Você está na página 1de 35

Ass.

All
Selamat pagi/ siang/ sore
Dr. Made Jeren
23 Maret 1962
Dr. umum th 1988
SpTHT th 1998

1988 - 1993 : RSU di Sulteng


1994 - 1998 : RSU Kariadi Semarang
1998 - 2001 : RSU Magetan
2002 - skr : RSU Ponorogo
1

Anatomi Telinga
I.THE E XTERNAL EAR Tdd:
-Aurikula/daun telinga
-Canalis acustikus externus/liang telinga
- Panjang 2,5 3,5 cm, Q 7 9 mm (vertikal >

horisontal)
-Disusun oleh tulang rawan / pars kartilagenus
(1/3 bagian luar)
dan tulang pars oseus
(2/3 bagian dalam)
- kulit pars kartilagenus tdd :
folikel rambut, klj serumenosa
dan klj. sebaceus
-Bentuk seperti huruf S
3

ANATOMI TELINGA
ota
k

Organo
n Corti

ISTHMU
S

Torus Tubarius

II. THE MIDDLE EAR berbentuk kubus


Batas luar
: membrana timpani
Batas depan
: tuba eustakhius
Batas bawah
: vena jugularis
Batas belakang : auditus ad antrum
Batas atas
: tegmen timpani
(meningen/otak)
Batas dalam
: telinga dalam

The Tympanic Cavity divided into :


1. Epitimpanum
2. Mesotimpanim
3. Hipotimpanum
Dilewati N. Facialis

Nerve supply of external and Middle ear


Aurikula dan CAE :
1. n. Aurikulotemporalis cab. N. V (Bag.
Anterior)
2. Cab. N. Glossofaringeus
3. Cab. N. Vagus
posterior.
4. Cab. N. Facialis
...... Posterosuperior
CAE
Refleks batuk (Cough reflex) ..... N.
Arnold (cab. N. Vagus)
7

Yang termasuk telinga tengah :


Membrana timpani
Rongga telinga tengah / tympanum
Tulang pendengaran (malleus,incus,stapes)
Tuba eustakhius
Rongga mastoid

The Midle Ear

Tympanic membrane, Eustachian tube,


Ossicle , Tympanum and Mastoid
The eustachian tube :
1 mm wide and 35 mm long, connects the middle ear to
the nasopharynx.
Normally, the eustachian tube is closed, but it opens by
action of the tensor veli palatini muscle when the person
performs a Valsalva maneuver, yawns, or swallows

TM consists of three layers of tissue:


1. outer layer, continuous with the skin of the ear canal;
2. fibrous middle layer;
3. inner mucosal layer.

. 20% the pars flaccida (absence of this fibrous middle layer)


makes more vulnerable to pathologic disorders
80 % the pars tensa.

The sound pressure is magnified 22 times as a


result of transmission from a larger area to a
smaller one.

10

Middle Ear Muscles


1. The Stapedius muscle attaches to Stapes,
contracts in Response to Loud sounds, chewing,
speaking; Facial (VIIth cranial) nerve
2. The Tensor Tympani Helps open Eustachian tube

11

Impedance Matching
Filtering
Acoustic Reflex

a
E
le
d
d
i
M

s
n
tio
c
n
u
rF

12

III.The Inner Ear (Labirynt)


Temporal bone :
1. Squamous part (paling besar)
2. Tympanic part
3. Mastoid part
4. Petrous part ..... Telinga dalam

1. Koklea (rumah siput) .... Bagian inferior Labirynt


Bentuk 2,5 lingkaran (35 cm)
Koklea merupakan struktur yang kompleks tdd :
.Modiolus
.System of three tubular chambers :
1. Skala Vestibuli
Berisi perilimf
2. Skala Timpani.
3. Skala Media (duktus Koklearis)

13

Skala media berisi endolimf dan ORGANON


CORTI (end organ pendengaran)
Organon corti : struktur komleks yang tersusun
atas sel suporting, sel rambut (hair cell),
membrana Tectorial (membran gelatin).

14

15

2. Vestibulum tdd
3 Kanalis Semisirkularis
(lateral,anterior,posterior)
u/menjaga keseimbangan tubuh yang bersifat
dinamis / berputar.
Utrikulus
u/menjaga keseimbangan tubuh
saat bergerak lurus dan mendatar.

Sakulus
u/menjaga keseimbangan tubuh
bergerak lurus dan vertikal.
16

Fisiologi Pendengaran

Sumber
suara

AC Organon
corti

OTA
K

BC
Proses Mendengar:
1. Sumber suara ditangkap oleh aurikula
2. Diteruskan mell CAE dan mengetarkan Membrana
Timpani
3. Getaran MT diteruskan oleh tulang pendengaran ke
Organon Corti melalui foramen ovale
4. Dari Organon Corti suara diteruskan ke otak melalui
saraf pendengaran
Disini terjadi perubahan energi mekanik
17
menjadi menjadi energi listrik.

