham. 2012. Pengertian akhlak etika moral dan norma.
(http://afh4mz.blogspot.com/2012/09/pengertian-akhlak-etika-moral-dan.html), di
akses 22/03/2016
Pustaka. 2011. Pengertian dan hubungan akhlak dan
etika(http://pusko4u.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-hubungan-akhlaketika.html), diakses pada 22/03/2016
Hadita. 2012. Persamaan dan perbedaan serta keterkaitan akhlak, etika, moral,
kesusilaan dan kesopanan.
(http://yesisanrhadita.wordpress.com/2012/11/08/akhlaktasawuf-persmaan-danperbedaad-sertaketerkaitan-akhlak-etoka-moral-kesusilaan-dan-kesopanan/), diakses
pada 22/03/2016
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHIN DARI JURNAL

Você também pode gostar