Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Makalah
disajikan guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Pendidikan
Oleh
Intan Purnamasari
1301413011
1301413069
1301413079
Imamma Anindita
1301413085
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan
sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Untuk membekali setiap
tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat sesuai dengan
bidang tugasnya, diperlukan
pendidikan dan asasnya. Landasan pendidikan itu sendiri merupakan dasar-dasar, titik
pijak yang melandasi oprasionalisasi sistem pendidikan. Landasan pendidikan secara
umum menyangkut: (1) landasan filosofis, (2) landasan sosiologis, (3) landasan
kultural, (4) landasan psikologis, dan (5) landasan ilmiah dan tekhnologis pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa landasan filosofis pendidikan?
2. Apa landasan sosiologis pendidikan?
3. Apa landasan kultural pendidikan?
4. Apa landasan psikologis pendidikan?
5. Apa landasan ilmiah dan teknologis pendidikan?
6. Apa landasan pendidikan nasional di Indonesia?
7. Apa saja asas-asas pelaksanaan pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui landasan filosofis pendidikan
2. Mengetahui landasan sosiologis pendidikan
3. Mengetahui landasan kultural pendidikan
4. Mengetahui landasan psikologis pendidikan
5. Mengetahui landasan ilmiah dan teknologi pendidikan
6. Mengetahui landasan pendidikan nasional di Indonesia
7. Mengetahui asas-asas pelaksanaan pendidikan
BAB 2
PEMBAHASAN
(individu dan sosial), aspek etis (taat pada norma-norma Pancasila, dan aspek religius
(kebebasan beragama dan taat pada norma-norma agama yang dipeluknya). Jadi dapat
disimpulkan bahwa Pancasila sebagai sumber sistem nilai dalam pendidikan.
2. Landasan Sosiologis Pendidikan
Landasan sosiologis pendidikan mengandung norma dasar pendidikan yang
bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Oleh karena
itu pendidikan tidak kedap sosial. Dua hal yang akan kita bahas disini adalah pendidikan
dan masyarakat; dan pendidikan dan perubahan sosial.
a. Pendidikan dan masyarakat
Dilihat dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan, fungsi pendidikan adalah
sebagai pemelihara kebudayaan. Kebudayaan yang dimaksud berhubungan dengan
kepercayaan, nillai-nilai serta norma-norma yang berlaku dari generasi ke generasi
secara turun temurun. Karena kehidupan yang terus berkembang maka dibutuhkan
suatu upaya memperbaiki diri dengan tidak berhenti.
1) Keluarga dan Sekolah
Keluarga merupakan agen utama dalam proses sosialisasi nilai dalam
masyarakat terhadap individu. Begitupun sama halnya dengan sekolah yang
bertanggung jawab menanamkan nilai dalam lingkungan sekolah. Lebih jauh, faktor
penting hubungan antara keluarga dan sekolah adalah bahwa keluarga tetap
mempunyai tanggung jawab sebagai agen utama sosialisasi nilai, meskipun sekolah
dalam sosialisasi memiliki tanggung jawab menyampaikan informasi, keterampilan
dan nilai-nilai serta norma-norma untuk membekali anak didik agar dapat hidup
dengan lebih efektif. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama antara keluarga dan
sekolah secara harmonis.
2) Pemerintah dan Sekolah
Pemerintah memiliki berbagai rencana pembangunan bangsa. Hubungannya
dengan ini, pemerintah harus bekerjasama dengan sekolah untuk membentuk
generasi-generasi yang mampu bertanggung jawab dan berpartisipasi dalam
pembangunan bangsa sesuai dengan perannya masing-masing. Oleh karena itu
sekolah seharusnya mampu menerjemahkan program-program pemerintah menjadi
sesuatu kegiatan yang realistis dapat dilaksanakan dalam sekolah. Sehingga dapat
terwujud suatu sistem pemerintahan dan pendidikan yang mantap.
3) Ekonomi dan Sekolah
Ekonomi dan sekolah memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Perkembangan ekonomi sangat tergantung dengan tersedianya jumlah tenaga terdidik
dan terlatih dalam masyarakat. Begitu juga dengan sekolah, jika mendapatkan
suntikan dana yang banyak dari masyarakat maka besarlah kemungkinan sekolah
untuk meningkatkan kualitasnya dalam bidang pelayanan dan penyediaan sarana
prasarana yang mendukung jalannya proses belajar mengajar di sekolah. Sehingga
dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas suatu sekolah akan baik jika
didukung dengan pendanaan yang cukup dan sebaliknya sekolah akan menghasilkan
tenaga didik yang handal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
4) Agama dan Sekolah
Kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh nilai dan
norma dari agama yang mereka anut. Sekolah sebagai sarana sosialisasi nilai juga
turut serta aktif mensosialisasikan nilai serta norma dari sudut pandang agama.