18

Skema Proses Mendengar


Sumber
suara

Aurikula

CAE
Tulang kepala

MT

Tulang Pendengaran
ORGANON
CORTI

Lobus temporalis superior


OTAK N.Koklearis
19

PROSES BICARA
KORTEKS
SEREBRI

Respirasi

LARING/PLIKA
VOKALIS

Sebagai

Generator

ARTIKULASI DAN
RESONANSI

Bibir, lidah,

palatum,
KATAKATA

Faring,hidung
20

Major Components of the Central Auditory


Nervous System (CANS)

VIII cranial nerve


Cochlear Nucleus
Superior Olivary Complex
Lateral Lemniscus

Brain stem

Inferior Colliculus

Mid brain

Medial Geniculate Body

Talamus

Primary Auditory Cortex

Temporal lobe

21

AUDITORY CORTEX

MEDIAL GENICULATE BODY

INFERIOR COLLICULUS

LATERAL LEMNISCUS
SUPERIOR OLIVARY COMPLEX

COCHLEAR NUCLEUS

22

Cortical Processing
Pattern Recognition
Duration Discrimination
Localization of Sounds
Selective Attention

23

PATOLOGI PROSES
MENDENGAR
Dapat terjadi bila terdapat proses patologis

pada komponen organ yang terlibat dalam


proses mendengar.
Benda asing
Serumen
Infeksi
Trauma
Tumor
Sepsis (DM, Ht)

Telinga
Luar

Teling
a
Dalam

Telinga
Tengah

Otak

24

R
R
R
U
U
U
U
T
A
M

N
N
U
U
U
SUW

25

AUDIOLOGI
dg

Ilmu tentang fungsi pendengara dan kaitannya


habilitasi dan rehabilitasinya.

Habilitasi
: upaya untuk memberikan fungsi yang
seharusnya dimiliki
Rehabilitasi : upaya mengembalikan fungsi yang pernah
dimiliki.
Audiologi Medik meliputi
:
I. Audilogi Dasar
Pengetahuan tentang nada murni, gg
pendengaran dan cara pemeriksaannya yaitu Tes
Penala , Tes Berbisik dan Audiometri Nada Murni
II. Audiologi Khusus meliputi :
1. Membedakan Tuli Syaraf Koklea dan Retrokoklea
2. Audiometri Obyektif
3. Audiologi Anak
4. OAE, BERA
26

GANGGUAN PENDENGARAN
TULI, HEARING LOSS
Meliputi

1. Tuli konduktif/hantaran
Terjadi akibat kelainan telinga luar dan atau telinga tengah.
2. Tuli saraf/Persepsi/Sensorineural
Tuli akibat kelainan pada koklea, N VIII, atau pusat
pendengaran
3. Tuli Campur
Normal telinga dapat mendengar suara pada frekwensi 16

Hz - 20.000 Hz
Nada Murni
: suara dg satu frekwensi (garpu tala,
piano)
Bising (Noise)
: suara dg banyak frekwensi
27

Pemeriksaan Derajat Ketulian


Tes Garpu Tala
1. Tes Rinne
Prinsip : membandingkan hantaran udara (AC/Air Conduction) dengan
hantaran tulang (BC/Bone Conduction)
Normal : AC:BC = 2:1
Cara Tes :
1. Garpu tala digetarkan
diletakkan pada prosesus mastoid
telinga yang diperiksa (BC)
2. Setelah tidak terdengar, garpu tala dipindahkan ke depan liang telinga
(AC),kemudian tes dilakukan sebaliknya.
Hasil :
Rinne (+) AC > BC
Rinne (-) AC < BC
Artinya :

Normal
Tuli syaraf
Tuli konduktif ringan

Tuli konduktif

28

2. Tes Weber
Prinsip
: membandingkan BC telinga kanan dengan
telinga kiri
Cara Tes :
Garpu tala digetarkan
dasar penala diletakkan
pada garis tengah
kepala (ubun2, dagu atau gigi seri)
Hasil
:
Lateralisasi ke telinga sakit (telinga sakit mendengar lebih
baik) artinya
telinga sakit menderita Tuli Konduktif.
Lateralisasi ke telinga sehat
telinga sakit
Tuli Syaraf
Tidak ada lateralisasi
Normal atau
tuli dg jenis dan
derajat
yang sama
29

3. Tes Schwabach
Prinsip : membandingkan BC pemeriksa (normal) dg BC
orang yangdiperiksa.
Cara Tes :
o Garputala digetarkan, kemudian diletakkan pad prosesus
mastoideus orang yg diperiksa
o Bila sudah tidak terdengar pindahkan ke pemeriksa
o Tes diulangi mulai dari pemeriksa
Hasil
:
Normal
Schwabach memendek
BC pemeriksa > BC
pasien (Tuli Syaraf)
Schwabach memanjang
BC pemeriksa < BC
pasien (Tuli Konduktif)

30

Garputala ada 5 macam yaitu

Co
C1
C2
C3
C4

Yang sering dipakai


C2 untuk nada
C3 untuk nada
C4 untuk nada

Frekwensi 128 Hz
Frekwensi 256 Hz
Frekwensi 512 Hz
Frekwensi 1024 Hz
Frekwensi 2048 Hz
:
rendah
sedang
tinggi

31

Tes Berbisik (kwalitatif)


Syarat

Ruangan tenang
Panjang ruangan 6 meter
Menggunakan kata-kata yg dikenal, terdiri dari 2 suku kata

sebanyak 10 kata
Bebisik pada akhir ekspirasi
Mulai dari jarak 6 m s/d 1
Telinga yg tidak diperiksa ditutup
Orang yg diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa

Hasil

: Normal

5/6 atau 6/6

32

TES AUDIOMETRI

Tes fungsi pendengaran dg alat audiometer.


Tes bersifat :
Kwalitatif
jenis kurang pendengaran
Kwantitatif
derajat kurang pendengaran
Pada tes Audiometri dicari nilai ambang dengar (dB) pada frek. 250
Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz dan 8000 Hz.

Hasil Nilai Ambang Dengar : 500 Hz +


2000 Hz
( Rata-rata )

1000 Hz

Kesimpulan (menurut ISO ) :


0
25 dB
: Normal
26 40 dB
: Tuli ringan
41 60 dB
: Tuli sedang
61 90 dB
: tuli berat
> 90 dB
: Tuli sangat berat
33

Hasil Tes berupa grafik :


Audiogram

34

Screening Pada Bayi

Trims
35

Você também pode gostar