Berhubungan dengan itu, maka sekolah mengadakan mata pelajaran agama untuk
membekali peserta didik agar dapat hidup di masyarakat dengan baik.
5) Masyarakat dan Sekolah
Sekolah adalah bagian dari sistem pendidikan masyarakat yang tidak terlepas
dari kondisi masyarakat. Untuk itu, masyarakat dan sekolah harus menjalin hubungan
yang baik dan harmonis. Sekolah hendaknya mendengarkan aspirasi masyarakat yang
merupakan kebutuhan masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga harus turut serta
memelihara keberadaan dan kelangsungan hidupnya pendidikan. Peran sekolah
terhadap masyarakat antara lain :
a. Sebagai pewaris, artinya mentransformasikan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
nilai-nilai budaya kepada siswa melalui proses belajar dan mengajar baik di kelas
maupun di kegiatan di luar kelas.
b. Sebagai pemelihara, artinya melalui sekolah dapat diupayakan kelestarian nilainilai budaya yang sudah mapan.
c. Sebagai agen pembaharuan, yang meliputi reproduksi budaya, difusi kebudayaan,
dan peningkatan kemampuan peserta didik untuk berfikir kritis.
b. Pendidikan dan Perubahan Sosial
Terdapat banyak hal yang mempengaruhi hubungan antara sekolah dan
masyarakat dalam berbagai perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain
adalah sebagai berikut,
1) Perubahan teknologi
Dilihat dari sudut pandang sekolah perubahan teknologi mempunyai tiga
dampak penting yaitu
lulusan-lulusan
yang
siap
dengan
perkembangan.
c. Berpengaruh terhadap media pembelajaran yang digunakan.
2) Perubahan demografi
Perubahan yang berhubungan dengan ukuran, penyaluran, dan komposisi
penduduk. Pengaruhnya terhadap pendidikan antara lain
a. Pengembangan kebijakan pendidikan
b. Pembatasan ketat terhadap penerimaan siswa baru
c. Ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan fasilitas pendidikan
3) Urbanisasi dan sub-urbanisasi
Peningkatan urbanisasi dan sub-urbanisasi sebagai dampak demografi
menimbulkan permasalahan bagi sekolah, antara lain
a. Tanggung jawab sekolah memantu penyesuaian diri dengan kelompok yang
sebagian besar merupakan masyarakat perkotaan
b. Peran sekolah membantu kontrol sosial masyarakat
c. Bertanggung jawab menyiapkan peserta didik yang siap hidup di lingkungan
perkotaan
4) Perubahan politik masyarakat, bangsa, dan negara
Perubahan yang telah dan akakn terus berlangsung, yang memiliki dampak
terhadap pendidikan yang terjadi dalam struktur pemerintahan dan masyarakat,
3.
yaitu
a. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dengan kegatan-kegiatan masyarakat.
b. Berkembangnya saling ketergantungan pemerintahan antar negara.
Landasan kultural pendidikan
Landasan kultular mengandung makna norma dasar pendidikan yang bersumber
dari norma kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami
kehidupan berbudaya suatu bangsa kita harus memusatkan perhatian kita pada
berbagai dimensi ( Sastrapratejda,1992 :145). Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai
proses budaya mausia. Kegiatannya dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan,
dirasakan, dan dikehendaki manusia. Pendidikan merupakan proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan merupakan proses budaya,
yakni generasi manusia berturut-turut mengambil peran, sehingga menghasilkan
peradapan masa lampau dan mengambil peranan pada masa kini serta mampu
menciptakan peradaban di masa depan.
a. Kebudayaan dan sekolah
sekumpulan pengetahuan yang tersusun dalam proses belajar dan mengajar, proses ini
bersifat psikologis. Perhatian utama dalam psikologi pendidikan adalah:
a.
b.
c.
d.
(engineering), dan teknologi. Pendidikan dan teknologi memang saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan. Kemajuan pendidikan akan berpengaruh terhadap kemajuan
iptek, sebaliknya perkembangan iptek akan berpengaruh pada perkembangan
pendidikan. Hal ini terjadi karena setiap perkembangan iptek harus segera
diimplementasikan oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil
pengembangan iptek ke dalam isi bahan ajar. Sebaliknya, pendidikan sangat
dipengaruhi oleh cabang-cabang iptek (Psikologi, Sosiologi, Antropologi). Ini berarti
bahwa, dunia pendidikan harus berlandaskan pada perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi agar perkembangan pendidikan tidak ketinggalan dengan kemajuan
iptek.
6. Landasan Pendidikan Nasional di Indonesia
Landasan Ideal: Pancasila
Di dalam Pasal 2 UU No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa Pendidikan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Rincian selanjutnya
tentang hal itu tercantum dalam penjelasan UU-RI No. 2 Tahun 1989, yang
menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk di bidang pendidikan, adalah
pengamalan Pancasila, dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan antara lain :
Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinngi
kualitasnya dan mampu mandiri (Undang-Undang, 1992: 24). Sedangkan Ketetapan
MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila itu adalah
jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa
Indonesia, dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala
gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari
segala sumber nilai yang menjadi pangkal, serta muara dari setiap keputusan dan
tindakan dalam pendidikan. Dengan kata lain, Pancasila merupakan sumber nilai
dalam pendidikan.
10
nasional, yang sejak orde lama pelaksanaannya dilakukan secara bertahap melalui
pembangunan nasional semesta berencana 9 tahun (1961 sampai 1969), yakni GBHN
1960. Namun dengan meletusnya G30S/PKI tahun 1965, maka pelaksanaannya gagal
tidak sampai tahun 1969. Sejak masa orde baru pelaksanaan pembangunan pendidikan
nasional dilakukan secara bertahap melalui pembangunan lima tahun (Pelita), yakni
GBHN 1973, GBHN 1978, GBHN 1983, GBHN 1988, GBHN 1993, GBHN 1998,
maka lahirlah GBHN 1999.
Sedangkan untuk operasionalisasi pendidikan nasional, telah dikeluarkan UU
Pokok Pendidikan Nasional sebagai usaha pembangunan pendidikan nasional antara
lain:
1. UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah
2. UU No. 12 Tahun 1954 tentang Pernyataan Berlakunya UU No. 4 Tahun 1950
11
3.
4.
5.
6.
7.
Indonesia
dilaksanakan
dengan
memperhatikan
asas-asas
masyarakat.
e. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan Ketahanan Nasional dan Wawasan
Nusantara.
f. Asas Bhinneka Tunggal Ika.
12
g.
h.
i.
j.
harus mampu menghayati nilai-nilai itu secara kreatif serta dapat meningkatkan
kemampuan memperoleh dan menciptakan pekerjaan melalui berbagai macam
kemungkinan.
Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional pada hakikatnya adalah fundamental
(dasar) yang menjiwai dan mewarnai pelaksanaan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Asas-asas tersebut, harus digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan.
Dari kesebelas asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional menurut rumusan
KPPN tersebut diatas, yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan yang
dibahas secara khusus disini, adalah:
a. Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini termasuk salah satu asas dari system among yang dikembangkan oleh Ki Hajar
Dewantara yang telah merumuskan pengelolaan situasi belajar dan mengajar dengan
asas pengendalian yang terkenal dengan ajarannya tut wuri handayani.
Maksud asas tut wuri handayani adalah sebagai pendidik hendaknya mampu
menyalurkan dan mengarahkan perilaku dan segala tindakan siswa untuk mencapai
tujuan pendidikan yang dirancang. Implikasi dari penerapan asas ini dalam pendidikan
antara lain:
1. Seorang pendidik diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide dan prakarsa yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
2. Seorang pendidik berusaha melibatkan fisik, mental, intelektual, dan emosional siswa
secara maksimal dan optimal dalam mengaktualisasikan pengalaman belajar, upaya
melibatkan siswa seperti yang sering dikenal dengan cara belajar siswa aktif (CBSA).
3. Peranan pendidik hanyalah bertugas mengarahkan siswa sevagai fasilitatot, motivator,
dan pembimbing dalam rangka mecapai tujuan belajar.
4. Dalam rangka proses belajar mengajar dilaksanakan secara bebas tetapi terkendali,
interaksi pendidik dan siswa mencerminkan hubungan manusiawi serta merangsang
berfikir siswa, memanfaatkan bermacam-macam sumber, kegiatan belajar yang
dilakukan siswa bervariasi, tetapi tetap dibawah bimbingan guru.
13
maningkatnya
14
UNESCO pada awal tahun 1987 di Dakar ibukota Senegal mencanangkan suatu program
pendidikan bagi semua orang dikawasan Asia dan Pasifik yang dikenal dengan program
APPEAL (Asia Pacific Programme of Education for All). Konferensi dunia tentang
Pendidikan Untuk Semua yang disponsori oleh UNESCO, UNICEF, UNDP, dan Bank
Dunia melahirkan deklarasi tentang pendidikan untuk semua.
Penerapan deklarasi dunia tentang Pendidikan Untuk Semua, dilakukan dengan
memperhatikan cakupan yang menjadi pusat sasaran, yaitu:
1. Perluasan pendidikan anak dan berbagai kegiatan pengembangannya termasuk upaya
mengikutsertakan keluarga dan masyarakat terutama untuk anak-anak miskin yang
kurang beruntung dan yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental.
2. Pendidikan dasar semesta diupayakan melalui program pendidikan dasar Sembilan
tahun (jalur pendidikan sekolah) atau program kejar paket A dan B (jalur pendidikan
luar sekolah).
3. Memberantas buta huruf dengan penekanan sasaran pada kaum wanita, sehingga
benar-benar mengurangi perbedaan yang ada sekarang ini antara tingkat buta huruf
pria dan wanita.
4. Peningkatan mutu pendidikan dasar dan pelatihan keterampilan yang diarahkan pada
peningkatan
kesejahteraan
kesempatan
mendapatkan
lapangan
kerja
dan
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat filosofis yang dijadikan
dasar atau titik tolak pendidikan. Sedangkan, landasan sosiologis pendidikan
mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan
masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Pendidikan merupakan proses budaya,
yakni generasi manusia berturut-turut mengambil peran, sehingga menghasilkan
15
peradaban masa lampau dan mengambil peranan pada masa kini serta mampu
menciptakan peradaban di masa depan. Psikologi sebagai ilmu bantu yang mendasari
pelaksanaan pendidikan berorientasi pada tiga hal yaitu: hakikat siswa, proses belajar,
dan peranan guru. Karena guru merupakan sentral pengendalian proses belajarmengajar, maka dalam penyampaian pesan, guru harus mampu mendasarkan pada:
perbedaan individu siswa, serta prinsip-prinsip belajar.
Dalam kehidupannya, manusia selalu terlibat dalam kegiatan belajar. Teori
belajar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Teori Disiplin Mental
Yaitu, belajar sebagai usaha melatih dan mendisiplinkan daya pikir (disiplin
mental). Sehingga memberikan peluang kepada anak didik untuk berkembang
sesuai kehendak Tuhan (aktualisasi). Selain itu, Mengasosiasikan ide baru dengan
ide lama yang telah terdapat dalam jiwa kita (appersepsi).
b. Rumpun Behaviorisme
Perubahan tingkah laku yang dapat diamati yang dapat terjadi melalui stimulus
dan respons yang dihubungkan dengan prinsip mekanis (Conditioning S-R) dalam
prossesnya, Conditioning dilakukan tanpa reinforcement sedangkan, Conditioning
melalui reinforcement.
c. Rumpun Gestalt-Medan
dalam teori ini, keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian (teori
Insight),
iptek, dan
Indonesia
dilaksanakan
dengan
memperhatikan
asas-asas
16
k.
l.
m.
n.
masyarakat.
o. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan Ketahanan Nasional dan Wawasan
p.
q.
r.
s.
t.
Nusantara.
Asas Bhinneka Tunggal Ika.
Asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan.
Asas manfaat, adil, dan merata.
Asas ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
Asas kepastian hukum.
Sedangkan yang dijadikan acuan dalam
secara khusus disini, adalah asas tut wuri handayani, asas pendidikan seumur hidup
dan pendidikan untuk semua.
B. Saran
Dari pembahasan di atas alangkah baiknya jika sistem pendidikan di Indonesia
dilaksanakan sesuai dengan landasan-landasan dan asas-asas pendidikan yang ada.
Agar masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya pendidikan sehingga terlahir
masyarakat yang terdidik.
17
DAFTAR PUSTAKA